Sunteți pe pagina 1din 4

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),

Volume 2, Nomor 3, Maret 2014


Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-Faktor Utama Penyebab Human Error Dalam Kecelakaan Pada Operator Alat
Berat Bergerak di Tambang Bawah Tanah PT. Freeport Indonesia

Triana Primadewi*), Baju Widjasena**), Ida Wahyuni**)


*)
Mahasiswa Bagian Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
**)
Staf Pengajar Bagian Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Each did a job in the workplace, a person or a group of workers at risk of an accident or
occupational disease. Human error was the cause of 80 % to 90 % of workplace accidents and is a
major contributor to accidents. In underground mines PT. Freeport Indonesia, mobile heavy
equipment accident at a 'top risk # 1' where a high number of events. Factors causing these accidents
are often associated with human failure was an indication of human error. Human error is also
related to human factors occurs in a series of stages that include threats as a latent failure, situation
awareness and action error as well as an active failure. The purpose of this study was to identified the
main factors causing human errors that contributed to the incidence of accidents in the mobile heavy
equipment operators at underground mines of PT. Freeport Indonesia. This research was an
explanatory research with cross sectional and longitudinal retrospective study to investigate used a
Human Factors Investigation Tool (HFIT). The number of samples in this study were 35 respondents.
The results of this research conducted is a major factor in the discovery of each of these elements.
Elements of occupational factors on threats approved by 24 operators (69%), the detection and
perception of the elements of situation awareness experienced by 19 operators (54%), and the timing
error of the action elements committed by the 19 operators (54%). The statistic results with chi-
square test indicates these three factors did not have a meaningful relationship, but has influences
from one to another. Based on these findings, it is suggested that short- term improvements to give the
referrals about safety to the workers and the long-term improvement is to create an integrated system
to reduce it.
Keywords : Accident, Human Error, Action Error, Situation Awareness, Threats

223
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 3, Maret 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN restropektif.6 Sampel penelitian berjumlah 35


Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di responden yang merupakan operator alat berat
tempat kerja yang menimbulkan korban jiwa, bergerak di tambang bawah tanah PT. Freeport
kerusakan materi, dan gangguan produksi.1 Indonesia. Uji yang digunakan dalam penelitian
Human error menjadi sebab 80% sampai 90% ini adalah Chi Square.
kecelakaan kerja.2 Faktor manusia memegang
peranan penting di dalam sistem keselamatan HASIL PENELITIAN
kerja dan juga sebaliknya, dalam menentukan Action Error
terjadinya kecelakaan kerja.3 Pada elemen Action Error terdapat beberapa
Untuk menganalisis kecelakaan, prinsip penjabaran, yaitu ‘pekerjaan terlewatkan’ dengan
dasar yang digunakan sebaiknya adalah frekuensi 12 (34%); ‘waktu’ dengan frekuensi 19
pendekatan sistem yang harus ditelaah bila (54%); ‘urutan kerja’ dengan frekuensi 1 (3%);
dibandingkan dengan kesalahan individu dan ‘kualitas kerja’ dengan frekuensi 6 (17%);
harus diperiksa untuk mendapatkan pemahaman ‘pemilihan alat’ dengan frekuensi 0 (0%);
penuh mengenai suatu peristiwa. Pandangan baru ‘komunikasi’ dengan frekuensi 5 (14%); serta
mengenai human error menunjukkan bahwa: ‘pelanggaran’ dengan frekuensi 15 (43%). Dari
human error bukanlah penyebab kegagalan, ini hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
adalah efek atau gejala masalah yang lebih elemen action error, perihal yang paling banyak
dalam, human error secara sistematis terhubung terjadi adalah waktu dalam mengerjakan
ke peralatan kerja yang digunakan, tugas serta pekerjaan yang dilakukan.
lingkungan kerja, dan human error bukanlah Situation Awareness
kesimpulan dari investigasi insiden, hal tersebut Pada elemen kedua yaitu Situation
merupakan titik awal.4 Awareness terdapat beberapa kategori penjabaran
PT. Freeport Indonesia melibatkan banyak dengan hasil sebagai berikut : ‘perhatian’ dengan
pekerja dan berbagai macam peralatan termasuk frekuensi 11 (31%); ‘deteksi/persepsi’ dengan
alat berat bergerak yang dikendalikan oleh frekuensi 19 (54%); ‘memori‘ dengan frekuensi
operator. Dari ’top 10 risk’ di tambang bawah 4 (11%); ‘interpretasi’ dengan frekuensi 2 (6%);
tanah, kecelakaan yang paling banyak terjadi ‘pengambilan keputusan’ dengan frekuensi 15
adalah tertabrak alat berat yang bergerak. (43%); ‘asumsi’ dengan frekuensi 9 (26%); serta
Berdasarkan Preliminary Report serta pengisian ‘respon’ dengan frekuensi 5 (14%). Dari hasil
Root Cause Analysis Process (RCAP) pada tiap tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam elemen
kecelakaan yang melibatkan alat berat yang situation awareness, perihal yang paling banyak
bergerak di PT. Freeport Indonesia pada bulan terjadi adalah gangguan dalam mendeteksi atau
Agustus-Oktober 2013 banyak terjadi karena persepsi akan situasi sekitar saat melakukan
adanya kontribusi operator sebagai pekerjaan.
5
penyebabnya. Oleh sebab itu, maka kejadian Threats
kecelakaan yang berkaitan dengan human error Dalam elemen ketiga yaitu Treats terdapat
harus ditelaah lebih lanjut. 12 kategori penjabaran dengan hasil sebagai
berikut: ‘prosedur’ dengan frekuensi 6 (17%);
METODE PENELITIAN ‘persiapan kerja’ dengan frekuensi 2 (6%);
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ‘faktor pekerjaan‘ dengan frekuensi 24 (69%);
adalah survey analitik (explanatory research) ‘faktor personal’ dengan frekuensi 9 (26%);
dengan pendekatan cross sectional (belah ‘pelatihan dan kompetensi’ dengan frekuensi 7
lintang) dengan cara observasi atau pengumpulan (20%); ‘komunikasi’ dengan frekuensi 11 (31%);
data sekaligus pada suatu saat (point time serta ‘kerjasama tim’ dengan frekuensi 19 (54%);
approach) yang bersifat longitudinal ‘pengawasan’ dengan frekuensi 11 (31%);

224
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 3, Maret 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

‘organisasi/budaya keselamatan’ dengan dengan jawaban positif operator pada


frekuensi 5 (14%); ‘lingkungan kerja‘ dengan pernyataan yang berkaitan dengan kegagalan
frekuensi 23 (66%); ‘interaksi manusia-mesin’ sistem yaitu threats.
dengan frekuensi 8 (23%); ‘peralatan’ dengan Kegagalan pengelolaan waktu terjadi berupa
frekuensi 23 (66%). Dari hasil tersebut, dapat tempo kerja operator yang terlalu cepat/terburu-
disimpulkan bahwa dalam elemen threats, faktor buru ataupun terlalu lambat, kegagalan
pekerjaan menjadi masalah utama yang bisa saja pengelolaan waktu juga terjadi pada saat operator
berkontribusi dalam terjadinya kecelakaan kerja melakukan respon dalam situasi tertentu.
pada operator alat berat bergerak di tambang Kegagalan deteksi dan persepsi terjadi
bawah tanah PT Freeport Indonesia. berupa kegagalan dalam mendeteksi
Hubungan Antar Faktor-Faktor Utama isyarat/stimulus yang diterima, adanya hambatan
Penyebab Human Error dalam memperhatikan lingkungan sekitar.
Berdasarkan uji Chi Square untuk menguji Sedangkan gangguan fungsi indera yang juga
hubungan antara faktor pekerjaan dengan berperan dalam deteksi dan persepsi tidak
deteksi/persepsi menunjukkan nilai X2 = 0,293 ditemukan pada operator yang diteliti.
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan Faktor pekerjaan dapat berupa pengaturan
yang bermakna antar kedua kategori ini, namun jam kerja dan istirahat, tuntutan tugas yang tinggi
nilai risiko yang muncul sebesar 0,936 yang ataupun rendah, serta tantangan pekerja dalam
berarti masih ada pengaruh antara keduanya. mengalami perubahan pada pekerjaannya.7
Berdasarkan uji Chi Square untuk menguji Ketiga faktor utama penyebab human error
hubungan antara deteksi/persepsi dengan waktu ini sebagai turunan dari teori utama sejalan
kerja menunjukkan nilai X2 = 1,000 yang dengan teori dan hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang Jessica Marrie bahwa human error terjadi karena
bermakna antar kedua kategori ini, namun nilai kesalahan yang dilakukan berdasarkan
risiko yang muncul sebesar 0,936 yang berarti keterampilan pekerja yang salah satunya
masih ada pengaruh antara keduanya. merupakan timing error.8 Kegagalan visual yang
Berdasarkan uji Chi Square untuk menguji dilakukan pada tahap deteksi/persepsi hingga
hubungan antara faktor pekerjaan dengan waktu menimbulkan kegagalan dalam prosesnya juga
kerja menunjukkan nilai X2 = 0,503 yang menjadi penyebab kejadian human error.
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang Kontributor lainnya sejalan dengan penelitian Li-
bermakna antar kedua kategori ini, namun nilai Yuan Ting bahwa manajemen sumber daya
risiko yang muncul sebesar 1,280 yang berarti mempengaruhi kejadian human error, yaitu
masih ada pengaruh antara keduanya. dalam faktor pekerjaan.4 Ketiga unsur tersebut
Pada penelitian ini, seluruh operator yang juga didukung kategori lain dalam HFIT sebagai
mengalami kecelakaan menyetujui sedikitnya penyebab dalam runtutan proses terjadinya
salah satu kategori yang ada pada masing-masing human error yang berbeda pada tiap operator.
elemen action error dan situation awareness, Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu
karena elemen-elemen tersebut berkaitan sama lainnya.
langsung dengan faktor manusia maka dapat Berdasarkan temuan yang diperoleh dari
disimpulkan bahwa ada kontribusi human error penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa
pada kecelakaan alat berat bergerak di tambang cara pengendalian sebagai rekomendasi yang
bawah tanah PT. Freeport Indonesia. Pada dapat dilakukan untuk mereduksi kejadian
penelitian ini seluruh operator juga menyetujui human error yang berdampak pada kecelakaan
adanya kegagalan sistem yang secara tidak kerja, yaitu dengan melakukan kegiatan
langsung juga menjadi faktor penyebab perbaikan dengan menciptakan suatu sistem yang
terjadinya kecelakaan, hal tersebut dibuktikan terintegrasi dengan sembilan langkah

225
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 3, Maret 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

implementasi, yaitu identifikasi bahaya, 4. Memperluas sasaran penelitian mengenai


penilaian risiko, dan penentuan pengendalian; human error berdasarkan jenis pekerjaan
persyaratan hukum; objektif dan program; dan tingkat keparahan kecelakaan.
pelatihan, kepedulian, dan kompetensi; Bagi Perusahaan
komunikasi, konsultasi, dan partisipasi; 1. Mengidentifikasi penyebab human error
pendokumentasian dan pengendaliannya; yang berkontribusi terhadap kejadian
pengendalian operasi; pemantauan dan kecelakaan dengan pendekatan pekerja dan
pengukuran kinerja; serta penyelidikan insiden, sistem, sehingga dapat dilakukan tindakan
ketidaksesuaian, tindakan koreksi, dan pencegahan yang tepat.
pencegahan.1 2. Menerapkan dan menjalankan sistem
terintegrasi untuk mereduksi kejadian
KESIMPULAN human error pada operator alat berat dan
1. Faktor utama penyebab terjadinya human melakukan pengembangan untuk mencegah
error dalam kecelakaan pada elemen action terjadinya kecelakaan pada sektor lain.
error adalah kegagalan pengelolaan waktu Bagi Pekerja
yang dilakukan oleh 19 operator (54%). Mematuhi seluruh prosedur dan menjalankan
2. Faktor utama penyebab terjadinya human arahan yang diberikan perusahaan berkaitan dengan
error dalam kecelakaan pada elemen keselamatan kerja, sehingga dapat menumbuhkan
situation awareness yang berkaitan dengan kesadaran keselamatan kerja bagi diri sendiri dan
orang lain serta menjadikannya sebagai budaya yang
gangguan proses kognitif pada operator
sejalan dengan pekerjaan yang dilakukan.
adalah kegagalan deteksi dan persepsi yang
dialami oleh 19 operator (54%).
DAFTAR PUSTAKA
3. Faktor utama penyebab terjadinya human
1. Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen
error dalam kecelakaan pada elemen threats Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
yang merupakan bagian dari kegagalan Jakarta : PT Dian Rakyat, 2010.
sistem adalah faktor pekerjaan yang 2. Winarsunu, Tulus. Psikologi Keselamatan Kerja.
disetujui oleh 24 operator (69%). Malang : UMM Press, 2008.
4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara 3. Stranks, Jeremy. Human Factors and
faktor-faktor utama penyebab human error Behavioural Safety. UK: Elsevier, 2007.
dalam kecelakaan,namun ketiganya 4. Ting, Li-Yuan. The Identification of Human
memiliki pengaruh yang akan menimbulkan Errors Leading to Accidents for Improving
Aviation Safety. Member IEEE, 2008.
risiko antara faktor yang satu dengan yang
5. Safety Department, Underground Division. UG
lain.
Top 10 Risk; Root Cause Analysis Process
Saran (RCAP). Tembagapura : PTF, 2013.
Bagi Peneliti Lain 6. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian
1. Menganalisis faktor-faktor utama penyebab Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002.
human error di perusahaan. 7. Gordon, Rachael. Safety Science 43 : Designing
2. Melakukan penelitian mengenai efektivitas and evaluating a human factors investigation
investigasi kecelakaan dan tools (HFIT) for accident analysis. Scotland :
membandingkannya dengan tatacara yang Elsevier, 2005.
sudah diterapkan perusahaan. 8. Marrie, Jessica. Human Error In Mining : A
multivariable analysis of mining
3. Melakukan penelitian mengenai efektivitas
Accidents/Incidents in Queensland, Australia
program pencegahan human error di
and the United States of using the Human
perusahaan. Factors Analysis and Classification System
Framework. Clemson University, 2009.

226

S-ar putea să vă placă și