Sunteți pe pagina 1din 15

THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE BY STEPHEN

COVEY

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Filsafat PTK

Oleh:
[18138028] SARI AZHARIYAH

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, serta dengan izin-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah dengan judul “THE 7 HABITS OF HIGHLY
EFFECTIVE PEOPLE BY STEPHEN COVEY”. Shalawat dan salam
senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Filsafat PTK pada Program
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Makalah ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Jalius Jama, M.Ed, selaku dosen pembimbing.


2. Bapak Dr. Muhammad Anwar, M.T, selaku dosen pembimbing.
3. Rekan-rekan mahasiswa program studi PTK Fakultas Teknik Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal shaleh bagi
Bapak dan Ibu serta mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.

Resume ini ditulis sesuai dengan ketetapan dan aturan yang ada. Apabila
masih terdapat kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan di kemudian hari. Semoga Allah SWT. menilai ibadah yang
penulis kerjakan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Padang, September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Be Proactive (Jadilah Proaktif)........................................................................... 3
B. Begin With The End In Mind (Mulai Dengan Akhir Dipikiran) ..................... 5
C. Put First Things First (Dahulukan Yang Utama) ............................................. 6
D. Think Win-Win (Berpikir-Menang-Menang) ................................................... 7
E. Seek First To Understand And Then To Be Understood (Berusaha Mengerti
Dulu Baru Dimengerti) ........................................................................................ 8
F. Synergize (Wujudkan Kerjasama Yang Kreatif) .............................................. 9
G. Sharpen The Saw (Asahlah Gergaji) ................................................................ 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................................... 12

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan cerminan atau refleksi dari
pengalaman hidup atau pengalaman ilmiah. Salah satu cabang filsafat
adalah etika.
Etika membahas tentang baik buruk atau benar salah tingkah laku
dan tindakan yang diambil sesuai tujuan utama hidupnya. Suatu tindakan
tersebut dilakukan berdasarkan akal pikiran yang kemudian menjadi
aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Dengan adanya aturan-
aturan dan nilai-nilai yang berlaku akan melahirkan tingkah laku atau
tindakan yang teratur yang biasa kita sebut dengan kebiasaan. Kebiasaan
baik dapat menghasilkan hasil yang baik dan sebaliknya, kebiasaan buruk
dapat menghasilkan hasil yang buruk.
Makalah ini membahas tujuh kebiasaan manusia yang sangat
efektif dikemukakan oleh Dr. Stephen R. Covey.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana makna dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif?
2. Bagaimana cara menerapkan tujuh kebiasaan manusia yang sangat
efektif ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui makna dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif?
2. Mengetahui cara menerapkan tujuh kebiasaan manusia yang sangat
efektif?
BAB II PEMBAHASAN

Buku The Seven Habits of Highly Effective People terbit pertama kali pada
tahun 1989. Buku ini berisi pandangan Stephen R. Covey bagaimana kebiasaan-
kebiasaan yang sangat utama agar seseorang dapat memiliki kehidupan yang
efektif. Karakter terbentuk dari kebiasaan (habits), kebiasaan memang sulit diubah
tapi dapat dikerjakan dengan komitmen yang kuat. Kebiasaan tercipta dari tiga
unsur yang dilakukan dengan teratur atau konsisten.

Covey mendefenisikan kebiasaan (habit) sebagai perpotongan antara


pengetahuan (knowledge yang berkenaan dengan what to do dan why), keterampilan
(skill yang berkenaan dengan how to do) dan keinginan (desire yang berkenaan
dengan want to do). Unsur pengetahuan dan keterampilan merupakan unsur yang
dating dari luar atau eksternal, sedangkan unsur keinginan merupakan unsur yang
datang dari dalam. Dengan dilakukannya ketiga unsur ini secara konsisten akan
menjadi kebiasaan.
Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif oleh Stephen R. Covey dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok kemenangan pribadi (be proactive, begin
with the end in mind, put first things first), kemenangan publik (think win-win, seek
first to understand and then to be understood, synergize) dan pembaruan (sharpen
the saw). Ketiga kelompok ini merupakan bagian dari konsep the maturity
continuum (kontinum kedewasaan) yang dimulai dari ketergantungan individu
menjadi dewasa atau efektif.

2
Kontinum kedewasaan dimulai dari tahap dependence (ketergantungan
individu terhadap lingkungannya) menuju independence (kemandirian), ini dapat
dicapai dengan menjalankan tiga kebiasaan pada kelompok kemenangan pribadi
yang berhubungan dengan kondisi internal individu untuk meraih kemenangan
pribadi. Kemudian dari independence (kemandirian) menuju interdependence
(kesalingtergantungan) yang dapat dicapai dengan tiga kebiasaan pada kelompok
kemenangan publik yang berhubungan dengan orang lain karena manusia
merupakan makhluk sosial yang hidup saling tergantung dengan orang lain. Konsep
terakhir yang dikemukakan Covey adalah efektivitas atau keefektifan untuk
mencapai tingkat dewasa. Individu harus dapat melakukan pembaruan,
memperbarui kebiasaan-kebiasaannya setiap saat, inilah kebiasaan yang terakhir
asahlah gergaji atau pembaruan.

A. Be Proactive (Jadilah Proaktif)


Menjadi proaktif bukan sekedar mengambil inisitaif, tetapi
bertanggung jawab terhadap kehidupannya melalui pilihan yang diambil.
Proaktif berarti dapat memutuskan dan mengambil pilihan-pilihan dalam
hidup berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai, bukan pada suasana hati
atau keadaan. Dimana tindakan yang dilakukan merupakan hasil dari

3
keputusan bukan dari kondisi. Kebalikan dari proaktif yaitu reaktif. Orang
yang reaktif melakukan tindakan yang didorong oleh perasaaannya, oleh
lingkungannya dan kondisi-kondisi serta orang-orang yang ada
disekitarnya.

Covey menyatakan orang proaktif berbeda dengan orang reaktif,


dilihat dari bagaimana caranya menghabiskan waktu dan energi. Orang
proaktif menghabiskan waktu dan energinya pada lingkaran pengaruh
yang dapat dikendalikannya, sedangkan orang reaktif menghabiskan
waktu dan energinya pada lingkaran perhatian yang tidak dapat
dikendalikannya.

Efektif dilakukan dengan memfokuskan waktu dan energi. Pada


lingkaran pengaruh dan perhatian diatas terdapat lingkaran perhatian yang
menjadi wilayah perhatian dan tidak dapat melakukan pengaruh apapun,
hanya tunduk kepada situasi dan keadaan. Jika waktu dan energy kita
berada pada lingkaran perhatian maka kita menjadi tidak efektif.
Sebaliknya jika waktu dan energy kita berapa pada lingkaran pengaruh,
dimana kita dapat mengerjakan segala sesuatu dan membuat pengaruh,
kita menjadi efektif. Menjadi pengaruh akan memperluas lingkaran
pengaruh.

Dengan adanya konsep lingkaran pengaruh dan perhatian, setiap


hal akan berada pada salah satu wilayah pengendalian. Pertama direct

4
control atau kontrol langsung, merupakan masalah yang menyangkut
individu tersebut tanpa ada kontrol dari orang lain. Masalah ini dapat
diselesaikan dengan kemenangan pribadi dari habit 1,2, dan 3. Kedua
indirect control atau kontrol tidak langsung dimana masalah ini
menyangkut perilaku orang lain. Masalah ini dapat diselesaikan dengan
kemenangan public dari habit 4,5, dan 6. Ketiga no control atau tidak ada
kontrol. Ini merupakan masalah yang tidak dapat dikontrol sama sekali dan
dapat diselesaikan dengan pembaruan dari habit 7.

Menjadi proaktif merupakan keniasaan paling mendasar yang


harus dimiliki agar menjadi efektif. Individu yang proaktif dapat membuat
pilihan dengan konsekuensi apapun, jika konsekuensi negative yang
merupakan kesalahan, maka orang yang proaktif akan mengakuinya
secalah langsung, mengoreksi dan belajar dari kesalahan tersebut.

B. Begin With The End In Mind (Mulai Dengan Akhir Dipikiran)


Kebiasaan mulailah dengan akhir dalam pikiran merupakan
kepemimpinan pribadi. Ketika seseorang memulai dengan akhir di
pikirannya, maka akan memiliki arahan tujuan kehidupan yang menuntun
aktivitasnya sehari-hari. Seorang yang efektif harus berani dalam
membayangkan, memvisualisasikan dan menuliskan dari tujuan yang
ingin dicapai dalam kehidupannya kelak. Kehidupan luar memiliki
pengaruh yang kuat jika seseorang tidak mempunyai tujuan sedari awal,
maka dari itu diperlukan kepemimpinan pribadi sehingga setiap tindakan
diukur penting tidaknya berdasarkan tujuan yang dirumuskan tadi.

Covey menyatakan bahwa segala sesuatu dalah hidup ini


diciptakan dua kali. Penciptaan pertama secara mental dalam pikiran
manusia, penciptaan kedua secara fisik. Dimana seseorang menciptakan
dalam pikirannya lalu dilaksanakan secara fisik. Ini berarti seseorang harus

5
memutuskan arah tujuan dari hidupnya, karena dengan begitu seseorang
dapat menentukan langkah-langkah yang akan diambil.

Menentukan visi dan misi dalam hidup dapat menuntun seseorang


menjadi efektif karena tidak terpaku dengan kehidupan standar atau
peferensi orang lain.

C. Put First Things First (Dahulukan Yang Utama)


Mendahulukan yang utama merupakan manajemen pribadi.
Bagaimana menentukan hal yang utama dan prioritas. Pada kebiasaan
sebelumnya berhubungan dengan penciptaan yang pertama yaitu
penciptaan dalam pikiran, maka kebiasaan yang ketiga ini berhubungan
dengan penciptaan yang kedua, yaitu penciptaan fisik bagaimana
mewujudkan imajinasi atau rencana manjadi aksi.

Covey memperkenalkan konsep matriks waktu dimana seseorang


dapat menilai relevansi satu urusan melalui penilaian dari segi penting dan
mendesaknya. Menurut Covey waktu yang dimiliki manusia yang
digunakan untuk urusan-urusan yang ada dibagi menjadi empat kuadran,
yaitu Kuadran I, II, III, dan IV.

Kuadran I berisi urusan penting yang mendesak, yang harus segera


ditangani. Urusan penting dan genting yang tidak dapat ditunda ini

6
termasuk dalam kategoti krisis. Kuadran II merupakan urusan yang
penting namun tidak mendesak. Urusan ini penting namun memiliki waktu
untuk merencanakan langkah penanganannya. Pada kuadran inilah
seseorang dapat meningkatkan kefektivannya dengan memfokuskan
waktu dan energinya pada kuadran ini. Alokasi waktu untuk kuadran ini
dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu untuk kuadran III dan IV.
Kuadran III adalah masalah yang tidak penting tapi mendesak, sedangkan
kuadran IV merupakan masalah yang tidak penting juga tidak mendesak.

Dengan mengatakan tidak terhadap masalah pada kudran II dan IV


akan menjadikan hidup seorang individu jauh lebih efektif. Seseorang
yang efektif mampu memahami arti prioritas dan mengerti nilai waktu.
Semakin tinggi seseorang menghargai waktu maka semakin tinggi nilai
hidupnya. Dengan tercapainya kebiasaan yang ketiga ini, seorang individu
telah menjadi pribadi yang mandiri dan mengalami kemenangan pribadi.

D. Think Win-Win (Berpikir-Menang-Menang)


Berpikir menang-menang merupakan prinsip-prinsip
kepemimpinan antarpribadi. Kemandirian merupakan dasar dari saling
ketergantungan. Mulai dari kebiasaan ini, kebiasaan nomor 4 sudah
memfokuskan pada kemenangan publik.
Covey mengemukakan enam bentuk hubungan antar pribadi, yaitu:
1. Menang/Menang (Win/Win)
Pada pola hubungan ini, masing-masing pihak mencari keuntungan
bersama dalam berbagai interaksi. Yang mana masing-masing pihak
bersedia mencari alternative ketiga sebagai jalan alternative yang
terbaik. Mereka tidak saling memaksakan kehendak dan tidak pula
menyerahkan diri pada kekuasaan orang lain.
2. Menang/Kalah (Win/Lose)

7
Pada pola ini, salah satu pihak menyadari akan kekuasaannya dan
ingin menjadi pemenang yang mendapatkan untung sedangkan yang
lain kalah.
3. Kalah/Menang (Lose/Win)
Pola ini memungkinkan salah satu pihak memimpin dengan gaya
pemisif/serba membolehkan yang rela berkorban demi kesejahteraan
pihak lain.
4. Kalah/Kalah (Lose/Lose)
Pada pola ini mendorong keduabelah pihak mengalami kekalahan
karena sama-sama memegang pola Kalah/Menang.
5. Menang (Win)
Pola ini berlaku bagi pihak yang ingin kemenangan untuk dirinya
tanpa memikirkan caranya ataupun apa yang terjadi pada pihak lain.
Yang paling penting bagi dirinya adalah menang.
6. Menang/Menang or No Deal (Win/Win or No Deal)
Pada pola ini mempercayai semua pihak harus menang, jika tidak ada
kesepakatan yang menguntungkan semua pihak maka tidak ada
kesepakatan.
Menang-Menang merupakan alternatif yang layak. Ini merupakan
prinsip yang harus dipegang oleh seseorang yang efektif yang
mendambakan kesuksesan hubungan dengan orang lain. Seseorang yang
memiliki kebiasaan ini merupakan orang yang menghargai orang lain dan
berpikir kemenangan bukan milik salah satu pihak tetapi milik semua
pihak dan dapat dinikmati bersama.

E. Seek First To Understand And Then To Be Understood (Berusaha


Mengerti Dulu Baru Dimengerti)
Dengan seseorang mulai dengan memahami, maka terciptalah
komunikasi sejati dan sebuah hubungan karena jika orang lain merasa
dipahami, maka ia akan merasa dihargai. Kebiasaan ini disebut juga
dengan prinsip-prinsip komunikasi empatik.

8
Menurut Hamdan kemampuan empatik merupakan suatu tindakan
yang terwujud dari kehendak tulus ingin memahami orang lain siring
dengan ungkapan “pahami dahulu sebelum memberikan saran”.
Kebanyakan orang mendengar agar dapat memberikan jawaban, bukan
untuk memahami bagaimana pikiran orang lain dan memberinya solusi.
Covey mengatakan bahwa seseorang harus menghindari
memberikan tanggapan-tanggapan biografis agar memiliki kecakapan
empatik. Tanggapan biografis merupakan tanggapan yang berdasarkan
perpektif kita sendiri. Dengan begitu kita akan cenderung mengevaluasi,
menyelidiki, memberi saran dan memaknai. Berusaha memahami
membutuhkan pertimbangan, sedangkan berusaha dipahami
membutuhkan keberanian.

F. Synergize (Wujudkan Kerjasama Yang Kreatif)


Sinergi merupakan prinsip-prinsip komunikasi kreatif, karena
dengan komunikasi kreatif dapat mewujudkan sinergi atau kerjasama yang
kreatif. Sinergi merupakan proses pemaduan yang menghasilkan lebih
banyak dari jumlah-jumlah bagian-bagian yang disinergikan. Dalam
sinergi, 1 ditambah 1 bukanlah 2 tetapi 3 atau lebih. Karena dengan sinergi
atau kerjasama yang kreatif dua pendapat yang berbeda dapat
menghasilkan pendapat baru sebagai hasil dari proses komunikasi kreatif
yang sinergis.
Jika seseorang telah dapat berkomunikasi dengan sinergi, berarti
telah ada saling kepercayaan diantara orang yang berkomunikasi.
Komunikasi yang dilakukan dengan saling menghargai satu sama lain,
berkompromi demi mencari alternative yang jauh lebih baik. Inti dari
sinergi yaitu mampu mengatasi perbedaan yang ada.
Orang yang efektif mampu menyadari keterbatasan
pemahamannya, dan terdapat perbedaan pada setiap orang yang jika
perbedaan-perbedaan tersebut disinergikan akan memunculkan sumber
daya yang luar biasa. Jika seorang individu telah melakukan keenam

9
kebiasaan sampai kebiasaan sinergi ini, maka telah mengatasai masalah
pada wilayah indirect control dan mencapai kemenangan publik.

G. Sharpen The Saw (Asahlah Gergaji)


Kebiasaan ini dikenal dengan prinsip-prinsip pembaharuan diri
yang seimbang. Kebiasaan asahlah gergaji sama dengan menyediakan
waktu untuk mengasah gergaji. Dengan selalu mempebarui empat dimensi
diri yaitu segi fisik, spiritual, mental dan sosial.
Pembaruan diri pada segi fisik yaitu pada kesehatannya. Seorang
yang efektif harus melakukan pembaharuan terus menerus pada kesehatan
fisiknya, dengan melatih tubuh dengan olahraga, aerobic, makanan sehat
atau kegiatan kesehatan lainnya. Pembaruan diri pada segi spiritual
berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan atas nilai-
nilai yang menjadi pegangan hidupnya. Pemahaman ini dapat berdampak
pada perbaikan tujuan atau misi pribadi pada habit 2.
Pembaruan selanjutnya yaitu pembaruan pada aspek mental, ini
dapat dilakukan dengan selalu memperhatikan santapan ruhaniah. Hal-hal
yang dapat dilakukan yaitu dengan membaca buku-buku, menonton
pertunjukan seni, dan lainnya sehingga melahirkan pencerahan.
Pembaruan ini dapatt membantu habit 3, yang memaksimalkan
penggunaan waktu dan sumber daya yang ada.
Pembaruan terakhir yaitu pembaruan pada segi sosial. Pembaruan
ini bertujuan dalam mengambangkan hubungan-hubungan social yang
telah ada. Pembaruan ini erat kaitannya dengan kelompok kemenangan
publik. Karena dengan senantiasa selalu menjaga dan membaharui
hubungan dengan orang lain.
Dengan tercapainya ketujuh kebiasaan yang ada, maka dapat
dikatakan seseorang telah menjadi efektif.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif adalah be proactive,
begin with the end in mind, put first things first, think win-win, seek
first to understand and then to be understood, synergize, and sharpen
the saw.
2. Menjadi proaktif merupakan kebiasaan paling dasar dibanding lainnya.
3. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kelompok kemenangan pribadi, kemenangan publik
dan pembaruan.

B. Saran
Adapun saran dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang
tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif
2. Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan pola
perilaku yang diambil menyangkut kebiasaaan yang sangat efektif.

11
DAFTAR RUJUKAN

Covey, Stephen R. 2015. The 7 Habits of Highly Effective People. Mango Media.
Hamdan, Yusuf. 2003. Penerapan Konsep “7 Habits of Highly Effective People”
dalam Profesi Guru.

12

S-ar putea să vă placă și