Sunteți pe pagina 1din 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP KELUARGA

CHILD BEARING

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan
Keperawatan Keluarga I

Disusun Oleh Kelompok 3


TRI AYU LAKSANA 132141013
 NAILI HANIF M 132141012
DESI RATNASARI 132141016
CINDY NOVIA R 132141017
DINA PUJI LESTARI 132141024

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH.THAMRIN
JAKARTA, 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-
 Nya  penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Tahap Keluarga Child Bearing ” Adapun maksud dilaksanakannya
 penulisan makalah ini, tidak lain adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan
Keluarga I yang ditugaskan kepada kelompok, sehingga kelompok dan pembaca
lebih memahami tentang hal tersebut.

Melalui kesempatan ini,


ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak, terutama kepada orangtua yang telah
memberi dukungan baik secara moril dan materil, serta kepada teman-teman
 penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
 para pembaca diharapkan memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini
dapat lebih sempurna. Dan sebelumnya penulis memohon maaf jika ada kesalahan
 penulisan atau bahasa yang kurang baku dalam makalah ini. Oleh karena itu,
 penulis berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa
saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.

Jakarta, 11 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
1.5 Sistematika penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Child Bearing
2.3 Asuhan Keperwatan Tahap Perkembangan Keluarga Child
Keluarga  Child Bearing
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.

Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam

keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam

menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh anggota yang

membutuhkan (Ali, 2007).

Keluarga menempati posisi di


di antara individu dan masyarakat
masyarakat sehingga dalam

memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi

 penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi

anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari

masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga

memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh

keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama dangan petugas

kesehatan dalam hal ini adalah perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah

ditetapkan (Ali, 2007).

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan

yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal

klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki

otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan


yang di hadapinya. Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap

 peningkatan kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit,

meningkatan dan memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan

(Kaakinen, 2015).

Friedman (2002) menyatakan hingga sepuluh tahun terakhir, tidak banyak

 perhatian yang diberikan kepada keluarga sebagai objek studi yang sistematik

dalam keperawatan. Tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu, pengetahuan dan

teknologi keperawatan, maka pada saat sekarang keluarga dipandang sebagai

klien yang penting dalam mengupayakan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat secara keseluruhan.

Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap perkembangan keluarga yang

telah dicapai. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap tahap perkembangan keluarga

 berhubungan dengan tugas perkembangan keluarga dan masalah kesehatan yang

 berbeda di setiap tahap tingkatannya. Perbedaan ini yang menimbulkan aktivitas

asuhan, pendekatan dan target pencapaian menjadi berbeda pula (Ali, 2007).

Keluarga baru (Childbearing Family) merupakan tahap perkembangan keluarga ke

II, Friedman (2010), yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut

sampai bayi berusia 30 bulan. Menurut sebagian besar orang menyatakan bahwa

tahap ini merupakan tahap penuh stressor karena merupakan tahap transisi

menjadi orang tua. Sebuah ketidakseimbangan bisa terjadi sehingga bisa


menimbulkan krisis keluarga yang dapat berakhir dengan perasaan tidak memadai

menjadi orang tua dan menyebabkan gangguan dalam hubungan pernikahan.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis akan memaparkan mengenai Asuhan

Keperawatan Keluarga pada Keluarga Childbearing  yang dilakukan oleh perawat


perawat

untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga menentukan

 pemecahan permasalahan tersebut, sehingga keluarga mampu secara mandiri

menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan masalah

kesehatannya dan pada akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri,

sejahtera, produktif dan menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan baik.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Umum
Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan
Childbearing.

2. Khusus
a. Menggambarkan konsep keluarga Childbearing
 b. Menggambarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga
Childbearing
c. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada keluarga Childbearing 
d. Menggambarkan perencanaan keperawatan pada keluarga Chilbearing
e. Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
 perkembangan Childbearing 
Childbearing 
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode deskriptfif dan menggunakan pendekatan teknik studi kepustakaan
yaitu dengan mempelajari teori dan membaca 7upport7re yang
 berhubungan dengan
dengan judul makalah.

4. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam menyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup
 penulisannya, yaituasuhan keperawatan keluarga khususnya pada
keluaga pada tahap child bearing.

5. Sistematika Penulisan
Bab I Bab I Pendahuluan ini berisi latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan
Bab II Bab II Tinjauan pustaka berisi konsep dasar keluarga,
konsep dasar keluarga dengan tahap child bearing , asuhan
keperawatan tahap perkembangan keluarga child bearing .
Bab III Bab III Penutup berisi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA


a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional, se rta 8uppor dari
tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan,1986,
Logan,1986, dalam Setiawati, 2008)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinterakasi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Mc Kinney,
(2013)

Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal


serumah karena adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang
saling berinteraksi dan mempertahankan kebudayaan.

6. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu
memahami beberapa tipe keluarga.
keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal 70 – 
70  –  71)
 71)

a) Tr adi sional
sional N uclea
uclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal
dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu atau kedduanya dapat bekerja diluar rumah.

b) E xtend
xtende
ed F ami ly
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain
sebagainya.

c) R econstitute
consti tuted
d N uclea
uclear 

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan
anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar
rumah.

d) N i ddle A ge/A
ge/A gi ng C ouple
uple
Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya
 bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/ perkawinan/ meniti karir.

e) D yadic
yadic nuclea
n uclear 

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.

f) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya
dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

 g) D ual
ual ca
car i i er 
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

h) C ommuter
uter mar r i ed 
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
 jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i)  Single
 Si ngle adult 
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.

 j) T hre
hr ee Ge
G ener
ner ation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k) I nsti
nsti tusional
usional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-
 panti.

l) Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.

m) G roup
roup Mar
Mar ri age
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.

n) Unmar
Unmar r i ed pa
par ent and
and Chi
Ch i ld 
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.

o) C ohib
hi bi ng Co
C ouple
uple
Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

7. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann,
2010)
a) Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah

b) Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari
 beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
disusun melalui jalir garis ibu.

c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.

d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami

e) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan
 beberapa sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami istri.

Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 2010 dalam


Mubarak, dkk, 2011 : hal 69)
b) Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

c) Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

d) Ada perbedaan dan kekhususan


Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.

8. Bentuk Keluarga
1. Menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988) dalam Setiawati (2008)
a) . Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang
yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
 b. Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c. Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang
mengepalai keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
d. Bujangan yang tinggal sendirian.
e. Keluarga besar 3 generasi.
f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.

 b) . Keluarga Non Tradisional


a. Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
 b. Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
c. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
d. Keluarga gay.
e. Keluarga lesbi.
e) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan
monogami dengan anak-anak yang secara bersama- sama
mengunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang
sama.

Menururt Anderson Carter dalam Setiawati (2008)


a. Keluarga inti (nuclear
(nuclear family)
family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
 b. Keluarga besar (ekstensed
(ekstensed family)
family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,
keponakan, sepupu, paman, bibi.
c. Keluarga berantai ( sereal
 sereal family)
family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda ( single family)
family)
Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara
 bersama-sama.
f. Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
satukeluarga

8. Fungsi Keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga,
diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga.
keluarga. (Friedmann, 2010
dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan
dalam kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.

 b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang


dilalui individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar
 berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
 bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap
ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
 balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
 bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga belajar
disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.

c) Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah


sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan
keturunan.

d) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi


kebutuhan seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan
akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan
sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara
suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung
 pada perceraian.

e) Fungsi perawatan kesehatan juga berperan atau berfungsi untuk


melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.

2.2.KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP CHILDBEARING


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di
sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci
dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system.
Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu.
Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka
 perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk
memeriksa dan menganalisa perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar
yang ada dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka. (Ali, 2007).

1. Pengertian
Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2010), keluarga

Childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak

 pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga

childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke

II.

Menurut Rodgers dalam Friedman (2010), keluarga Chilbearing   adalah

keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

 bulan (2,5 tahun). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat

disimpulkan secara umum bahwa keluarga Childbearing adalah keluarga

yang berada pada tahap perkembangan ke II mulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

 bulan.

2. Tahap-tahap
Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing 
‘ Childbearing ” (kelahiran anak
 pertama).
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang
dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan
anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan
 perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas
dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang
menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
 pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun)
merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing . Kehamilan dan
kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
 beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus
 beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering
terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus
 perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap
menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama
 perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua
 berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat
 perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai
(Kaakinen, 2015).

3. Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing 


Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak
 pertama dan berlanjut sampai
sa mpai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada
 beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu:
(Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk ).
a. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
 b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan
d. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
e. Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
h. Beradaptasi pada pola hubunga seksual
i. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.

4. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing 


Sebagai kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup
 banyak dalm memberikan asuhan keperawatan
keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan
konsultasi antara lain (Mubarak, dkk : 88) :
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan
 bayi.
 b. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya.
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak.
d. Tumbang anak yang
yang baik.
e. Interaksi keluarga.
f. Keluarga berencana.
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

Menurut Friedman
Friedman (2010) perhatian pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan yang menjadi fokus
utama asuhan keperawatan pada keluarga childbearing adalah :
a. Persiapan untuk pengalaman melahirkan
Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan pasangan suami istri. Saat
Kehamilan terjadi adaptasi maternal yang merupakan proses sosial dan
kognitif yang kompleks bukan hanya berdasarkan naluri tetapi dipelajari.
Awal kehamilan istri biasanya banyak tidur dan mempunyai keinginan untuk
 berhenti dari aktivitas sehari  –   hari yang penuh tuntutan dan rutinitas.
Trimester ke II mulai mengalihkan perhatian ke dalam kandungannya.
Trimester III perlambatan aktivitas dan waktu terasa cepat berlalu sehingga
aktivitas dibatasi. Istri mulai mengubah konsep dirinya menjadi siap menjadi
orang tua.

 b. Transisi menjadi orang tua


Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat, sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua tercapai. Ibu
dan Ayah kadang – 
kadang  –  kadang
  kadang secara tiba – 
tiba  –  tiba
 tiba berselisih dengan
dengan semua peran
yang mengasyikan yang telah dipercayakan.

c. Perawatan bayi yang sehat


Ibu yang pertama kali mempunyai anak akan banyak meminta bantuan di
dalam proses perawatan bayinya. Banyaknya nasehat dari orang tua,
tetangga, teman dan lingkungan terkadang membuat ibu baru merasa
kebingungan. Kelelahan secara fisik dan emosional dapat membuat ibu baru
mengalami
mengalami post partum blues dan perasaan tidak berdaya.

d. Mengenali secara dini dan menangani masalah  –   masalah kesehatan fisik
anak dengan tepat
Keluarga baru belum mempunyai pengalaman mengenai proses pengasuhan
dan perawatan anak terutama mengenai tanda dan gejala suatu kondisi sakit.
Mereka banyak membutuhkan bantuan untuk melakukan tindakan
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kebanyakan belajar dan mendapatkan
 pengetahuan
 pengetahuan dari orang tua atau teman yang telah lebih dulu mempunyai
mempunyai
anak.

e. Imunisasi
Keluarga baru banyak yang sudah memahami pentingnya mengimunisasikan
 bayinya. Tetapi pada sebagian budaya yang menolak untuk melakukan
melakukan
tindakan ini dikarenakan kepercayaan imunisasi akan menimbulkan sakit.
(Zhao, 2010). Penyuluhan dan bantuan layanan kesehatan juga dibutuhkan
oleh keluarga

f. Pertumbuhan dan perkembangan yang normal


Pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi perhatian yang penting. Pada
masa ini anak sedang berada pada proses interaksi dan adaptasi dengan
lingkungan baru. Keluarga perlu diberitahukan untuk melakukan
 pengawasan
 pengawasan terhadap tumbuh kembang anak dengan secara teratur
membawa anak ke pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas atau
 petugas kesehatan terdekat. Sehingga dapat teridentifikasi kondisi gangguan
dari tumbuh kembang anak.

5. Masalah Yang Lazim Terjadi Pada Keluarga Childbearing


Tahap ini dimulai dengan kehamilan dan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi menjadi orang tua adalah salah satu kunci
dalam siklus kehidupan keluarga, dan sistem permanen dalam keluarga mulai
terbentuk. Masa menjadi orang tua ini bagi sebagian orang merupakan masa
transisi kehidupan yang penuh stress, periode ketidakseimbangan, memerlukan
 banyak perubahan yang dapat menyebabkan
menyebabkan krisis keluarga, perasaan tidak
memadai jadi orang tua, dan menyebabkan gangguan hubungan pernikahan (ward
& Hisley, 2009).

Stressor yang paling sering adalah kehilangan kebebasan personal akibat


tanggung jawab menjadi orang tua, kurangnya waktu dan hubungan persahabatan
dalam pernikahan sering teridentifikasi.

Penyesuaian menjadi orang tua menjadi hal penting karena kehadiran bayi
sebagai anggota baru membutuhkan perubahan yang tiba  –  tiba
 tiba sampai menuntut
 peran yang tidak henti – 
henti  –   hentinya. Perasaan tidak memadai, kurangnya bantuan
dari keluarga dan teman, saran yang bertentangan dan profesional pelayanan
kesehatan.

Ibu biasanya sangat kelelahan baik secara fisik maupun psikologis dan terbebani
dengan tugas rumah tangga dan mungkin oleh tanggung jawab pekerjaan.

Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang


anak, pola hubungan antar pasangan dan sebagai orang tua menunjukkan pola
transaksional yang berubah drastis.

Friedman, (2010) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu
sama lain, sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan
kualitas pernikahan menurun sehingga pada tahap ini kebahagiaan pernikahan
lebih rendah.

Penyesuaian dengan keluarga besar dan teman  –   teman juga terjadi, akses
terhadap jaringan kerja dan sistem dukungan sosial untuk menerima kepuasan
dan memiliki perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda juga
 perlu mengetahui
mengetahui kapan mereka membutuhkan
membutuhkan bantuan dan dari mana mereka
mendapatkannya serta kapan mereka harus bergantung pada sumber  –   sumber
dan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri.

Hubungan pernikahan yang kuat dan aktif turut berperan dalam kestabilan dan
moralitas keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan
kekuatan dan energi pada pasangan untuk diberikan kepada bayinya.

2.3. ASUHAN KEPERAWATAN TAHAP PERKEMBANGAN


PERKEMBANGAN KELUARGA
DENGAN CHILD BEARING
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan
keluarga adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi
data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan
memahami betul lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian yang
digunakan. Data-data yang dikumpulkan antara lain:
a) Data umum
 b) Riwayat dan tahapan perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.

2. Masalah Keperawatan Dan Rencana Keperawatan


1). Tugas Satu
Mengatur Ruang (Wilayah) untuk anak

Intervensi Keperawatan Keluarga


a Kaji tentang keamanan dan kesehatan lingkungan rumah keluarga,
makanan, keamanan (termasuk kebebasan dari kekerasan dalam rumah
tangga), pengaturan ruang yang dibuat untuk bayi, dan lainnya sumber
daya penitipan anak, sumber daya masyarakat, atau sistem pendukung
lainnya.
 b Rujuk keluarga yang tunawisma atau yang tinggal di tempat yang tidak
memadai atau perumahan yang tidak aman, sumber daya untuk
mendapatkan perumahan yang lebih aman.
c Kaji tentang pengetahuan keluarga, nilai, keyakinan, dan kemungkinan
ketakutan membuat persiapan untuk kedatangan bayi yang dapat
diantisipasi.
d Bantu keluarga untuk mengeksplorasi dan mengelola
m engelola kelangsungan hidup
atau kehilangan bayi dan kemudian memobilisasi sumber daya untuk
membantu mereka mengatasi perkembangan keluarga agar dapat terus
 berlanjut.
e Bantu keluarga untuk menemukan cara untuk berkomunikasi dengan
keluarga mereka dan membuat rencana untuk penempatan dan
kesejahteraan masa depan bayi dan keluarga.

2). Tugas Kedua


Pembiayaan Melahirkan Anak dan Child Rearing 

Intervensi Keperawatan Keluarga


a Bantu keluarga untuk menemukan sumber daya berkualitas ti nggi, seperti
 program gizi, makanan, tempat tinggal, layanan konseling atau
 penyelesaian, dan klinik pranatal yang didanai pemerintah, termasuk
klinik kebidanan, puskesmas, atau klinik kesehatan masyarakat yang
mendukung keluarga dengan sumber daya sosioekonomi terbatas.
 b Identifikasi hambatan pada perawatan prenatal, seperti perbedaan
 budaya, kekurangan transportasi atau asuransi cakupan, penitipan anak,
 jam pelayanan konflik dengan pekerjaan keluarga, dan kesulitan
mendapatkan atau menggunakan tunjangan kesehatan.
c Bantu keluarga untuk menemukan keamanan dan penitipan anak yang
sesuai dengan budaya, informasi dan sumber daya yang mereka inginkan
 bahasa.
d Menyampaikan secara lengkap pada keluarga tentang pilihan perawatan
kesehatan yang dihasilkan dari reformasi dan mendesain ulang sistem
 perawatan kesehatan

3). Tugas Ketiga :


Asumsi Tanggung Jawab Bersama untuk Penitipan Anak dan Mengasuh

Intervensi Keperawatan Keluarga


a Mendidik orang tua tentang realitas mengasuh anak, seperti waktu tidur
yang terganggu dan perubahan dalam manajemen waktu dan peran
keluarga.
 b Ajarkan keluarga untuk bergantian dalam merespons kebutuhan bayi,
termasuk memberikan susu, mengganti pakaian, dan menenagkan anak.
c Bantu orang tua untuk mengembangkan keterampilan baru dalam
 perawatan dan cara berinteraksi dengan bayi mereka, seperti membawa
 bayi, tersenyum, berbicara dengan bayi mereka, atau melakukan kontak
mata.
d Amati tanda-tanda keterikatan dengan mendengarkan apa yang orang tua
katakan tentang bayi mereka dan dengan mengamati perilaku orang tua.
e Rujuk keluarga yang tidak menunjukkan perilaku mengasuh yang baik
kepadatenaga profesional lainnya, seperti konselor lokal, psikolog,
 pekerja sosial, atau ahli pertumbuhan perkembangan anak, yang dapat
memberikan intervensi lebih intensif.
f  Mempromosikan persepsi budaya tentang perilaku mengasuh dengan
 budaya membangun kemitraan dalam komunitas etnis keluarga yang
 peduli. Menghormati orang terhormat / yang di tua kan atau anggota
masyarakat dapat bertindak sebagai pemangku budaya untuk tim
 perawatan kesehatan (Wilson-Mitchell, 2008).
g Berikan informasi tentang dan dukungan untuk menyusui, termasuk
 bagaimana mengelola masalah laktasi, memberi ASI yang diharapkan,
dan rujukan untuk konsultasi menyusui yang diperlukan (Lawrence,
2010; Newman & Pitman, 2009).

4). Tugas Keempat


Memfasilitasi Pembelajaran Peran Anggota Keluarga

Intervensi Keperawatan Keluarga


a Dorong wanita hamil untuk membawa pasangan mereka ke dalam
 pengalaman dengan berbagi pengalaman atau cerita dan emosi saat
mereka hamil dan kaji kembali nilai peran mereka sebagai orang tua.
 b Bantu dan dorong pasangan hamil untuk mengeksplorasi sikap dan
harapan mereka tentang peran pasangan mereka dalam keluarga dan
keluarga setelah bayi tersebut lahir.
c Dorong kontak dengan orang lain yang sedang dalam proses mengambil
 peran  parenting , terutama jika orang tua yang diisolasi, remaja, jenis
kelamin yang sama, atau beragam budaya dan hidup terpisah dari
 jaringan tradisional. Hormati peran yang ditentukan secara budaya yang
menolak (atau meminta) perubahan dari pandangan dunia budaya Barat
yang berlaku.
d Berikan kesempatan kepada ayah dan pasangan lainnya atau orang lain
yang penting dalam keluarga untuk menjadi pengasuh bayi yang
terampil.
e Memberdayakan orang tua dengan membantu mereka mengenali
kekuatan mereka sendiri.

5). Tugas Kelima :


Menyesuaikan Diri dengan Pola Komunikasi yang Berubah

Intervensi Keperawatan Keluarga


a Didik orang tua tentang temperamen bayi yang berbeda sehingga mereka
 bisa menafsirkan gaya komunikasi unik pada bayi mereka.
 b Ajari orang tua bagaimana mengenali dan menanggapi isyarat bayinya.
c Dorong orang tua untuk berbicara dan melakukan kontak mata dengan
 bayi mereka.
d Didik orang tua dan pengasuh bayi bahwa tidak pernah tepat atau aman
untuk menggoyang bayi.
e Masukkan beberapa teknik komunikasi ke dalam pendidikan calon orang
tua.
f  Promosikan komunikasi pasangan yang efektif dengan mendorong para
mitra untuk mendengarkan satu sama lain secara aktif menggunakan
ungkapan “Saya
Saya”” daripada saling menyalahkan.
g Dorong pasangan untuk menyisihkan waktu reguler untuk berbicara dan
saling menikmati sebagai pasangan yang penuh kasih.

6). Tugas enam

Perencanaan untuk anak anak berikutnya

Intervensi
Intervensi Keperawatan Keluarga
a. Identifikasi struktur kekuatan dan fokus kontrol pembuatan keputusan
 pada keluarga saat mendiskusikan masalah reproduksi.
 b. Pertimbangkan latar belakang budaya dan agama keluarga sebelum
memulai diskusi tentang pilihan alat kontrasepsi karena faktor-faktor ini
menentukan apakah diskusi tersebut sesuai.
c. Jelajahi metode kontrasepsi yang sebelumnya digunakan untuk penilaian
setelah melahirkan.
d. Berikan informasi berbasis bukti terkini tentang pilihan keluarga
 berencana selama kehamilan atau pada masa pascapartum.
e. Meluruskan mitos tentang menyusui sebagai metode keluarga berencana.
f. Bila sesuai, perawat ahli genetik untuk penilaian dan konseling jika ada
riwayat penyakit keluarga

7). Tugas tujuh

Menyelaraskan pola antargenerasi

Intervensi keperawatan keluarga

a. Kaji orang tua baru untuk mencari dukungan dari teman , anggota
keluarga , kelompok orang tua yang terorganisir , dan rekan kerja sebagai
cara untuk mengatasi tuntutan mengasuh anak.
 b. Bekerja dengan keluarga untuk mengembangkan strategi yang
mempertahankan aktifitas pasangan mereka, minat orang dewasa, dan
 persahabatan.
c. Fasilitasi diskusi mitra tentang persepsi keterlibatan keluarga besar dalam
 perawatan anak baru.
d. Fasilitasi partisipasi orang tua baru dalam proses pembuatan keputusan
 perawatan kesehatan dibutuhkan untuk anak mereka , seperti keputusan
nutrisi bayi.
e. Berikan kesempatan belajar untuk membantu orang tua baru beralih dari
ketergantungan menjadi kemandirian dan kekuatan diri
f. Tawarkan pertemuan antar individu dalam pendidikan persalinan untuk
anak kecil (2 sampai 8 tahun) dan berikan informasi kepada orang tua
tentang bagaimana membantu meringankan transisi.
g. Tawarkan kelonggaran untuk kakek-neneknya selama pendidikan
 persalinan dengan topik yang bervariasi
bervari asi dari bantuan dengan manajemen
rumah tangga hingga rekomendasi terkini mengenai posisi bayi , makan ,
dan pakaian , serta strategi positif untuk membantu mereka memainkan
 peran yang mendukung ( nonparenting ). ).

8). Tugas Delapan

Mempertahankan Motivasi dan Semangat Anggota Keluarga

Intervensi Keperawatan Keluarga

a Informasikan anggota keluarga tentang cara agar adanya rasa nyaman,


istirahat, dan tidur yang akan memudahkan mereka mengatasi kepenatan.
 b Promosikan orang tua untuk beristirahat, sementara bayi membutuhkan
makanan pada malam hari dengan mendorong orang tua untuk
 bergantian menjaga bayi.

c Ajarkan cara orang tua untuk mengatasi tangisan yang tidak berarti, yang
akan meningkatkan moral keluarga, meningkatkan kepercayaan diri, dan
membiarkan anggota keluarga mendapatkan tidur tambahan.

d Berikan informasi tentang cara orang tua dapat mengenali isolasi dan
kesepian dengan mencari 26upport dari teman, anggota keluarga,
kelompok orang tua, rekan kerja, dan kelompok pendukung

e Dorong orang tua untuk mengartikulasikan kebutuhan mereka dan


mencari pertolongan dengan cara yang mendukung harga diri mereka
sebagai orang tua baru.

f  Informasikan pasangan
pasangan tentang perubahan seksualitas setelah bayi lahir
dan membantu mereka mengembangkan ekspresi seksual yang saling
memuaskan.

g Bantu keluarga mengembangkan strategi yang menjadi tujuan aktivitas


 pasangan mereka

h Ambil pendekatan proaktif untuk mempersiapkan dan mendidik wanita


yang baru menjadi dan keluarga
keluarga mereka tentang tanda-tanda
tanda-tanda depresi
 postpartum

9). Tugas Sembilan

Menetapkan Ritual Keluarga dan Rutinitas

Intervensi keperawatan Keluarga

a Tentukan makna budaya khusus yang dimiliki masing-masing keluarga


untuk ritual dan hormati makna tersebut.

 b Kaji melalui observasi dan atau pertanyaan, bagaimana keluarga


mengamati atau mengetahui hari-hari penting.

c Doronglah keluarga untuk melakukan rutinitas rutin dan ritual yang ada
terkait dengan bayi dan anak-anak mereka.
d Ciptakan lingkungan yang mendukung untuk mendorong pengetahuan
dan kepercayaan orang tua dalam merawat diri mereka sendiri dan bayi
mereka.

e Fasilitasi pasangan untuk berdiskusi tentang rutinitas tidur dan mandi,


 barang khusus bayi seperti selimut berharga, julukan, bahasa untuk
fungsi tubuh, dan adat istiadat seperti pengumuman, pembaptisan,
khitanan, atau perayaan lainnya.

(Kaakinen, 2015)

3. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga
dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg
dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak
dkk, 2011,hal 108)

4. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap evaluasi SOAP
dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh
karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal
klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan
yang di hadapinya. Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap
 peningkatan kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit,
meningkatan dan memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.

Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap perkembangan keluarga yang


telah dicapai. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap tahap perkembangan keluarga
 berhubungan dengan tugas perkembangan keluarga dan masalah kesehatan yang
 berbeda di setiap tahap tingkatannya. Perbedaan ini yang menimbulkan aktivitas
asuhan, pendekatan dan target pencapaian menjadi berbeda pula.

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system


keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di
sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam
setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system.
Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2007. Pengantar
2007.  Pengantar Keperawatan Keluarga.
Keluarga . Jakarta. EGC

Duvall, E.M. Dan Miller, B.C. (1985).  Marriage And Family Development . New
York:NY Harper

Friedman, Marilyn M. (2010).  Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori


 Dan. Praktek . Jakarta : EGC

Kaakinen, J.R , Et All.(2015).  Family Health Nursing : Theory, Practice And


 Research .
 Research . Philadelphia : F.A. Davis

Lawrence, A. (2010). Breastfeeding
(2010).  Breastfeeding : A Guide For Medical Prosfession.
Prosfession . St Louis,
MO : Mosby

Mubarak, Wahit Iqbal, Dkk. 2011.  Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan
 Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

 Newman, J & Pittman, T. (2009).  Dr. Jack Newman’s Guide To Breastfeeding  .


Toronto, ON : Harpercollins

Setiawati, Satun, Dkk. 2008.  Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta: Trans Info Media

Ward, S. & Hisley, S. (2009).  Maternal-Child Nursing Care : Optimizing


Outcomes For Mothers, Children And Families.
Families . Philadelphia : Davis

Wilson-Mitchell, K. (2008). Mental
(2008).  Mental Illness In
I n Refugee And Immigrant Women : A
 Nurses Perspective On Culturally Competent Care . Canadian
 Journal Of Nurses Research And Practice
Zhao, M., Esposito & Wang .(2010). Cultural Beliefs And Attitudes Toward
 Health And Health Care Among Asian Born Women.
Women. Journal Of Obstetric,
Gynecologyc And Neonatal Nurses

S-ar putea să vă placă și