Sunteți pe pagina 1din 49

LAPORAN KEPERWATAN KOMUNITAS

DESA ANJIR SEBERANG PASAR I

OLEH KELOMPOK 5 :

AJIJAH FITRI BAROKAH


ALVIANA HARLINDA ULVA HANDI KUSANTO ENAL
ANY HALIMAH M. ALFIANNOR
DESI NATALIA MARIA MALVEGA EKA HUANG
EKY VEFBRUARY MEILAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018 – 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang, salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai
inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga
Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat atau status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakikat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan
Nasional dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional. Agar tujuan dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif
dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan
lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia diberbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang
kesehatan. Dengan berkembangnya paradigma sehat-sakit, saat ini telah terjadi
pergeseran, antara lain perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan
promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-
unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif.
Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
ikut berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan
secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti
seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu,
keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut di atas perlu diselenggarakan dalam
upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka program
pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu, dengan melalui
pendekatan promotif (peningkatan) kesehatan masyarakat, preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif kesehatan masyarakat,
sehingga Profesi Ners Stage Komunitas akan dapat berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dan diharapkan, bila pembangunan kesehatan tersebut
telah dilakukan dengan sebenar-benarnya dan berdasarkan atas Sistem
Kesehatan Nasional.
Profesi Ners Stage Komunitas merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian
kepada masyarakat, agar mahasiswa memperoleh pengetahuan secara
komprehensif sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan
mahasiswa.
Pada Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kegiatan ini harus dilakukan
oleh setiap mahasiswa yang telah selesai mengikuti mata ajaran Keperawatan
Komunitas dengan pendekatan pelayanan kesehatan utama (Primary Health
Care).
Stage Komunitas adalah suatu tatanan yang nyata dalam memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan proses keperawatan kepada
keluarga atau kelompok dan masyarakat, bersama-sama dengan upaya yang
dilaksanakan di puskesmas. Dengan demikian, maka kegiatan komunitas yang
dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Tahun
Akademik 2018/2019 dan di wilayah kerja puskesmas dan mengikuti program-
program yang akan dan sedang digarap oleh puskesmas yang bersangkutan.
Melalui Stage komunitas ini merupakan salah satu upaya peningkatan
kemampuan dengan individu, keluarga, dan kelompok ditatanan pelayanan
kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, juga mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan diharapkan
mempunyai pengalaman belajar di lingkup masyarakat (pedesaan) khususnya
dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang ditemui selama berada di
lapanganatau lahan praktek. Selain itu juga, sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional serta mempunyai potensi keperawatan
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa
Program Profesi Ners B Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kelompok 5
melaksanakan Praktek di Desa Anjir Seberang Pasar I kecamatan Anjir Pasar
Kabupaten Barito Kuala dengan menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
kelompok dan masyarakat.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara memberdayakan kader
kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok Pengajian. Dengan
pendekatan masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang
lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan instansi terkait dan seluruh
komponen kota untuk mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan. Masyarakat diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan
bagi anggota keluarga atau masyarakatnya, mampu memberikan perawatan,
menciptakan lingkungan yang sehat, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan risiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerja sama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa
dapat memiliki pengalaman dalam memberikan perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan metode atau pendekatan proses
keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa
mampu:
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan komunitas.
b. Merencanakan intervensi keperawatan kesehatan komunitas
berdasarkan diagnosis kesehatan komunitas dan kebutuhan kesehatan
utama dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi (ibu, anak, dan
usia lanjut).
c. Melaksanakan keperawatan kesehatan komunitas untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan sumber
yang ada dan potensial serta menggunakan teknik tepat guna
termasuk melakukan rujukan dan menyusun strategi pendidikan
kesehatan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data yang berhubungan
dengan tindakan keperawatan kesehatan komunitas.
e. Mengevaluasi pelayanan keperawatan kesehatan berdasarkan hasil
yang diharapkan atau kriteria yang telah ditetapkan.
f. Menghayati peranannya sebagai anggota tim kesehatan dan bekerja
sama secara efektif dan efisien.

1.3 KEGIATAN
1.3.1 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Profesi Ners Stage Komunitas dimulai dari tanggal 05
November – 2 Desember 2018.
1.3.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di Desa Anjir Seberang Pasar I Kecamatan Anjir
Pasar Kabupaten Barito Kuala.
1.3.3 Kegiatan dan Jadwal kegiatan terlampir.

1.4 MANFAAT KEGIATAN


1.4.1 Untuk Mahasiswa
Manfaat yang didapat dari Praktek ini bagi mahasiswa, antara lain :
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian, dan hubungan
interpersonal.
1.4.2 Untuk Masyarakat
Manfaat yang didapat dari Praktek ini bagi masyarakat, antara lain :
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan menyadari
masalah kesehatan serta mengetahui cara penyelesaian masalah yang
dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
1.4.3 Untuk Institusi Pendidikan
Manfaat yang didapat dari Praktek ini bagi pihak pendidikan, antara
lain:
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin khususnya di bidang keperawatan
komunitas.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
1.4.4 Untuk Profesi Kesehatan khususnya keperawatan
Manfaat yang didapat dari Praktek ini bagi profesi keperawatan, antara
lain :
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
terutama di lingkup keperawatan komunitas.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan yang komprehensif
telah terwujudkan.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini, penulis
menggunakan metodologi pendekatan komprehensif melalui proses Asuhan
Komunitas yang dituangkan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut :
1.5.1 Bab pertama, pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang,
tujuan, manfaat, kegiatan, sistematika penulisan dan metodologi
penulisan.
1.5.2 Bab kedua, tinjauan teoritis yang menguraikan tentang teori-teori terdiri
dari : keperawatan kesehatan komunitas, tujuan dan fungsi keperawatan
komunitas, sasaran, ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas,
kegiatan praktek keperawatan komunitas, prinsip dasar, model
pendekatan dan langkah-langkah proses keperawatan.
1.5.3 Bab ketiga, asuhan komunitas yang membahas tentang penerapan asuhan
keperawatan yang meliputi 2 (dua) tahapan yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan yang terdiri dari pengkajian, analisa data, penentuan
masalah kesehatan (penapisan masalah kesehatan, prioritas masalah,
planning of action), perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.5.4 Bab keempat, pembahasan hasil dari pengkajian, masalah keperawatan
komunitas yang meliputi dari pengkajian, penentuan prioritas masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.5.5 Bab kelima, penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

1.6 METODOLOGI PENULISAN


Metode Asuhan Keperawatan Komunitas yang digunakan dalam penulisan
laporan ini adalah melalui suatu kasus yang kemudian melaporkan langsung
hasil asuhan keperawatan dan kebidanan yang dilaksanakan pada masyarakat
atau komunitas dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi :
pengkajian, analisa data, penapisan masalah, prioritas masalah, planning of
action (POA), perencanaan kegiatan asuhan komunitas, pelaksanaan beserta
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Komunitas adalah kelompok soaial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal
di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok social yang mempunyai
interest yang sama (Riyadi, 2007).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu social
yang nerupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang
sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesehatan diharapkan
dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serts memecahkan masalah
tersebut (Elisabeth, 2007)
Keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat
ilmiah, dinamis, sistematis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat yang langkah-langkahnya dimulai dari (1) pengkajian:
pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah, (2) diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan, dan evaluasi
tindakan keperawatan (Wahit, 2005).
Proses keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok
khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan
kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh masyarakat formal
dan informal, sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan
secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar-benar mampu dan
mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diberikan.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan
dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan
komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Keperawatan
komunitas didasarkan pada asumsi :
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub system pelayanan kesehatan , di mana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi


dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu :
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif
rehabilitatif dan resosiliatif dengan penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara tim.
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku.
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.

2.2 TUJUAN DAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


2.2.1 Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan
fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
b. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam hal :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
2. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah.
3. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan.
4. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
5. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan
atau keperawatan.
6. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
7. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
8. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan.
9. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi puskesmas
dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
10. Tertanganinya kelompok-kelompok risiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.

2.2.2 Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhannya.

2.3 SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok Khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk di antaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: 1) ibu hamil; 2) bayi baru
lahir; 3) balita; 4) anak usia sekolah; serta 5) usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah: 1) penderita
penyakit menular, seperti: TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya; 2)
penderita dengan penyakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya: 1)
wanita tuna susila; 2) kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba; 3)
kelompok-kelompok pekerja tertentu; dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah: 1) panti
werdha; 2) panti asuhan; 3) pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental
dan sosial); serta 4) penitipan balita.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah ditetapkan
dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi, saling tergantung, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik,
maupun kesehatan khususnya.

2.4 RUANG LINGKUP PERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan, pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif, dan resosiliatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui kegiatan :
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita, dan ibu hamil.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas,
ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan :
a. Perawatan orang sakit di rumah (HomeNursing).
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin,
dan nifas.
d. Perawatan payudara.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan :
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, maupun kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC: latihan nafas dan batuk; penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosiliatif
Upaya resosiliatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga, dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, di antaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti khusus Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma,
dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosiliatif meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.5 KEGIATAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS


Kegiatan praktek keperawatan komunitasyang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan
wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut :
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus, baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan daerah binaan
kesehatan masyarakat.
2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan
penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu
usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan
komunitas.
10. Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11. Memberikan keteladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan
dan kesehatan.

2.6 PRINSIP DASAR


Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu
keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan,
dan ilmu sosial. Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Dengan
demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat
yaitu : (1). Ilmu keperawatan, (2). Ilmu kesehatan masyarakat, dan (3). Ilmu
sosial (peran serta masyarakat).
2.6.1 Ilmu keperawatan
Konsep keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 komponen konsep pokok
yang menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan
hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-
teori tersebut berhubungan satu dengan lainnya, yaitu : konsep manusia,
konsep kesehatan, konsep masyarakat, dan konsep keperawatan.
2.6.2 Ilmu kesehatan masyarakat
Dalam mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan dalam komunitas
diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah
kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi,
ilmu statistik kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor
penyebab dan alternatif pemecahannya. Termasuk juga diperlukan
pemahaman tentang konsep puskesmas, PHC atau Posyandu, dan untuk
merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan masyarakat. (Soekidjo Notoadmojo,
2003).
2.6.3 Ilmu sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh
seorang perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya,
sebab akan berhadapan dengan kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat. Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu
pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif
dan teori tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal ini bisa dirasakan
oleh petugas kesehatan saat menjalankan tugas, peran, dan fungsinya
dalam keluarga, kelompok, atau masyarakat dengan berbagai latar
belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat istiadat, dan
aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. (Nasrul Effendi, 1999).
Dengan memahami pengetahuan ilmu sosial petugas kesehatan
masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku
masyarakat ke arah yang positif dalam memelihara kesehatan keluarga,
kelompok, dan masyarakat sehingga menuju kemandirian (self care), di
mana mereka diharapkan dapat mengenal dan merumuskan masalah
kesehatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif
pemecahan masalah melalui perencanaan bersama, kemudian
melaksanakan kegiatan bersama berdasarkan perencanaan yang mereka
buat serta menilai hasil yang telah dicapai.

2.7 MODEL PENDEKATAN


Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat yangditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya
kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat akan dapat diatasi oleh
perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai
bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan
masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan
terhadap keluarga binaan disebut sebagai family approach, maka bila
pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach,
sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang dilakukan
terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan
melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.

2.8 LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN


Langkah-langkah dalam proses keperawatan di antaranya adalah sebagai
berikut:
(1) Proses keperawatan terbagi dalam empat tahap yaitu: identifikasi,
pengumpulan data, rencana dan kegiatan, serta penilaian (Depkes RI).
(2) Proses keperawatan terbagi dalam enam tahap yaitu: membina hubungan
saling percaya dengan klien, pengkajian, penentuan tujuan bersama,
merencanakan tindakan bersama klien, melaksanakan kegiatan sesuai
dengan rencana, dan hasil evaluasi (Freeman).
(3) Proses keperawatan terbagi dalam empat tahap yaitu: pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi (SG Bailon).
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
langkah-langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan atau intervensi
4. Pelaksanaan atau implementasi
5. Evaluasi atau penilaian
Langkah-langkah dalam proses keperawatan di atas akan dibahas satu persatu
dan lebih mendalam.
1. Pengkajian (assessment)
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah
kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
adalah :
a. Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok khusus, masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi, sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus
akurat dan dapat dilakukan analisa data untuk pemecahan masalah.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan
Mc Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas yaitu meliputi demografi,
populasi, nilai-nilai keyakinan, dan riwayat individu termasuk riwayat
kesehatan. Sedangkan faktor lingkungannya adalah lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi serta rekreasi.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan objektif.
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan. Sedangkan data objektif
merupakan data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan,
dan pengukuran.
Sumber data yang dikumpulkan dalam tahap pengkajian dapat berupa
data primer atau data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji yang dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. Sedangkan data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang tepercaya
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan klien, atau medical
record (Wahit, 2005).

Ada berbagai cara dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut :


1. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien,
maupun masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pasien atau keluarga pasien dan selanjutnya hasil wawancara
atau anmnesa dicatat dalam format proses keperawatan.
2. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca
indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.
3. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas di mana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosis keperawatan dengan cara : inspeksi (yaitu
melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga yang
sakit), palpasi (yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan), auskultasi
(yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan
bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya perawat komunitas
menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan
denyut jantung, bising usus, suara paru, dan sebagainya), dan perkusi
(adalah cara pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mengetukkan jari telunjuk atau alat reflexhammer pada bagian tubuh
yang diperiksa).
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
(1) Klasifikasi data atau kategorisasi data dengan cara :
a. Karakteristik demografi
b. Karakteristik geografi
c. Karakteristik sosial ekonomi
d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & MC Farlene
1988).
(2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan Telly.
(3) Tabulasi data
(4) Interpretasi data
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan. Tujuan dari analisa data adalah sebagai berikut :
(1) Menetapkan kebutuhan komunitas
(2) Menetapkan kekuatan
(3) Mengidentifikasi pola respons komunitas
(4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stresor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut
Mueke (1987) masalah tersebut terdiri dari: 1) masalah sehat-sakit; 2)
karakteristik populasi; serta 3) karakteristik lingkungan.
c. Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu, diperlukan prioritas masalah.
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
di antaranya adalah:
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
menurut Abraham H. Maslow yaitu sebagai berikut :
1. Keadaan yang mengancam kehidupan
2. Keadaan yang mengancam kesehatan
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas
sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan
komunitas adalah format penapisan menurut Mueke, dengan format
yaitu sebagai berikut:
Kriteria Penapisan
M Tersedia Sumber
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Sesuai dengan peran perawat komunitas

e
n
Sesuai dengan program pemerintah

e
Diagnosa
Kemungkinan untuk diatasi

t
Keperawatan
Sumber daya peralatan
a
Komunitas
Jumlah yang berisiko

JUMLAH SKORE
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu

Sumber daya orang


Sumber daya dana

p
Minat masyarakat
Besarnya risiko

k
a
n

s
k
ala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan: 1) masalah spesifik
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat; 2) kebijaksanaan nasional
dan wilayah setempat; 3) kemampuan dan sumber daya masyarakat, dan
4) keterlibatan, partisipasi, dan peran serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas :
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu.
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah-masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan
masalah-masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana
yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul.
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul. Jadi, yang dimaksud dengan diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan
memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin akan terjadi (potensial).
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain :
1) masalah yang ditetapkan dari data umum; b) masalah yang dianalisa dari
kesenjangan pelayanan kesehatan. Diagnosis keperawatan mengandung
komponen utama yaitu sebagai berikut :
a. Problem (masalah)
Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial.
3) Interaksi perilaku dan lingkungan.
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala)
Merupakan informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa atau
serangkaian petunjuk timbulnya suatu masalah.
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut :
1) Dengan rumus PES (Problem + Etiologi + Symptom)
2) Dengan rumus PE (Problem + Etiologi)
Jadi, menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung
dua komponen tersebut di atas, di samping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
telah ditetapkan dan rencana asuhan keperawatan disusun harus mencakup:
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria yaitu sebagai
berikut:
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat

Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi kriteria yang


mencakup yaitu sebagai berikut :
T = S + P + K.1 + K.2
Keterangan :
T = Tujuan
S = Subjek
P = Predikat
K.1 = Kondisi
K.2 = Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :


1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang
diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
S = Spesifik
M = Measurable atau dapat diukur
A = Attainable atau dapat dicapai
R = Relevant/Realistic atau sesuai
T = Time-Bound atau waktu tertentu
S = Sustainable atau berkelanjutan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan
masyarakat yaitu sebagai berikut :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan.
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini.
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat.
6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai.
7) Tindakan harus bersifat realistik.
8) Disusun secara berurutan.
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut :
1) Menggunakan kata kerja yang tepat.
2) Dapat dimodifikasikan.
3) Bersifat spesifik :
a) Siapa yang melakukannya ?
b) Apa yang dilakukan ?
c) Di mana dilakukan ?
d) Kapan dilakukan ?
e) Bagaimana melakukan ?
f) Frekuensi melakukan ?

4. Pelaksanaan (implementasi) keperawatan


Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat
kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya, dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, bidan desa, dan
anggota masyarakat. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan
atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dan berdasarkan iman dan takwa (IMTAQ).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat berdasarkan asas kemitraan.
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi komunitas organisasi dan partnerships in
community.

Selain prinsip di atas, prinsip lain yang perlu diperhatikan adalah :


a. Berdasarkan respons masyarakat.
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri
serta lingkungannya.
d. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
e. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat
secara essential.
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan yaitu :


1) Keterpaduan antara: biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana dan prasarana
dengan pelayanan kesehatan maupun lintas sektor lainnya.
2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat dalam
rangka alih peran.
3) Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
4) Adanya penyelenggaraan sistem rujukan baik medis maupun rujukan
kesehatan.
Level pencegahan dalam praktek keperawatan komunitas terdiri atas :
a) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang
tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek
waktu sakit dan tingkat keparahan.
c) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses
penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat
berfungsi optimal dari ketidakmampuannya.

5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan atas respons
komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian
yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu : a) daya guna; b)
hasil guna; c) kelayakan; serta d) kecukupan. Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian menurut Narul Effendy, 1998 adalah sebagai berikut :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respons komunitas terhadap program kesehatan.
Macam evaluasi: (1) formatif dan summatif, (2) input, procces, dan output.
Fokus evaluasi adalah :
a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan.
b) Perkembangan atau kemajuan proses.
c) Efisiensi biaya.
d) Efektivitas kerja.
e) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka
waktu berapa.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini
Gambar 2.1 Peran memandirikan klien dalam menanggulangmasalah kesehatan

Keterangan:

: Peran
Masyarakat

: Peran
Perawat
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat lebih
besar dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada
perawat.
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktivitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.
Dalam hasil evaluasi, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat
problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor
yang lain yang tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
Tujuan akhir dari perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas keluarga yaitu : mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
BAB III

LAPORAN ASUHAN KOMUNITAS DALAM PRAKTIK STAGE KEPERAWATAN


KOMUNITAS DI DESA ANJIR SEBERANG PASAR KECAMATAN ANJIR PASAR
KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Data Demografi Desa Karang Indah


Desa Anjir Seberang Pasar di Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito
Kuala, Desa Anjir Seberang Pasar merupakan salah satu desa di
Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan
Selatan, memilik luas 11.500 km2. Desa Anjir Seberang Pasar Iterdiri
dari 8RTdan memiliki jumlah penduduk 1750 jiwa yang terdiri dari
883laki-laki dan 867jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga
530KK. (Profil Desa Anjir Seberang Pasar, 2017)
3.1.2 Tabulasi Data Penduduk
Setelah dilakukan wawancara dan observasi pada pengkajian data dari
tanggal 7 November – 12 November 2018 didapatkan data sebagai
berikut:
JUMLAH KK : 446
JUMLAH JIWA: 1475

3.1.2.1 Total jumlah warga Per RT


Warga Per RT Jumlah Persen (%)
RT 1 419 28,4
RT 2 231 15,7
RT 3 131 8,9
RT 4 141 9,5
RT 5 215 14,6
RT 6 145 9,8
RT 7 137 9,3
RT 8 56 3,8
Total 1475 100
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk paling banyak
adalah RT 1 dengan jumlah penduduk 419 orang (28,4%).
Sedangkan penduduk dengan jumlah sedikit adalah RT 8
dengan jumlah 56 orang (3,8%).
3.1.2.2 Total berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)
Pria 722 48,95
Wanita 753 51,05
Total 1475 100
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk di desa anjir
seberang pasar berdasarkan jenis kelamin adalah wanita
dengan jumlah 753 orang (51,05%). Sedangkan jumlah pria di
desa anjir seberang pasar adalah 753 orang (48,95%).

3.1.2.3 Total Berdasarkan Kehamilan


Kehamilan Jumlah Persen (%)
Ya 0 0
Tidak 697 47,25
Tidak masuk kategori 778 52,75
Total 1475 100
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk berdasarkan data
kehamilan di desa anjir seberang pasar dengan jumlah
persentasi 0%.

3.1.2.4 Total Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan (per Jiwa)


Pendidikan Jumlah Persen (%)
Tidak Pernah Sekolah 229 15,53

Tidak Tamat SD/MI 160 10,85

Tamat SD 544 36,88


TAMAT SLTP 268 18,17

Tamat SLTA 238 16,14

Tamat D1,D2,D3 12 0,81

Tamat PT 24 1,62
Total 1475 100
Berdasarkan tabel di atas, distribusi penduduk yang paling
banyak mempunyai pendidikan tingkat SD yaitu 544 orang
(36,88%). Sedangkan penduduk yang berpendidikan dengan
jumlah terendah dengan Tamat D1, D2, D3 adalah 12 orang
(0,81%).

3.1.3.4 Total Distribusi Warga berdasarkan pekerjaan


Pekerjaan Jumlah Persen (%)
Tidak Bekerja 288 19,53
Sekolah 300 20,34
TNI/POLRI 4 0,27
PNS 28 1,89
Wiraswasta/swasta 224 15,19
Petani 445 30,17
Nelayan 0 0
Buruh 4 0,27
Lainnya 182 12,34
Total 1475 100
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar penduduk bekerja
sebagai Petani yaitu sebesar 445 orang (30,17%). Sedangkan
persentasi pekerjaan terendah adalah nelayan dengan jumlah
persentasi 0 %.

3.1.3.5 Total distribusi Warga berdasarkan Agama (Per Jiwa)


No Agama Frekuensi %
1 Islam 1473 99,86
2 Kristen 2 0,14
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Katolik 0 0
Total 1475 100
Berdasarkan tabel di atas mayoritas agama yang dianut oleh
penduduk Desa Anjir Seberang Pasar I adalah Islam yaitu
sebanyak 1473 orang (99,86%) dan agama Kristen sebanyak 2
orang (0,14%).

3.1.3 Data Kesehatan Penduduk


3.1.3.1 Total Penyakit Tuberkolosis

Diagnosis TB Jumlah Persentase (%)


Ya 0 0
Tidak 1475 100
Total 1475 100

Berdasarkan data di atas dari total jumlah penduduk yang


masuk kategori tidak didiagnosis terkena penyakit tuberkulosis
sebanyak 1475 orang.
3.1.3.2 Total Penyakit Hipertensi

Diagnosis Hipertensi Jumlah Persentase (%)


Ya 43 2,92
Tidak 1432 97,08
Total 1475 100

Berdasarkan data di atas jumlah penduduk dengan Penyakit


Hipertensi adalah 43 orang (2,92%).

3.1.3.3 Total Minum Obat Hipertensi Secara Teratur


Minum Obat Hipertensi Secara
Teratur Jumlah Persen (%)
Ya 29 67,44
Tidak 14 32,56
Total 43 100
Berdasarkan data di atas jumlah penduduk dengan Minum Obat
Hipertensi Secara Teratur adalah 29 orang (67,44%) dan yang
tidak minum obat dengan teratur sebanyak 14 orang (32,56%).

3.1.3.4 Total Gangguan Jiwa


Gangguan Jiwa Jumlah Persen (%)
Ya 3 0,20
Tidak 1472 99,8
Total 1475 100
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk di desa anjir
seberang pasar I ada yang mengalami gangguan jiwa dengan
jumlah persentasi 3 orang(0,20%).

3.1.2.8 Total minum obat jiwa


minum obat jiwa Jumlah Persen (%)
Ya 2 66,67
Tidak 1 33,33
total 3 100
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk yang mengalami
gangguan jiwa dan minum obat jiwa dengan jumlah 2 orang
(66,67%).

3.1.2.9 Anggota Keluarga Yang Dipasung


Anggota Keluarga Yang Dipasung Jumlah Persen (%)
Tidak 3 100
Ya 0 0
Total 3 100
Berdasarkan data di atas, dari total penduduk yang mengalami
gangguan jiwa di desa anjir seberang pasar I tidak ada anggota
keluarga yang dipasung.

3.1.2.8 Kartu Jaminan Kesehatan


Kartu Jaminan Kesehatan Jumlah Persen (%)
Ya 128 8,68
Tidak 1347 91,32
Total 1475 100
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk yang memiliki kartu
jaminan kesehatan adalah 128 orang (8,68%). Sedangkan yang
tidak memiliki kartu jaminan kesehatan adalah 1347 orang
(91,32%).

3.1.2.9 Merokok
Merokok Jumlah Persen (%)
Ya (Setiap hari,Sering/kadang- 303 20,54
kadang)
Tidak (Tidak/Sudah berhenti) 1172 79,46
Total 1475 100,0
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk yang merokok adalah
303 orang (20,54%). Sedangkan yang tidak merokok adalah
1172orang (79,46%).

3.1.2.10 Fasilitas Air Bersih dan Jamban Keluarga


a. Sumber Air

Sumber Air Jumlah Persen (%)


PDAM,sumur pompa, sumur gali 1259 85,36
Sumur terbuka, air sungai, 216 14,64
danau/telaga
Total 1475 100
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang
menggunakan sumber air PDAM,sumur pompa, sumur
gali adalah 1259 orang (85,36%). Sedangkan jumlah
penduduk yang menggunakan sumber air Sumur terbuka,
air sungai, danau/telaga adalah 216 orang (14,64%).
b. Jamban Keluarga
Jamban Jumlah Persen (%)
Ya 1290 87,46
Tidak 185 12,54

Total 1475 100

Berdasarkan tabel di atas, dari total jumlah penduduk


1475, sebanyak 1290 (87,46%) penduduk memiliki
jamban keluarga di rumah, dan sebanyak 185 (12,54%)
penduduk tidak memiliki jamban keluarga di rumah.

3.1.7.2 Data Reproduksi


a. Total Penggunaan Alat Kontrasepsi
Penggunaan Alat Kontrasepsi Jumlah Persen (%)
Ya 356 58,55
Tidak 252 41,45
Total 608 100
Berdasarkan data di atas jumlah Penggunaan Alat
Kontrasepsi adalah 356 orang (58,55%). Sedangkan jumlah
persentasi yang tidak menggunakan alat kontrasepsi adalah
252 orang (41,45%).
b. Bersalin di fasilitas kesehatan
Bersalin di fasilitas
kesehatan Jumlah Persen (%)
Ya 14 100
Tidak 0 0
Total 14 100
Berdasarkan data di atas, jumlah ibu yang bersalin di fasilitas
kesehatan (Rumah sakit, PKM, Klinik bersalin Dll) adalah
sebanyak 14 orang (100%).
c. Asi Ekslusif
Asi Ekslusif Jumlah Persen (%)
Ya 12 92,30
Tidak 1 7,7
Total 13 100
Berdasarkan data di atas, jumlah bayi yang diberikan ASI
Ekslusif adalah sebanyak 12 orang (92,30%). Sedangkan yang
tidak diberikan ASI Ekslusif adalah 1 orang (7,7%).
d. Pemantauan Balita

Pemantauan Balita Jumlah Persentase


Ya 33 89,19
Tidak 4 10,81
Total 37 100

Berdasarkan data di atas dari total jumlah penduduk yang


masuk kategori balita yang dilakukan pemantauan yaitu
sebesar 89,19 %.

3.2 ANALISIS DATA


No Data Subjektif Data Objektif Masalah Penyebab
1. 1. Saat pengkajian, - Dari total Defesiensi Kurang terpapar
masyarakat penyakit Kesehatan informasi
mengatakan yang Komunitas mengenai
penyakit yang di diderita (hipertensi) penatalaksanaan
derita 6 bulan penduduk penyakit
terakhir terdapat ( hipertensi,)
kebanyakan 2,92%
tekanan darah hipertensi
tinggi (hipertensi) atau
2. Masyarakat sebanyak
mengatakan tidak 43 orang
membatasi untuk penderita
makanan yang hipertensi
dikonsumsi - Penderita
3. Masyarakat hipertensi
mengatakan kurang yang
tahu bagaimana meminum
cara mencegahnya obat secara
dan mengatasi teratur
kolesterol tinggi sebanyak
4. Sebagian warga 29 orang
mengeluh tengkuk (67,44%)
tegang, vertigo. dan yang
5. Sebagian tidak
Masyarakat minum
mengatakan bahwa obat
tekanan darahnya dengan
kadang meningkat teratur
6. Sebagian sebanyak
masyarakat 14 orang
mengatakan tidak (32,56%).
rutin dalam
mengontrol tekanan
darahnya
2. 1. Sebagian jumlah Perilaku kebiasaan
Masyarakat Desa penduduk yang kesehatan masyarakat yang
pada masyarakat merokok cenderung kurang sehat.
desa Anjir adalah 303 berisiko
Seberang Pasar 1 orang
mengatakan bahwa (20,54%).
mereka Sedangkan
mempunyai yang tidak
kebiasaan merokok merokok
yang tidak dapat adalah
dihentikan. 1172orang
2. Sebagian (79,46%).
Masyarakat Desa -
Anjir Seberang
Pasar 1
mengatakan
sebagian tidak
menggunakan air
bersih.
3. Sebagian
Masyarakat Desa
Anjir Seberang
Pasar Seberang 1
mengatakan
Kurang tahu cara
mencuci tangan
dan jajanan sehat
3. Sebagian Masyarakat jumlah Kurang Keterbatasan
mengatakan bahwa penduduk yang Pengetahuan ekonomi
kurang mengerti tentang memiliki kartu tentang JKN. keluarga
pentingnya memiliki jaminan
Kartu Jaminan kesehatan
Kesehatan Nasional adalah 128
orang (8,68%).
Sedangkan yang
tidak memiliki
kartu jaminan
kesehatan
adalah 1347
orang (91,32%).

3.3 Penapisan Masalah


N MASALAH Tot Prior
A B C D E F G H I J K
O KESEHATAN L al itas
1 Defesiensi 5 4 3 4 2 2 4 2 2 3 4 3 38 1
Kesehatan
Komunitas
(hipertensi)
berhubungan
dengan
Kurang
terpapar
informasi
mengenai
penatalaksanaa
n penyakit
( hipertensi)
2 Perilaku 5 4 4 2 2 2 4 2 2 3 3 3 37 2
kesehatan
cenderung
berisiko
berhubungan
dengan
kebiasaan
masyarakat
yang kurang
sehat

3 Kurang 5 4 4 2 1 2 4 3 2 2 3 3 35 3
Pengetahuan
tentang JKN
berhubungan
denganKurang
nya kesadaran
dan Kurang
terpapar
informasi
mengenai JKN

Keterangan
1. Kriteria Penapisan
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Jumlah yang berisiko
C. Besarnya risiko
D. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
E. Minat masyarakat
F. Kemungkinan untuk diatasi
G. Sesuai dengan program pemerintah
H. Sumber daya tempat
I. Sumber daya waktu
J. Sumber daya dana
K. Sumber daya peralatan
L. Sumber daya orang

2. Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

3.4 Prioritas Masalah


1. Defesiensi Kesehatan Komunitas (hipertensi) berhubungan dengan Kurang
terpapar informasi mengenai penatalaksanaan penyakit ( hipertensi ).
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat yang kurang sehat.
3. Kurang Pengetahuan tentang JKN berhubungan dengan Kurangnya kesadaran
dan Keterbatasan ekonomi keluarga.

3.5 Planning of Action (POA)


1. Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan penyakit
(hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar informasi mengenai
penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
Kegiatan I

Kegiatan Sasaran Hari/ Penanggung Penanggung Tempat


Tgl/ Jawab Jawab
Jam (mahasiswa) (Masyarakat)
Pemberian Warga Setiap M. Alfiannor Kepala Desa Basecamp
pelayanan Desa Anjir Hari/ Anjir kelompok
kesehatan Seberang 24 Jam Seberang 5
gratis : Pasar 1 Pasar
Pemeriksaan
Tekanan
Darah
Penyuluhan : Warga Jum’at/  Maria Kepala Desa Mushola
- Pemberian Desa Anjir 23-11- Malvega Seberang Desa Anjir
pendidikan Seberang 2018/ Eka Anjir Seberang
kesehatan Pasar 1 09.00 Huang Pasar
tentang WITA  M.
Diet pada Alfiannor
penderita
Hipertensi

2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kebiasaan


masyarakat yang kurang sehat (merokok)

Kegiatan Sasaran Hari/ Penanggung Penanggung Tempat


tgl/ jam Jawab Jawab
(mahasiswa) (masyarakat)
Penyuluhan Siswa (i) Sabtu/ Eky Kepala Mts
Pemberian Mts Anjir 24-11- Vebruary Sekolah Mts Anjir
informasi Seberang 2018/ Seberang
kesehatan tentang Pasar 09.00 Pasar
bahaya merokok WITA

Pelaksanaan : Siswa (i) Senin/ Kepala MA


- Sosialisasi MA 26-11- Desi Natalia Sekolah MA Anjir
tentang Anjir 2018/ Seberang
Kawasan Seberang 09.00 Pasar
Tanpa Rokok Pasar WITA
(KTR) Warga Minggu Any Halimah Kepala Desa Musholla
(musholla, Desa / 25-11- Anjir Desa
sekolah, Anjir 2018/ Seberang Seberang
puskesmas, Seberang 14.00 Pasar Anjir
balai desa,) Pasar 1 WITA
- Pembagian
poster tentang
rokok di Desa
Anjir
Seberang
Pasar 1
3. Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat pada
Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat yang kurang sehat

Kegiatan Sasaran Hari/ Penanggung Penanggung Tempat


Tgl/ Jawab Jawab
Jam (mahasiswa) (masyarakat)
Pemberian Warga Jum’at  Fitri Kepala Desa Musholia
Informasi Desa Anjir / 23-11- Barokah Anjir
tentang : Seberang 2018/  Meilan Seberang
- Penyuluhan Pasar 1 09.00 Pasar
tentang WITA
PHBS
- Penyuluhan
tentang
cara
mencuci
tangan
yang benar  Ajijah
Pelaksanaan: Siswa (i) Kamis/ Kepala - SDN
- Mencuci SDN 22-11- Sekolah SDN Desa Anjir
tangan Desa Anjir 2018/ Anjir Seberang
yang benar Seberang 09.00 Seberang Pasar
- Pembagian Pasar WITA Pasar
Poster cuci Siswa (i) Sabtu/ Kepala - MI
tangan MI 24-11- Sekolah MI
yang benar Desa Anjir 2018/
Seberang 09.00
Pasar WITA
4. Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya memiliki
Kartu JKN.

Kegiatan Sasaran Hari/ Tgl/ Penanggung Penanggung Tempat


Jam Jawab Jawab
(mahasiswa) (masyarakat)
- Pemberian Warga Minggu/  Alviana Kepala Desa Musholla
informasi Desa 25-11- Harlinda Ulva Anjir
tentang Anjir 2018/  Handi Seberang
pentingnya Seberang 14.00 wita Kuswanto Pasar
JKN Pasar 1 Enal
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengkajian


Pengkajian data kesehatan masyarakat Desa Sungai Ramania yang dilakukan dari
tanggal 7 November - 12 November 2018 di RT 1-8. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi. Masalah yang dikaji meliputi data demografi, populasi,
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan yang dikaji adalah lingkungan fisik, pendidikan,
Pekerjaan, pelayanan kesehatan dan sosial. Setelah data-data di atas terkumpul
maka dilakukan analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.

4.2 Masalah Keperawatan Komunitas Yang Ditemukan


Praktek klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus
sampai dengan pelaksanaan dilapangan. Pada tahap persiapan dilakukan
pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme
perijinan praktek dan peraturan praktek. Dan untuk selanjutnya dilakukan proses
persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang di hadapi
adalah ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal dapat
dmanfaatkan pada tataran lapangan. Sehingga terdapat perubahan-perubahan dan
pemunculan strategi-strategi baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan
konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.
4.2.1 Pengkajian
Pengkajian dilakuan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang
diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan
komunitas dengan menggunakan kuesioner dengan materi pertanyaan
berdasarkan konsep Beety Newman dan telah dikonsultasikan ke
pembimbing komunitas akademik.
Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab masing-masing
RT mmpunyai hak otonom dan mekanisme pengumpulan datanya, yaitu
dengan melakukan kerja sama dengan ketua RT, kader kesehatan, dan
kader PKK.
Dari pengumpulan data didapatkan bahwa warga Desa Anjir Seberang
Pasar I mayoritas merupakan penduduk suku banjar dan bekerja sebagai
petani yang bekerja sebagai petani yang bekerja pagi-sore hari dengan
tingkat pengetahuan tentang kesehatan yang rendah. Hal tersebut
merupakan kendala terutama untuk mengupulkan warga saat dilakukan
kegiatan, namun berkat bantuan dari aparat RT dan RW, dan model
pendekatan secara persuasive dengan mengikuti kebiasaan warga, maka
permasalahan tersebut dapat diatasi.
Respon yang diberikan warga Desa Anjir Seberang Pasar sangat positif,
dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa
beserta program - programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan
data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan
aparat RT dan melakukan program turun kebawah (jemput bola) sehingga
keberadaan mahasiswa membaur dengan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan
masyarakat, meliputi:
4.2.1.1 Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan
penyakit (hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar
informasi mengenai penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
4.2.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
kebiasaan masyarakat yang kurang sehat (merokok)
4.2.1.3 Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
pada Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan
dengan kebiasaan masyarakat yang kurang sehat
4.2.1.4 Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya
memiliki Kartu JKN.
Dari keempat masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan
kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara
mahasiswa dengan warga hampir tidak memiliki kesulitan yang berarti,
karena masyarakat telah menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup
mereka. Acara dilaksanakan pada tanggal 21 November 2018 di Balai Desa
Anjir Seberang Pasar. Acara berlangsung dengan lancar pada pukul 10.00
WITA sampai 12. 30 WITA.
4.2.2 Penentuan Prioritas Masalah
Melalui analisa masalah maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan
warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari
masalah.
Berdasarkan pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD II) pada
tanggal 21 November 2018, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan
sebagai berikut.
4.2.1.1 Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan
penyakit (hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar
informasi mengenai penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
4.2.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
kebiasaan masyarakat yang kurang sehat (merokok)
4.2.1.3 Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
pada Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan
dengan kebiasaan masyarakat yang kurang sehat
4.2.1.4 Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya
memiliki Kartu JKN.
Perencanaan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan yang berarti,
hal ini dikarenakan warga mulai memahami pentingnya kesehatan dan
berkat masyarakat sebagai motor penggerak.

4.2.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara
intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat anatara lain:
4.2.1.1 Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan
penyakit (hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar
informasi mengenai penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
a. Pemberian pendidikan kesehatan tentang Diet pada penderita
Hipertensi
b. Pemberian pelayanan kesehatan gratis : Pemeriksaan Tekanan
Darah
4.2.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
kebiasaan masyarakat yang kurang sehat (merokok)
a. Penyuluhan pemberian informasi kesehatan tentang bahaya
merokok
b. Sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (musholla,
sekolah, puskesmas, balai desa,)
4.2.1.3 Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
pada Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan
dengan kebiasaan masyarakat yang kurang sehat
a. Penyuluhan tetang PHBS
b. Penyuluhan tentang cara mencuci tangan yang benar
c. Pelaksanaan mencuci tangan yang benar
4.2.1.4 Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya
memiliki Kartu JKN.
a. Pemberian informasi tentang pentingnya JKN

4.2.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 22-26 Februari
2018 antara lain penyuluhan tentang hipertensi, bahaya rokok, maupun
cuci tangan pada anak SD Anjir Seberang Pasar I dan MI.
Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa,
Kepala Desa, RT, Tokoh masyarakat dan tokoh agama. Secara umum,
kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian
tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat
terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan.
4.2.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan di akhir acara, yaitu oleh mahasiswa mulai
tanggal 22-26 November 2018. Setelah dievaluasi kegiatan penyuluhan
cuci tangan berhasil, dan siswa (i) mampu mempraktekkan secara
langsung cara mencuci tangan yang baik dan benar, dan siswa (ii) bertanya
manfaat mencuci tangan yang baik dan benar. Sedangkan penyuluhan
tentang hipertensi, bahaya rokok, dan pentingnya JKN serta PHBS juga
berjalan dengan lanacar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat
kami simpulkan sebagai berikut : Masalah keperawatan komunitas yang muncul
di wilayah Desa Anjir Pasar Seberang 1 antara lain adalah
5.1.1 Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan penyakit
(hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar informasi mengenai
penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
5.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat yang kurang sehat (merokok)
5.1.3 Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat pada
Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat yang kurang sehat
5.1.4 Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya memiliki
Kartu JKN

Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara


lain adalah penyuluhan Hipertensi, penyuluhan bahaya merokok, pengecekan
tekanan darah, penyuluhan tentang cuci tangan yang benar, penyuluhan 3M +,
penyuluhan P3K dan penyuluhan pengelolaam sampah dan limbah serta air
bersih. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari
masyarakat dilingkungan Desa Anjir Seberang Pasar l ini dapat dilihat dari
berjalannya POSKESDES dan terlaksananya Posyandu dari puskesmas.

5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
5.2.1 Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan baik seperti posyandu balita
hendaknya dapat dilaksanakan dengan secara bertahap ditingkatkan,
untuk posyandu balita dengan sistem 5 meja. Kegiatan tersebut
hendaknya dilaksanakan secara rutin dengan koordinasi pihak
puskesmas.
5.2.2 Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, Ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat dan
pengurus RT–RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin.Antara lain Ibu-ibu balita aktif membawa balitanya
mengikuti kegiatan posyandu balita, lansia aktif, warga aktif
mengadakan kerja bakti bersih lingkungan dan Ibu-ibu PKK aktif
menjaga kebersihan dan kesehatan rumah.
5.2.3 Puskesmas dan Desa
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari
pihak puskesmas dan Desa yang berkesinambungan untuk memantau
kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga Anjir Seberang Pasar 1.
5.2.4 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di
Anjir Seberang Pasar 1 perlu ditindak lanjuti oleh mahasiswa angkatan
berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang
telah dicapai serta menindak lanjuti hal-hal yang belum tercapai

S-ar putea să vă placă și