Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
MAKALAH
Oleh:
[18138028] SARI AZHARIYAH
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, serta dengan izin-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah dengan judul “LEARNING TO DO TO KNOW TO BE
TO LIVE TOGETHER”. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Filsafat PTK pada Program
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Makalah ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal shaleh bagi
Bapak dan Ibu serta mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.
Makalah ini ditulis sesuai dengan ketetapan dan aturan yang ada. Apabila
masih terdapat kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan di kemudian hari. Semoga Allah SWT. menilai ibadah yang
penulis kerjakan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi yang
makin mumpuni, tuntutan zaman pun semakin bertambah dimana
hendaknya masyarakat dapat mengembangkan apa yang telah dimiliki
untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dalam menghadapi tantangan
tersebut, seluruh masyarakat yang khususnya masih dalam dunia
pendidikan harus memiliki kualitas yang mendukung.
Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis dalam
pembangunan suatu bangsa karena hanya manusia yang berkualitas saja
yang bisa bertahan hidup di masa depan. Maka pendidikan tersebut
hendaknya memiliki kualitas dan mutu yang baik. Kualitas pendidikan
suatu bangsa tidak dengan sendirinya terwujud begitu saja, namun
diperlukan adanya usaha serta landasan dalam pemwujudannya. Komisi
bidang pendidikan UNESCO (Commision Education for The “21”
Century) merekomendasikan 4 pilar pendidikan yang dapat dijadikan
sebagai landasan pendidikan, namun di Indonesia terdapat tambahan
menjadi 5 pilar pendidikan.
Makalah ini membahas empat pilar pendidikan yang dicanangkan
oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization) yaitu learning to know, learning to do, learning to be,
learning to live together dan satu pilar tambahan learning for improving
to quality of worship to Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana makna dari 4 pilar pendidikan: learning to know, learning
to do, learning to be, learning to live together dan satu pilar tambahan
learning for improving to quality of worship to Allah SWT?
2. Bagaimana cara menentukan tindakan pendidikan dalam menjawab
tantangan abad 21?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui makna dari 4 pilar pendidikan: learning to know, learning
to do, learning to be, learning to live together dan satu pilar tambahan
learning for improving to quality of worship to Allah SWT?
2. Mengetahui cara menentukan tindakan pendidikan dalam menjawab
tantangan abad 21?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Soedijarat (2010) siswa diharapkan terus belajar dan
mampu memperoleh pengetahuan baru dan tidak hanya memperoleh
pengetahuan hasil penelitian orang lain. Karena hakekat “Learning to
Know” adalah proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai
teknik memperoleh pengetahuan dan bukan semata-mata memperoleh
pengetahuan saja.
B. Learning To Do
Learning to do merupakan pilar yang kedua. Dapat dikatakan
bahwa learning to do pembelajaran yang diupayakan untuk
memberdayakan peserta didik agar bersedia dan mampu memperkaya
pengalaman belajarnya. Belajar disini bukanlah sekedar mendengar dan
melihat untuk mengakumulasi pengetahuan, akan tetapi belajar untuk
4
melakukan sesuatu yang diperlukan dalam menghadapi tantangan
kehidupan kedepan.
5
dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, pengertian, dan
tanpa prasangka. Dalam kaitan ini, tugas pendidikan pada saat yang
bersamaan setiap siswa memperoleh pengetahuan dan memiliki kesadaran
bahwa hakekat manusia adalah beragam, tetapi dalam keragaman tersebut
terdapat persamaan.
Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki sebagai hasil dari
proses pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan
dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu
menempatkan diri sesuai dengan perannya. Konsep learning to live
together tumbuh karena perlunya kerjasama dalam menyelesaikan proyek-
proyek kolaboratif. Maka diharapkan dapat menjadi cara yang efektif
untuk mencegah munculnya suatu konflik. Tugas pendidik terkait dengan
pilar ini adalah menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang peran diri
sendiri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam
bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).
D. Learning To Be
Learning to be merupakan pilar yang terakhir. Dapat dikatakan
bahwa learning to be adalah proses pembelajaran di mana siswa
diharapkan mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya.
Pengetahuan dan kepercayaan diri itu diperoleh setelah anak aktif
melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Soedijarat (2010) tiga pilar sebelumnya ditujukan bagi
lahirnya generasi muda yang mampu mencari informasi dan menemukan
ilmu pengetahuan, yang mampu melaksanakan tugas dalam memecahkan
masalah, dan mampu bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleran terhadap
perbedaan. Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan, maka akan
menimbulkan adanya rasa percaya diri pada masing-masing peserta didik
dan hasil akhirnya adalah manusia yang mampu mengenal dirinya.
Learning to be sangat erat kaitannya dengan bakat, minat,
perkembangan fisik, kejiwaan anak serta kondisi lingkungannya. Misal :
bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi
6
kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang
pasif, peran guru sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk arah
sekaligus menjadi mediator bagi peserta didik. Hal ini berarti bahwa
pendidikan harus memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih bebas dan
mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan rasa tanggung jawab
pribadi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup pribadinya atau
tujuan bersama sebagai anggota masysrakat.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. UNESCO merumuskan 4 (empat) pilar pendidikan yaitu learning to
know, learning to do, learning to be, learning to live together dan satu
pilar tambahan learning for improving to quality of worship to Allah
SWT.
2. Keempat pilar pendidikan memiliki tujuan yang berbeda-beda namun
memiliki keterkaitan antar satu dengan yang lainnya.
3. Learning to know yaitu belajar mengetahui. Learning to do yaitu
belajar bekerja. Learning to be yaitu belajar menjadi diri sendiri.
Learning to live together yaitu belajar hidup bersama. dan satu pilar
tambahan learning for improving to quality of worship to Allah SWT
merupakan belajar meningkatkan kualitas untuk beribadah kepada
Allah SWT.
B. Saran
Adapun saran dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang
4 pilar pendidikan: learning to know, learning to do, learning to be,
learning to live together dan satu pilar tambahan learning for
improving to quality of worship to Allah SWT.
2. Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan
tindakan pendidikan dalam menjawab tantangan abad 21.
8
DAFTAR RUJUKAN