Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Manfaat Praktek
Bagi Mahasiswa agar memiliki pengetahuan tentang Manajemen Integrasi
Malaria, KIA dan Imunisasi dan mampu menerapkan dalam praktek di lapangan.bagi
masyarakat agar meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya integrasi malaria,KIA,
dan Imunisasi seperti Bahaya penyakit malaria apabila tidak di tangani ,baik pada ibu
hamil maupun pada masyarakat biasa juga Upaya-upaya Pencegahannya.Kesehatan Ibu
dan anak agar tidak terjadi kematian pada ibu dan anak seperti persalinan yang harus
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan pada fasilitas kesehatn yang
memadai.Imunisasi agar masyarakat memahami pentingnya imunisasi sehingga tidak
terjadi kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk
Anopheles yang terkena infeksi. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di
wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.Penyakit ini bersifat musiman dan
lokal (ada genangan air) dan dapat menyerang semua orang, semua golongan umur, dari
bayi, anak-anak dan orang dewasa
Terdapat 4 type penyakit malaria, yaitu :
1. Malaria tropika (yang disebabkan oleh Plasmodium Falciparum)
2. Malaria tertiana (yang disebabkan oleh Plasmodium Vivax)
3. Malaria kwartana (yang disebabkan oleh Plasmodium Malarieae)
4. Malaria ovale (yang disebabkan oleh Plasmodium Ovale)
Di Indonseia ditemukan lebih banyak P.Vivax dan P.Falciparum. Plasmodium Vivax
umumnya lebih dominan.
Gejala penyakit malaria :
Demam menggigil yang berkala dan biasanya disertai sakit kepala.
Penderita pucat karena kekurangan dara dan adanya pembesaran limpe, sering
ditemukan pada penderita malaria.
Penderita malaria berat masih bertambah lagi dengan gejala gangguan kesadaran,
kejang-kejang, diare sampai kehilangan kesadaran (koma).
Sebelum sakit penderita merasa lemah badan, sakit kepala, tidak nafsu makan,
mual, muntahyang disertai perasaan dingin, demam kemudian berkeringat.
Program – program yang terkait dengan malaria antara lain ;
• Penemuan dini dan pengobatan penderita
• Meningkatkan akses pelayanan yg berkualitas
• Pemberdayaan dan penggerakan masyarakat.
• Meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi
• Menggalang kemitraan dengan lintas sektor
• Meningkatkan sistem survalens
• Meningkatkan sumber daya manusia.
2.2 Program – Program Terkait KIA.
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di
kalangan ibu.Di daerah endemik malaria, ibu hamil dan balita merupakan kelompok yang
paling rentan terhadap malaria (lebih cenderung menderita malaria berat yang mengakibatkan
kematian). Dibutuhkan program yang memberi perhatian khusus untuk pencegahan malaria
pada kelompok rentan (ibu hamil dan balita). Program ANC dan EPI merupakan program
rutin yang cukup dewasa dan kuat dengan sasaran yang sama (ibu hamil dan balita), paket
layanan yang terintegrasi akan memudahkan masyarakat dan tenaga kesehatan.
Model Program :
1. Integrasi dengan ANC
2. Integrasi dengan Imunisasi rutin
Ibu Hamil (ANC)
1. Ibu dan janin dilindungi dengan kelambu(kelambu diberikan saat kunjungan
pertama)
2. Ibu diskrining malaria pada kunjungan pertama ANC
3. Ibu mendapat pemeriksaan dan pengobatan jika menunjukkan gejala malaria
selama hamil
Ibu Melahirkan, Neonatus: Berkurangnya komplikasi malaria karena
perlindung-an selama kehamilan Bayi < 1 tahun :
1. Bayi terlindungi kelambu yang diterima ibu saat ANC.
2. Bayi mendapat imunisasi lengkap dan kelambu untuk melindunginya
saat balita
Balita:
1. Balita terlindungi dari malaria karena menerima kelambu saat
imunisasinya lengkap.
2. Balita terlindungi dari PD3I karena menerima imunisasi lengkap saat
bayi.
1. Prinsip pengelolaan program KIA :
Dewasa ini 2/3 kematian bayi ( 60%) terjadi pada usia kurang dari I bulan, menurut
SKRT 2001, penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR 29%,asfiksia27%,dan Tetanus
neonaturum 10%.Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada
pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan sesuai dengan standar pelayanan dan
perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis
Tabel Pengobatan lini pertama malaria falsiparum menurut kelompok umur dengan Artesunat
– Amodiaquin/ Arterakin
Arterakin ¼ 1/2 1 2 3 4
Artesunat ¼ 1/2 1 2 3 4
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan malaria dengan sedian darah tepi (DDR)
b. Pemeriksaan malaria dengan metode RDT
3. Pencegahan
Cara penting antara lain:
a. Menghilangkan tempat perindukan nyamuk yaitu mentup dan mengubur
b. Menggunakan semprotan insektisida
c. Menggunakan kelambu, obat nyamuk saat tidur
d. Larvaciding
e. Pengobatan efektif terhadap kasus
4. Pemberantasan malaria
a. Active case Detection (ACD)
Penemuan penderita tersangka malaria secara aktif disuatu daerah focus
malaria tertentu melalui kunjungan petugas malaria dari rumah ke rumah. Cara
pelaksanaannya pengambilan Sediaan darah tebal pada semua penderita klinis yang
ditemukan pada kunjungan rumah ke rumah, memberikan pengobatan malaria
klinis kepada semua penderita malaria yang ditemukan.
b. Passive Case Detection (PCD)
PCD adalah salah satu upaya penemuan penderita malaria secara pasif oleh
petugas kesehatan melalui pelayanan kesehatan disuatu unit pelayanan kesehatan
dengan cara menunggu kunjungan penderita. Sasaran dari kegiatan ini adalah
semua penderita klinis malaria baik yang akut maupun kronis dan penderita gagal
obat yang datang ke unit pelayanan kesehatan (UPK).
Dilaksanakan setiap jari kerja UPK dengan pengambilan sediaan darah tebal
untuk semua penderita klinis.
1) Pelaksanaan penemuan dan pengobatan. Semua penderita klinis malaria
(akut.kronis dan gagal obat) yang berkunjung ke UPK diambil SD, dan diberi
pengobatan klinis, apabila positif diberikan pengobatan radikal. Setiap
puskesmas didaerah malaria harus mempunyai fasilitas laboratorium, mikroskop
dan mikroskopis malaria.
2) Evaluasi dan supervisi. Evauasi dan supervisi oleh puskesmas, pengelola
program malaria Kabupaten/petugas Propinsi
3) Pelaporan Bulanan
c. Mass Fever Survey (MFS)
Merupakan salah satu upaya penemuan penderita malaria melalui survey yang
ditujukan pada seluruh penduduk daerah fokus dengan gejala demam, sasarannya
adalah penderita demam yang ditemukan didusun. Cara pelaksanaannya yaitu
pengambilan sample darah terhadap semua penderita demam yang diikuti dengan
pemberian pengobatan klinis. Penduduk demam di kumpulkan di RT. Kegitan
tarsebut dilakukan sebelum puncak fluktuasi malaria (mencegah KLB) dan
konfirmasi KLB pada saat terjadi KLB.
Kegiatannya adalah :
1) MFS Konfirmasi. Apabila dari hasil pemantauan SKD menunjukkan tidak ada
kecenderungan kenaikan penderita pada daerah dengan salah satu kriteria sebagai
berikut :
a) Desa pernah HCI
b) Kondisi lingkungan reseptif
c) Mobilitas penduduk sangat tinggi
2) MFS Khusus apabila pada pemantau SKD bulanan ada kecenderungan kenaikan
penderita. Penemuan Penderita di Wilayah yang belum mampu melakukan
pemeriksaan laboratorium.
d. Malariometrik Survey
Malariometrik survey (MS) adalah suatu kegiatan pemeriksaan sediaan darah jari
pada kelompok usia 0 – 9 tahun dan limpa pada kelompok usia penduduk 2 – 9
tahun untuk mengetahui tingkat tendensitas dan prevalensi malaria suatu wilayah.
Indikator yang dihasilkan adalah Parasite Rate (PR). Ada 2 jenis MS yaitu
Malariometrik Survey Dasar (MSD) dan Malariometrik Survey Evaluasi (MSE) :
1) Survey Malariometrik Survey Dasar (MSD)
Bertujuan mengukur tingkat endemisitas dan prevalensi malaria disuatu bagian
wilayah/stratum epidemiologis yang belum tercakup oleh kegiatan pemberantasan
vector
Sasaran pengambilan SD anak umur 0 – 9 tahun dan pemeriksaan limpa
untuk anak umur 2 – 9 tahun yang ada dilokasi index yang terletak didesa index
yang terpilih mewakili suatu stratum epidemiologi, pelaksana dari kegiatan ini
adalah petugas puskesmas dan petugas dari Kabupaten yang telah terlatih
mikroskopis..
5. Surveilance malaria
Kegiatan surveilans malaria terbagi 3 periode (Ditjen PPM & PL Depkes R.I, 2007)
adalah sebagai berikut :
a. Surveilans Periode Peringatan Dini (PPD)
Adalah suatu kegiatan untuk memantau secara teratur perkembangan penyakit
malaria disuatu wilayah dan mengambil tindakan pendahuluan untuk mencegah
timbulnya kejadian luar biasa (KLB)
Kegiatan surveilans periode peringatan dini :
1) Pengumpulan data kasus masing-masing jenjang
Jenis data kasus malarria yang dikumpulkan disetiap jenjang baik tingkat
Puskesmas, Kabupaten dan Pusat merupakan data situasi malaria yang secara
umum.
a) Tingkat puskesmas
Data yang dikumpulkan dan dianalisa berupa data kasus, data uaya
pemberantasan vektor, data vektor, data logistik, data demografi dan data
lingkungan.
b) Tingkat Kabupaten
Data yang dikumpulkan dan dianalisa berupa data kematian, data kasus
perdesa perbulan, data cakupan pengobatan, data upaya pemberantasan
vektor, data laboratorium, data demografi, data logistik, data lingkungan dan
data sosial budaya.
c) Tingkat Propinsi yang dikumpulkan dan diolah adalah data kematian, data
kasus per puskesmas per bulan, data cakupan pengobatan, data vektor, data
demografi dan data logistik.
2) Pengolahan dan analisa data
Data kasus malaria dan yang berhubungan dengan kasus tersebut diolah dan
dianalisa dengan memperhatikan variabel-variabel sebagai berikut:
a) Indikasi situasi malaria
b) Indikasi perubahan lingkungan
c) Tingkat reseptivitas daerah
d) Situasi Lingkungan
3) Visualisasi data
Untuk memudahkan pengamatan, maka semua data disajikan atau
divisualisasikan dalam bentuk yang mudah dipahami.
4) Tindak lanjut
Bila terjadi kecenderungan peningkatan penderita malaria dilakukan ipaya
penanggulangan sebagai berikut :
a) MFS
b) Pengamatan vektor
c) Pemberantasan Vektor
1. Penatalaksanaan :
a. Monitor kesehatan ibu, janin dan kemajuan kehamilan
b. Menganjurkan agar melakukan perlindungan diri ( kelambu berinsektisida,
baju panjang, obat nyamuk bakar )
c. Pemeriksanaan darah mulai pada kunjungan pertama ( K1 )
d. Pengobatan malaria tanpa komplikasi
e. Pengobatan malaria berat / Komplikasi
2. Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil :
Menurut WHO Guideline on Malaria Treatment (WHP 2006), obat anti
malaria yang aman untuk trimseter pertama kehamilan adalah kina. Klindamisin
juga aman, tetapi harus dikombinasikan. Kina juga merupakan obat pilihan
karena paling efektif dan dapat digunakan disemua masa kehamilan. Sedangkan
Artemisinin – Based Combination Therapy (ACT) diberikan pada trimester 2 dan
3. ACT yang digunakan di indonesia adalah Dihidroartemisinin – Piperakuin
(DHP) dan kombinasi arterasunat – amodiakuin. Klorokuin dan sulfadoksin –
pirimetamin (SP) saat ini tidak efektif untuk pengobatan malaria karena adanya
peningkatan resistensi. Sedangkan obat anti malaria yang tidak boleh digunakan
selama kehamilan adalah tetrasiklin, doksisiklin, dan primakuin.
Dengan pencegahan dan deteksi dini malaria pada ibu hamil serta
penatalaksanaan yang adekuat, diharapkan angka kesakitan maupun kematian ibu
akibat malaria dapat diturunkan. Dengan demikian, derajat kesehatan ibu hamil di
indonesia sebagai daerah endemis malaria diharapkan akan semakin meningkat.
Plasmodium Falciparum :
Trimester I : Kina ( 3 x 2 ) H – 1 – 7
Trimester II dan III : Artesunat H – 1 – 2 – 3 ( 4 – 4 – 4 )
Amodiaquine H – 1 – 2 – 3 ( 4 – 4 – 4 )
Plasmodium Vivax : Sama dengan Malaria P. Falciparum
1. Upaya Pencegahan
Pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan :
a. Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari
gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine
Bila mengunjungi daerah endemik malaria.
b. Menghilangkan tempat perindukan nyamuk yaitu mentup dan mengubur
c. Menggunakan semprotan insektisida
d. Menggunakan kelambu, obat nyamuk saat tidur
e. Melakukan larva ceading ( menaburkan obat pada daerah yang banyak
mengandung jentik.
f. Penebaran ikan Kepala Timah ( Ikan kepala timah pemakan jentik nyamuk )
g. Melakukan penyuluhan terkait dengan malaria.
1. Malariometrik survei ( MS ).
Malariometrik survey (MS) adalah suatu kegiatan pemeriksaan sediaan darah jari
pada kelompok usia 0 – 9 tahun dan limpa pada kelompok usia penduduk 2 – 9 tahun
untuk mengetahui tingkat tendensitas dan prevalensi malaria suatu wilayah. Indikator
yang dihasilkan adalah Parasite Rate (PR). Ada 2 jenis MS yaitu Malariometrik
Survey Dasar (MSD) dan Malariometrik Survey Evaluasi (MSE) :
a. Survey Malariometrik Survey Dasar (MSD)
B. Instrumen Praktek
1. Silabus Mikim
2. Permenkes NO 5 tentang Malaria
3. Permenkes NO 12 Tahun 2017 tentang imunisasi
4. Pedoman Revolusi KIA Propinsi NTT Tentang Imunisasi
5. Buku Saku penatalaksanaan Malaria
LOKET
LINTAS PROGRAM
APOTIK RUJUK
RSUD
PASIEN
PULANG
2. PNC Terpadu
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersifat
iritasi lambung.Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat
anti malaria.
4.2 SARAN
1. Bagi Mahasiswa/i Praktek klinik MIKIM di Puskesmas Onekore,diharapkan setelah
kegiatan ini dapat mengaplikasikan dengan tepat dan benar ilmu yang telah dipelajari
ini pada saat bertugas.
2. Bagi Puskesmas Onekore kami Mahasiswa/i Prodi Keperawatan Ende mengharapkan
agar PKM yang terakreditasi strata Madya,terus meningkatkan pelayanan sesuai
dengan aturan dan pedoman yang berlaku serta tetap menjalankan semua program
yang telah di buat.
LAPORAN
MANAJEMEN INTEGRASI KIA, MALARIA, DAN IMUNISASI
DIPUSKESMAS ONEKORE
OLEH