Sunteți pe pagina 1din 93

www.iakmi.or.

id
RISET EVALUASI
NUSANTARA SEHAT

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan

Evaluasi NS_Balitbangkes 2
NKRI

➢ Negara kepulauan  17.496 PULAU ; Luas: 7,81 juta km2,


➢ Penduduk: 253,6 juta orang, 1.128 Suku bangsa/etnik; 746 bahasa.
➢ 34 Provinsi, 410 kabupaten, 98 kotamadya, 6694 kecamatan, 8216 klurahan & 69249 desa.
Permasalahan
Tenaga Kesehatan

Jumlah Tenaga Kesehatan masih kurang

Distribusi Tenaga Kesehatan yang tidak merata

Mutu atau kualitas yang belum memadai

Kualifikasi Tenaga Kesehatan masih banyak yang belum D III

[Image Info] - Note to customers : This image has been licensed to be used within this PowerPoint template only. You may not extract the image for any other use.
PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN

TETAP/ SEMENTARA/ TEMPORARY


PERMANEN
Kontrak/ Honor
PTT Pusat Swasta/ PMA

PNS PPPK Kontrak/Hon


PTT Daerah or BLUD

Tugus Individu
Nusantara Sehat
Wajib Kerja Dokter
Berbasis Tim (Team
Spesialis
Based)
* PTT Pusat Moratorium
Pemenuhan Tenaga dibantu Pusat untuk daerah DTPK
PUSKESMAS YANG TIDAK MEMILIKI (KOSONG) TENAGA KESEHATAN
PADA TAHUN 2016
NO JENIS TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS
1 DOKTER UMUM 1.898
2 DOKTER GIGI 4.831
3 PERAWAT 919
4 BIDAN 1.374
5 TENAGA KEFARMASIAN 787
6 TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT 4.016
7 TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN 542
8 TENAGA GIZI 4.064

6.169
9 AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Total 62.863
Standar ketenagaan di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, 30 Juni 2016
Mekanisme Pemenuhan Tenaga Kesehatan

UU No 5 Tahun 2014
• Pegawai ASN terdiri PNS dan PPPK
Pasal 6

UU No 36 Tahun 2014 • Pengangkatan tenaga kesehatan melalui PNS, Penugasan Khusus:


Pasal 23 ayat (2) PPPK dan Penugasan Khusus Permenkes No 16 Tahun
2017

UU No 36 Tahun 2014 • Wajib Kerja kepada tenaga kesehatan yang


Pasal 28 ayat (1) memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi

UU No 36 Tahun 2014 • Pemerintah dan/atau Pemda dpat


Pasal 29 ayat (1) menetapkan pola ikatan dinas
PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN OLEH PUSAT

Puskesmas Rumah Sakit

Penugasan Khusus
Berbasis Tim (Nusantara Penugasan Khusus
Sehat Team Based) Residen
Penugasan Khusus:
Permenkes No 16 Tahun
2017 Penugasan Khusus
Individu (Nusantara Sehat Wajib Kerja Dokter
Individu) Spesialis
Rencana Pemenuhan Target/Tahun

2017 2018 2019

Penugasan khusus berbasis tim 188 tim 150 tim 160 tim
(1.120 org) (930 org) (990 org)

Penugasan Khusus Individu 3.000 3.853 3.015

Penugasan Khusus Residen 800 730 730

Wajib Kerja Dokter Spesialis 1.250 1.250 1.250


Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam
Mendukung Program Nusantara Sehat

• Pendayagunaan secara khusus Tenaga Kesehatan dalam kurun waktu tertentu yang
dilakukan melalui :
a. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim dengan jumlah dan jenis tertentu
(Nusantara Sehat), dan
b. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual

*Permenkes no.16 tahun 2017 ttg Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara
Sehat

11
TUJUAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN

1. Memberikan pelayanan kesehatan


untuk menjangkau remote area
2. Menjaga keberlangsungan
pelayanan kesehatan
3. Menangani masalah kesehatan 1. Terpenuhinya jumlah dan jenis
sesuai kebutuhan daerah tenaga kesehatan sesuai dengan
4. Meningkatkan retensi nakes yg standar di puskesmas DTPK.
bertugas
5. Memenuhi kebutuhan tenaga 2. Terwujudnya penguatan dan
kesehatan pemenuhan kebutuhan
6. Menggerakkan pemberdayaan pelayanan di puskesmas
masyarakat
7. Mewujudkan pelayanan kesehatan
terintegrasi
8. Meningkatakan & melakukan
pemerataan pelayanan kesehatan
12
SISTEM INSENTIF
● Ijin Prinsip Menteri Keuangan
No : SR-460/MK.02/2017 tanggal 30
Agustus 2017
● Besaran penghasilan penugasan khusus
tenaga kesehatan:
No Jenis Penugasan Total Insentif Total Insentif
Khusus Nakes Terpencil Sangat
Terpencil

1 Dokter Umum / 8.595.000 11.181.000


Dokter Gigi

2 S1 + Profesi (selain 7.563.000 9.681.000


dokter/dokter gigi)

3 S1 dan Diploma IV 6.331.000 7.981.000

4 D3 Tenaga 4.827.000 6.255.000


Kesehatan Lain
PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT TEAM BASED
2015 - 2017

2015 2016 2017


NO URAIAN JUMLAH
BATCH 1 BATCH 2 BATCH 3 BATCH 4 BATCH 5 BATCH 6 BATCH 7 BATCH 8

1. Jumlah peserta 142 552 194 272 262 347 347 370 2.486
orang orang orang orang orang orang orang orang orang

2. Jumlah puskesmas 20 100 38 46 47 60 60 68 439

3. Jumlah Kabupaten 19 46 25 23 25 40 33 33 269

4. Jumlah Provinsi 9 14 16 14 15 18 19 13 29
Penempatan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat
Menurut Profesi
Tahun 2015 - 2017

2015 2016 2017 (batch 6- TOTAL


NO PROFESI
(batch 1-2) (batch 3-5) 8) (batch 1-8)

1 Dokter 16 28 26 70
2 Dokter Gigi 1 45 28 74
3 Perawat 97 116 179 392
4 Bidan 118 134 181 433
5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 115 77 128 320
6 Tenaga Kesehatan Lingkungan 113 78 136 327
7 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 83 56 131 269
8 Tenaga Gizi 103 102 128 333
9 Tenaga Kefarmasian 48 92 127 267
JUMLAH 694 728 1064 2486
Penempatan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat
Menurut Profesi per Provinsi
Tahun 2015 s.d. Agustus 2017
PROVINSI ATLM BIDAN DR DRG PERAWAT FARMASI GIZI KESLING KESMAS TOTAL
Aceh 5 7 2 7 6 7 6 4 44
Bengkulu 5 6 1 2 6 3 6 4 4 37
Gorontalo 5 6 1 1 5 6 4 3 2 33
Jambi 1 3 1 1 3 1 2 3 1 16
Jawa Barat 0 1 1 0 1 1 0 0 1 5
Jawa Timur 1 1 0 1 1 0 1 0 5
Kalimantan Barat 20 34 5 4 34 16 27 26 23 189
Kalimantan Selatan 0 4 2 2 1 2 1 3 15
Kalimantan Tengah 3 5 1 2 5 4 2 4 5 31
Kalimantan Timur 4 8 2 1 7 6 5 7 5 45
Kalimantan Utara 17 22 1 2 21 12 19 17 19 130
Kepulauan Bangka Belitung 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5
Kepulauan Riau 7 14 2 10 8 12 13 11 77
Lampung 6 12 6 0 10 8 12 5 10 69
Maluku 26 37 6 6 35 28 24 27 32 221
Maluku Utara 4 11 1 1 11 3 9 10 9 59
Nusa Tenggara Barat 1 1 0 0 1 0 1 1 0 5
Nusa Tenggara Timur 34 60 9 8 51 31 51 47 54 345
Papua 35 45 1 10 42 29 37 35 28 262
Papua Barat 14 23 5 5 23 17 16 19 17 139
Riau 9 16 4 1 12 7 10 16 12 87
Sulawesi Barat 5 11 5 3 12 11 8 5 8 68
Sulawesi Selatan 9 17 4 3 15 10 14 13 12 97
Sulawesi Tengah 10 15 4 5 15 10 13 9 6 87
Sulawesi Tenggara 10 17 2 3 16 14 9 12 7 90
Sulawesi Utara 17 24 3 2 19 15 15 17 22 134
Sumatera Barat 3 6 1 6 1 5 4 6 32
Sumatera Selatan 2 3 2 0 2 1 2 2 3 17
Sumatera Utara 16 23 6 4 19 18 21 19 16 142
Grand Total 270 433 74 70 392 267 333 327 320 2486
LOKASI PUSKESMAS PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT
BATCH 1 TAHUN 2015 (20 PUSKESMAS)

Pusk Seimenggaris,
Nunukan, Kaltara

Pusk Sajingan Pusk Long Ampung,


Pusk Simeuleu Cut,
Besar, Sambas, Malinau Kaltara
Simeuleu Aceh
Kalbar Pusk Long Pusk Marore, Kep
Pusk Puring Pahangai, Mahakam Sangihe, Sulut
Kencana, Kapuas Hulu,Kaltim Pusk Makalehi,
Hulu, Kalbar Sitaro, Sulut
Pusk Balai
Karangan, Pusk Badau,
Sanggau Kapuas Hulu,
Kalbar Kalbar Pusk Ubrub,
Keerom, Papua
Pusk Enggano, Pusk Longgar
Bengkulu Utara Apara, Kep Aru,
Maluku Pusk Iwur, Peg
Bintang, Papua
Pusk Ninati, Boven
Pusk Maritaeng, Digoel, Papua
Alor, NTT
Pusk Silawan,Belu Pusk Kimaam,
NTT Merauke, Papua

Pusk
Pusk Ndao, Rote Namfalus,Malaka
Ndao, NTT NTT

NS_Puslitbang SD Yankes 17
LOKASI PUSKESMAS PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT
BATCH 2 TAHUN 2015 (100 PUSKESMAS)

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA


PROVINSI KALIMANTAN UTARA Kab. Kep. Talaud : Gemeh, Dapalan,
Kab. Berau : Maratua Karatung , Miangas
Kab Malinau : Long Nawang , Data
PROVINSI ACEH Kab Mahakam Hulu : Tiong Kab. Kep. Sangihe : Kendahe
Dian, Long Alango , Long
Ohang
Kota Sabang : IBOIH Pujungan Kab. Minahasa Utara : Tinongko
Kab Nunukan : Long Layu, Long Kab. Sintaor : Ondong
Bawan, Sanur, Aji Kuning , Sungai
PROVINSI SUMUT Nyamuk , Binter, Setabu
Kab Nisel : Pulau Tello
Kab Sergei : Tanjung Beringin PROVINSI MALUKU UTARA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Kab Sambas : Paloh, Temanjuk Kab Pulau Marotai : Bere Bere, PROVINSI PAPUA BARAT
PROVINSI SULTENG
PROVINSI KEPRI Kab Bengkayang : Jagoi Babang , Wayabula, Sopi Kab Raja Empat : DOREKAR
Kab Toli-Toli :
Tebing Kab J Karimun Siding Ogodeide
Jemaja Timur Kab Kep Anabas Kab Sanggau : Entikong
PROVINSI MALUKU
Belakang Padang Kota Batam Kab Sintang : Merakai , Senaning
Kab. MBD : Ustutun, Wonreli , Serwaru
Serasan Timur Kab Natuna Kab Kapuas Hulu : Benua Martinus ,
, Marsela , Ilwaki, Lelang
Lanjak , Nanga Kantuk
P. Laut Kab Natuna Kab MTB : Namtabung, Larat, Waturu,
Subi Kab Natuna Adaut
Kab. Kep. Aru : Koija

PROVINSI RIAU
PROVINSI PAPUA
Tambelan Kab Bintan
PROVINSI NTT Kab Boven Digoel : Kombut
Sungai Guntung Kab Indragiri Hilir
Kab Kupang ; Naikliu , Oepoli Kab. Peg. Bintan : Batom
Tanjung Medang Kab Bengkalis
Kab TTU : Eban , Manamas, Napan, Oeolo , Kab Sarmi : Sarmi
Selat Baru Kab Bengkalis
Sinaboi Kab Rokan Hilir Tasinifu , Wini Kab Keerom : Senggi , Towe Hitam, Waris
Tanjung Samak Kab Kep. Meranti Kab Belu : Wedomo, Haekesak, Haliwen, Kab Supiori : Sabar Miokre, Sowek
Dumai Kota - Kota Dumai Lakturus, Nualain, Webora, Weluli
Kota Jayapura : Koya Barat, Skow Mabo
Kab Alor : Buraga, Kalunan, Padang Alang
Kab Rote Ndao : Batutua
Kab Savu Raijua : Ledeunu
Kab Malaka : Seon, Sarina
NS_Puslitbang SD Yankes 18
LATAR BELAKANG

▪ Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki geografi berupa daratan,


lautan, pegunungan dengan pulau-pulau yang tersebar sehingga menyebabkan
akses pelayanan kesehatan untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan
(DTPK) sangat sulit dijangkau. Selain DTPK, kondisi yang sama terdapat di daerah
bermasalah kesehatan (DBK).
▪ Masih banyak fasilitas pelayanan kesehatan di DTPK dan DBK yang disediakan
Pemerintah belum memiliki tenaga kesehatan
▪ Penempatan tenaga kesehatan (nakes) berbasis tim adalah salah satu upaya untuk
memperkuat layanan kesehatan primer di Indonesia, berdasarkan Model Intervensi
Integratif.
▪ Nakes berbasis tim yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, kesehatan masyarakat,
tenaga kesling, ahli gizi, analis kesehatan, dan tenaga kefarmasian untuk bertugas
di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) di seluruh Indonesia.
▪ Tim akan memperkuat penyelenggaraan manajemen puskesmas, pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas dalam upaya mencapai target cakupan program puskesmas
▪ Penempatan tenaga kesehatan dalam Nusantara Sehat dilakukan berbasis tim, melalui
penugasan khusus selama 2 tahun.
▪ Tahun 2015 dilakukan penempatan tim di 120 puskesmas
▪ Balitbangkes bertugas mengawal kegiatan monitoring dan evaluasi penempatan Tim
Nusantara Sehat.
▪ Tahun 2015 telah dilakukan pengumpulan data dasar di 120 puskesmas, serta
pengumpulan data status kesehatan masyarakat dari 30 puskesmas lokasi penempatan
Nusantara Sehat dan 30 puskesmas kontrol (puskesmas yang tidak menjadi lokasi
penempatan Tim NS).
▪ Tahun 2017 dilakukan = tahun 2015
PERAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

• Survei puskesmas lokasi penempatan  Menilai kelayakan


• Melakukan monitoring dan evaluasi bersama dengan unit utama
Kementerian Kesehatan lain.

RISET EVALUATIF
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
SURVEI LOKASI
NARSIS ……. ?
PADAMU NEGERI : JANJI, BAKTI, ABDI ….., JIWA RAGA KAMI.
NENEK MOYANGKU SEORANG PELAUT …….
MEMBUNUH ATAU TERBUNUH
PRODUK : FACT SHEET
MONEV PROVINSI
RISET EVALUATIF NUSANTARA SEHAT
Tujuan

Untuk menilai keberhasilan dari Program Team Based Nusantara Sehat 


dilakukan evaluasi  Riset evaluasi penempatan Tim Nusantara Sehat
Batch 1 dan 2 Tahun 2015
PARAMETER PENILAIAN

Evaluasi NS_Balitbangkes 32
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM TEAM
BASED NUSANTARA SEHAT

Beberapa indikator yang dapat diukur untuk menilai keberhasilan dari


Program Team Based Nusantara Sehat adalah :
1. Peningkatan capaian program
2. Peningkatan Kinerja Puskesmas
3. Perbaikan Fasilitas (sarana & prasarana)
4. Peningkatan kerjasama Mitra
5. Peningkatan peranan dari Stakeholders
6. Peningkatan Peran Serta Masyarakat
7. Terjadinya peningkatan Status Kesehatan Masyarakat.
EVALUASI KINERJA TIM NS (1) :

No PARAMETER
1 Tim NS membuat RUKUNS yang sesuai dengan permasalahan yang ada di puskesmas
2 RUK Tim NS sudah disinkronkan dengan RUK Puskesmas

3 Pembuatan Laporan awal Tim NS

4 Pembuatan Laporan Triwulan Tim NS


5 Pembuatan laporan tahunan Tim NS

6 Evaluasi Tim NS

7 Dukungan Stakeholder
8 Kerjasama antara Tim NS dengan Mitra di daerah
EVALUASI KINERJA TIM NS (2) :
No PARAMETER
1 Tingkat kehadiran Tim NS
2 Pelaksanaan RUK oleh Tim NS
3 Kesesuaian laporan Tim NS
4 Kerjasama antar anggota Tim NS
5 Kerjasama antara Tim NS dengan Nakes setempat
6 Kerjasama antara Tim NS dengan Stakeholders di daerah
7 Kerjasama antara Tim NS dengan Mitra di daerah
8 Kerjasama antara Tim NS dengan tenaga kesehatan setempat
9 Penilaian Stakeholder terhadap Tim NS
10 Penilaian Mitra terhadap Tim NS
11 Penilaian Masyarakat terhadap Tim NS
12 Penilaian antar anggota Tim NS
EVALUASI KINERJA PUSKESMAS
No PARAMETER
1 Terjadi peningkatan tingkat kehadiran petugas kesehatan dan Tim NS
2 Pelaksanaan Program Kerja Puskesmas sesuai dengan perencanaan
3 Puskesmas melakukan bimbingan terhadap Tim NS
4 Puskesmas melakukan telaahan terhadap laporan Tim NS
5 Puskesmas melakukan penilaian terhadap kinerja Tim NS
6 Saat ini terjadi peningkatan kunjungan ke Puskesmas

7 Kerjasama Tim NS dengan Mitra berjalan dengan baik

8 Terjadi peningkatan cakupan Program Puskesmas


9 Penambahan jumlah sarana dan prasarana

10 Stakeholder (Pemda dan Dinkes) memiliki peranan terhadap pelaksanaan Program NS

11 Kerja sama antara Tim NS dengan Nakes setempat berjalan dengan baik

12 Hubungan antara Tim Nakes dengan masyarakat berjalan dengan baik


▪ Penempatan Team Based Nusantara Sehat Tahun 2015 :
1. Batch I : bulan Juni 2015 sebanyak 20 Tim untuk 20 Puskesmas
2. Batch II: bulan Desember 2015 sebanyak 100 Tim untuk 100 Puskesmas
▪ Untuk menilai keberhasilan dari Program Team Based Nusantara Sehat 
dilakukan evaluasi.
▪ Evaluasi Nusantara Sehat :
1. Data Awal (Pre) : tim Tiba di Lokasi
2. Evaluasi Mid : setelah Tim Nusantara Sehat 1 Tahun
3. Evaluasi Post : setelah Tim Nusantara Sehat 2 tahun

Evaluasi NS_Balitbangkes 37
LOKASI EVALUASI (30 PUSKESMAS NS DAN 30 NON NS)
NO PROVINSI NO KABUPATEN NO PUSKESMAS PUSKESMAS
DENGAN NS TANPA NS
1 Aceh 1 Simeulue 1 Siemeulue Cut Simeuleue Barat
2 Sumatera Utara 2 Serdang Bedagai 2 Tanjung Beringin Bandar Khalipah
3 Kepulauan Riau 3 Natuna 3 Serasan Timur Serasan
4 Bintan 4 Tembelan Kelong
4 Riau 5 Indragiri Hilir 5 Sungai Guntung Tanah Merah
6 Bengkalis 6 Rupat Utara Rupat
5 Bengkulu 7 Bengkulu Utara 7 Enggano Tanjung Harapan
6 Nusa Tenggara Barat 8 Malaka 8 Namfalus Weowe
9 Belu 9 Silawan Ainiba
10 Wedomu Heilulik
10 Alor 11 Maritaing Kanarilang
11 Rote Ndao 12 Ndao Nuse Soenimanu
7 Kalimantan Barat 12 Sambas 13 Sajingan Besar Galing
13 Kapuas Hulu 14 Badau Hulu Gurung
14 Sanggau 15 Balai Karangan Kembayan
8 Kalimantan Timur 15 Mahakam Hulu 16 Tiong Ohang Ujoh Bilang
NO PROVINSI NO KABUPATEN NO PUSKESMAS PUSKESMAS
DENGAN NS TANPA NS
8 Kalimantan Timur 15 Mahakam Hulu 16 Tiong Ohang Ujoh Bilang
9 Kalimantan Utara 16 Malinau 17 Long Apung Sungai Boh
18 Long Nawang Long Loreh
17 Nunukan 19 Seimenggaris Pembeliangan
10 Sulawesi Utara 18 Talaud 20 Gemeh Essang
19 Sangihe 21 Kendahe Kuma
11 Sulawesi Tengah 20 Toli-toli 22 Ogodeide Laulalang
12 Maluku 21 Maluku BD 23 Ilwaki Mahaleta
24 Lelang Tounwawan
22 Maluku TB 25 Adaut Lonlurun
13 Maluku Utara 23 Morotai 26 Berebere Daruba
14 Papua 24 Merauke 27 Bupul Muting
25 Supiori 28 Sabarmiokre Yanggarbun
26 Kota Jayapura 29 Skouw Mabo Yoka
15 Papua Barat 27 Raja Ampat 30 Dorekar Way Gama
Tujuan Umum
Melakukan evaluasi kontribusi Tim Nusantara Sehat dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Puskesmas yang meliputi upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan daerah
bermasalah kesehatan.

Tujuan Khusus :
1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan kegiatan Tim Nusantara Sehat di dalam
gedung terkait dengan manajemen puskesmas dan upaya kesehatan perorangan
(UKP) serta Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
2. Mendapatkan perspektif stakeholders terhadap Tim Nusantara Sehat di tingkat
provinsi, kabupaten, maupun puskesmas.
3. Mendapatkan informasi tentang peran Tim Nusantara Sehat dalam pemecahan
masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas
4. Menilai capaian program puskesmas
5. Menilai status kesehatan masyarakat setelah penempatan Tim Nusantara Sehat
Penelitian ini merupakan evaluasi program yang menggunakan
desain penelitian potong lintang dengan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif

pre and post test intervention with control design

O X OX

O1 O2

X = Team Nusantara Sehat


O = Kondisi awal puskesmas lokasi team NS
OX = Kondisi puskesmas lokasi NS setelah 2 tahun penempatan Team Nusantara Sehat
O1 = Kondisi awal puskesmas kontrol
O2 = Kondisi puskesmas kontrol setelah 2 tahun
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

Internal Puskesmas
• Integrasi Tim NS dengan
• SPO Puskesmas
• Peningkatan
• SDM • P1 - Perencanaan (PoA, RUK)
Kualitas &
• Sarana & • P2 - Penggerakan Status
Prasarana Kuantitas
Pelaksanaan (Inovasi, Kesehatan
Manajerial
Pemecahan Masalah, Peran Masyarakat
• Peningkatan
Tim NS)
Eksternal Kinerja SDM
• P3 - Pemantauan,
• Peningkatan
• Potensi Wilayah Pengawasan, dan
Cakupan Program
Pengendalian (Supervisi,
Monev, Feedback)

KERANGKA PIKIR

Riset Evaluatif NS_Balitbangkes 42


PUSKESMAS INTERVENSI
Kondisi awal Kondisi Pkm pasca 2
PENEMPATAN TIM NUSANTARA SEHAT
Puskesmas thn penempatan
Pre 2015 Mid 2016 Post 2017
POA Fasilitas Puskesmas
Fasilitas Puskesmas Kinerja Tim SDM Kesehatan
SDM Kesehatan Kinerja puskesmas Manajemen
Manajemen Pelaksanaan kegiatan Puskesmas

OUT PUT
PROSES
Puskesmas PenilaianPuskesmas
Fasilitas stakeholder Sarpras
INPUT

Sarpras Potensi wilayah Capaian program


Capaian program Program inovasi
Potensi wilayah Peran stakeholder

Survey Status Kesmas Indikator proses hasil keg Survey status Kesmas
Tim NS
Pre 2015 Mid 2016 Post 2017
Kondisi awal Kondisi Pkm stlh 2 thn
Puskesmas
PUSKESMAS KONTROL

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian

43
Untuk menilai status kesehatan masyarakat dilakukan survei
cepat

Dalam survei cepat ini akan dilakukan pembandingan status


kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah penempatan tim
Nusantara Sehat

Pembandingan dilakukan pula terhadap status kesehatan


di Puskesmas intervensi dan Puskesmas kontrol, sehingga dapat
dinilai pengaruh penempatan tim Nusantara Sehat terhadap
status kesehatan masyarakat
SURVEI CEPAT
Untuk mengetahui secara cepat dampak dari adanya Program Team Based Nusantara Sehat terhadap
Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat

Akses ke Pelayanan Kondisi Kesehatan Situasi Gizi dan Prevalensi Pengetahuan Pemukiman dan
Kesehatan Lingkungan Kesehatan Ibu Penyakit Menular Sikap dan Perilaku Ekonomi
Anak dan Penyakit Tidak
Menular
 Metode : Survey Cepat (30 kluster dengan 7 Rumah Tangga per kluster)
 Desain : cross sectional
 Populasi
adalah Semua rumah tangga yang berada di
wilayah kerja Puskesmas terpilih
 Sampel
adalah Rumah Tangga terpilih yang berada di
wilayah kerja Puskesmas
 Unit terkecil dari penelitian ini adalah individu
 Estimasi Besar Sampel : 210 Rumah Tangga & 840 Individu
per Puskesmas
CARA PEMILIHAN SAMPEL

• Cara pengambilan sampel yang dilakukan menurut WHO adalah cara sampel klaster
2 tahap
• Pada tahap pertama dipilih sejumlah klaster, dan pada tahap kedua barulah dipilih
subyek survey
• Pada tahap pertama memilih klaster yang diambil secara random sebagai sampel
adalah 30 klaster per Puskesmas
• Unit Kluster dalam survei ini adalah Rukun Tetangga (RT)
• Pada tahap ke dua, masing-masing klaster diambil sebanyak 7 Rumah Tangga (RUTA)
• Sehingga jumlah sampel diambil sebanyak 30 RT x 7 RUTA = 210 RUTA per Puskesmas
• Setelah klaster terpilih secara acak (cara pengambilan sampel bisa dilakukan
dengan bantuan komputer Csurvey)
• Tahap selanjutnya adalah memilih 7 RUTA pada tiap klaster
• Secara ideal pemilihan sampel di tingkat klaster adalah menggunakan metode
acak sederhana, ini artinya harus mempunyai kerangka sampel pada tiap klaster,
kemudian dipilih 7 rumah tangga secara acak sederhana tiap klaster
• Tetapi cara ini tidak praktis karena untuk membuat kerangka tersebut bukan hal
yang mudah.
Cara yang telah diuji cobakan dan sering dilakukan adalah dengan cara sebagai
berikut:

• Di klaster yang terpilih, pengumpul data mendatangi pusat klaster (biasanya


pusat klaster atau pusat desa adalah balai desa, rumah RT, alun-alun,
ataupun pusat kegiatan lainnya)

• Di tengah klaster tersebut, pengumpul data berjalan dengan memilih arah


(yang dipilih secara acak bisa dipilih salah satu, ke kiri, ke kanan, ke depan
atau ke belakang dengan cara ambil pensil kemudian diputar di atas
map/buku untuk lokasi rumah yang menyebar/ padat. Ujung dari pensil
tersebut merupakan arah dari dimulainya Rumah Tangga Pertama
• Setelah dilakukan pemilihan secara acak untuk menentukan rumah tangga
pertama maka untuk berlanjut ke rumah tangga berikutnya adalah menggunakan
konsep Rumah Tangga (RUTA) terdekat
• Rumah tangga terdekat adalah rumah yang dapat didatangi dalam waktu yang
paling singkat dari rumah tangga yang baru saja dikunjungi. Rumah tersebut belum
tentu sebaris dengan rumah sebelumnya, bisa dalam garis zigzag. Jika ada 2 atau
lebih rumah yang sama dekatnya dengan rumah sebelumnya, pilihlah rumah yang
pintu utama paling dekat
• Untuk mengetahui perpindahan dari rumah tangga terdekat ke rumah tangga
terdekat lainnya, Lihat diagram 1. RUTA pertama dipilih secara acak, lalu lihat
urutan rumah tangga terdekat selanjutnya
• Pewawancara harus mengetahui batas Klaster (Rukun Tetangga) terpilih.
• Nomor urut rumah tangga yang dikunjungi adalah Nomor urut kunjungan
rumah sesuai dengan urutan pewawancara mengunjungi RT tersebut
• Pewawancara harus membuat Sketsa rumah tangga terpilih dimasing-masing
RT (Rukun Tetangga) Terpilih dan dilampirkan setiap RT (Rukun Tetangga)
dalam 1 bundel 7 kuesioner RUTA tiap RT Rukun Tetangga)
• Pewawancara harus membuat laporan tentang : 1) Proses pengambilan sampel
RT dan lampirkan sketsa, 2) Permasalahan dan solusinya.
Diagram 1. Cara Pengambilan Sampel

Puskesmas

30 RT
(Rukun Tetangga)

210 RUTA
(Rumah Tangga)
PROSES SAMPLING KLASTER

• Cari Data tentang jumlah RUKUN TETANGGA (RT) di masing-masing


Desa
• Kemudian urutkan Jumlah seluruh RT di wilayah Puskesmas mulai dari
nomor 1 sampai ke terakhir
• Selanjutnya memilih 35 RT dari sejumlah RT yang ada di wilayah
Puskesmas
• Selanjutnya adalah memilih 5 RT Cadangan
• Setelah terpilih 5 RT Cadangan maka 30 sisa RT merupakan sampel RUTA
UTAMA.
LOKASI PENELITIAN

• 30 Puskesmas Intervensi
• 30 Puskesmas Kontrol
Dimana,
Batch 1 : 11 Puskesmas Intervensi NS Batch 1 dan 2
11 Puskesmas Kontrol
Batch 2 : 19 Puskesmas Intervensi
19 Puskesmas Kontrol
Untuk pemilihan Puskesmas Kontrol dilakukan secara random dengan kriteria inklusi :
▪ Memiliki jenis puskesmas yang sama dengan Puskesmas Intervensi  Rawat inap
atau non rawat inap
▪ Memiliki tingkat akses yang hampir sama dengan Puskesmas Intervensi
▪ Masih dalam Wilayah Kabupaten dan memiliki kesamaan geografis dengan
Puskesmas Intervensi
PENGORGANISASIAN
Petugas Pusat
Dalam kegiatan ini petugas pusat berfungsi sebagai supervisor.
Supervisor berjumlah 109 orang.

Tugas dari supervisor :


▪ Mengikuti pembekalan (aspek teknis penelitian dan administrasi keuangan)
selama 2 hari.
▪ Melatih tim enumerator di tingkat puskesmas.
▪ Membuat listing dan memilih 30 RT.
▪ Melakukan pengumpulan data (wawancara mendalam).
▪ Menyerahkan hasil wawancara dalam bentuk matriks.
▪ Mengawasi enumerator.
▪ Menyerahkan laporan Tim Nusantara Sehat.
▪ Menyerahkan pertanggungjawaban keuangan.
▪ Melakukan proses editing dan entry data.
Petugas Lokal
Dalam kegiatan ini petugas lokal berfungsi sebagai enumerator. Enumerator
berjumlah 480 orang (setiap puskesmas terdiri dari 8 orang enumerator).

Tugas dari enumerator :


▪ Mengikuti pembekalan di Puskesmas (aspek teknis penelitian dan administrasi
keuangan) selama 2 hari.
▪ Melakukan pengumpulan data status kesehatan masyarakat.
▪ Menyerahkan hasil pengumpulan data status kesehatan masyarakat kepada
supervisor.
▪ Melakukan editing data.
▪ Menyerahkan pertanggungjawaban keuangan.
Tahapan yang sudah dilakukan
Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Tim

2. Penyusunan kuesioner

3. Pengajuan dan Proses Etik

Pembuatan template entri

4. Pembekalan surpervisor tahap pertama

5. Pengumpulan data tahap pertama

6. Pengolahan dan analisis data tahap pertama


ongoing
7. Pembekalan surpervisor tahap kedua

8. Pengumpulan data tahap kedua

9. Pengolahan dan analisis data tahap kedua

10. Penyusunan laporan


57
Laporan Kemajuan Pengumpulan data

Pengumpulan Data Tahap 1


 5 Provinsi, 11 Kabupaten dan 22 Puskesmas (11 Puskesmas Intervensi dan
11 Puskesmas kontrol)

No Provinsi No Kabupaten No Puskesmas Intervensi Puskesmas Kontrol

1 Aceh 1 Simeulue 1 Siemeulue Cut Simeuleue Barat


2 Bengkulu 2 Bengkulu Utara 2 Enggano Tanjung Harapan
3 Nusa Tenggara Timur 3 Malaka 3 Namfalus Weowe

4 Belu 4 Silawan Ainiba


5 Alor 5 Maritaing Kanarilang
6 Rote Ndao 6 Ndao Soenimanu
4 Kalimantan Barat 7 Sambas 7 Sajingan Besar Galing
8 Kapuas Hulu 8 Badau Hulu Gurung
9 Sanggau 9 Balai Karangan Embayang
5 Kalimantan Utara 10 Malinau 10 Long Ampung Sungai Boh
11 Nunukan 11 Seimenggaris Pembeliangan
Riset Evaluatif NS 2017 58
HASIL SEMENTARA BERDASARKAN DATA KUALITATIF
PERSEPSI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN

KEPEMILIKAN PERMENKES TENTANG NS


• Beberapa kabupaten sudah memiliki Permenkes mengenai
penempatan tenaga NS di wilayah kerja mereka, tetapi sebagian
besar daerah penempatan Tim NS belum memiliki Permenkes
tersebut

PEMAHAMAN TENTANG KONSEP NS


• Sebagian besar Dinas Kesehatan sudah memahami maksud dan
tujuan dari program NS yaitu mengirimkan tenaga kesehatan untuk
di tempatkan di wilayah terpencil perbatasan dan kepulauan
SUPERVISI NS
• Supervisi dilakukan oleh dinkes kab, tapi tidak secara khusus
melainkan bersama beberapa kegiatan rutin lainnya (Bintek, Monev
dll). Supervisi juga dilakukan dalam kapasitas diluar kegiatan resmi.
• Beberapa Dinas Kesehatan melakukan supervisi secara insidentil,
ketika ditemukan masalah yang dihadapi oleh Tim NS.
MANFAAT TIM NS TERHADAP PUSKESMAS
• Menurut sebagian besar dinkes kab, selama 2 tahun terakhir Tim NS
memberikan manfaat bagi Puskesmas dimana mereka ditempatkan.

“...ada manfaat, untuk Puskesmas meningkatkan semangat kerja dan


pengetahuan dengan inovasi-inovasinya...” (R, Dinkes Kab S)

“...Pasti membawa perubahan di Puskesmas, karena tim beranggotakan


berbagai profesi yang mungkin sebelumnya tidak ada di Puskesmas....” (M,
Dinkes Kab N)
• MANFAAT TIM NS TERHADAP PUSKESMAS

“...Alhamdulilah sasaran bisa dilaksanakan secara komperhensif dan diletakkan


sebanyak 8 orang ada dokter dan tenaga profesi lainnya, mereka menjalankan
tugas dan penerima manfaat. Dalam hal ini masyarakat mendapatkan
haknya dari program NS yang telah dibuktikan dengan meningkatnya kinerja
Puskesmas, bahkan Puskesmas telah dinyatakan sebagai satu-satunya
puskesmas berkinerja terbaik di Kabupaten dan diusulkan penilaian
akreditasi tahun 2017...” (Ar, Dinkes Kabupaten S)
Posisi Kabupaten dalam Program NS
• Kabupaten Berperan aktif mulai dari penempatan Tim NS, melakukan
pengawasan dan supervisi hingga melibatkan Tim NS dalam perencanaan
kegiatan.

Keluhan dari Dinas Kesehatan Kab


Sebagian Dinas Kesehatan merasa sedikit kecewa kenapa alasannya NS yang
ditempatkan selama 2 tahun di Puskesmas itu tidak dilanjutkan lagi, padahal
sudah cocok dan sangat membantu kinerja Puskesmas

“...Kami sampaikan kepada Pak KaBadan bahwa staf dan kepala Puskesmas merasa
sedih dan kehilangan, dulu gak ada tenaga sekarang ada malah mau dihilangkan.
Saya harapkan nanti walaupun sudah tidak ada team based, kinerja Puskesmas tetap
bagus, dan NS individu yang untuk provinsi tetap ada...” (Ar, Dinkes Kabupaten S)
KELUHAN DARI PUSKESMAS TENTANG TIM NS

• Sebagian Dinas Kesehatan menyatakan tidak ada keluhan berarti


tentang keberadaan tim NS di Puskesmas, apabila ada hanyalah
mengenai keberlanjutan penempatan Tim NS
• Ketika ada keluhan yang dilayangkan untuk tim NS sebagian
besar berasal dari individu per individu saja
• Kecemburuan terbesar yang ditemukan adalah mengenai
penggajian dan pengangkatan menjadi pegawai tetap
• Jalan keluar mengatasi kecemburuan dengan Tim NS
Tidak menyinggung gaji dalam kapasitas pekerjaan serta tidak membedakan jenis
kepegawaian mereka

• Kesesuaian Kebutuhan Nakes NS


Belum Sesuai dengan kebutuhan, terutama mengenai tenaga dokter, dan nakes
diluar perawat yang menjadi kebutuhan utama Puskesmas

“... Belum ... Silawan butuh dokter, apoteker, gizi, kesling, kecuali perawat.
Barangkali perawat tidak perlu ditambahkan dalam tim NS karena di Belu
sudah banyak sekali perawat lokal...”
(T, Dinkes Kab Belu)
KESESUAIAN KEBUTUHAN NAKES NS
Dinas Kesehatan merasakan keberuntungan dengan kedatangan Tim NS
terutama dengan hadirnya tenaga dokter yang mau di daerah terpencil

“...Kalau Tim NS di Batutua sebenernya yang diperlukan hanya tenaga dokter


saja karena sudah 5 tahun puskesmas tdk punya dokter, kalau tenaga
kesehatan lainnya sudah kebanyakan, tapi karena NS merupakan Tim maka
tidak bisa dipisah2. Sebenarnya ada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan
tambahan tenaga kesehatan yang selain dokter...” (S, Dinkes Kab RN)

“...Kita gak ragukan pas kita mau kedatangan NS malah dapet dokter di basenya, kita seperti
mendapat durian runtuh yaitu tiba-tiba dapat tim lengkap yang menyesuaikan program
secara komprehensif...” (Ar, Dinkes Kab S)
HARAPAN TERHADAP TIM NS

• Harapan terbesar dari Dinas Kesehatan kabupaten adalah agar


keberlanjutan Tim NS dapat tetap disediakan dan diharapkan tenaga
kesehatan yang di tempatkan sesuai dengan kebutuhan Puskesmas
tersebut.
• Pengadaan tenaga semacam NS ini sangat menguntungkan bagi
daerah dan tidak mungkin daerah mengadakan rekrutmen dan
mencetak tenaga seperti NS

“...kalau daerah kami jangan dikaji lagi mempertanyakan NS itu bermanfaat atau tidak.
Kehadiran NS ini, yang jelas ya sangat bermanfaat. Harapan kami NS ini tetap berlanjut
karena kondisi di daerah tidak memungkinkan mengadakan SDM seperti NS...”
(Ar, Dinkes Kab S)
• RENCANA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KE DEPAN SETELAH
PENUGASAN TIM NS TERKAIT KETENAGAAN

Kebutuhan tenaga dokter di daerah terpencil sangat krusial


dibanding lainnya, pemerintah pusat harus lebih memikirkan
penempatan dokter ini lebih merata sampai ke daerah-daerah.

“...Kalau boleh saran minimal tenaga dokter ini dipertahankan, kalau tidak dapat
ya kita tetap berusaha cari dokter kontrak karena keberadaan dokter itu kan
tidak hanya memberikan penyuluhan perorangan tetapi secara berantai
memberikan manfaat di daerah, kalau tidak ada dokter di daerah ya sampai
kapanpun akan tetap tertinggal” (Ar, Dinkes Kabupaten S)
PERSEPSI PESERTA NUSANTARA SEHAT
PERSEPSI TERHADAP
1 KEMENTERIAN KESEHATAN

Persepsi tim NS terhadap Kemenkes digali berdasarkan


tahapan yang dilakukan oleh Kemenkes :
• Rekrutmen
• Pembekalan
• Penempatan
• Pasca penempatan
• Pendampingan
• Supervisi
• Pengelolaan secara umum.
1. PROSES REKRUTMEN (1)

Secara umum proses rekrutmen dinilai sudah cukup baik


dalam hal keterbukaan, informasi mudah didapat, tahapan
yang sesuai, netral, adil, sesuai kompetensi, transparan, tidak
bertele-tele dan tidak memungkinkan peluang KKN.

Keluhan umum yang disampaikan:


• Proses pengumuman dan registrasi online menggunakan
internet cukup menyulitkan bagi calon peserta yang berada
di desa atau di pedalaman yang sulit mendapat akses
internet, selain itu kadang-kadang juga sulit log in.
• Persyaratan STR tidak jelas antara wajib atau tidak, serta
permasalahan terkait NPWP.
• Keterbatasan lokasi tes menyulitkan calon yang jauh.
• Pemberitahuan rekrutmen terlalu mendadak dan waktu
pengumuman kelulusan masih kurang pasti.
1. PROSES REKRUTMEN (2)

• Meskipun secara umum dinilai transparan tetapi masih ada


kekurangan misalnya pemalsuan data, perbedaan antara
pengumuman penempatan dan penerimaan, dan calon yang
sudah menikah bisa lolos seleksi.
• Penempatan jenis tenaga masih ada yang kurang sesuai
kebutuhan Puskesmas, harus diperhatikan yang benar-benar mau
bekerja, bukan hanya asal kembali ke daerah, setelah
pengumuman kelulusan sempat ada calon yang menolak
ditempatkan di Papua.
2. PROSES PEMBEKALAN (1) :
• Pembekalan masih dianggap kurang memuaskan
terutama dalam hal porsi materi dengan praktek.
• Porsi praktek bisa ditambah dan disesuaikan dengan
profesi masing-masing, tidak dicampurkan semua
peserta mendapat semua materi karena ada materi
yang spesifik, seperti dokter keluarga.
• Selama pembekalan, materi praktek masih kurang
terutama untuk yang berlatar belakang non medis.
• Padatnya jadwal sehingga peserta kurang bisa
konsentrasi akibat kelelahan dan banyak tugas.
• Waktu ibadah dan waktu istirahat yang kurang
sehingga banyak peserta yang sakit.
• Kelas dirasakan terlalu besar sehingga tidak kondusif
untuk pembelajaran.
2. PROSES PEMBEKALAN (2) :

• Banyak anggota tim NS yang menyoroti kegiatan


bela negara sebagai salah satu penyebab kelelahan
disarankan agar waktu bela negara dikhususkan
misalnya dalam satu minggu berbeda.
• Pelatihan bela negara, kepemimpinan, tanggung
jawab, survival, team work dan problem solving
perlu dipertahankan.
• Higienitas makanan,
• Ruang yang panas dan penyampaian materi yang
cenderung satu arah membuat peserta mengantuk.
2. PROSES PEMBEKALAN (3) :

• Pembelajaran yang perlu ditambahkan : teknologi tepat


guna, khususnya untuk kesling seperti cara pengolahan air,
sampah dan pembuatan arang briket.
• Peserta SKM perlu pembekalan mengenai : manajemen
Puskesmas, BOK, akreditasi, promkes dan pelaporan di
Puskesmas termasuk pelaporan NS dan alur kerjanya.
• Pembekalan teknis lain yaitu sosial budaya setempat seperti
potensi makanan lokal untuk gizi, penjaringan keswa,
strategi mengatasi keterbatasan alat di lapangan.
• Materi advokasi masih kurang diberikan termasuk advokasi
lintas sektor dan dukungan lain seperti nota kesepahaman
dengan bupati.
• Hal lainnya yaitu kebutuhan untuk diberikan data
Puskesmas penempatan, pemberian sertifikat pelatihan dan
harapan agar ada pendamping Kemenkes selama 24 jam.
3. PROSES PENEMPATAN (1) :

• Sebagian tim NS menyatakan bahwa penempatan


sudah sesuai karena kesepakatan dari awal harus
siap ditempatkan di wilayah manapun.
• Ada tim NS menyatakan mendapatkan Puskesmas
yang jauh lebih baik dari yang dibayangkan, tapi
ada juga yang mendapatkan Puskesmas lebih sulit
misalnya dengan wilayah kerja yang terlalu luas
dan akses sulit.
• Permasalahan utama dalam hal penempatan
adalah perlu disesuaikan dengan kebutuhan
Puskesmas baik dalam hal jenis tenaga, jumlah dan
sarana prasarananya serta penempatan dokter
sesuai prioritas daerah.
3. PROSES PENEMPATAN (2) :

• Masih ada Tim NS yang ditempatkan di Puskesmas


yang sudah banyak SDM nya atau penempatan di
puskesmas kota bukan DTPK
• Ada yang minta ditukar penempatan, seharusnya
peserta tidak diberi kesempatan komplain.
• Penempatan Tim NS perlu diawali dengan survey lokasi
dan kesepahaman/koordinasi antara Kemenkes dengan
Pemda dan Puskesmas sehingga tidak terjadi
penolakan.
• Perlunya pembimbing di provinsi
• Memperhatikan porsi laki-laki dan perempuan sesuai
kondisi daerah
• Memperhatikan keamanan lokasi.
4. PASCA PENEMPATAN

• Banyak dikhawatirkan tim NS pasca penempatan dan


pasca 2 tahun adalah kejelasan peluang kerja pasca NS
atau pemberian beasiswa untuk alumni NS.
• Sebagian tim NS merasa dilepas begitu saja sehingga
seperti anak ayam kehilangan induk karena tidak ada
yang melakukan supervisi, semua laporan tidak ada
feedback, tidak ada komunikasi dengan pendamping,
ada yang menyatakan hanya komunikasi dengan
pendamping Balitbangkes yang berjalan.
• Sebagian lain menyatakan bahwa komunikasi dengan
Kemenkes berjalan baik, Kemenkes sudah cukup
memperhatikan dengan mengatur insentif gaji dan
koordinasi di Jakarta.
5. PENDAMPINGAN/SUPERVISI

• Pendamping diharapkan menjadi jembatan antara


Kemenkes dengan dinkes prov dan dinkes kab serta
mengarahkan tim NS.
• Pada kenyataannya ada pendamping yang aktif,
selalu berkomunikasi bahkan mendampingi sampai
survey awal dan pertemuan lintas sektor.
• Di sisi lain ada pendamping yang dianggap baik
tapi akses komunikasinya terbatas, ada juga
pendamping yang sibuk dan sulit dihubungi.
• Ada pendamping yang terkesan tidak tahu apa-
apa tentang NS
PERSEPSI TERHADAP
2 DINAS KESEHATAN KESEHATAN
Persepsi tim NS terhadap Dinas Kesehatan digali
berdasarkan upaya yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan dalam penerimaan Tim NS :
• Penyediaan sarana dan prasarana seperti tempat
tinggal, alat transportasi, tunjangan daerah
• Upaya peningkatan kapasitas SDM NS
• Supervisi terhadap Tim NS
• Peran Dinas Kesehatan dalam upaya implementasi
Rencana Kerja / POA Tim NS
1. PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

• Secara umum Dinas Kesehatan sudah menyediakan


sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Tim NS
• Sarana dan prasarana yang disediakan bervariasi
seperti menyediakan tempat tinggal, alat transportasi
berupa motor dan ambulan, uang makan, tunjangan
daerah
• Ada yang hanya mendapatkan rumah dinas dan
tunjangan daerah tanpa mendapatkan alat transportasi
• Ada Dinas Kesehatan yang menyediakan rumah dinas
lengkap dengan perabotan dan alat transportasi serta
menawari tim NS menjadi pegawai honorer daerah
selama 2 tahun baru nanti akan diangkat menjadi PNS
seperti dilakukan kepada pegawai DTPK.
• Akan tetapi ada yang Dinas Kesehatan hanya
membantu dalam koordinasi dengan kepala
Puskesmas untuk menyediakan tempat tinggal,
tidak menyediakan alat transportasi sehingga Tim
NS mengandalkan ojek atau sewa sepeda motor
atau berjalan kaki, tidak menyediakan tunjangan
daerah maupun dijanjikan untuk menjadi tenaga
PNS maupun tenaga PNS daerah.
2. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS SDM TIM
NUSANTARA SEHAT

• Tim NS sebagian besar belum pernah dilibatkan


untuk mengikuti pelatihan, pelatihan hanya
diperuntukkan untuk Nakes/PNS Puskesmas.
• Alasannya diutamakan untuk pegawai yang sudah
berstatus PNS, terutama untuk pelatihan-pelatihan
yang bersertifikat, karena apabila diikuti oleh
pegawai yang non PNS dikhawatirkan akan pindah
lokasi kerja sehingga Dinkes harus mencari SDM
lainnya untuk dilatih kembali.
• Untuk pertemuan rutin di Dinas Kesehatan
Kabupaten, masih sedikit yang melibatkan Tim NS.
Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti sulitnya
akses yang ditempuh dari Puskesmas menuju
ibukota kabupaten, jadwal pertemuan tidak sesuai
dengan jadwal pesawat atau kapal laut, sehingga
pegawai Puskesmas yang sedang berada di ibukota
kabupatenlah yang hadir di pertemuan tersebut.
PUSKESMAS :
3 KENDALA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
SEBAGAI TIM NUSANTARA SEHAT

• Sarana prasarana puskesmas dan tempat tinggal :


puskesmas belum tertata, ruangan kurang memadai,
tempat tinggal belum ada atau sudah ada tapi tidak
layak, keamanan lokasi kurang.
• Sarana Komunikasi : Sinyal telepon dan internet tidak
ada, ada sinyal tapi harus ke jembatan dulu, bahkan
ada yang 17 KM dari puskesmas baru mendapat sinyal,
di NTT ada yang menggunakan jaringan Timur Leste
agar bisa berkomunikasi.
• Air bersih kurang, ada yang harus menggunakan air
tadah hujan, jarak ke mata air jauh dan kalau musim
kemarau lebih sulit lagi.
• Sarana transportasi untuk merujuk seperti ambulan
tidak ada, ada yang harus merujuk dengan kapal
nelayan.
• Listrik tidak ada, genset kadang mati kehabisan
bahan bakar, listrik tenaga surya yang tidak 24 jam,
ada juga yang hanya menyala 5 jam dan harus
membayar sendiri.
• Sarana lab kurang, obat-obatan tidak lengkap,
alkes kurang dan lemari es tidak ada sehingga
penyimpanan obat tidak sesuai.
• Kesulitan sumber makanan karena jenis makanan
terbatas hanya ada kangkung, tempe dan tahu.
• Sarana lain seperti kantor pos dan bank tidak ada.
• Dari segi akses dan geografis ada yang wilayah
kerjanya terlalu luas, tidak ada angkutan umum,
tidak ada akses jalan darat atau jalan rusak, biaya
transportasi tinggi misalnya ada kapal dan nahkoda
tapi tidak ada biaya bensinnya.
• Transportasi juga dipengaruhi cuaca, kalau cuaca
buruk maka tidak bisa jalan.
• Kurang komunikasi antara Kemenkes dengan Dinkes
Kabupaten, Bupati dan Kecamatan sehingga advokasi
kurang lancar, koordinasi dengan dinkes juga kurang,
supervisi juga tidak ada padahal diharapkan semua
puskesmas bisa disupervisi.
• Dalam hal kerjasama di puskesmas ada yang kurang
komunikasi dengan kepala puskesmas, beberapa kapus
hanya ada pada saat-saat tertentu, ada permasalahan
pergantian pimpinan, serta masalah kepemimpinan
seperti kurangnya peran dan ketegasan pimpus.
• Beberapa pemegang program tidak ada misalnya
bidan koordinator, sehingga sulit koordinasi program.
• Ada tim NS yang awalnya kurang diterima oleh
puskesmas karena ada rasa curiga, dan takut pekerjaan
mereka direbut atau tersaingi, hubungan dengan nakes
yang muda/sukwan kurang baik, ada kecemburuan
dari pegawai puskesmas dan tim NS dianggap ancaman
bagi alokasi dana puskesmas. Kendala tersebut
menyebabkan usulan tim NS tidak diterima, sulit
kerjasama dan inovasi. Selain itu ada puskesmas yang
banyak libur meskipun hari kerja, pegawai kurang
disiplin.
• Dalam hal biaya tim NS ada yang mengeluarkan dana
sendiri untuk pembiayaan listrik, air dan transportasi
bahkan untuk pelaksanaan program. Beberapa tim
ada yang membeli motor second sendiri sebagai sarana
transportasi. Dana BOK ada yang dibagi rata ke
petugas puskesmas sehingga untuk kegiatan tidak ada.
• Dalam hal sosial budaya masih ada beberapa
kendala antara lain masyarakat yang suka mabuk,
komunikasi dengan aparat desa kurang, kendala
bahasa terutama dengan lansia, tradisi masyarakat
seperti pengasapan bayi yang menyulitkan
pelaksanaan program, kader yang sudah tua lebih
sulit diajak kerjasama dan banyak masyarakat
yang mengharapkan imbalan/hadiah untuk
melaksanakan kegiatan seperti PHBS, masyarakat
harus ada uang untuk diajak bekerja sama.
• Administrasi puskesmas banyak yang belum tertata,
dari pusat sering minta data berulang-ulang karena
yang meminta beda bagian, permintaan tidak
ditanggapi seperti permintaan alat, dan kurangnya
pelatihan untuk tim NS karena pelatihan
diprioritaskan untuk PNS puskesmas.
• Sebagian besar Tim NS di Puskesmas mendapatkan
dana kapitasi, akan tetapi ada Puskesmas yang
tidak memberikan dana kapitasi kepada Tim NS,
karena Tim NS sudah mendapatkan tunjangan
daerah dari Pemda dan dana terpencil (Dacil) /
tunjangan dari Dinas Kesehatan.
• ada satu Puskesmas yang besaran dana kapitasinya
dipotong sampai 70%
PERUBAHAN YANG TERJADI, BAIK DI PUSKESMAS MAUPUN
MASYARAKAT SEJAK KEHADIRAN TIM NS

• Cakupan program meningkat.


• Banyak program yang kembali aktif semenjak Tim
NS hadir, misalnya prolanis dan STBM.
• Respon time Puskesmas meningkat, administrasi
menjadi lebih rapi, pelayanan laboratorium aktif
kembali. Peningkatan jumlah Posyandu yang
menggunakan 5 meja.

S-ar putea să vă placă și