Sunteți pe pagina 1din 3

AIR MATAKU

Ini terjadi ketika aku berada di bangku SMK, tepatnya pada kelas 2, aku bernama Tia.
Kisah ini dimulai sejak aku mengenal Dika, Dika adalah salah satu mahasiswa di Universitas
Negeri semester 4. Aku berhubungan baik dengan dia, dia sangatlah lugu dan polos, aku juga
mengaggumi sifatnya yang bertanggung jawab.
Disaat dika menyatakan cinta kepadaku, dengan seketika itu aku langsung
menerimanya. Aku bahagia ketika bersamanya, ketika dia libur kuliah atau gak ada kuliah, dia
menyempatkan diri untuk menjemputku sekolah, bahkan kadang juga dia mengantarku ke
sekolah. Dika sering sekali main ke rumah, sampai tak kenal waktu, malah tak jarang dia sampai
seharian di rumah, kadang kita juga ketiduran ketika menonton acara TV.
Aku merasa nyaman ketika berada di dekatnya. Dika juga tidak pernah absen malam
mingguan di rumah bersamaku, tapi yang tak kusuka dengan dika, dika jarang mengajakku
pergi ke luar, malah hampir tidak pernah, ataupun pernah mesti hanya sebentar. Dika lebih
suka main di rumah daripada keluar, padahal aku juga ingin jalan-jalan keluar.
Aku pernah mengajaknya untuk jalan ke pantai, tapi dia menolaknya. Dia berkata 'Dari
pada main ke pantai, mending aku main ke rumahmu aja, kalau kita keluar aku sungkan sama
mama papamu' lalu aku menjawab 'tapi aku sudah ijin sama mama dan mama mengijinkan' tapi
dika lebih memilih main ke rumah. aku pun mulai berniat menjauh darinya, karena aku merasa
bosan dengan dika.
Di saat dika ada kuliah aku sering keluar sama cowok lain dia bernama Dama. Setiap aku
mau keluar orang yang pertama aku ajak adalah dama, karena aku yakin ketika mengajak dika
pasti dia menolaknya. Tapi walaupun aku sering jalan sama dama, dika masih sering datang ke
rumah dan masih belum absen dalam malam minggu, dika sama sekali tidak mencurigaiku.
Saat itu pada malam minggu dika datang ke rumah untuk menemuiku, Dika tiba-tiba
aneh, dia selalu bilang 'aku tak ingin kehilanganmu' dika ingin selalu bersamaku, aku mulai
kasihan kepada dika, dan ketika dia pulang pun ibuku menasihatikku
'Apa kamu gak kasihan sama Dika, dengan apa yang kamu lakukan?'
'Kasihan sih bu, tapi kalau aku ingin keluar, dika mesti gak mau!'
'Ngapain keluar segala, kan bisa pacaran di rumah'
'Iya tapi aku bosan bu'
'Apa kamu gak mikir perasaan Dika, kalau dia mengetahui kamu sering keluar dengan cowok
lain?'
'Biarin dah bu'
Aku masih sering jalan keluar sama dama, dan Dika masih sama sekali tidak mencurigaiku.
Tidak terasa umurku mulai bertambah, pada waktu malam sabtu dika datang ke
rumahku, karena aku ingin melewati malam pergantian umurku dengan dika, dika berada di
rumahku sampai larut malam. Di saat waktu menunjukan jam 12 malam tepat, Dika
mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku dan membawa kue tart yang telah dipesan dia
mencium keningku sambil berkata 'Aku sayang kamu, jangan pernah tinggalin aku', selepas itu
sekitaran jam 1 dika pamit untuk pulang.
Untuk keesokan harinya pas malam minggu aku menyuruh Dika untuk datang ke rumah,
tapi tiba-tiba dika menolaknya dengan alasan yang tak jelas, aku mulai curiga kepada Dika,
karena dia tidak bersikap seperi biasanya, lalu aku marah kepadanya dan memaksa dika untuk
datang ke rumah, tapi dika tidak membalas smsku dan tak mengangkat telfonku, aku merasa
malam minggu sendirian, lalu aku mencoba sms dama untuk datang ke rumah. Kita berdua
ngobrol dan saling berbagi. Di tengah-tengah aku dan dama ngobrol, tiba-tiba toni menelfon
aku, toni adalah sahabat baik dika, dia mengabariku kalau dia kecelakaan dan kini dia dirawat
di rumah sakit. Aku langsung menyuruh dama untuk pulang dan bergegas menemui dika di
rumah sakit, sesampai aku di rumah sakit, tiba-tiba toni menariku keluar dan memarahiku
sambil dia menangis.
'kenapa kamu lakukan ini, kenapa kamu tega kepada Dika?'
'Memang Dika kenapa?'
'Dika telah pergi ke surga dan membawa cinta tulusnya yang telah km sia-siakan'
aku langsung mengangis sejadi-jadinya sambil berteriak nama Dika dengan kencang.
'Percuma kamu memanggil nama Dika, dia tidak akan pernah kembali, asal kamu tau penyebab
Dika kecelakaan adalah kamu!'
'Kenapa aku?' sambil menangis
'Kamu masih gak menyadarinya?, kalau kamu gak memaksa Dika untuk menemuimu, itu semua
gak akan terjadi. Dika kecelakaan pada waktu pulang dari rumah kamu, padahal dia dalam
keadaan sakit, habis semalaman dari rumah kamu kemarin, kenapa kamu masih tega kepada
Dika?' masih menangis
'Tapi Dika tidak datang ke rumah?'
'Asal kamu tau, Dika tadi ke rumahmu tapi setelah sampai disana, Dika melihat kamu bersama
cowok lain di rumahmu, Terus dia tidak berani mengganggumu dan memutuskan untuk pulang,
di perjalanan pulang Dika mengalami kecelakaan'
Aku langsung jatuh berlutut sambil terus menangis dengan kencang
'Percuma kamu menangis, Dika sudah ada di surga dan gak akan pernah kembali. Aku heran
kepada Dika, kenapa dia sebegitu sayang kepadamu, tetapi orang yang disayang malah
mengecewakanya'
Aku masih tidak bisa menghentikan air mataku 'Dika maafkan aku, aku menyayangimu,
kamu meminta aku untuk tidak meninggalkanmu, tapi kenapa kamu meninggalkanku'
'Kalau kamu menyayanginya, kenapa kamu selingkuh?, padahal Dika sudah lama mengetahui
perselingkuhanmu, dia dikasih tau oleh mama kamu sendiri, mamamu sangatlah sayang pada
Dika, dia sudah menganggap Dika sebagai anaknya sendiri, tapi Dika masih terus bersabar dan
selalu menyembunyikanya dari kamu'
Tangisanku semakin menjadi, 'Kenapa Dika tidak bilang itu semua, aku berbuat kayak gitu
karena dika selalu menolak kalau aku ajak jalan'
'Kenapa kamu masih sempat berfikir kayak gitu, Dika melakukan itu semua atas pesan dari
papamu, papamu dulu sempat berpesan sama dika, 'kalau pacaran di rumah aja, jangan keluar
ke tempat-tempat yang gak jelas''
'Kenapa dika tidak memberi tahu kepadaku, kalau itu perintah papa'
'Satu jawaban dari Dika: karena dia menyayangimu dan keluargamu'
Air mataku terasa tidak ada hentinya meneteskan, setelah mendengar semua cerita dari
Toni.
Keesokan harinya aku dan sekeluarga datang di acara pemakaman Dika, dan aku masih
tidak bisa menghentikan air mataku yang terus mengalir. Setelah semua pada pulang aku masih
ada dipemakaman Dika, aku memeluk erat batu nisan 'Dika maafkan aku, aku janji, aku disini
akan terus selalu menyayangimu, karena kamu yang terbaik bagiku, aku selalu mencintaimu,
bahagialah kamu di surga aku disini akan selalu mendoakanmu'

Sesampai aku di rumah, aku masih teringat saat-saat bersamanya, aku rindu saat kita
berdua bercanda, ketika menonton TV pun aku masih saja teringat tentangnya, hingga air mata
menetes sendiri tanpa kusadar, tak ku sangka kini ku benar-benar kehilangan Dika untuk
selamanya.

S-ar putea să vă placă și