Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
CHILD BEARING
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan
Keperawatan Keluarga I
Puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Tahap Keluarga Child Bearing ” Adapun maksud dilaksanakannya
penulisan makalah ini, tidak lain adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan
Keluarga I yang ditugaskan kepada kelompok, sehingga kelompok dan pembaca
lebih memahami tentang hal tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
para pembaca diharapkan memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini
dapat lebih sempurna. Dan sebelumnya penulis memohon maaf jika ada kesalahan
penulisan atau bahasa yang kurang baku dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa
saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
1.5 Sistematika penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Child Bearing
2.3 Asuhan Keperwatan Tahap Perkembangan Keluarga Child
Keluarga Child Bearing
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari
masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga
memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh
keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama dangan petugas
kesehatan dalam hal ini adalah perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah
yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal
klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki
(Kaakinen, 2015).
perhatian yang diberikan kepada keluarga sebagai objek studi yang sistematik
telah dicapai. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap tahap perkembangan keluarga
asuhan, pendekatan dan target pencapaian menjadi berbeda pula (Ali, 2007).
II, Friedman (2010), yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai bayi berusia 30 bulan. Menurut sebagian besar orang menyatakan bahwa
tahap ini merupakan tahap penuh stressor karena merupakan tahap transisi
untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga menentukan
kesehatannya dan pada akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri,
2. Khusus
a. Menggambarkan konsep keluarga Childbearing
b. Menggambarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga
Childbearing
c. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada keluarga Childbearing
d. Menggambarkan perencanaan keperawatan pada keluarga Chilbearing
e. Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan Childbearing
Childbearing
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode deskriptfif dan menggunakan pendekatan teknik studi kepustakaan
yaitu dengan mempelajari teori dan membaca 7upport7re yang
berhubungan dengan
dengan judul makalah.
5. Sistematika Penulisan
Bab I Bab I Pendahuluan ini berisi latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan
Bab II Bab II Tinjauan pustaka berisi konsep dasar keluarga,
konsep dasar keluarga dengan tahap child bearing , asuhan
keperawatan tahap perkembangan keluarga child bearing .
Bab III Bab III Penutup berisi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinterakasi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Mc Kinney,
(2013)
6. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu
memahami beberapa tipe keluarga.
keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal 70 –
70 – 71)
71)
a) Tr adi sional
sional N uclea
uclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal
dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau kedduanya dapat bekerja diluar rumah.
b) E xtend
xtende
ed F ami ly
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain
sebagainya.
c) R econstitute
consti tuted
d N uclea
uclear
r
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan
anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar
rumah.
d) N i ddle A ge/A
ge/A gi ng C ouple
uple
Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e) D yadic
yadic nuclea
n uclear
r
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
f) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya
dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
g) D ual
ual ca
car i i er
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
h) C ommuter
uter mar r i ed
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i) Single
Si ngle adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
j) T hre
hr ee Ge
G ener
ner ation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k) I nsti
nsti tusional
usional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-
panti.
l) Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
m) G roup
roup Mar
Mar ri age
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
n) Unmar
Unmar r i ed pa
par ent and
and Chi
Ch i ld
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
o) C ohib
hi bi ng Co
C ouple
uple
Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
7. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann,
2010)
a) Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah
b) Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
disusun melalui jalir garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami istri.
c) Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
8. Bentuk Keluarga
1. Menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988) dalam Setiawati (2008)
a) . Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang
yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
b. Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c. Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang
mengepalai keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
d. Bujangan yang tinggal sendirian.
e. Keluarga besar 3 generasi.
f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
8. Fungsi Keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga,
diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga.
keluarga. (Friedmann, 2010
dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan
dalam kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.
1. Pengertian
Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2010), keluarga
II.
bulan.
2. Tahap-tahap
Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing
‘ Childbearing ” (kelahiran anak
pertama).
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang
dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan
anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas
dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang
menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun)
merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing . Kehamilan dan
kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering
terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus
perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap
menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama
perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat
perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai
(Kaakinen, 2015).
Menurut Friedman
Friedman (2010) perhatian pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan yang menjadi fokus
utama asuhan keperawatan pada keluarga childbearing adalah :
a. Persiapan untuk pengalaman melahirkan
Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan pasangan suami istri. Saat
Kehamilan terjadi adaptasi maternal yang merupakan proses sosial dan
kognitif yang kompleks bukan hanya berdasarkan naluri tetapi dipelajari.
Awal kehamilan istri biasanya banyak tidur dan mempunyai keinginan untuk
berhenti dari aktivitas sehari – hari yang penuh tuntutan dan rutinitas.
Trimester ke II mulai mengalihkan perhatian ke dalam kandungannya.
Trimester III perlambatan aktivitas dan waktu terasa cepat berlalu sehingga
aktivitas dibatasi. Istri mulai mengubah konsep dirinya menjadi siap menjadi
orang tua.
d. Mengenali secara dini dan menangani masalah – masalah kesehatan fisik
anak dengan tepat
Keluarga baru belum mempunyai pengalaman mengenai proses pengasuhan
dan perawatan anak terutama mengenai tanda dan gejala suatu kondisi sakit.
Mereka banyak membutuhkan bantuan untuk melakukan tindakan
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kebanyakan belajar dan mendapatkan
pengetahuan
pengetahuan dari orang tua atau teman yang telah lebih dulu mempunyai
mempunyai
anak.
e. Imunisasi
Keluarga baru banyak yang sudah memahami pentingnya mengimunisasikan
bayinya. Tetapi pada sebagian budaya yang menolak untuk melakukan
melakukan
tindakan ini dikarenakan kepercayaan imunisasi akan menimbulkan sakit.
(Zhao, 2010). Penyuluhan dan bantuan layanan kesehatan juga dibutuhkan
oleh keluarga
Penyesuaian menjadi orang tua menjadi hal penting karena kehadiran bayi
sebagai anggota baru membutuhkan perubahan yang tiba – tiba
tiba sampai menuntut
peran yang tidak henti –
henti – hentinya. Perasaan tidak memadai, kurangnya bantuan
dari keluarga dan teman, saran yang bertentangan dan profesional pelayanan
kesehatan.
Ibu biasanya sangat kelelahan baik secara fisik maupun psikologis dan terbebani
dengan tugas rumah tangga dan mungkin oleh tanggung jawab pekerjaan.
Friedman, (2010) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu
sama lain, sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan
kualitas pernikahan menurun sehingga pada tahap ini kebahagiaan pernikahan
lebih rendah.
Penyesuaian dengan keluarga besar dan teman – teman juga terjadi, akses
terhadap jaringan kerja dan sistem dukungan sosial untuk menerima kepuasan
dan memiliki perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda juga
perlu mengetahui
mengetahui kapan mereka membutuhkan
membutuhkan bantuan dan dari mana mereka
mendapatkannya serta kapan mereka harus bergantung pada sumber – sumber
dan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri.
Hubungan pernikahan yang kuat dan aktif turut berperan dalam kestabilan dan
moralitas keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan
kekuatan dan energi pada pasangan untuk diberikan kepada bayinya.
Intervensi
Intervensi Keperawatan Keluarga
a. Identifikasi struktur kekuatan dan fokus kontrol pembuatan keputusan
pada keluarga saat mendiskusikan masalah reproduksi.
b. Pertimbangkan latar belakang budaya dan agama keluarga sebelum
memulai diskusi tentang pilihan alat kontrasepsi karena faktor-faktor ini
menentukan apakah diskusi tersebut sesuai.
c. Jelajahi metode kontrasepsi yang sebelumnya digunakan untuk penilaian
setelah melahirkan.
d. Berikan informasi berbasis bukti terkini tentang pilihan keluarga
berencana selama kehamilan atau pada masa pascapartum.
e. Meluruskan mitos tentang menyusui sebagai metode keluarga berencana.
f. Bila sesuai, perawat ahli genetik untuk penilaian dan konseling jika ada
riwayat penyakit keluarga
a. Kaji orang tua baru untuk mencari dukungan dari teman , anggota
keluarga , kelompok orang tua yang terorganisir , dan rekan kerja sebagai
cara untuk mengatasi tuntutan mengasuh anak.
b. Bekerja dengan keluarga untuk mengembangkan strategi yang
mempertahankan aktifitas pasangan mereka, minat orang dewasa, dan
persahabatan.
c. Fasilitasi diskusi mitra tentang persepsi keterlibatan keluarga besar dalam
perawatan anak baru.
d. Fasilitasi partisipasi orang tua baru dalam proses pembuatan keputusan
perawatan kesehatan dibutuhkan untuk anak mereka , seperti keputusan
nutrisi bayi.
e. Berikan kesempatan belajar untuk membantu orang tua baru beralih dari
ketergantungan menjadi kemandirian dan kekuatan diri
f. Tawarkan pertemuan antar individu dalam pendidikan persalinan untuk
anak kecil (2 sampai 8 tahun) dan berikan informasi kepada orang tua
tentang bagaimana membantu meringankan transisi.
g. Tawarkan kelonggaran untuk kakek-neneknya selama pendidikan
persalinan dengan topik yang bervariasi
bervari asi dari bantuan dengan manajemen
rumah tangga hingga rekomendasi terkini mengenai posisi bayi , makan ,
dan pakaian , serta strategi positif untuk membantu mereka memainkan
peran yang mendukung ( nonparenting ). ).
c Ajarkan cara orang tua untuk mengatasi tangisan yang tidak berarti, yang
akan meningkatkan moral keluarga, meningkatkan kepercayaan diri, dan
membiarkan anggota keluarga mendapatkan tidur tambahan.
d Berikan informasi tentang cara orang tua dapat mengenali isolasi dan
kesepian dengan mencari 26upport dari teman, anggota keluarga,
kelompok orang tua, rekan kerja, dan kelompok pendukung
f Informasikan pasangan
pasangan tentang perubahan seksualitas setelah bayi lahir
dan membantu mereka mengembangkan ekspresi seksual yang saling
memuaskan.
c Doronglah keluarga untuk melakukan rutinitas rutin dan ritual yang ada
terkait dengan bayi dan anak-anak mereka.
d Ciptakan lingkungan yang mendukung untuk mendorong pengetahuan
dan kepercayaan orang tua dalam merawat diri mereka sendiri dan bayi
mereka.
(Kaakinen, 2015)
3. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga
dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg
dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak
dkk, 2011,hal 108)
4. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap evaluasi SOAP
dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh
karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal
klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan
yang di hadapinya. Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap
peningkatan kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit,
meningkatan dan memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ali. 2007. Pengantar
2007. Pengantar Keperawatan Keluarga.
Keluarga . Jakarta. EGC
Duvall, E.M. Dan Miller, B.C. (1985). Marriage And Family Development . New
York:NY Harper
Lawrence, A. (2010). Breastfeeding
(2010). Breastfeeding : A Guide For Medical Prosfession.
Prosfession . St Louis,
MO : Mosby
Mubarak, Wahit Iqbal, Dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Wilson-Mitchell, K. (2008). Mental
(2008). Mental Illness In
I n Refugee And Immigrant Women : A
Nurses Perspective On Culturally Competent Care . Canadian
Journal Of Nurses Research And Practice
Zhao, M., Esposito & Wang .(2010). Cultural Beliefs And Attitudes Toward
Health And Health Care Among Asian Born Women.
Women. Journal Of Obstetric,
Gynecologyc And Neonatal Nurses