Sunteți pe pagina 1din 24

BAB IV

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi kasus Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari tanggal 25 mei 2017 hingga 04

juni 2017 berlokasi di IRNA Non Bedah Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang,

yang mana merupakan rumah sakit pemerintah yang menjadi rujukan untuk

wilayah Sumatera bagian tengah. Prevalensi pasien kanker paru di Ruang Paru

RSUP Dr. M. Djamil Padang cukup banyak dimana pada tahun 2016 terdapat

299 kasus.

1. Pengajian Partisipan 1 Tn.S umur 56 tahun dan partisipan 2 Ny.Z umur 73 tahun di

rawat di IRNA Non Bedah Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan

diagnose medis kanker paru. Hasil dari pengkajian dapat dilihat di tabel di

bawah ini.

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 Seorang laki-laki, Tn.S, 56 th, status kawin, agama islam, pendidikan
terakhir SMP, pekerjaan wiraswasta, alamat jorong padang tangah horo salah dharmasraya.

Penanggung jawab: Ny.D, pekerjaan IRT, alamat di jorong padang tangah horo salah
dharmasraya, hubungan dengan pasien: anak kandung.

Keluhan utama: Pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. M.Djamil padang melalui rujukan RS
dharmasraya pada tanggal 22-05-2017 pada jam 23.13 wib. Dengan keluhan utama nyeri pada
dada meningkat sejak sejak 8 hari yang lalu, batuk-batuk yang disertai dahak yang kental
berwarna putih, sesak nafas sejak 7 hari yang

Seorang perempuan, Ny.Z, 73 th, status kawin, agama islam, pendidikan terakhir SMA,
pekerjaan IRT, alamat bayua maninjau.

Penanggung jawab: Ny. E, pekerjaan IRT, alamat di bayua maninjau, hubungan dengan pasien:
anak kakak pasien.
Keluhan utama: Pasien masuk melalui poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang pada tanggal 24-
05-2017 dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri, sesak nafas 15 hari sebelum masuk RS,
batukbatuk(+).

Riwayat Kesehatan Sekarang: Saat dilakukan pengkajian pada hari selasa tanggal 30-05-2017

73

Poltekkes Kemenkes Padang

77

lalu sebelum masuk RS.

Riwayat Kesehatan Sekarang: Saat dilakukan pengkajian pada hari kamis tanggal 25-05-2017
ditemukan keluhan pada pasien nyeri dada sebelah kanan, nyeri terkadang menjalar sampai ke
leher serta belakang telinga, nyeri dirasakan karna beraktifitas, nyeri yang dirasakan berdenyut
dan tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri yang di rasakan hilang timbul, durasi nyeri lama sekitar 1
jam TD:130/90, N: 92x/i, RR:20x/i, suhu:36oc.

Riwayat Kesehatan Dahulu: Pasien sebelumnya sudah pernah di rawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama dan pasien sebelumnya juga memiliki kebiasaan merokok klien sudah
merokok sejak SMA. Konsumsi rokok pasien dalam sehari sekitar 2 bungkus. klien baru berhenti
merokok 8 bulan terakhir.

Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan saudaranya memiliki penyakit yang sama
seperti klien dan pasien tidak memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dan TB.

Pola Aktifitas: Pola nutrisi pasien saat sehat makan sebanyak 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur
dengan porsi sedang dan klien minum air putih sebanyak 8 gelas sehari, saat sakit pasien
mendapat diit ML dari rumah sakit 3x sehari, pasien menghabiskan 1 porsi makanannya dan
pasien minum sekitar 8 gelas sehari.

Pola eliminasi ketika sehat pasien BAK 6-8x sehari dan BAB 1x

ditemukan keluhan pada pasien nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasakan saat melakukan aktifitas,
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul,
durasi nyeri sebentar, nafsu makan klien(-) TD:110/70, N:80x/i, RR:21x/i, suhu:36,5oc.
Riwayat Kesehatan Dahulu: Pasien sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit
efusi pleura. Klien memasak dengan tungku kayu bakar sekitar 50 tahun, Klien tidak memiliki
kebiasaan merokok.

Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
yang sama dengannya. Pasien tidak memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dan TB.

Pola Aktifitas: Pola nutrisi pasien saat sehat klien makan sebanyak 3x sehari dengan nasi , lauk,
sayur dengan porsi sedang dan pasien minum air putih sebanyak 7 gelas sehari, saat sakit pasien
mendapat diit ML dari rumah sakit 3x sehari tetapi pasien hanya menghabiskan makannya ½ dari
diit yang didapat dan pasien minum sebanyak 8 gelas sehari.

pola eliminasi pasien ketika sehat pasien BAK 5-7x sehari dan BAB 1x sehari kadang tidak ada,
saat pasien BAK 5-6x sehari dan BAB kadang sehari tidak ada.

pola istirahat dan tidur saat sehat pasien tidur 6-8 jam sehari, kualitas tidur baik, pasein tidur
sekitar 7-9 jam sehari. Pasien sering terbangun dimalam hari.

Poltekkes Kemenkes Padang

75

sehari, saat sakit klien BAK 5-7x sehari dan BAB dalam sehari kadang tidak ada.

Pola istirahat dan tidur saat sehat, pasien tidur 7-8 jam perhari, kualitas tidur baik. Saat sakit
,pasien tidur 8-10 jam perhari. Pasien sering terbangun dimalam hari.

Pola aktifitas dan latihan saat sehat pasien jarang berolah raga dan banyak melakukan pekerjaan
saja, saat sakit pasien banyak tidur dan istirahat.

Pemeriksaan fisik: Dari hasil pemeriksaan yang didapatkan TD:130/90, N: 92x/i, RR:20x/i,
suhu:36oc, kesadaran compos mentis. Kepala bersih, pembengkakan(-), konjungtiva anemis(-),
sclera ikterik(-), hidung simetris, tampak bersih, pernapasan cuping hidung(-), lesi(-),
kesimetrisan kanan lebih cembung dari kiri, pergerakan dinding dada kanan tertinggal dari kiri,
fremitus kanan lemah dari yang kiri, perkusi kanan redup kiri sonor, auskultasi bronkovesikuler.
Pemeriksaan kardiovaskuler di dapatkan ictus kordis tidak terlihat dan teraba, serta irama jantung
teratur. Hasil pemeriksaan sistem pencernaan : Mukosa mulut kering, bibir pucat, buncit(-),
Bising usus 15x/menit, Hepar teraba (-), nyeri tekan hepar(-), perkusi Timpani. Pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening(-). Turgor kulit buruk. Tangan kanan dan kiri
mengalami oedema. Pada ekstermits kanan bawah terpasang IVFD RL.

pola aktifitas dan latihan saat sehat pasien jarang olah raga dan hanya melakukan aktifitas
sebagai IRT, saat sakit klien banyak tidur dan istirahat.

Pemeriksaan fisik: Dari hasil pemeriksaan yag didapatkan TD:110/70, N: 80x/i, RR:21x/i,
suhu:36,5oc, kesadaran compos mentis. Kepala bersih, pembengkakan(-), konjungtiva anemis(-),
sclera ikterik(-), hidung simetris, tampak bersih, pernapasan cuping hidung(-), lesi(-), pergerakan
dinding dada kiri tertinggal dari kanan, fremitus kiri lemah dari yang kanan, perkusi kanan sonor
kiri pekak, auskultasi bronkovesikuler. Pemeriksaan kardiovaskuler di dapatkan ictus kordis
tidak terlihat dan teraba, serta irama jantung teratur. Hasil pemeriksaan sistem pencernaan :
Mukosa mulut kering, bibir pucat, buncit(-), Bising usus 14x/menit, Hepar teraba (-), nyeri tekan
hepar(-), perkusi Timpani. Pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening(-). Turgor kulit
baik. Pada ekstermits kanan atas terpasang IVFD NaCl 0,9%.

Data psikologis: Kondisi emosional pasien baik saat di lakukan pengkajian. Selama dirawat
pasien menerima penyakitnya. Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa minang.

Data penunjang: Pada tanggal 29-05-2017 didapatkan hasil labor Hb= 11,1 g/dl (perempuan 12-
16 g/dl), leukosit= 7.770/mm3 (5000-10.000), trombosit 288.000/mm3 (150.000400.000),
hematokrit= 34% (perempuan 37-43), basofil= 0% (0

Poltekkes Kemenkes Padang

76

Data psikologis: Kondisi emosional pasien baik saat di lakukan pengkajian. Selama dirawat di
RS pasien dapat menerima keadaannya dan penyakit yang di deritanya. Pasien berkomunikasi
dengan keluarga menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Data penunjang: Pada tanggal 27-05-2017 didapatkan hasil labor Hb= 9,8 g/dl (laki-laki 14-18
g/dl), leukosit= 31.570/mm3 (5000-10.000), trombosit 393.000/mm3 (150.000400.000),
hematokrit= 31% (lakilaki 40-48), basofil= 0% (0-1), eosinofil=0% (1-3), N. batang=2% (2-6),
N. segmen= 90% (50-70), limfosit=2% (20-40), monosit= 0% (2-8), glukosa sewaktu= 140
mg/dl (<200)

Terapi pengobatan yang di dapat Tn.S infuse RL 12 jam/kolf, injeksi ceftriaxon 1x2gr, injeksi
ranitidine 2x1 ampul, dexsametason 3x1 ampul, lasix 1x1 ampul, levofloxacin infuse 1x750 mg,
durogesic pact 50g, mst 2x15g, prodota 2x110g.

1), eosinofil=3% (1-3), N. batang=4% (2-6), N. segmen= 74% (50-70), limfosit=13% (20-40),
monosit= 6% (2-8).

Terapi obat yang di dapat Ny.Z infuse NaCl 0,9% 12 jam/kolf, injeksi ceftriaxon 2x2gr, ranitidin
2x1 ampul, paracetamol 3x500mg, codein 3x1 mg

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan diangkat berdasarakan data yang didapatkan

berupa data subjektif dan objektif. Pada partisipan 1 Tn. S ditemukan 3

diagnosis keperawatan dan pada partisipan 2 Ny. Z ditemukan 3 diagnosis

keperawatan. Diagnosa yang di temukan dapat dilihat pada tabel bawah

ini.

Poltekkes Kemenkes Padang

77

Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 Diagnosa pertama nyeri kronik berhubungan dengan sel kanker pada
paru kanan. Ds: pasien mengatakan nyeri P (pemicu): nyeri terasa saat beraktifitas, Q (kualitas
nyeri): nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan berdenyut, R (lokasi): nyeri pada dada
kanan, S (intensitas): skala nyeri 6, T (waktu): nyeri terasa hilang timbul dan durasi nyeri lama
sekitar 1 jam, Do: pasien tampak meringis, pasien tampak memegang dada kanan, TD:130/90, N:
92x/i
Diagnosa kedua kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan cairan, Ds: pasien
mengatakan tangan kanan dan kiri bengkak, Do: tangan kanan dan kiri tampak bengkak, di tekan
kembali lama

Diagnosa ketiga intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, Ds: pasien
mengatakan pusing, pasien mengatakan tidak memiliki tenaga, Do: pasien tampak lemah, wajah
pucat, pasien banyak tidur

Diagnose pertama nyeri kronik berhubungan dengan sel kanker pada paru kiri. Ds: pasien
mengatakan nyeri P (pemicu): nyeri terasa saat beraktifitas, Q (kualitas nyeri): nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, R (lokasi): nyeri pada dada kiri, S (intensitas): skala nyeri 5, T
(waktu): nyeri terasa hilang timbul dan durasi nyeri sebentar, Do: pasien tampak meringis, pasien
tampak memegang dada kiri, TD:110/70, N: 80x/i.

Diagnose kedua ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi tidak adekuat, Ds: pasien mengatakan tidak selera makan, nafsu makan menurun,
Do: pasien tampak tidak nafsu makan, klien tampak pucat, makan habis ½ porsi, konjungtiva
anemis, Hb= 11,1 g/dl

Diagnose ketiga intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, Ds: pasien
mengtakan saat mencoba berdiri seperti mau jatuh, dan juga terasa pusing, Do: pasien tampak
pucat dan lemah

3. Intervensi keperawatan

Rencana asuhan keperawatan dilakukan pada kedua partisipan mengacu

pada NIC dan NOC. Berikut adalah rencana asuhan keperawatan pada

kedua partisipan. Intervensi yang akan dilakukan pada pasrtisipan 1 dan 2

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Poltekkes Kemenkes Padang

78

Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan


Partisipan 1 Partisipan 2 1. Nyeri kronik berhubungan dengan sel kanker pada paru kanan

NOC

Kontrol nyeri

Kriteria hasil: 1) Mengenali kapan nyeri terjadi 2) Menggambarkan faktor penyebab 3)


Menggunakan tindakan pencegahan 4) Menggunakan analgesik yang digunakan 5) Melaporkan
gejala yang tidak terkontrol pada profesional kesehatan

Tingkat nyeri

Kriteria hasil :

1) Nyeri yang dilaporkan tidak ada

2) Mengerang dan menangis tidak ada 3) Iritabilitas tidak ada 4) Bisa beristirahat 5) Tidak ada
ketegangan otot 6) Tidak ada ekspresi nyeri pada wajah

NIC Kriteria hasil :

Manajemen nyeri

a) Lakukan pengkajian nyeri

1. Nyeri kronik berhubungan dengan sel kanker pada paru kiri.

NOC Kontrol nyeri Kriteria hasil: 1) Mengenali kapan nyeri terjadi 2) Menggambarkan faktor
penyebab 3) Menggunakan tindakan pencegahan 4) Menggunakan analgesik yang digunakan 5)
Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada profesional kesehatan

Tingkat nyeri

Kriteria hasil :

1) Nyeri yang dilaporkan tidak ada

2) Mengerang dan menangis tidak ada 3) Iritabilitas tidak ada 4) Bisa beristirahat 5) Tidak ada
ketegangan otot 6) Tidak ada ekspresi nyeri pada wajah

NIC Kriteria hasil :


Manajemen nyeri a) Lakukan pengkajian nyeri secara kompehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, frekuensi durasi, kualitas, intensitas

Poltekkes Kemenkes Padang

79

secara kompehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, frekuensi durasi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri b) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenal ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif c) Gunakan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
d) Gali bersama pasien faktor-faktor yang bisa memperingan nyeri atau memperberat nyeri e)
Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti, terapi musik, pijatan, relaksasi dan nafas
dalam) f) Gali penggunaan farmakologi yang dipakai pasien saat ini untuk menurunkan nyeri g)
Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesik h) Dukung pasien
untuk istirahat yang adekuat untun menurunkan rasa nyeri i) Monitor kepuasan pasien terhadap
manajemen nyeri dalam interval yang spesifik

atau beratnya nyeri b) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenal ketidaknyamanan


terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif c) Gunakan strategi
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien
terhadap nyeri d) Gali bersama pasien faktor-faktor yang bisa memperingan nyeri atau
memperberat nyeri e) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (seperti, terapi musik, pijatan,
relaksasi dan nafas dalam) f) Gali penggunaan farmakologi yang dipakai pasien saat ini untuk
menurunkan nyeri g) Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesic
h) Dukung pasien untuk istirahat yang adekuat untun menurunkan rasa nyeri i) Monitor kepuasan
pasien terhadap manajemen nyeri dalam interval yang spesifik

Pemberian analgesik a) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien b) Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik

Poltekkes Kemenkes Padang

50

Pemberian analgesik
a) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien b) Cek
perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan c) Cek
adanya riwayat alergi obat d) Tentukan pilihan obat analgesik berdasarkan tipe dan keparahan
nyeri e) Monitor tanda vital sebelum dan sesudah memberikan analgesik f) Berikan kebutuhan
kenyamanan dan aktifitas lain yang dapat membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan
nyeri g) Berikan analgesik sesuai waktunya, terutama pada nyeri yang berat h) Dokumentasikan
respon terhadap analgesik dan adanya efek samping

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan cairan

NOC Keseimbangan cairan kriteria hasil : 1) Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
tidak terganggu 2) Turgor kulit tidak terganggu 3) Edema perifer tidak

yang diresepkan c) Cek adanya riwayat alergi obat d) Tentukan pilihan obat analgesik
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri e) Monitor tanda vital sebelum dan sesudah memberikan
analgesik f) Berikan kebutuhan kenyamanan dan aktifitas lain yang dapat membantu relaksasi
untuk memfasilitasi penurunan nyeri g) Berikan analgesik sesuai waktunya, terutama pada nyeri
yang berat h) Dokumentasikan respon terhadap analgesik dan adanya efek samping.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
tidak adekuat

NOC Nafsu makan Kriteria Hasil : 1) Hasrat/keinginan untuk makan meningkat 2) Energi untuk
makan meningkat 3) Intake makanan adekuat 4) Intake nutrisi adekuat 5) Intake cairan adekuat

NIC Manajemen nutrisi a) Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi b) Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien

Poltekkes Kemenkes Padang

51

terganggu 4) Pusing tidak terganggu

NIC Manajemen elektroli/cairan a) Pantau kadar serum elektrolit yang abnormal seperti yang
tersedia b) Berikan cairan yang sesuai c) Monitor hasil laboratorium yang relevan d) Jaga
pencatatan intake/asupan dan output yang akurat e) Monitor tanda-tanda vital f) Minimalkan
asupan makanan dan minuman dengan diuretic g) Jaga infus intravena yang tepat h) Pastikan
bahwa larutan intravena yang mengandung elektrolit diberikan dengan aliran yang konstan dan
sesuai

Monitor cairan a) Tentukan jenis dan jumlah intake/asupan cairan serta kebiasaan eliminasi b)
Periksa isi ulang kapiler dengan memegang tangan pasien pada tinggi yang sama seperti jantung
dan menekan jari tengah selama 5 detik lalu lepaskan tekanan dan hitung wktu sampai jari
kembali merah c) Periksa turgor kulit dengan memegang dengan kedua tangan dan lepaskan d)
Monitor berat badan e) Monitor asupan dan pengeluaran

c) Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi (diet) d) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
diet yang dibutuhkan e) Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan
( misalnya : bersih, santai, dan bebas dari bau yang menyegat) f) Lakukan dan bantu pasien
terkait perawatan mulut sebelum makan g) Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak saat
makan jika memungkinkan h) Monitor kalori dan asupan makanan i) Monitor kecendrungan
penurunan berat badan

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

NOC a. Kelelahan : efek yang menganggu kriteria hasil: 1) Tidak ada malaise 2) Tidak ada
lethargi 3) Tidak ada gangguan aktifitas fisik 4) Tidak ada gangguan rutinitas

b. Perawatan Diri : Aktivitas sehari-hari kriteria hasil: 1) Mampu berpindah dan memposisikan
diri 2) Mampu makan dengan mandiri 3) Mampu berpakaian 4) Mampu melakukan kebersihan
badan dan mulut

Poltekkes Kemenkes Padang

52

f) Monitor nilai kadar serum dan elektrolit urin g) Monitor kadar serum albumin dan protein total
h) Monitor tanda-tanda vital

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

NOC a. Kelelahan : efek yang menganggu kriteria hasil: 1) Tidak ada malaise 2) Tidak ada
lethargi 3) Tidak ada gangguan aktifitas fisik 4) Tidak ada gangguan rutinitas
b. Perawatan Diri : Aktivitas sehari-hari kriteria hasil: 1) Mampu berpindah dan memposisikan
diri 2) Mampu makan dengan mandiri 3) Mampu berpakaian 4) Mampu melakukan kebersihan
badan dan mulut

NIC Terapi aktivitas a) Bantu pasien untuk memilih aktivitas dan pencapaian tujuan melalui
aktivitas yang konsisten b) Bantu pasien memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang dilakukan c) Bantu pasien dan keluarga

NIC Terapi aktivitas a) Bantu pasien untuk memilih aktivitas dan pencapaian tujuan melalui
aktivitas yang konsisten b) Bantu pasien memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang dilakukan c) Bantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kelemahan d)
Intruksikan pasien dan keluarga mempertahankan fungsi dan kesehatan terkait sosial, spiritual,
dan kognisi e) Intruksikan pasien dan keluarga beradaptasi dengan lingkungan f) Bantu
memenuhi aktifitas sehari-hari pasien g) Ciptakan lingkungan yang aman h) Bantu pasien dan
keluarga mengevaluasi kemampuan pasien dalam beraktifitas.

Manajemen energi a) Kaji status fisiologis pasien terhadap kelelahan b) Anjurkan pasien
mengungkapkan kemampuannya c) Pilih intervensi yang mengurangi kelelahan d) Tentukan
jenis dan banyak aktifitas yang dilakukan e) Monitor intake nutrisi untuk mengetahui sumber
energy f) Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai asupan energi yang sesuai kebutuhan g)
Tingkatkan tirah baring dan waktu istirahat pasien h) Lalukan ROM pasif/aktif

Poltekkes Kemenkes Padang

53

mengidentifikasi kelemahan d) Intruksikan pasien dan keluarga mempertahankan fungsi dan


kesehatan terkait sosial, spiritual, dan kognisi e) Intruksikan pasien dan keluarga beradaptasi
dengan lingkungan f) Bantu memenuhi aktifitas sehari-hari pasien g) Ciptakan lingkungan yang
aman h) Bantu pasien dan keluarga mengevaluasi kemampuan pasien dalam beraktifitas.

Manajemen energi a) Kaji status fisiologis pasien terhadap kelelahan b) Anjurkan pasien
mengungkapkan kemampuannya c) Pilih intervensi yang mengurangi kelelahan d) Tentukan
jenis dan banyak aktifitas yang dilakukan e) Monitor intake nutrisi untuk mengetahui sumber
energy f) Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai asupan energi yang sesuai kebutuhan g)
Tingkatkan tirah baring dan waktu istirahat pasien h) Lalukan ROM pasif/aktif

4. Implementasi keperawatan Implementasi keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan berdasarkan dari rencana atau intervensi yang telah dibuat,

tujuan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi

keperawatan agar kriteria hasil dapat tercapai. Impelementasi keperawatan

yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Poltekkes Kemenkes Padang

54

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2 Perencanaan untuk diagnosa keperawatan pertama yaitu Nyeri kronik
berhubungan dengan sel kanker pada paru kanan, peneliti melakukan tindakan keperawatan
seperti melakukan manajemen nyeri dengan cara melakukan pengkajian nyeri komprehensif
dengan memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking Incident, Quality of pain, Region,
Severety of Pain, Time),menganjurkan pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri nyeri
dengan tekhnik non farmakologis seperti (teknik relaksasi yaitu teknik nafas dalam dan terapi
mendengarkan ayat suci al-quran), memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri (durogesic
pact 50gr dan mst 2x15g) dan menganjurkan pasien untuk istirahat cukup

Pada diagnosa keperawatan yang ke 2 yaitu Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penumpukan cairan peneliti melakukan tindakan keperawatan seperti memonitor hasil
laboratorium yang relevan, memonitor tanda-tanda vital, menjaga pencatatan intake/asupan dan
output yang akurat, memeriksa isi ulang kapiler, memeriksa turgor kulit dengan memegang
dengan kedua tangan dan lepaskan, memonitor asupan dan pengeluaran, jaga infus intravena
yang tepat

Perencanaan untuk diagnosa keperawatan pertama yaitu Nyeri kronik berhubungan dengan sel
kanker pada paru kiri, peneliti melakukan tindakan keperawatan seperti melakukan manajemen
nyeri dengan cara melakukan pengkajian nyeri komprehensif dengan memantau karakteristik
nyeri PQRST (Provoking Incident, Quality of pain, Region, Severety of Pain,
Time),menganjurkan pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri nyeri dengan tekhnik
non farmakologis seperti (teknik relaksasi yaitu teknik nafas dalam dan terapi mendengarkan
ayat suci al-quran), memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri (codein 3x1mg) dan
menganjurkan pasien untuk istirahat cukup

Pada diagnosa keperawatan yang ke 2 yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat peneliti melakukan tindakan
mengidentifikasi alergi dan intoleransi terhadap makanan, mengatur diit yang diperlukan,
menganjurkan diit pasien sesuai kebutuhan, memonitor kalori dan asupan nutrisi, Ciptakan
lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan ( misalnya : bersih, santai, dan bebas
dari bau yang menyegat).

Poltekkes Kemenkes Padang

55

Pada diagnosa keperawatan ke 3 yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


umum membantu pasien untuk memilih aktivitas yang dilakukan, membantu pasien memperoleh
sumber-sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang dilakukan seperti: kursi roda ataupun
tongkat, membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kelemahan

Pada diagnosa keperawatan ke 3 yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


umum membantu pasien untuk memilih aktivitas yang dilakukan, membantu pasien memperoleh
sumber-sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang dilakukan seperti: kursi roda ataupun
tongkat, membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kelemahan

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi dilakukan setiap hari selama 6 hari. Berikut adalah hasil evaluasi

yang dilakukan pada kedua partisipan. Hasil evaluasai keperawatan pada

partisipan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan


Partisipan 1 Partisipan 2 Tindakan keperawatan yang dilakukan selama 6 hari dari tanggal 25-30
mei 2017 sudah dilaksanakan secara komprehensif dengan acuan intervensi nanda nicnoc.
Evaluasi yang dilakukan dengan metode soap untuk mengetahui keefektifan dari tindakan
keperawatan yang dilakukan. Peneliti melakukan evaluasi keperawatan terhadap pasien selama
24 jam dengan shift berikutnya peneliti medokumentasikan melalui catatan keperawatan yang
telah dilakukan oleh perawat ruangan yang dinas pada shift tersebut.

Hasil evaluasi dari malasah keperawatan nyeri selama 6 hari perawatan ditemukan nyeri sudah

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama 6 hari dari tanggal 30 mei-4 juni 2017 sudah
dilaksanakan secara komprehensif dengan acuan intervensi nanda nicnoc. Evaluasi yang
dilakukan dengan metode soap untuk mengetahui keefektifan dari tindakan keperawatan yang
dilakukan. Peneliti melakukan evaluasi keperawatan terhadap pasien selama 24 jam dengan shift
berikutnya peneliti medokumentasikan melalui catatan keperawatan yang telah dilakukan oleh
perawat ruangan yang dinas pada shift tersebut

Hasil evaluasi dari malasah keperawatan nyeri selama 6 hari perawatan ditemukan nyeri sudah

Poltekkes Kemenkes Padang

56

mulai berkurang, pada hari 1-4 nyeri yang dirasakan pasien masih pada skala 6, tetapi pada hari
5-6, nyeri yang dirasakan sudah berkurang sedikit dengan skala nyeri yang dirasakan 5, Pada
masalah keperawatan kelebihan volume cairan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6
hari di dapatkan hasil pada tangan pasien yang mengalami oedema sudang mulai berkurang
oedema pada tangan kiri lebih cepat berkuarng dari tangan kanan, pada masalah keperawatan
intolerensi aktivitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari di dapatkan hasil klien
masih belum mampu melakukan aktivitas sendiri masih di bantu keluarga.

mulai berkurang, pada hari 1-3, nyeri yang dirasakan pasien masih pada skala 5, tetapi pada hari
4-6, nyeri yang dirasakan sudah berkurang sedikit dengan skala nyeri yang dirasakan 3-4, Pada
masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 6 hari di dapatkan hasil nafsu makan klien sudsah mulai
meningkat, serta makan pasien sudah habis 1 porsi, pada masalah keperawatan intolerensi
aktivitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari di dapatkan hasil pasien sudah
mampu melakukan aktifitas sendiri pasien sudah mulai berjalan walau masih di bantu oleh
keluarga.

B. Pembahasan kasus

Pada pembahasan kasus ini penulis akan membahas kesinambungan antara teori

dengan laporan kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus nyeri pada

Tn.S dan Ny.Z dengan penyakit kanker paru di RSUP Dr. M. Djamil padang, yang

telah dilakukan dari tanggl 25 mei – 4 juni 2017, Kegiatan yang dilakukan

meliputi pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa keperawatan, melakukan

implementasi keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian keperwatan pada Tn.S dan Ny.Z dengan penyakit kanker paru

yang mengalami masalah nyeri di RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal 25

Mei – 4 Juni 2017 dengan metode wawancara, pemeriksaan fisik dan studi

dokumentasi dimulai dari biodata, riwayat kesehatan, pengkajian pola

kesehatan, pemeriksaan fisik dan didukung dengan hasil pemeriksaan

penunjang.

Poltekkes Kemenkes Padang

57

Hasil pengkajian riwayat kesehatan sekarang dari Tn.S umur 53 th nyeri

yang dirasakan seperti berdenyut dan tertusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri

yang dirasakan lama lebih kurang sekitar 1 jam, nyeri dirasakan saat

melakukan aktivitas. Hasil pengakjian dari Ny.Z umur 73 tahun nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan

sebentar, nyeri dirasakan saat beraktifitas. Menurut Kumar, Cotran, Robins

(2007) tumor akan dapat menekan atau menginfiltrasi vena kava superior

dan menyebabkan bendungan vena kava superior. Neoplasma di apeks

mungkin menginvasi pleksus simpstikus servikalis atau brakialis dan

menyebabkan nyeri hebat dalam distribusi saraf ulnari atau menyebakan

sindrom horner. Sesuai dengan hasil penelitian dari Syaifudin dalam

saragih (2010) bahwa nyeri merupakan keluhan utama pada kanker paru

dalam perjalanan penyakitnya, 45-100% penderita mengalami nyeri

sedang sampai berat. Sesuai juga dengan hasil penelitian Fariah

Ramadhaniah, 2016 Sebagian besar pasien kanker paru datang dengan

keluhan utama nyeri dada. Perbedaan jenis kelamin dan usia antara Tn.S

dan Ny.Z merupakan salah satu factor-faktor yang mempengaruhi nyeri

yang dirasakannya (Wahyudi dan Wahid,2016).

Hasil dari pengakajian riwayat kesehatan dahulu dari Tn.S sebelumnya

sudah pernah di rawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama dan

pasien sebelumnya juga memiliki kebiasaan merokok klien sudah merokok

sejak SMA. Konsumsi rokok pasien dalam sehari sekitar 2 bungkus. klien

baru berhenti merokok 8 bulan terakhir, sedangkan pada Ny.Z sebelumnya

pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit efusi pleura. Klien

memasak dengan tungku kayu bakar sekitar 50 tahun, Klien tidak

memiliki kebiasaan merokok. Sesuai dengan penyabab dari kanker paru

Tn.S merupakan sorang perokok dan Ny.Z penyebab dari kanker parunya
dari faktor lingkungan (arif muttaqin, 2012).

2. Diagnosa

Berdasarkan buku yang pernah peneliti baca ada beberapa diagnose

keperawatan NANDA international 2015 yang ditemukan pada pasien

dengan kanker paru yaitu: kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan

Poltekkes Kemenkes Padang

58

penurunan kapasitas paru, bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan obstruksi kanker, nyeri berhubungan dengan tekanan kanker pada

jaringan paru, pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan

energy, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulasi ADH,

kelemahan berhubungan dengan hipertetabolisme atau akibat kemoterapi,

ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, penurunan curah jantung berhubungan dengan malfunsi

elektrikal, dan ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn.S dan Ny.Z didapatkan beberapa

masalah keperawatan yang muncul, pada Tn.S ditemukan masalah

keperawatan yaitu: 1). Nyeri kronik berhubungan dengan sel kanker pada

paru kanan, 2). Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

penumpukan cairan, 3). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum. Pada Ny.Z di temukan masalah keperawatan: 1). Nyeri

kronik berhubungan dengan sel kanker pada paru kiri, 2).


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi tidak adekuat, 3). Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan umum. Peneliti menegakkan diagnosa keperawatan

pada partisipan sesuai dengan data yang ditemukan pada partisipan.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang

ditemukan pada kasus. Intervensi keperawatan tersebut terdiri dari

Nursing Interventions Clasification (NIC) dan Nursing Outcomes

Clasification (NOC). Perencanaan disusun untuk melakukan tindakan

keperawatan yang sesuai pada kasus. Pada diagnose yang pertama yaitu

nyeri kronik yang berhubungan dengan sel kanker pada paru dengan

kriteria hasil mengenali kapan nyeri terjadi, menggambarkan faktor

penyebab, menggunakan tindakan pencegahan, menggunakan analgesik

Poltekkes Kemenkes Padang

59

yang digunakan, melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada profesional

kesehatan dengan cara melakukan pengkajian nyeri komprehensif dengan

memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking Incident, Quality of

pain, Region, Severety of Pain, Time),menganjurkan pasien untuk

memonitor nyeri dan menangani nyeri nyeri dengan tekhnik non

farmakologis seperti (teknik relaksasi yaitu teknik nafas dalam dan terapi

mendengarkan ayat suci al-quran), memberikan analgetik untuk

mengurangi nyeri dan menganjurkan pasien untuk istirahat cukup.


Pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan

cairan dengan kriteria hasil Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam

tidak terganggu, turgor kulit tidak terganggu, edema perifer tidak

terganggu, dan pusing tidak terganggu dengan cara memonitor hasil

laboratorium yang relevan, memonitor tanda-tanda vital, menjaga

pencatatan intake/asupan dan output yang akurat, memeriksa isi ulang

kapiler, memeriksa turgor kulit dengan memegang dengan kedua tangan

dan lepaskan, memonitor asupan dan pengeluaran, jaga infus intravena

yang tepat.

Pada diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat dengan kriteria hasil

hasrat/keinginan untuk makan meningkat, energi untuk makan meningkat,

intake makanan adekuat, intake nutrisi adekuat, dan intake cairan adekuat

dengan cara mengidentifikasi alergi dan intoleransi terhadap makanan,

mengatur diit yang diperlukan, menganjurkan diit pasien sesuai kebutuhan,

memonitor kalori dan asupan nutrisi, Ciptakan lingkungan yang optimal

pada saat mengkonsumsi makan ( misalnya : bersih, santai, dan bebas dari

bau yang menyegat).

Pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

dengan kriteria hasil tidak ada malaise, tidak ada lethargi, tidak ada

gangguan aktifitas fisik, tidak ada gangguan rutinitas, mampu berpindah

Poltekkes Kemenkes Padang

60
dan memposisikan diri, mampu makan dengan mandiri, mampu

berpakaian, mampu melakukan kebersihan badan dan mulut dengan cara

membantu pasien untuk memilih aktivitas yang dilakukan, membantu

pasien memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang

dilakukan, membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kelemahan

Menurut peneliti dalam melakukan penyusunan intervensi terhadap kedua

pasien tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan

dalam penetapan intervensi yang akan dilakukan terhadap pasien.

Penyusunan intervensi peneliti susun berdasarkan kebutuhan mendasar

yang dibutuhkan oleh pasien dalam upaya pemulihan kesehatan.

4. Implementasi

Peneliti melakukan implementasi keperawatan berdasarkan tindakan yang

telah direncanakan. Implementasi yang dilakukan pada pasien bertujuan

untuk teratasinya masalah keperawatan pada pasien terutama pada masalah

keperawatan nyeri pasien. Implementasi dilakukakan pada Tn.S dari

tanggal 25-30 mei 2017 dan pada Ny.Z dilakukan dari tanggal 30 mei – 4

juni 2017.

Perencanaan untuk diagnosa keperawatan Nyeri kronik berhubungan

dengan sel kanker pada paru kanan, peneliti melakukan tindakan

keperawatan seperti melakukan manajemen nyeri dengan cara melakukan

pengkajian nyeri komprehensif dengan memantau karakteristik nyeri

PQRST (Provoking Incident, Quality of pain, Region, Severety of Pain,

Time),menganjurkan pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri


nyeri dengan tekhnik non farmakologis seperti (teknik relaksasi yaitu

teknik nafas dalam dan terapi mendengarkan ayat suci al-quran),

memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri pada partisipan 1 mendapat

obat anti nyeri yaitu durogesic pact 50gr dan mst 2x15g, sedangkan pada

partisipan 2 codein 3x1mg dan menganjurkan pasien untuk istirahat cukup.

Poltekkes Kemenkes Padang

61

Menurut asumsi peneliti dalam melakukan pengkajian nyeri dengan

menggunakan cara pengkajian PQRST sangat baik dilakukan, dengan

melakukan pengkajian yang mendalam kita bisa mengetahui cara

penanganan nyeri yang akan dilakukan baik dengan teknik farmakologi

ataupun non farmakologi. Pada pemberian obat anti nyeri pada partisipan

1 dan 2 mendapat obat yang berbeda karna nyeri yang di alami pada

partisipan 1 lebih parah dari pada partisipan 2.

Pada diagnosa keperawatan Kelebihan volume cairan berhubungan

dengan penumpukan cairan peneliti melakukan tindakan keperawatan

seperti memonitor hasil laboratorium yang relevan, memonitor tanda-tanda

vital, menjaga pencatatan intake/asupan dan output yang akurat,

memeriksa isi ulang kapiler, memeriksa turgor kulit dengan memegang

dengan kedua tangan dan lepaskan, memonitor asupan dan pengeluaran,

jaga infus intravena yang tepat.

Menurut asumsi peneliti dengan pemberian lasix atau furosemida sangat

membantu dalam pengurangan penumpukan cairan yang dialami pasien,


penumpika cairan pada tangan kanan dan kiri pasien menyebabkan pasien

menjadi intoleransi aktivitas.

Pada diagnosa keperawatan yang Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat peneliti

melakukan tindakan mengidentifikasi alergi dan intoleransi terhadap

makanan, mengatur diit yang diperlukan, menganjurkan diit pasien sesuai

kebutuhan, memonitor kalori dan asupan nutrisi, Ciptakan lingkungan

yang optimal pada saat mengkonsumsi makan ( misalnya : bersih, santai,

dan bebas dari bau yang menyegat).

Menurut asumsi peneliti dengan mengatur diit pasien dan menciptakan

lingkungan yang nyaman bagi pasien saat makan dapat meningkatkan

Poltekkes Kemenkes Padang

62

nafsu makan pasien kembali itu sangat baik untuk peningkatan berat badan

pasien.

Pada diagnosa keperawatan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan umum membantu pasien untuk memilih aktivitas yang

dilakukan, membantu pasien memperoleh sumber-sumber yang diperlukan

untuk aktivitas yang dilakukan seperti: kursi roda ataupun tongkat,

membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi kelemahan

Menurut asumsi peneliti dalam kita membantu pasien memilih aktivitas

yang dapat dilakukan kita bisa menhindari pasien dari pemikiran bahwa

dirinya menyusahkan orang lain. Serta dalam membantu mencari sumber


yang diperlukan untuk klien seperti membantu klien dengan korsi roda

bisa meningkatkan keinginan klien untuk mandiri.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, pada tahap ini

yang dilakukan adalah mengkaji respon setelah dilakukan tindakan

keperawatan. Evaluasi yang dilakukan dengan metode SOAP untuk

mengetahui keefektifan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.

Hasil evaluasi dari malasah keperawatan Tn.S, nyeri selama 6 hari

perawatan ditemukan nyeri sudah mulai berkurang, pada hari 1-4 nyeri

yang dirasakan pasien masih pada skala 6, tetapi pada hari 5-6 nyeri yang

dirasakan sudah berkurang sedikit dengan skala nyeri yang dirasakan 5,

durasi dari nyeri yang dirasaka masih lama, Hasil evaluasi dari malasah

keperawatan Ny.Z, nyeri selama 6 hari perawatan ditemukan nyeri sudah

mulai berkurang, pada hari 1-3, nyeri yang dirasakan pasien masih pada

skala 5, tetapi pada hari 4-6, nyeri yang dirasakan sudah berkurang sedikit

dengan skala nyeri yang dirasakan 3-4, durasi nyeri yang dirasakan

sebentar,

Poltekkes Kemenkes Padang

63

Pada masalah keperawatan kelebihan volume cairan Tn.S setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari di dapatkan hasil pada

tangan pasien yang mengalami oedema sudang mulai berkurang oedema

pada tangan kiri lebih cepat berkuarng dari tangan kanan.


Pada masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh Ny.Z, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6

hari di dapatkan hasil nafsu makan klien sudsah mulai meningkat, serta

makan pasien sudah habis 1 porsi,

pada masalah keperawatan intolerensi aktivitas Tn.S setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 6 hari di dapatkan hasil klien masih belum

mampu melakukan aktivitas sendiri masih di bantu keluarga. pada masalah

keperawatan intolerensi Ny.Z aktivitas setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 6 hari di dapatkan hasil pasien sudah mampu

melakukan aktifitas sendiri pasien sudah mulai berjalan walau masih di

S-ar putea să vă placă și