Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
OLEH KELOMPOK 5 :
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa
dapat memiliki pengalaman dalam memberikan perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan metode atau pendekatan proses
keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stage Komunitas, mahasiswa
mampu:
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan komunitas.
b. Merencanakan intervensi keperawatan kesehatan komunitas
berdasarkan diagnosis kesehatan komunitas dan kebutuhan kesehatan
utama dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi (ibu, anak, dan
usia lanjut).
c. Melaksanakan keperawatan kesehatan komunitas untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan sumber
yang ada dan potensial serta menggunakan teknik tepat guna
termasuk melakukan rujukan dan menyusun strategi pendidikan
kesehatan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data yang berhubungan
dengan tindakan keperawatan kesehatan komunitas.
e. Mengevaluasi pelayanan keperawatan kesehatan berdasarkan hasil
yang diharapkan atau kriteria yang telah ditetapkan.
f. Menghayati peranannya sebagai anggota tim kesehatan dan bekerja
sama secara efektif dan efisien.
1.3 KEGIATAN
1.3.1 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Profesi Ners Stage Komunitas dimulai dari tanggal 05
November – 2 Desember 2018.
1.3.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di Desa Anjir Seberang Pasar I Kecamatan Anjir
Pasar Kabupaten Barito Kuala.
1.3.3 Kegiatan dan Jadwal kegiatan terlampir.
2.2.2 Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhannya.
2.3 SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok Khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk di antaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: 1) ibu hamil; 2) bayi baru
lahir; 3) balita; 4) anak usia sekolah; serta 5) usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah: 1) penderita
penyakit menular, seperti: TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya; 2)
penderita dengan penyakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya: 1)
wanita tuna susila; 2) kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba; 3)
kelompok-kelompok pekerja tertentu; dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah: 1) panti
werdha; 2) panti asuhan; 3) pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental
dan sosial); serta 4) penitipan balita.
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah ditetapkan
dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi, saling tergantung, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik,
maupun kesehatan khususnya.
e
n
Sesuai dengan program pemerintah
e
Diagnosa
Kemungkinan untuk diatasi
t
Keperawatan
Sumber daya peralatan
a
Komunitas
Jumlah yang berisiko
JUMLAH SKORE
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
p
Minat masyarakat
Besarnya risiko
k
a
n
s
k
ala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan: 1) masalah spesifik
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat; 2) kebijaksanaan nasional
dan wilayah setempat; 3) kemampuan dan sumber daya masyarakat, dan
4) keterlibatan, partisipasi, dan peran serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas :
1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu
kurun waktu tertentu.
3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah-masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan
masalah-masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana
yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul.
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul. Jadi, yang dimaksud dengan diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan
memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin akan terjadi (potensial).
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain :
1) masalah yang ditetapkan dari data umum; b) masalah yang dianalisa dari
kesenjangan pelayanan kesehatan. Diagnosis keperawatan mengandung
komponen utama yaitu sebagai berikut :
a. Problem (masalah)
Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial.
3) Interaksi perilaku dan lingkungan.
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala)
Merupakan informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa atau
serangkaian petunjuk timbulnya suatu masalah.
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut :
1) Dengan rumus PES (Problem + Etiologi + Symptom)
2) Dengan rumus PE (Problem + Etiologi)
Jadi, menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung
dua komponen tersebut di atas, di samping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
telah ditetapkan dan rencana asuhan keperawatan disusun harus mencakup:
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria yaitu sebagai
berikut:
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan atas respons
komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian
yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu : a) daya guna; b)
hasil guna; c) kelayakan; serta d) kecukupan. Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian menurut Narul Effendy, 1998 adalah sebagai berikut :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respons komunitas terhadap program kesehatan.
Macam evaluasi: (1) formatif dan summatif, (2) input, procces, dan output.
Fokus evaluasi adalah :
a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan.
b) Perkembangan atau kemajuan proses.
c) Efisiensi biaya.
d) Efektivitas kerja.
e) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka
waktu berapa.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini
Gambar 2.1 Peran memandirikan klien dalam menanggulangmasalah kesehatan
Keterangan:
: Peran
Masyarakat
: Peran
Perawat
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat lebih
besar dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada
perawat.
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktivitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.
Dalam hasil evaluasi, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat
problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor
yang lain yang tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
Tujuan akhir dari perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas keluarga yaitu : mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
Tamat PT 24 1,62
Total 1475 100
Berdasarkan tabel di atas, distribusi penduduk yang paling
banyak mempunyai pendidikan tingkat SD yaitu 544 orang
(36,88%). Sedangkan penduduk yang berpendidikan dengan
jumlah terendah dengan Tamat D1, D2, D3 adalah 12 orang
(0,81%).
3.1.2.9 Merokok
Merokok Jumlah Persen (%)
Ya (Setiap hari,Sering/kadang- 303 20,54
kadang)
Tidak (Tidak/Sudah berhenti) 1172 79,46
Total 1475 100,0
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk yang merokok adalah
303 orang (20,54%). Sedangkan yang tidak merokok adalah
1172orang (79,46%).
3 Kurang 5 4 4 2 1 2 4 3 2 2 3 3 35 3
Pengetahuan
tentang JKN
berhubungan
denganKurang
nya kesadaran
dan Kurang
terpapar
informasi
mengenai JKN
Keterangan
1. Kriteria Penapisan
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Jumlah yang berisiko
C. Besarnya risiko
D. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
E. Minat masyarakat
F. Kemungkinan untuk diatasi
G. Sesuai dengan program pemerintah
H. Sumber daya tempat
I. Sumber daya waktu
J. Sumber daya dana
K. Sumber daya peralatan
L. Sumber daya orang
2. Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
4.2.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara
intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat anatara lain:
4.2.1.1 Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan
penyakit (hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar
informasi mengenai penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
a. Pemberian pendidikan kesehatan tentang Diet pada penderita
Hipertensi
b. Pemberian pelayanan kesehatan gratis : Pemeriksaan Tekanan
Darah
4.2.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
kebiasaan masyarakat yang kurang sehat (merokok)
a. Penyuluhan pemberian informasi kesehatan tentang bahaya
merokok
b. Sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (musholla,
sekolah, puskesmas, balai desa,)
4.2.1.3 Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
pada Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan
dengan kebiasaan masyarakat yang kurang sehat
a. Penyuluhan tetang PHBS
b. Penyuluhan tentang cara mencuci tangan yang benar
c. Pelaksanaan mencuci tangan yang benar
4.2.1.4 Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya
memiliki Kartu JKN.
a. Pemberian informasi tentang pentingnya JKN
4.2.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 22-26 Februari
2018 antara lain penyuluhan tentang hipertensi, bahaya rokok, maupun
cuci tangan pada anak SD Anjir Seberang Pasar I dan MI.
Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa,
Kepala Desa, RT, Tokoh masyarakat dan tokoh agama. Secara umum,
kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian
tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat
terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan.
4.2.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan di akhir acara, yaitu oleh mahasiswa mulai
tanggal 22-26 November 2018. Setelah dievaluasi kegiatan penyuluhan
cuci tangan berhasil, dan siswa (i) mampu mempraktekkan secara
langsung cara mencuci tangan yang baik dan benar, dan siswa (ii) bertanya
manfaat mencuci tangan yang baik dan benar. Sedangkan penyuluhan
tentang hipertensi, bahaya rokok, dan pentingnya JKN serta PHBS juga
berjalan dengan lanacar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat
kami simpulkan sebagai berikut : Masalah keperawatan komunitas yang muncul
di wilayah Desa Anjir Pasar Seberang 1 antara lain adalah
5.1.1 Kurang pengetahuan masyarakat tentang penatalaksanaan penyakit
(hipertensi,) berhubungan dengan Kurang terpapar informasi mengenai
penatalaksanaan penyakit ( hipertensi)
5.1.2 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat yang kurang sehat (merokok)
5.1.3 Resiko Terjadi penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat pada
Masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar 1 berhubungan dengan kebiasaan
masyarakat yang kurang sehat
5.1.4 Resiko Kurang Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya memiliki
Kartu JKN
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
5.2.1 Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan baik seperti posyandu balita
hendaknya dapat dilaksanakan dengan secara bertahap ditingkatkan,
untuk posyandu balita dengan sistem 5 meja. Kegiatan tersebut
hendaknya dilaksanakan secara rutin dengan koordinasi pihak
puskesmas.
5.2.2 Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, Ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat dan
pengurus RT–RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin.Antara lain Ibu-ibu balita aktif membawa balitanya
mengikuti kegiatan posyandu balita, lansia aktif, warga aktif
mengadakan kerja bakti bersih lingkungan dan Ibu-ibu PKK aktif
menjaga kebersihan dan kesehatan rumah.
5.2.3 Puskesmas dan Desa
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari
pihak puskesmas dan Desa yang berkesinambungan untuk memantau
kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga Anjir Seberang Pasar 1.
5.2.4 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di
Anjir Seberang Pasar 1 perlu ditindak lanjuti oleh mahasiswa angkatan
berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang
telah dicapai serta menindak lanjuti hal-hal yang belum tercapai