Sunteți pe pagina 1din 40

ASUHAN KEPERAWATAN KMB 11

KLIEN Tn. L

DENGAN GASTRITIS

DI RAWAT INAP PUSKESMAS KALIORI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIORI

KABUPATEN REMBANG

AHMAD YANI
P1337420417115

PRODI DIII KEPERAWATAN


RPL BLORA
TAHUN 2017/2018

Daftar Isi

a
Daftar Isi ..............................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Lingkup Bahasan .................................................................................................. 5
C. Lingkup Bahasan .................................................................................................. 5
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 5
E. Metode Penulisan .................................................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 6
II. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 8
A. Konsep Dasar Gastritis......................................................................................... 8
B. Asuhan Keperawatan ......................................................................................... 12
III. TINJAUAN KASUS ............................................................................................. 19
A. Pengkajian ........................................................................................................... 19
B. Klasifikasi Data ................................................................................................... 25
C. Analisa Data ........................................................................................................ 26
D. Diagnosa keperawatan........................................................................................ 29
E. Rencana Keperawatan........................................................................................ 31
F. Implementasi keperawatan ................................................................................ 33
G. Evaluasi Keperawatan .................................................................................... 35
H. Catatan Perkembangan .................................................................................. 37
IV PENUTUP ................................................................................................................... 38
Kesimpulan .................................................................................................................. 38

ii
Saran – Saran .............................................................................................................. 38
IV. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 40

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastritis merupakan gangguan kesehatan paling sering dijumpai di
klinik karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan
pemeriksaan hispatologi (Priyanto, 2008). Gastritis atau radang lambung
yang juga dikenal dengan sakit radang maag. Meski dirasa sepele,
kenyataannya penyakit ini tetap saja menjadi momok bagi penderitanya.
Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, sakit radang maag justru
dapat berkembang menjadi kanker lambung. Sakit radang maag merupakan
penyakit yang terjadi saat lambung mengalami perubahan fungsi maupun
peradangan (Dewanto, 2012).
Penyakit gastritis yang terjadi pada lambung umumnya desebabkan
oleh dua faktor,yaitu faktor infeksi dan non infeksi. Faktor unfeksi umumnya
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Kuman Helicobacter
Pylori merupakan penyebab tersering. Faktor non infeksi disebabkan oleh
hadirnya zat asing yang masuk dalam tubuh melalui makanan atau minuman
yang menyebabkan peradangan lambung (Dewanto, 2012).
Badan penelitian WHO mengadakan tinjauan terhadap 8 negara dunia
dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari angka kejadian gastritis di
dunia, dimulai dari Negara yang angka kejadian gastritisnya paling tinggi
yaitu Amerika dengan presenatse mencapai 47% kemudian diikuti oleh India
dengan presentase 43%, lalu beberapa Negara lainnya seperti Inggris 22%,
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan Indonesia
40,8% (Nurlina, 2012).
Dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh departemen
kesehatan RI angka kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang
tinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya
seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandunng 32,5%,

4
Palembang 35,3%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut
disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Nurlina, 2012).

B. Lingkup Bahasan
Dalam penyusunan askep ini, penulis membatasi pembahasan pada
Asuhan Keperawatan Tn. L dengan gangguan Sistem Pencernaan Grastitis di
rawat inap psukesmas kaliori.

C. Lingkup Bahasan
Adapun tujuan askep ini meliputi :

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi atau gambaran pelaksanaan asuhan


keperawatan klien dengan gastritis di Puskesmas Kaliori

2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian analisis dan
penetapan diagnosa keperawatan pada klien dengan gastritis.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis.
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan gastritis.
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan evaluasi
tindakan keperawatan pada klien dengan gastritis.

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan .........
2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya di
Puskesmas Kaliori
3. Sebagai bacaan untuk menambah pengetahuan khususnya rekan – rekan
mahasiswa ......

5
E. Metode Penulisan
Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan metode
antara lain :

1. Studi kepustakaan
Penggunaan kepustaan dengan cara membaca buku – buku yang ada
hubungannya dengan penyakit gastritis.
2. Studi kasus ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
keperawatan yang dimulai dengan pengkajian, nalisa data, merumuskan
diagnosa keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan,
mengevaluasi hasil tindakan keperawtan.
3. Studi dokumentasi
Yaitu dengan melihat catatan klien terhadap pemeriksaan laboratorium
dan pemeriksaan lainnya berkaitan dengan masalah klien serta
interpretasi dari tindakan yang telah diberikan.

F. Sistematika Penulisan
Pembahasan karya tulis ilmiah ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika
sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Di dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,


lingkup bahasan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Di dalam bab ini akan diuraikan konsep – konsep atau teori yang
mendasari penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menguraikan
dalam urutan – urutan sebagai berikut :

A. Konsep Dasar Gastritis


B. Asuhan Keperawatan

6
BAB III : Tinjauan Kasus

Di dalam bab ini akan diuraikan sebuah kasus gastritis yang


diperoleh dari studi kasus di puskesmas kaliori. Adapun uraian bab
ini sebagai berikut :

A. Pengkajian Keperawatan
B. Perencanaan Keperawatan
C. Pelaksanaan Keperawatan
D. Evaluasi

BAB IV : Penutup

Bab ini membahas tentang :

A. Kesimpulan merupakan rumusan dari seluruh isi askep ilmiah


ini.
B. Saran – saran merupakan tanggapan dari seluruh butir – butir
yang dirumuskan.

7
II. Tinjauan Pustaka

A. Konsep Dasar Gastritis

1. Pengertian

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung


(Priyanto, 2008). Dan menurut Suratun (2010) gastritis adalah suatu
peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal
dengan karakterisitik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium,
mual dan muntah. Sedangkan menurut Broker (2009) gastritis adalah
inflamasi mukosa yang melapisi lambung dan gastritis dapat terjadi secara
akut ataupun kronis.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat


menyumpilkan bahwa gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada
mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.

2. Klasifikasi Gastritis

menurut Robbins (2009) gastritis dibagi kedalam dua kalisifikasi yaitu :

a. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan proses inflamsi yang bersifat akut dan
biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung. Keadaan ini paling sering
berkaitan dengan penggunaan obat – obat anti inflamasi nonsteroid
(khusunya, aspirin) dalam waktu yang lama dan dosisi tinggi, konsumsi
alkohol yang berlebihan, dan perokok berat. Stress berat (luka bakar dan
pembedahan), iskemia dan syok juga menyebabkan gastritis akut, seperti
halnya kemoterapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam atau
alakali, iradiasi lambung, trauma mekanik, dan gastrektomi.

8
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diartikan sebagai keadaan terdapatnya
perubahaninflamotorik yang kronis pada mukosa lambung sehingga
akhirnya terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini menjadi
latar belakang terjadinya dysplasia dan karsinoma.
c. Etiologi
Menurut Suratun (2010) ada beberapa penyebab yang dapat
mengakibatkan seseorang menderita gastritis antara lain, yaitu :
1. Mengkonsumsi obat – obatan kimia (asetaminofen (aspirin), steroid
kortikosteroid), digitalis. Asetaminofen dan kortikosteroid dapat
mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid
anti imflammation drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis
prostaglandin sehingga sekresi HCI meningkat dan menyebabkan
suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbulkan iritasi
mukosa lambung.
2. Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan gaster.
3. Terapi radiasi, reflek empedu, zat – zat korosif (lada, cuka)
menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan
pendarahan.
4. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi
HCI lambung.
5. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschericia coli,
salmonella, dan lain – lain.
d. Patofisiologi
Obat – obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosive). Mukosa lambung berperan
penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin.
Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan
merusak mukosa. Pepsin merangsang pelepasan histamin dari sel mast.
Histamine akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler

9
sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra dan
menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan
pada lambung.
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka
inflamasi akan menjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi
oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh
sel mukosa lambung akan menurun atau menghilan sehingga cobalamin
(Vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Pada akhirnya klien
gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis
rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun, 2010).
e. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien dengan grastitis menurut Robbins
(2009) ialah sebagai berikut :
a. Gastritis akut : gambaran klinisnya gastritis akut berkisar dari
keadaan asimtomatik, nyeri abdomen akut dengan hematemesis.
b. Gastritis kronis : gastritis kronis biasanya asimtomatik, kendati
gejala nausea, vomitus atau keluhan tidak nyaman pada
abdomen atas dapat terjadi; kadang – kadang, ditemukan anemia
pernisiosa yang manifes. Hasil laboratoriumnya meliputi
hipoklorhidria lambung dan hipergastrinemia serum. Resiko
terjadinya kanker untuk jangka panjang adalah 2 (dua) persen
hingga 4 (empat) persen.

f. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis
dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk
perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah infeksi helicobacterpylori, sebesar 100% pada

10
tukak duodenum dan 60% - 90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti
dapat ditegakkan dengan endoskopi (Mansjoer, 2000).
g. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Suratun (2010) pemeriksaan diagnostik pada pasien
dengan gastritis meliputi :
a. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
b. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui
adanya defesiensi B12.
c. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam
feses.
d. Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI
lambung. Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
e. Test antobody serum. Bertujuan untuk mengetahui adanya
antibody sel pariental dan faktor instrinsik lambung terhadap
helicobacter pylori.
f. Endoscopy, biopdy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan
bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel
lambung
h. Penatalaksanaan
Menurut Manjoer (2000) penatalaksanaan medis pada pasien
Gastritis, baik gastritis akut maupun gastritis Kronis ialah sebagai berikut
:
a. Gastritis Akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet
lambung, dengan porsi kecil dan sering. Obat – obatan ditujuan
untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis
reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid.
Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan
prostaglanding.
b. Gastritis Kronis

11
Penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan sindrom
dispepsia, apa lagi jika test serologi negatif. Pertama – tama yang
dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab pada
gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa
antasid, antagonis H2/ inhibitor pompa proton dan obat – obatan
prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan, dilakukan terapi
eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur dan PA ketiganya
negatif atau serologi negatif.

B. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis menurut Suratun (2010)


ialah sebagai berikut :

1. Pengkajian Gastritis
a. Data Subyektif
Keluhan klien berupa nyeri uluhati, mual dan muntah, anorexia, rasa
penuh, pola makan salah, stres, konsumsi obat – obatan, merokok,
alkohol, diit, sakit kepala, bersendawa, rasa terbakar setelah makan.
b. Data Obyektif
Hasil pengkajian didapatkan nyeri tekan abdomen, dehidrasi, muntah
(frekuensi, bahan muntahan, darah).
1. Tanyakan pasein tentang tanda – tanda dan gejala – gejala yang
ditunjukkan; nyeri ulu hati. Indigesti, mual, muntah; jika terdapat
gejala; apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi,
makan atau minum terlalu banyak atau terlalu cepat.
2. Bagaimana gejala menghilan
3. Selidiki apakah orang lain di lingkungan pasien mempunyai gejala
– gejala serupa; apakah sudah dimuntahkan darah atau telah
menelan suatu elemen penyebab.

12
4. Lakukan pengkajian fisik lengkap. Perhatikan nyeri tekan
abdomen, dehidrasi, dan bukti – bukti kelainan sistematik yang
mungkin bertanggung jawab terhadap gejala – gejala.
2. Pengkajian Gastritis
Adapun Diagnosa Keperawatan menurut Suratun (2010) adalah
sebagai berikut :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan
yang berlebihan (muntah, perdarahan), intake cairan yang tidak
adekuat
b. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tindakan pembatasan intake nutrisi, puasa.
d. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

3. Intervensi Keperawatan
Interversi Keperawatan menurut Suratun (2010) adalah sebagai
berikut :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan yang
berlebihan (muntah, perdarahan), intake cairan yang tidak adekuat.
Tujuan : pemenuhan kebutuhan cairan adekuat.
Kriteria Hasil : pengeluaran urine adekuat, tanda – tanda vital dalam
batas normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian
kapiler kurang dari 3 detik.

Intervensi Rasional

1. Catat karakteristik muntah 1. Untuk membedakan distress


dan drainase. gaster.
2. Observasi tanda – tanda 2. Perubahan tekan darah dan
vital setiap 2 jam. nadi indicator dehidrasi.

13
3. Monitor tanda – tanda 3. Untuk mngidentifikasi
dehidrasi (membrane terjadinya dehidrasi.
mukosa, turgor kulit, 4. Untuk mengetahui
pengisian kapiler). keseimbangan cairan tubuh.
4. Obsarvasi masukan 5. Untuk menurunkan kerja
(intake) dan pengeluaran gaster sehingga mencegah
(output) cairan. terjadinya muntah.
5. Pertahankan tirah baring. 6. Mencegah refluks dan
aspirasi antasid
7. Menetralisir asam lambung
6. Tinggikan kepala tempat
tidur selama pemberian
antasid 8. Kafein merangsang produksi
7. Berikan cairan peroral 2 asam lambung.
liter/hari. 9. Untuk pergantian cairan
8. Jelaskan pada klien agar sesuai derajat hipovalemi
menghindari kafein. dan kehilangan cairan.
10. Untuk membersihkan
9. Berikan cairan intravena lambung yang berisi darah
sesuai pram terapi medik. supaya terbentuk ammonia.
11. Untuk mengidentifikasi
10. Pasang nasogastrik tube adanya anemia.
(NGT) pada klien yang 12. Untuk mengatasi masalah
mengalami pendarahan gastritis dan hematamisis.
akut.
11. Pantau hasil pemeriksaan
haemoglobin (HB).
12. Berikan terapi antibiotik,
antasid, Vit K,sesuai
program medik.

14
b. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa gaster.
Tujuan : nyeri teratasi
Kriteria hasil : klien rileks, klien dapat tidur, skala nyeri 0-2.
Intervensi Rasional

1. Kaji dan catat keluhan nyeri 1. Untuk menentukan intervensi dan


termasuk lokasi, lamanya mengetahui efek terapi.
instensitas skala nyeri (0-10).
2. Berikan makanan sedikit tapi 2. Makanan sebagai penetralisir asam
sering. lambung.
3. Jelaskan agar klien menghindari 3. Makanan yang merangsang dapat
makanan yang merangsang mengiritasi mukosa lambung.
lambung, seperti makanan pedas,
asam, dan mengandung gas.
4. Atur posisi tidur senyaman
mungkin. 4. Posisi yang nyaman dapat
5. Anjurkan klien melakukan teknik mnurunkan nyeri.
relaksasi, seperti napas dalam, 5. Teknik relaksasi dapat mengalihkan
mendengarkan musik, menonton perhatian klien sehingga dapat
TV dan membaca. menurunkan nyeri.

6. Berikan terapi analgetik dan


6. Untuk menghilangkan nyeri
antasid.
lambung

c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


tundakan pembatasan intake nutrisi, puasa.
Tujuan : pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria hasil : makan habis 1 porsi, berat badan meningkat
Hasil Laboratorium : alnumin, Hb normal.

15
Intervensi Rasional

1. Kaji status nutrisi dan pola makan 1. Sebagai dasar untuk menentukan
klien. intervensi.
2. Puasakan pasien selama fase akut. 2. Menurunkan rangsangan lambung
sehingga mencegah muntah.
3. Berikan nutrisi enteral atau 3. Untuk pemenuhan kebutuhan
parental. nutrisi.
4. Berikan minum peroral secara 4. Untuk merangsang gaster secara
bertahap jika fase akut berkurang. bertahap.
5. Berikan makan peroral secara
bertahap, mulai dari makanan 5. Mencegah terjadinya iritasi pada
saring. mukosa.
6. Jelaskan agar klien menghindari
minuman yang mengandung kafein.
7. Timbang berat badan klien setiap 6. Kafein dapat merangsang aktivitas
hari dengan alat ukur yang sama. gaster.
8. Berikan terapi multivitamin dan 7. Untuk mengetahui status nutrisi
antasid sesuai program medik klien.

8. Untuk meningkatkan nafsu makan


menghilangkan mual.

d. Ansietis berhubungan dengan pengobatan


Tujuan : pasien mampu mengontrol kecemasannya
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional

1. Dengarkan keluhan pasien dengan 1. Meningkatkan trust


penuh perhatian.

16
2. Dorong pasien untuk 2. Mengurangi beban fikiran pasien,
mengungkapkan perasaan, menciptakan perasaan lega.
ketakutan dan persepsi. 3. Pasien mengetahui tentang
3. Berikan informasi factual mengenai penyakitnya, mengurangi
diagnosis, tindakan prognosis. kecemasan terhadap tindakan yang
akan dilakukan.
4. Identifikasi tingkat kecemasan. 4. Berkaitan dengan tindakan yang
akan dilakukan, obat penenang.
5. Mendilatasi ketegangan otot – otot.
5. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi

4. Implementasi
Menurut Carpenito (2009), komponen implementasi dalam proses
keperawatan mencakup penerapan keterampilan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk implementasikan biasanya berfokus
pada
a. Melakukan aktivitas untuk klien atau membantu klien.
b. Melalukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah
baru atau memantau status masalah yang telah ada.
c. Memberi pendidikan kesehatan untuk membantu klien mendapatkan
pengetahuan yang baru tentang kesehatannya atau penatalaksanaan
gangguan.
d. Membantu klien membuat keputusantentang layanan kesehatannya
sendiri.
e. Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi kesehatan lainnya
untuk mendapatkan pengarahan yang tepat.
f. Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan, mengurangi,
atau menyelesaikan masalah kesehatan.
g. Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri.

17
h. Membantu klien mengidentifikasi resiko atau masalah dan menggali
pilihan yang tersedia.
5. Evaluasi
Menurut Asmadi (2008) Evaluasi adalah tahap akhir dari proses
keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara bersinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil,klien bisa keluar dari
siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, kajian ulang (reassessment).
Secara umum, evaluasi ditunjukkan untuk :
a. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
c. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.

18
III. TINJAUAN KASUS

Pada bab ini ppenulis akan menguraikan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien Tn. L

Pelaksanaan asuhan keperawatan ini diuraikan secara sistematis mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawtan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

1. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 72
Jenis Kelamin :L
Alamat : Desa Purworejo, Kaliori.
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Buruh
Lama Bekerja : 40 tahun
Tgl Masuk RS : 3 November 2017
Tgl Pengkajian : 4 November 2017
Sumber informasi ; Dokter , perawat, klien dan keluarga.
2. Riwayat Penyakit
a.Keluhan utama
Tn L mengeluh nyeri pada perut .Ulu hati terasa perih .

b.Riwayat Kesehatan Sekarang

- Riwayat : klien datang ke puskesmas kaliori tanggal 3 november


2017

19
- Keluhan : ulu hati perih dan nyeri, BAB hitam, mual, pusing,
gemetar.
- Hal yang memperberat keluhan : jika klien makan makanan yang
pedas.
- Hal yang meringankan keluhan : jika klien makan sedikit – sedikit.

C .Riwayat Kesehatan Masa Lalu

- Klien mulai merasa sakitulu hati sejak tahun 2016


- Klien belum pernah di rawat di rumah sakit tapi pernah berobat di
tumah sakit
- Klien tidak pernah dioperasi
- Klien tidak pernah kecelakaan
- Dulu klien suka merokok tapi sekarang hanya sesekali saja
- Klien suka minum kopi
c. Riwayat Penyakit dahulu .
Genogram 3 generasi
- Gambar
1. Orang tua dari ayah dan ibu klien meninggal tidak diketahui waktu
dan penyebabnya.
2. Ayah dan ibu klien serta saudaranya yang meninggal tidak diketahui
waktu dan penyebabnya.
3. Saudara dari klien yang meninggal tidak diketahui waktu dan
penyebabnya.
4. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dan
penyakit menular.
d. Diagnosa medik : Gastritis

3.Pengkajian Pola Fungsional

a.Persepsi dan pemeliharaan kesehatan /Pengetahuan tentang penyakit ;

20
Tn.L dan keluarga kurang begitu memahami tentang penyakit gastritis
karena terbatasnya kognitif .
b.Pola nutrisi / metabolic ; Diet makanan pedas asam manis.hindari
minuman beralkohol, dan mengandung soda.
c.Pola Eliminasi
Buang Air Besar ;frekwensi 1x sehari, warna kuning kadang hitam,
konsistensi padat
Buang Air Kecil ; frekwensi 4-5x sehari ,warna kuning , bau pesing ,
jumlah tak di ukur.
d.Pola aktifitas dan latihan .

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √

e.Pola tidur dan istirahat.


Sejak sakit Tn,L jadi susah tidur, istirahat jadi kurang , bangun tidur badan
jadi lemas.
f.Pola perceptual .
Penglihatan ; agak kabur ,Pendengaran ; sedikit berkurang ,Pengecap dan
sensasi;baik
g.Pola persepsi diri : Tn L merasa bosan di rumah sakit,cemas dan sedikit
putus asa.
h.Pola seksualitas dan reproduksi :Tn L kawin, punya istri satu anak satu.

21
i.Pola peran hubungan : sebelum sakit komunikasi baik dengan keluarga ,
setelah sakit klien menarik diri dan agak tertutup.Pendapatan klien menjadi
berkurang karena tidak bekerja. Kebutuhan klien di bantu oleh anaknya.
j.Pola manajemen koping dan stress ; koping Tn L menjadi tidak efektif sejak
sakit , merasa stress dengan penyakitnya yang tak sembuh – sembuh.
i.Sistem nilai dan keyakinan ; Sejak sakit klien jadi merasa terganggu dalam
melakukan ibadahnya kepada Tuhan .

4.Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Klien tampak lemah


b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi badan dan berat badan tidak diukur
d. Tanda – tanda vital :
1. Tekanan darah : 90/60 mmHg
2. Nadi : 80 X/menit
3. Pernafasan : 18 X/menit
4. Suhu : 36 C
e. Kulit
- Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada eritema, kulit tidak pucat
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik
f. Kepala
- Inspeksi : rambut beruban, penyebaran tidak merata, keadaan kulit
kepala tampak bersih, tidak adanya luka/massa
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
g. Muka
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak pucat, ekspresi wajah
tampak meringis, klien tampak murung
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya benjolan
h. Mata

22
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya edema pada
palpebra, sclera tidak icterus, conjungtiva pucat, reflesk cahaya pada
pupil positif (katarak), bulu mata menyebar rata, bola mata dapat
bergerak ke segala arah
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tiak ada peningkatan tekanan
intrakokuler
i. Hidung
- Inspeksi : tidak tampak adanya deviasi septum dan polip, tidak
tampak adanya sekret atau perdarahan
- Palpasi : tidak ada nyeri nyeri pada sinus frontalis, ethmoidalis,
maksillaris
j. Telinga
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya peradangan,
tidak ada serumen/sekret
- Palpasi : tiddak ada nyeri tekan pada tragus, mastoid
k. Mulut
- Inspeksi : bibir tidak kering, tidak cyanosis, gusi tidak ada
peradangan, lidah tidak kotor, tidak ada gigi palsu
l. Tenggorokan
- Inspeksi : posisi ovula di tengah, tidak tampak adanya peradangan
pada tonsil
m. Leher
- Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, limfe,
dan vena jugularis
- Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena
jugularis
n. Dada
- Inspeksi : bentuk dada normal diameter anterior posterior :
tranversal 1:2, pengembangan dada seimbang kiri dan kanan, tipe
pernafasab eupnea, frekuensi pernafasan 90 x/menit, irama
pernafasan teratur

23
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, vokal fremitus getaran
seimbang kiri dan kanan
- Perkusi : senor pada semua lapang paru, pekak, pada ICS 3-5
midklavikula kiri, batas paru -paru hepar pekak pada ICS 6, batas
paru-paru – lambung tympani pada ICS 8
- Auskultasi bunyi nafas vesikuler di seluruh lapang paru
o. Jantung
- Inspeksi : tidak tampak ietus cordis
- Palpasi : ietus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra
- Perkusi : pekak pada daerah jantung ICS 3-5 dada kiri
- Auskultasi : S I : trikuspidalis pada ICS 5 midklavikula kiri, mitral
pada ICS 4 linea parsternalis kiri, terdengar murni dan teratur, tidak
terdengar bunyi tambahan
S II : aorta pada ICS 2 parasternalis kanan, pulmonal pada
ICS 2 parasternalis kiri, terdengar murni dan teratur, tidak
terdengar bunyi tambahan
p. Abdomen
- Inspeksi : perut tampak datar, tidak tampak adanya luka, warna kulit
sama dengan sekitarnya
- Auskultasi : peristaltik, usus 8x/menit, durasi 4 detik, interval teratur
- Perkusi : tympani pada area abdomen, pekak pada area hepar
- Palpasi : tidak teraba pembesaran hepar, ginjal, nyeri tekanan darah
epigastrium
- Keluhan : klien mengeluh sakit ulu hati
q. Genitalia dan anus
Tidak dilakukan pemeriksaan berhubung karena pada anamnesis tidak
didapatkan adnya keluhan pada organ tersebut
r. Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
- Inspeksi : pergerakan kiri/kanan simetris, kekuatan otot 5/5, tidak
tampak adanya oedema, tidak ada atropi otot

24
- Refleks : biceps kanan/kiri : +/+
Triceps kanan/kiri :+/+
- Sensori : dapat merasa nyeri, dapat membedakan panas dan dingin,
dapat membedakan kasar dan halus, tampak terpasang infus DEX
5% 20tts/menit
2. Ekstremitas Bawah
- Inspeksi : klien bisa berjalan dengan dibantu kekuatan otot
kanan/kiri 5/5, tidak tampak adanya oedema, tidak ada atropi otot
- Palpasi : KPR kanan/kiri +/+, APR kanan/kiri +/+
- Sensori : dapat merasakn nyeri, dapat membedakan panas dan
dingin, dapat membedakan kasar dan halus.

5.Hasil pemeriksaan laboratorium .

Laboratorium Tanggal 31 Oktober 2017


Hb : 7,0 gr%
Leukosit : 11.700/mm2
Glukosa Sewaktu : 187 mg/dl
Urine : Kj : Eri : 0-1
Leuko : 0-1
Ep : +1
Ca Ox : -
Prote : -
Red :-
Bil :-
Bak :

B. Klasifikasi Data
1. Data subjektif :
a. Klien mengluh sakit ulu hati sejak 7 hari lalu disertai mual
b. Keluarga mengatakan klien makan hanya setengah porsi
c. Klien sering bertanya tentang penyakitnya

25
d. Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi oleh keluarga
e. Klien berharap segera sembuh
2. Data Objektif
a. Ekspresi wajah tampak meringis
b. Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus
xifoideus
c. Klien tampak lemah
d. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 90/60 mmHg nadi : 80x/menit
- Pernafasan : 18x/menit suhu : 36,2 C
e. Klien tampak murung
f. Porsi makan tidak dihabiskan
g. Klien nampak gelisah

C. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Kontak Penyebab Nyeri

- Klien mengatakan
mengeluh sakit ulu
Iritasi mukosa lambung
hati sejak 7 hari lalu
disertai mual, nafsu
makan kurang
peradangan pada
DO : lambung

- Ekspresi wajah
nampak meringis
pelepasan zat bradikinin
- Nyeri tekan pada
dan histamin
abdomen kuadran kiri
atas, daerah di bawah
processus xifoideus

26
- Tanda – tanda vital : merangsang reseptor
T : 90/50 mmHg nyeri
N : 80/menit
P : 18x/menit
S : 36,2 C rangsangan pada
thalamus

nyeri dipersepsikan di
cortex cerebri

nyeri

27
2 DS: Kontak Penyebab Gangguan
pemenuhan nutrisi
- Klien mengeluh sakit
kurang dari
ulu hati sejak 7 hari
Iritasi mukosa lambung kebutuhan
lalu disertai mual,
nafsu makan kurang
- Keluarga mengatakan
pelepasan histamin,
klien hanya makan
bradikinin, serotonin,
setengah porsi
prostaglandin
DO :

- Keadaan umum
stimulus chemoreseptor
tampak lemah
trigger zone
- Porsi makan tidak
dihabiskan
- Hb : 11,6 gr%
stimulus pada pusat
muntah di medulla
oblongata

koordinasi aktivitas
gerak dari lambung

mual, muntah

3 DS : Intake yang kurang Intoleransi


aktivitas
- Klien mengatakan
kebutuhannya
Tubuh kekurangan zat
dipenuhi dan dibantu
nutrisi sehingga energi
oleh keluarga

28
- Keluarga mengatakan yang terbentuk dari hasil
klien mandi dengan metabolisme berkurang
cara dilap basah

DO :
Kelemahan fisik
- Klien tampak lemah
- ADL tampak dibantu :
makan dan minum, Intoleransi aktivitas
bila klien ke kamar
mandi dibantu

4 DS : Proses penyakit kecemasan

- Klien sering bertanya


tentang penyakitnya
Stressor
- Klien berharap
penyakitnya segera
sembuh
cemas
DO :

- Klien tampak murung


- Klien tampak gelisah

D. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya
peradangan pada lambung, ditandai dengan :
DS :

29
- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 7 hari yang lalu disertai mual,
nafsu makan kurang
- Ekspresi wajah tampak meringis
DO :
- Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah
processus xifoideus
- Tanda – tanda vital :
T : 90/50 mmHg
N : 80x/menit
P : 18x/menit
S : 36,2 oC
2. Gangguan pemenuhan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 7 hari yang lalu disertai mual,
nafsu makan kurang
- Keluarga mengatakan klien hanya makan setengah porsi
- BAB kadang berwarna hitam
DO :
- Keadaan umum tampak lemah
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Hb : 7,0 gr%
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan
:
DS :
- Klien mengatakan kebutuhan dipenuhi dengan dibantu oleh
keluarga
- Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah
DO :
- Klien tampak lemah

30
- Aktifitas tampak dibantu : makan dan minum, jika ke kamar mandi
klien dibantu
4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan , ditandai dengan :
DS :
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya
- Klien berharap dapat cepat sembuh
DO :
- Klien tampak murung
- Klien tampak gelisah

No Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan


lambung.

Gangguan pemenuhuan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


2
dengan intake yang tidak adekuat.

3
Intoleransi aktivitas berhungan dengan kelemahan.

4.
Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

E. Rencana Keperawatan
Tgl/ No Tujuan & Kriteria Intervensi Paraf
jam DK Hasil

4-11- 1. Tujuan : nyeri - Kaji dan catat keluhan nyeri termasuk


2017/ dapat teratasi lokasi, lamanya intensitas nyeri (0-10)
09.00 - Berikan makanan sedikit meskipun tapi
Kriteria hasil : klien
WIB sering
rileks, klien dapat

31
tidur, skala nyeri 0- - HE agar klien menghindari makanan yang
2 menanggung lambung seperti pedas, asam
dan mengandung gas.
- Atur posisi tidur senyaman mungkin.
- Anjurkan klien untuk teknik relaksasi
seperti tarik nafas dalam, mendengarkan
musik, menonton TV.
- Berikan terapi analgetik dan antasid
dengan berkolaborasi.
4-11-
2017/ Tujuan : setelah
2.
10.00 dilakukan - Kaji status nutrisi dan pola makan klien
WIB perawatan - Anjurkan untuk makan sedikit demi sedikit
kebutuhan nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
dapat terpenuhi - Berikan makanan yang lunak dan digemari
pasien
Kriteria hasil : -
- Anjurkan klien untuk melakukan iral higyne
keadaan umum
2x sehari
baik
- Timbang BB klien setiap hari
- Turgor kulit baik - Pantau turgor kulit, mukasa bibir, dll
- BB meningkat - Konsultasi dengan tim ahli gizi untuk
pemberian menu.

Tujuan : klien
5-11- 3. dapat beraktivitas - Kaji TTV pasien
2017/ - Observasi sejauh mana klien dapat
Kriteria hasil : -
09.00 melakukan aktivitas.
klien dapat
WIB - Berikan lingkungan yang tenang
beraktivitas tanpa
- Berikan bantuan aktivitas
bantuan, skala
- Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien
aktivitas 0-1

32
- Tingkatkan tidak baring atau duduk dan
berikan obat sesuai dengan indikasi
6-11- 4. Tujuan : setelah
2017/ dilakukan tindakan
- Kaji TTV pasien
09.00 keperawatan klien
- Dengarkan keluhan klien
WIB mampu menontrol
- Berikan informasi yang akurat
kecemasannya
- Berikan lingkungan yang tenang untuk
Kriteria hasil : klien istirahat
bisa - Berikan teknik relaksasi
mengungkapkan - Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaan dan pernyataan takut, cemas dan beri umpan
pikirannya secara balik
terbuka - Memberikan dorongan bagi orang terdekat
untuk tinggal dengan klien

F. Implementasi keperawatan
Tgl/jam No DK Implementasi Paraf

1 gangguan nyeri - Mengkaji dan mencatat keluhan


berhubungan nyeri
4-11-
dengan adanya - Memberikan makanan sedikit
2017/09.00
radang lambung tapi porsi sering
WIB
- Melakukan health education
agar klien berpantang makanan
yang merangsang lambung
- Mengatur posisi tidur yang
nyaman untuk klien

33
- Menganjurkan klien cara – cara
teknik relaksasi
- Berkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi

2. gangguan - mengkaji status gizi dan pola


pemenuhan nutrisi makan klien
4-11-
kurang dari
2017/10.00 - menganjurkan untuk makan
kebutuhan tubuh
WIB sedikit demi sedikit dengan porsi
berhubungan dengan
kecil tapi sering
intake yang tidak
adekuat - memberikan makanan lunak

- menganjurkan klien untuk


membersihkan mulut 2x sehari

- menimbang BB klien

- memantau torgor kulit, mukosa


bibir

- berkolaborasi dengan ahli gizi


untuk pemberian menu

3. intoleransi - mengkaji TTV pasien


Aktivitas
5-11- - mengobservasi aktivitas klien
berhubungan
2017/09.00
dengan kelemahan - memodifikasi lingkungan
WIB
sehingga menjadi tenang

- membantu aktivitas klien

- Memberikan HE tentang
pentingnya aktivitas

34
- berkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi

4. ansietas - mengkaji TTV pasien


berhubungan
6-11- - mendengarkan keluhan pasien
dengan pengobatan
2017/09.00
- memberikan intervensi yang
WIB
adekuat tentang penyakitnya

- memodifikasi lingkungan yang


tenang untuk istirahat

- memberi contoh teknik relaksasi

- memberi dorongan klien untuk


mengungkapkan perasan dan
mengajak keluarga terdekat untuk
tinggal bersama klien

G. Evaluasi Keperawatan
Tgl/jam No Evaluasi KEP (SOAPIER) Paraf
DK
1 S : Pasien mengatakan ulu hati masih terasa
perih
5-11-
O : wajah pasien kadang tampak meringis
2017/09.00
dan pucat. Tangan klien kadang – kafang
WIB
mendekap lambung
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
- Mengatur posisi tempat tidur
senyaman mungkin

35
- Menganjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi
- Berkolaborasi dengan tim
medis untuk terapi
selanjutnya
2 S : klien mengatakan sudah tidak muntah
lagi
6-11-
O : turgor kulit tidak kering, keadaan umum
2017/09.00
baik
WIB
A : masalah teratasi
P : melanjutkan kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian menu
3 S : - klien mangatakan sudah bisa
beraktivitas sedikit demi sedikit
7-11-
- Klien mengatakan bisa mengerti HE
2017/09.00
yang diberikan
WIB
O : T : 110/70 mmHg , n : 80x/menit , s =
36 oC,
pr : 20x/menit

A : masalah teratasi

P:-

4 S : - klien mengatakan sudah tidak cemas


dan kawatir lagi
7-11-
- Klien mengatakan bisa memahami HE
2017/10.00
yang dianjurkan
WIB

O : wajah pasien tampak rileks, bisa


berkomunikasi dengan baik

A : masalah teratasi

36
P : --

H. Catatan Perkembangan

Tgl/jam No Perkembangan (SOAPIER) Paraf


DK
1 Setelah dilanjutkan intervensi keperawatan
S : pasien mengatakan ulu hati sudah tidak
7-11-
nyeri, tapi badan masih agak lemah
2017/10.00
O : wajah klien rileks tampak tenang
WIB
A : masalah teratasi
P : RTl Kolaborasi dengan petugas laborat
untuk pemeriksaan lebih lanjut

37
IV PENUTUP
Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran yang bertitik tolak
pada hasil pembahasan dalam bab I, II, III.

Kesimpulan
Setelah menguraikan tentang penyakit gastritis dan perawatannya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Penyakit gastritis merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat yang
banyak disebabkan karena pola tingkah laku.
2. Untuk pencegahan penyakit gastrtis dapat diatasi dengan perubahan kebiasaan –
kebiasaan yang merusak kesehatan misalnya : minum alkohol, minum obat yang
tidak terkontrol, pola makan yang tidak teratur.
3. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan tetap harus mengacu pada ilmu, keterampilan dan kemampuan
perawat untuk mengatasi maalah kesehatan klien.
4. Peran keluarga dalam perawatan dan pengobatan klien merupakan hal yang
penting karena perbandingan jumlah perwat dengan pasien tidak seimbang
dimana jumlah pasien lebih banyak sehingga peran keluarga dapat menolong
dalam memenuhi kebutuhan klien.
5. Terdapatnya kesenjangan antara teori dengan yang terdapat pada kasus baik
pada proses pengkajian hingga penegakan diagnosa keperawatan dan
pelaksanaan tindakan, hal ini disebabkan oleh respon klien yang berbeda -beda
terhadap penyakitnya.

Saran – Saran
Setelah melihat masalah dalam asuhan keperawatan, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :

1. Perlunya diterapkan pendekatan kepada klien dalam mengkaji masalah –


masalah untuk memudahkan dalam penerapan proses perawatan yang
berkesinambungan

38
2. Dalam perawatan penyakit gastritis hendaknya perawat mempunyai
pengetahuan tentang konsep penyakit dan diet yang harus diberikan kepada
klien. Diet merupakan faktor penting dalam penyakit gastritis.
3. Sebaiknya pasien gastritis yang dirawat dilakukan pemeriksaan endoskopi dan
analisa HCI lambung untuk menentukan diagnosa

39
IV. Daftar Pustaka

1. Allen, C.V, (1998). Memahami Proses Keperawatan (Dengan Pendekatan


Latihan), Jakarta.
2. Keliat, B.A, (1999). Proses Keperawatan, EGC; Jakarta.
3. Long B.C, (1996). Perawatan Medikal Bedah Edisi 1, Bandung.
4. Luckmann’s, (1996). Principles and practice of Medical-Surgical Nursing, United
States of America.
5. Mansjoer, A, (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid Pertama, Media
Aeusculapius, Jakarta.
6. Price, S.A, (1994). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit, EGC :
Jakarta.
7. Sherwood, L, (2001). Fisiologi Manusia (dari Sel ke Sistem) Edisi 2, Jakarta.
8. Smetzer, S.C, (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 volume 9, EBC, Jakarta.
9. Soeparman, S.W,(2001). Ilmu penyakit dalam Jilid II, Gaya Baru, Jakarta.

40

S-ar putea să vă placă și