Sunteți pe pagina 1din 18

PAPER

“Pengkajian pada pasien gangguan kardiovaskuler”

Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dokumentasi


Keperawatan
Dosen pembimbing :Dewi Prasetyani,M.Kep.

DI SUSUN OLEH :

1. Andrye Pelita Zam Zam M (106116012 )


2. Poni Lusiawati (106116013)
3. Nadiah Riyanto (106116014)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2016/2017
ASKEP GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
2. Keluhan utama:
a) Nyeri dada
b) Sesak nafas
c) Edema

Keluhan utama digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan yang


mencerminkan refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen
a) Nyeri à lokasi, durasi, awal pencetus, kwalitas, kuantitas, factor yang
memperberat/memperingan, tipe nyeri.
b) Integritas neurovaskuler à mengalami panas, mati rasa, dan perasaan geli.
c) Status pernafasan à sukar bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal
nocturnal dyspnoe dan efek latihan pada pernafasan.
d) Gangguan sirkulasi à peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah
lelah.
e) Riwayat kesehatan sebelumnya à penyekit yang pernah diderita, obat-obat
yang digunakan dan potensial penyakit keturunan.
f) Kebiasaan pasien à diet, latihan, merokok dan minuman
g) Riwayat Perkembangan
h) Struktur system kardiovaskuler berubah sesuai usia.
i) Efek perkembangan fisik denyut jantung.
j) Produksi zat dalam darah.
k) Tekanan darah
l) Riwayat Sosial
m) Cara hidup pasien
n) Latar belakang pendidikan
o) Sumber-sumber ekonomi
p) Agama
q) Kebudayaan dan etnik

Riwayat Psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana
asuhan keperawatan
1. Mengidentifikasi stress/ sumberr stress
2. Mengidentifikasi cara koping, mekanisme dan sumber-sumber coping

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk menegakan diagnosa pada
kasus gangguan kardiovaskuler diantaranya :
1. Pemeriksaan EKG
2. Pemeriksaan enzim jantung
3. Pemeriksaan rongen
4. Pemeriksaan ecokardiograf
5. MRI

Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)


Pola persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan : klien merasakan kondisi
kesehatan dan bagaimana cara menangani
1. Pola nutrisi/ metabolic : gambaran pola makanan dan kebutuhan cairan b/d
kebutuhan metabolic dan suplai nutrisi
2. Pola eliminasi : gambaran pola fungsi pembuangan (BAB, BAK, melalui
kulit)
3. Pola aktifitas/olah raga : gambaran pola aktifitas, olahraga, santai, rekreasi
4. Pola tidur-istirahat : gambaran pola tidur, istirahat, dan relaksasi
5. Pola kognitif dan perceptual gambaran pola konsep diri klien dan persepsi
terhadap dirinya
6. Pola peran/hubungan : gambaran pola peran dalam berpartisipasi /
berhubungan dengan orang lain
7. Pola seksualitas/reproduksi : gambaran pola kenyamanan/tidak nyaman
dengan pola seksualitas dan gambaran pola reproduksi
8. Pola koping/ toleransi stress : gambaran pola koping klien secara umum
dan efektifitas dalam toleransi terhadap stress
9. Pola nilai/ keyakinan gambaran pola nilai-nilai keyakinan (termasuk aspek
spiritual) dan tujuan yang dapat mengarahkan menentukan pilihan/
keputusan

Pengkajian Fisika
1. Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus
pada jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung,
maka penting terlebih dahulu melihat pasien secara keseluruhan atau
keadaan umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu
badan dan frekuensi pernafasan. Keadaan umum secara keseluruhan yang
perlu dilihat adalah :
a) Bentuk tubuh gemuk/ kurus
b) Anemis
c) Sianosis
d) Sesak nafas
e) Keringat dingin
f) Muka sembab
g) Edema kelopak mata
h) Asites
i) Bengkak tungkai atau pergelangan kaki
j) Clubbing ujung jari-jari tangan

Pada pasien khusus penyakit jantung amat penting melakukan pemeriksaan


nadi adalah :
a) Kecepatan/ menit
b) Kuat/ lemah (besar/kecil)
c) Teratur atau tidak
d) Isi setiap denyut sama kuat atau tidak

Pemeriksaan fisik jantung dapat meliputi pemeriksaan secara inspeksi,


palsasi, auskultasi dan perkusi :
1. Inspeksi
a) Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada
pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang perlu diperhatikan
adalah titik impuls maksimum (Point of maximum Impulse).
Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis midklavikula
kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada
pembesaran jantung kiri atau jantung terdorong atau tertarik ke kiri.
b) Toraks/ dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada
“veussure cardiac” dinding toraks di bagian jantung menonjol
menandakan penyakit jantung congenital. Benjolan ini dapat dipastikan
dengan perabaan vena jungularis eksterna (dileher kiri dan kanan)
dengan teknik sebagai berikut :
 Posisi pasien setengah duduk dengan kemiringan + 45 derajat
 Leher diluruskan dan kepala menoleh sedikit ke kiri pemeriksa di
kanan pasien
 Perhatikan vena jungularis eksterna yang terletak dileher; apakah
terisi penuh/ sebagian, dimana batas atasnya bergerak naik turun
 Dalam keadaan normal vena jungularis eksterna tersebut kosong/
kolap
 Vena jungularis yang terisi dapat disebabkan oleh:
 Payah jantung kanan (dengan atau tanpa jantung kiri)
 Tekanan intra toraks yang meninggi
 Tamponade jantung
 Tumor mediastinum yang menekan venacava superior
2. Palpasi
Palpasi dapat mengetahui dengan mengenal ukuran jantung dan
denyut jantung. Point of Maximum Impulse dipalpasi untuk mengetahui
getaran yang terjadi ketika darah mengalir melalui katup yang
menyempitkan atau mengalami gangguan. Dengan posisi pasien tetap
terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati pada inspeksi. Peradaban
dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau dengan telapak
tangan. Yang perlu dinilai adalah:
a) Lebar impuls iktur kordis
b) Kekuatan angkatnya

Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula
dirasakan (dengan telapak tangan) :
a) Bising jantung yang keras (thrill)
b) Apakah bising sistolik atau diastolic
c) Bunyi murmur
d) Friction rub (gesekan pericardium dengan pleura)

Iktus kordis yang kuat dan melebar tanda dari pembesaran/


hipertrofi otot jantung akibat latihan/ atlit, hipertensi, hipertiroid atau
kelainan katup jantung.
3. Perkusi
Dengan posisi pasien tetap berbaring atau terlentang kita lakukan
pemeriksaan perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung
(batas atas kanan kiri). Teknik perkusi menuntut penguasaan teknik dan
pengalaman, diperlukan keterampilan khusus. Pemeriksaan harus
mengetahui tentang apa yang disebut sonor, redup dan timpani.
4. Auskultasi
a) Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama
jantung, bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub).
b) Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung
merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya katup dan
terdengar di titik spesifik dari dinding dada.
c) Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler
(mitral dan trikuspidalis).
d) Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar
(aorta dan pulmonal).
e) Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler
dihasilkan oleh pengisian ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
f) Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi
ventrikel pada diastole yang lambat karena meningkatnya tekanan
diastole ventrikel atau lemahnya penggelembungan ventrikel.
g) Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan katup
jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada setiap
bising jantung adalah :
 Apakah bising sistolik atau diastolic atau kedua-duanya.
 Kenyaringan (keras-lemah) bising.
 Lokasi bising (yang maksimal).
 Penyebaran bising.

Adapun derajat kenyaringan bising jantung dipengaruhi oleh :


a) Kecepatan aliran darah yang melalui katup.
b) Derajat kelainan/gangguan katup.
c) Tebal tipisnya dinding toraks.
d) Ada tidaknya emfisema paru.

Tingkat kenyaringan bising jantung meliputi :


a) Tingkat I : sangat lemah, terdengar pada ruangan amat sunyi.
b) Tingkat II : lemah, dapat didengar dengan ketelitian.
c) Tingkat III : nyaring, segera dapat terdengar/mudah didengar.
d) Tingkat IV : amat nyaring tanpa thrill.
e) Tingkat V : amat nyaring dengan thrill (getaran teraba)
f) Tingkat VI : dapat didengar tanpa stetoskop.
Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah
besar disebabkan oleh bertambahnya turbulensi aliran. Pada murmur
dapat ditentukan :
a) Lokasi : daerah tertentu/menyebar
b) Waktu : setiap saat, ketika sistolik/diastolic.
c) Intensitas
d) Tingkat 1 : sangat redup.
e) Tingkat 2 : redup
f) Tingkat 3 : agak keras
g) Tingkat 4 : keras
h) Tingkat 5 : sangat keras
i) Tingkat 6 : kemungkinan paling keras.\
j) Puncak : kecepatan aliran darah melalui katup dapat berupa rendah,
medium dan tinggi.
k) Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.

Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral oleh
perikarditis. Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi tergantung posisi klien.

Pemeriksaan Pebuluh darah pembuluh darah terdiri dari :


1. Inspeksi
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi
perrifer.
2. Palpasi
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan
tempat tersebut dengan ketentuan :
+1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+2 = cekung menghilang dalam waktu 10-15 detik.
+3 = cekung dalam yang menghilang dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam waktu 5 menit atau lebih.
3. Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ganguan system
kardiovaskuler diantaranya :
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-
status sosio-ekonomi; ancaman kematian.
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama
dan konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan
vaskuler sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti
aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
5. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran
darah koroner.
6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal;
peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau
penurunan protein plasma.
7. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi
jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang
akan datang.

Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d iskemia miokard akibat sumbatan arteri coroner
Intervensi Keperawatan Rasional
Nyeri adalah pengalaman subyektif
Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, yang tampil dalam variasi respon
intensitas, durasi), catat setiap respon verbal non verbal yang juga bersifat
verbal/non verbal, perubahan hemo- individual sehingga perlu digambarkan
dinamik secara rinci untuk menetukan
intervensi yang tepat
Berikan lingkungan yang tenang dan Menurunkan rangsang eksternal yang
tunjukkan perhatian yang tulus kepada dapat memperburuk keadaan nyeri
klien. yang terjadi
Bantu melakukan teknik relaksasi Membantu menurunkan persepsi-
(napas dalam/perlahan, distraksi, respon nyeri dengan memanipulasi
visualisasi, bimbingan imajinasi) adaptasi fisiologis tubuh terhadap nyeri

Kolaborasi pemberian obat sesuai Nitrat mengontrol nyeri melalui efek


indikasi: Antiangina seperti nitogliserin vasodilatasi koroner yang
(Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur) meningkatkan sirkulasi koroner dan
perfusi miokard
Agen yang dapat mengontrol nyeri
Beta-Bloker seperti atenolol
melalui efek hambatan rangsang
(Tenormin), pindolol (Visken),
simpatis.(Kontra-indikasi: kontraksi
propanolol (Inderal)
miokard yang buruk)
Analgetik seperti morfin, meperidin Morfin atau narkotik lain dapat dipakai
(Demerol) untuk menurunkan nyeri hebat pada
fase akut atau nyeri berulang yang tak
dapat dihilangkan dengan nitrogliserin
Penyekat saluran kalsium seperti Bekerja melalui efek vasodilatasi yang
verapamil (Calan), diltiazem (Prokardia) dapat meningkatkan sirkulasi koroner
dan kolateral, menurunkan preload dan
kebu-tuhan oksigen miokard. Beberapa
di antaranya bekerja sebagai
antiaritmia

2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard


dengan kebutuhan tubuh
Intervensi Keperawatan Rasional
Pantau HR, irama, dan perubahan TD
Menentukan respon klien terhadap
sebelum, selama dan sesudah aktivitas
aktivitas
sesuai indikasi
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas Menurunkan kerja miokard/konsumsi
oksigen, menurunkan risiko komplikasi
Anjurkan klien untuk menghindari Manuver Valsava seperti menahan
peningkatan tekanan abdominal napas, menunduk, batuk keras dan
mengedan dapat mengakibatkan
bradikardia, penurunan curah jantung
yang kemudian disusul dengan
takikardia dan peningkatan tekanan
darah
Batasi pengunjung sesuai dengan Keterlibatan dalam pembicaraan
keadaan klinis klien panjang dapat melelahkan klien tetapi
kunjungan orang penting dalam
suasana tenang bersifat terapeutik
Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan
Mencegah aktivitas berlebihan; sesuai
klien dan jelaskan pola peningkatan
dengan kemampuan kerja jantung
aktivitas bertahap.
Kolaborasi pelaksanaan program Menggalang kerjasama tim kesehatan
rehabilitasi pasca serangan IMA dalam proses penyembuhan klien

3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan


kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman kematian
Intervensi Keperawatan Rasional
Pantau respon verbal dan non verbal Klien mungkin tidak menunjukkan
yang menunjukkan kecemasan klien keluhan secara langsung tetapi
kecemasan dapat dinilai dari perilaku
verbal dan non verbal yang dapat
menunjukkan adanya kegelisahan,
kemarahan, penolakan dan sebagainya.
Respon klien terhadap situasi IMA
bervariasi, dapat berupa cemas/takut
Dorong klien untuk mengekspresikan
terhadap ancaman kematian, cemas
perasaan marah, cemas/takut terhadap
terhadap ancaman kehilangan
situasi krisis yang dialaminya
pekerjaan, perubahan peran sosial dan
sebagainya
Orientasikan klien dan orang terdekat Informasi yang tepat tentang situasi
terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang dihadapi klien dapat menurunkan
yang diharapkan kecemasan/rasa asing terhadap
lingkungan sekitar dan membantu
klien mengantisipasi dan menerima
situasi yang terjadi.
Kolaborasi pemberian agen terapeutik
anti cemas/sedativa sesuai indikasi Meningkatkan relaksasi dan
(Diazepam/Valium, Flurazepam/Dal- menurunkan kecemasan
mane, Lorazepam/Ativan).

4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi,


irama dan konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan
tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan
struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.

5. Intervensi Keperawatan Rasional


Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat
keadaan baring, duduk dan berdiri (bila dari disfungsi ventrikel, hipoperfusi
memungkinkan) miokard dan rangsang vagal.
Sebaliknya, hipertensi juga banyak
terjadi yang mungkin berhubungan
dengan nyeri, cemas, peningkatan
katekolamin dan atau masalah
vaskuler sebelumnya. Hipotensi
ortostatik berhubungan dengan
komplikasi GJK.
Penurunanan curah jantung
ditunjukkan oleh denyut nadi yang
lemah dan HR yang meningkat. S3
dihubungkan dengan GJK, regurgitasi
mitral, peningkatan kerja ventrikel kiri
yang disertai infark yang berat. S4
Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya
mungkin berhubungan dengan iskemia
murmur.
miokardia, kekakuan ventrikel dan
hipertensi. Murmur menunjukkan
gangguan aliran darah normal dalam
jantung seperti pada kelainan katup,
kerusakan septum atau vibrasi otot
papilar
Krekels menunjukkan kongesti paru
Auskultasi bunyi napas. yang mungkin terjadi karena
penurunan fungsi miokard.
Makan dalam volume yang besar
Berikan makanan dalam porsi kecil dan dapat meningkatkan kerja miokard dan
mudah dikunyah memicu rangsang vagal yang
mengakibatkan terjadinya bradikardia
Meningkatkan suplai oksigen untuk
Kolaborasi pemberian oksigen sesuai
kebutuhan miokard dan menurunkan
kebutuhan klien
iskemia
Jalur IV yang paten penting untuk
Pertahankan patensi IV-lines/heparin-lok
pemberian obat darurat bila terjadi
sesuai indikasi
disritmia atau nyeri dada berulang.
Bantu pemasangan/pertahankan paten-si Pacu jantung mungkin merupakan
pacu jantung bila digunakan tindakan dukungan sementara selama
fase akut atau mungkin diperlukan
secara permanen pada infark
luas/kerusakan sistem konduksi

5. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan


aliran darah koroner

Intervensi Keperawatan Rasional


Pantau perubahan kesadaran/keadaan Pantau perubahan kesadaran/keadaan
mental yang tiba-tiba seperti bingung, mental yang tiba-tiba seperti bingung,
letargi, gelisah, syok letargi, gelisah, syok
Penurunan curah jantung menyebabkan
Pantau tanda-tanda sianosis, kulit
vasokonstriksi sistemik yang dibuktikan
dingin/lembab dan catat kekuatan nadi
oleh penurunan perfusi perifer (kulit)
perifer
dan penurunan denyut nadi
Kegagalan pompa jantung dapat
Pantau fungsi pernapasan (frekuensi, menimbulkan distres pernapasan. Di
kedalaman, kerja otot aksesori, bunyi samping itu dispnea tiba-tiba atau
npas) berlanjut menunjukkan komplokasi
tromboemboli paru
Pantau fungsi gastrointestinal
Penurunan sirkulasi ke mesentrium
(anorksia, penurunan bising usus,
dapat menimbulkan disfungsi
mual-muntah, distensi abdomen dan
gastrointestinal
konstipasi)
Asupan cairan yang tidak adekuat dapat
menurunkan volume sirkulasi yang
Pantau asupan caiaran dan haluaran
berdampak negatif terhadap perfusi dan
urine, catat berat jenis
fungsi ginjal dan organ lainnya. BJ urine
merupakan indikator status hidrsi dan
fungsi ginjal

Kolaborasi pemeriksaan laboratorium


(gas darah, BUN, kretinin, elektrolit)

Penting sebagai indikator perfusi/fungsi


organ

Kolaborasi pemberian agen terapeutik


Heparin dosis rendah mungkin
yang diperlukan:
diberikan mungkin diberikan secara
– Hepari / Natrium Warfarin (Couma- profilaksis pada klien yang berisiko
din) tinggi seperti fibrilasi atrial, kegemukan,
anerisma ventrikel atau riwayat
tromboplebitis. Coumadin merupakan
antikoagulan jangka panjang

Menurunkan/menetralkan asam
Simetidin (Tagamet), Ranitidin lambung, mencegah ketidaknyamanan
(Zantac), Antasida akibat iritasi gaster khususnya karena
adanya penurunan sirkulasi mukosa
Pada infark luas atau IM baru,
trombolitik merupakan pilihan utama
Trombolitik (t-PA, Streptokinase) (dalam 6 jam pertama serangan IMA)
untuk memecahkan bekuan dan
memperbaiki perfusi miokard
6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal;
peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik
atau penurunan protein plasma

7. Intervensi Keperawatan Rasional


Auskultasi bunyi napas terhadap adanya Indikasi terjadinya edema paru
krekels sekunder akibat dekompensasi jantung
Dicurigai adanya GJK atau kelebihan
volume cairan (overhidrasi)

Penurunan curah jantung


mengakibatkan gangguan perfusi

Pantau adanya DVJ dan edema anasarka ginjal, retensi natrium/air dan
penurunan haluaran urine Penurunan
curah jantung mengakibatkan
gangguan perfusi ginjal, retensi
natrium/air dan penurunan haluaran
urine
Keseimbangan cairan positif yang
Hitung keseimbangan cairan dan
ditunjang gejala lain (peningkatan BB
timbang berat badan setiap hari bila
yang tiba-tiba) menunjukkan kelebihan
tidak kontraindikasi
volume cairan/gagal jantung
Pertahankan asupan cairan total 2000 Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
ml/24 jam dalam batas toleransi orang dewasa tetapi tetap disesuaikan
kardiovaskuler dengan adanya dekompensasi jantung

Kolaborasi pemberian diet rendah Natrium mengakibatkan retensi cairan


natrium sehingga harus dibatasi

Kolaborasi pemberian diuretik sesuia


indikasi (Furosemid/Lasix, Hidralazin/ Diuretik mungkin diperlukan untuk
Apresoline, Spironlakton/ Hidronolak- mengoreksi kelebihan volume cairan
ton/Aldactone)
Pantau kadar kalium sesuai indikasi Hipokalemia dapat terjadi pada terapi
diuretik yang juga meningkatkan
pengeluaran kalium

7. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d


kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang
fungsi jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status
kesehatan yang akan dating

8. Intervensi Keperawatan Rasional


Kaji tingkat pengetahuan klien/orang Proses pembelajaran sangat
terdekat dan kemampuan/kesiapan dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan
belajar klien mental klien.
Berikan informasi dalam berbagai
variasi proses pembelajaran. (Tanya Meningkatkan penyerapan materi
jawab, leaflet instruksi ringkas, aktivitas pembelajaran
kelompok)
Memberikan informasi terlalu luas
Berikan penekanan penjelasan tentang
tidak lebih bermanfaat daripada
faktor risiko, pembatasan diet/aktivitas,
penjelasan ringkas dengan penekanan
obat dan gejala yang memerlukan
pada hal-hal penting yang signifikan
perhatian cepat/darurat
bagi kesehatan klien
Aktivitas ini sangat meningkatkan
Peringatkan untuk menghindari aktivitas
beban kerja miokard dan
isometrik, manuver Valsava dan
meningkatkan kebutuhan oksigen serta
aktivitas yang memerlukan tangan
dapat merugikan kontraktilitas yang
diposisikan di atas kepala
dapat memicu serangan ulang
Meningkatkan aktivitas secara
bertahap meningkatkan kekuatan dan
Jelaskan program peningkatan aktivitas mencegah aktivitas yang berlebihan.
bertahap (Contoh: duduk, berdiri, jalan, Di samping itu juga dapat
kerja ringan, kerja sedang) meningkatkan sirkulasi kolateral dan
memungkinkan kembalinya pola hidup
normal
Diuretik mungkin diperlukan untuk
mengoreksi kelebihan volume cairan
Hipokalemia dapat terjadi pada terapi
Pantau kadar kalium sesuai indikasi diuretik yang juga meningkatkan
pengeluaran kalium

DAFTAR PUSTAKA

2000. Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6. Jakarta: EGC

Doenges at al.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC

Price & Wilson.1995. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4.


Jakarta: EGC

Soeparman & Waspadji.1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: BP FKUI

S-ar putea să vă placă și

  • Malformasi Anorektal
    Malformasi Anorektal
    Document17 pagini
    Malformasi Anorektal
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Asma 1
    Asma 1
    Document16 pagini
    Asma 1
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Bu Dewi Sem.3-2
    Bu Dewi Sem.3-2
    Document15 pagini
    Bu Dewi Sem.3-2
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Document25 pagini
    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Imron
    Încă nu există evaluări
  • Vulvitis
    Vulvitis
    Document4 pagini
    Vulvitis
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Jarak
    Jarak
    Document2 pagini
    Jarak
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Dealova
    Dealova
    Document1 pagină
    Dealova
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Kasus
    Kasus
    Document3 pagini
    Kasus
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Adi
    Adi
    Document1 pagină
    Adi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Acmad Yoga
    Acmad Yoga
    Document21 pagini
    Acmad Yoga
    scribdmania234
    Încă nu există evaluări
  • Vulvitis
    Vulvitis
    Document4 pagini
    Vulvitis
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Mklah Erma Nitip
    Mklah Erma Nitip
    Document20 pagini
    Mklah Erma Nitip
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • NANDA-NIC-NOC 2018-2020
    NANDA-NIC-NOC 2018-2020
    Document36 pagini
    NANDA-NIC-NOC 2018-2020
    Anonymous WzJuEa
    100% (1)
  • Vulvitis
    Vulvitis
    Document4 pagini
    Vulvitis
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Kasih
    Kasih
    Document1 pagină
    Kasih
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien
    Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien
    Document16 pagini
    Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Struktur Organisasi
    Struktur Organisasi
    Document1 pagină
    Struktur Organisasi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Mklah Erma Nitip
    Mklah Erma Nitip
    Document20 pagini
    Mklah Erma Nitip
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • KB Kondom
    KB Kondom
    Document9 pagini
    KB Kondom
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Pak Ruli Mentah
    Pak Ruli Mentah
    Document17 pagini
    Pak Ruli Mentah
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Makala H
    Makala H
    Document11 pagini
    Makala H
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Pengkajian Keluarga DM
    Pengkajian Keluarga DM
    Document6 pagini
    Pengkajian Keluarga DM
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • BUNDA LIA Kel 3
    BUNDA LIA Kel 3
    Document13 pagini
    BUNDA LIA Kel 3
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Pathways
    Pathways
    Document1 pagină
    Pathways
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Document8 pagini
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Document8 pagini
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Tawassul
    Tawassul
    Document6 pagini
    Tawassul
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Obat
    Obat
    Document6 pagini
    Obat
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Askep Kardiovaskuler
    Askep Kardiovaskuler
    Document13 pagini
    Askep Kardiovaskuler
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări
  • Aspek Hukum Praktik Keperawatan
    Aspek Hukum Praktik Keperawatan
    Document10 pagini
    Aspek Hukum Praktik Keperawatan
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Încă nu există evaluări