Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PERCOBAAN III
ENZIM GLUKOAMILASE II
OLEH
NAMA : S U PR IAD I
KELOMPOK : III
I. A. Tujuan Percobaan
B. Prinsip Percobaan
II. Teori
menaikkan laju reaksi karena dengan adanya enzim, maka reaksi yang terjadi
akan mempunyai energi aktifitas lebih rendah dari reaksi biasanya. Hal ini dapat
disebabkan oleh energy bebas satu atau lebih reaksi antara yang tidak stabil dan
yang lebih kecil untuk kemudian diuraikan menjadi zat-zat yang siap diresorpsi
dan dapat dialirkan lagi untuk membentuk zat-zat semual yang diperlukan untuk
(metabolisme).
reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Proses kimia yang terjadi dengan
dianggap hanya terjadi dengan adanya sel yang mengandung enzim. Pasteur
adalah salah seorang yang banyak bekerja dalam fermentasi ini. Anggapan
tersebut berubah setelah Buchner membuktikan bahwa cairan yang berasal dari
ragi tanpa adanya sel hidup dapat menyebabkan terjadinya fermentasi gula
menjadi alkohol dan karbondioksida. Hingga sekarang kata enzim yang berarti
di dalam ragi tetapi dipakai untuk nama katalis dalam proses biokimia
(Poedjiadi, 1994).
Karena reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
dikatalisis oleh enzim juga peka terhadap suhu. Enzim sebagai protein akan
mengalami denaturasi jika suhunya dinaikkan. Akibatnya daya kerja enzim
Tetapi lebih dari 45oC efek yang berlawanan yaitu denaturasi termal lebih
menonjol dan menjelang suhu 55oC fungsi katalik enzim menjadi punah. Dua
V Ket :
b V = kecepatan reaksi
axb T = Suhu
a a = Bertambahnya kecepatan
b = denaturasi termis
axb = suhu optimum
pH juga sangat berpengaruh terhadap aktifitas enzim, karena sifat ionik
gugus karboksil dan gugus amino mudah dipengaruhi oleh pH. Hal ini
T
menyebankan daerah katalitik dan konformasi enzim menjadi berubah. Selain itu
hilangnya aktifitas enzim. Kurva pengaruh pH ini berupa lonceng dengan sebuah
plateau kecil. Plateau ini sering disebut pH optimum enzim. Dalam mempelajari
suatu enzim, pH optimum ini perlu dicari terlebih dahulu dengan memakai
V pH optimum
pH
(Girindra, 1993)
memecah polisakarida (pati, glikogen, dan lain-lain) pada ikatan α-1,4 dan β-1,6
dan menghasilkan glukosa. Glukosa yang dihasilkan dapat diukur dengan cara
bidang pangan dan nonpangan telah memberikan manfaat dan keuntungan bagi
manusia. Glukoamilase banyak digunakan dalam industri gula cair dan beer.
berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh sumber (mikroorganisme) dan substrat
biasanya agak longgar berikatan dengan enzim. Ko-faktor itu disebut gugus
prostetik. Banyak juga enzim yang memerlukan ko-faktor logam seperti Mn 2+,
spesifik untuk D dan L isomer optic. Enzim L-asam amino oksidasi hanya pada
L-asam amino oksidasi tidak berekasi terhadap isomer D-asam amino. Didalam
parameter Km & Vm. Enzim adalah suatu protein yang mempunyai struktur tiga
Enzim manaikkan laju reaksi karena dengan adanya enzim, maka reaksi yang
terjadi akan mempunyai energy aktivitas lebih rendah dari reaksi biasanya; hal
ini dapat disebabkan oleh energy bebas satu atau lebih antara yang tidak stabil
Larutan Tepung
(20 ppm)
Larutan hijau
ditambahkan arsenomolibrat
ditambahkan 7 mL aquades
diukur absorbansinya
absorbans
Untuk Suhu 40oC & 60oC sama dengan diatas
2. Pengaruh pH
pH 4,5
Larutan Tepung
(20 ppm)
Larutan hijau
ditambahkan arsenomolibrat
ditambahkan 7 mL aquades
diukur absorbansinya
absorbans
C. Pembahasan
Enzim adalah suatu protein yang mempunyai struktur tiga dimensi
menaikkan laju reaksi karena dengan adanya enzim, maka reaksi yang terjadi
akan mempunyai energi aktifitas lebih rendah dari reaksi biasanya. Hal ini
dapat disebabkan oleh energy bebas satu atau lebih reaksi antara yang tidak
faktor seperti suhu, tekanan, waktu dan lain-lainnya. Reaksi atau proses kimia
yang berlangsung dengan baik dalam tubuh kita ini dimungkinkan karena
Pada percobaan ini yang bertujuan untuk menentuan jumlah produk yang
terbentuk oleh kerja enzim amilase dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
bentuk aktivitas, dimana aktivitas enzim adalah kemampuan suatu enzim untuk
mengubah substrat.
substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut
bagian aktif. Pada konsentrasi rendah bagian enzim yang aktif ini hanya
banyak substrat yang berhubungan dengan enzim pada bagian aktif enzim
tersebut. Dengan demikian konsentrasi enzim-substrat makin besar. Hal ini
menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi dan semakin besar pula produk
yang dihasilkannya alam bentuk kompleks enzim substrat. Pada suatu batas
konsentrasi substrat tertentu semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat
terbentuk oleh kerja enzim glukoamilase terhadap substrat dalam hal ini tepung
substrat, yaitu dimulai dari konsentrasi 2,5%, 5%, 10%, 20%, dan 40%. Serta
yang dihasilkanpun akan semakin meningkat, dalam artian dua variabel ini
dapat dikatakan berbanding lurus. Namun ada kalanya pula suatu keadaan
maka reaksi akan mengalami kejenuhan dan hingga pada suatu titik enzim tidak
lagi memiliki pasangan dan pada akhirnya pada kondisi ini produk dan
Hal ini juga berlaku pada variasi konsentrasi substrat terhadap enzim.
Sehingga pada akhirnya dapat dikatakan bahwa kecepatan dan produk reaksi
digambarkan akan merupakan garis lurus. Jadi secara umum reaksi dengan
K1 K3
E + S Es E + P.
Dan berdasarkan percobaan terbukti bahwa, titik optimum pada percobaan ini
Hal ini menunjukkan bahwa pada keadaan ini jumlah enzim dan
substrat tepat bereaksi habis dan jika ditambah terus konsentrasi dari salah
satunya maka tidak akan merubah atau bertambah lebih besar lagi produk dan
kecepatan reaksi yang ada. Dan semua ini terbukti pada saat konsentrasi terus
konsentrasi substrat dari sisa reaksi masih bayak yang tersisa. Meskipun dalam
percobaan ini bukan hanya faktor variasi konsentrasi saja yang dapat
hidrogen (H+) dan banyaknya dan susunan cairan yang ditambahkan. Selain itu
masih ada faktor koreksi yang tidak kalah pentingnya, sebeb faktor ini hampir
disemua percobaan selalu terjadi, yaitu faktor kesalahan, baik itu kesalahan
personal ataupun kesalahan instrumen. Hal ini tidak dapat dihindari tetapi
perlakukan-perlakuan.
V. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
a. Produk optimum yang terbentuk dari kerja enzim terjadi pada konsentrasi
substrat 5% degan perbandingan substrat-enzim sebesar 1:1.
b. Semakin besar konsentrasi substrat (tepung beras) maka produk yang
dihasilkan akan semakin besar, dan akan maksimum pada saat jumlah
substrat tepat sama dengan jumlah enzim yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA