Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut atau pun kronik,
absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 2001: 543).
adalah penderita diabetes tipe II. Neuropati diabetik cenderung terjadi sekitar 10
tahun setelah menderita diabetes, sehingga kelainan kaki diabetik dan ulkus
diabetes dapat terjadi setelah waktu itu. Menurut survei yang dilakukan oleh
penderita DM di Indonesia pada tahun 2004 terdapat 8,4 juta orang, jumlah
adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta).
juta orang, dan diperkirakan tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang, tahun 2020
menjadi 300 juta orang dan tahun 2030 menjadi 366 juta orang (WHO, 2004).
yang meningkat tajam mulai dari prevalensi DM sebesar 1,7 % di daerah urban
menjadi 5,7 % pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8 % pada tahun 2001
(PERKENI, 2006).
dan ulkus juga merupakan kematian jaringan yang luas dan disertai
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Patricia,
2002).
makan dan minum, personal hygiene, rekreasi dan lain lain. Jika
hal yang sangat penting dan harus terpenuhi karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikologis. aktivitas pemenuhan
maupun perawat. Hal ini bisa terjadi karena kita menganggap bahwa
B. Rumusan Masalah
ulkus diabetik.
C. Tujuan Studi Kasus
diabetik.
3. Bagi Penulis :
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
2001)
b. Keluhan utama
sembuh
c. Riwayat kesehatan sekarang
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola
bingung.
keluarga.
Pada pola ini pasien dikaji mengenai arti sehat dan sakit
yang berkaitan.
h. Pola eleminasi
kelelahan.
penglihatan .
berkaitan.
kesehatan
q. Riwayat keperawatan
telinga).
r. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital
terapi.
lesi.
DS (data subyektif) :
1) Malas beraktivitas
2) Intraksi kurang
3) Kegiatan kurang
DO (data obyektif) :
2) Rambut kotor
5) Kuku kotor
Penyebab :
1) Gangguan muskuloskeletal
2) Gangguan neuromuskuler
3) Kelemahan
4) Gangguan psikologi dan/atau psikotik
5) Penurunan motivasi/minat
2) Objektif :
1) Stroke
3) Depresi
4) Athritis reumatoid
5) Retardasi mental
6) Delirium
7) Demensia
8) Gangguan amnestik
5. Evaluasi Keperawatan
secara mandiri
perlengkapan mandi
1. Pengertian
darah, (zaidah 2005). Ulkus kaki diabetik adalah luka yang dialami
oleh penderita diabetes pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari
2. Etiologi
pengaruh saraf yang terdapat pada kaki yang dikenal dengan nuropati
3. Patofisiologi
a. Neuropati Perifer
b. Penyakit Arterial
telah terjadi. Akibat yang terjadi dari dua hal tersebut adalah
peningkatan viskositas darah. Mekanisme glikosilasi hampir sama
sangatlah signifikan.
c. Deformitas kaki
d. Tekanan
Diabetes dapat memberikan dampak buruk pada beberapa sistem
organ termasuk sendi dan tendon. Hal biasanya tejadi pada tendon
kata lain arkus dan kaput metatarsal mendapatkan tekanan tinggi dan
metatarsal, atau kaki Charcot, tekanan yang terus menerus dan pada
mellitus adalah:
1. Diabetes Tipe I
a. Faktor genetik.
b. Faktor imunologi.
c. Faktor lingkunngan.
2. Diabetes Tipe II
a. Usia.
b. Obesitas.
c. Riwayat keluarga.
d. Kelompok genetik.
1. Faktor endogen
a. Genetik, metabolik.
b. Angiopati diabetik.
c. Neuropati diabetik.
2. Faktor ekstrogen
a. Trauma.
b. Infeksi.
c. Obat.
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
4. Klasifikasi
Diabetes Mellitus)
DM diantaranya :
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam
(Subekti, 2009).
a. Personal hygiene
lain.
b. Perawatan kaki
pada kaki.
c. Perilaku
d. Pendidikan kesehatan
iskemik
a. Sjarifuddin
b. Efendy
d. Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan
e. Poter. Perry
meliputi:
orang lain.
a. Status kesehatan
b. Budaya
c. Status sosial-ekonomi
memerlukan sarana dan prasarana, seperti kamar mandi, air cukup dan
bersih, peralatan ( misalnya sabun, shampo, dan lain lain) (Nancy Roper,
selalu menjaga kulit agar tetap bersih dengan mandi secara teratur dan
f. Praktek sosial
situasi kehidupan.
g. Citra tubuh
hygiene pada orang tersebut. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
menghilangkan bau. Sebaliknya, klien yang tidak rapi atau tidak tertarik
h. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk
mandi, sikat gigi dan perawatan rambut, dan lain-lain. Klien memilih
rencana perawatan, hal ini tidak perlu mengubah pilihan, kecuali hal itu
digunakan.
a. Perawatan kulit
bawahnya, sintesa sel baru dan eliminasi sel mati. Epidermis (lapisan
mikroorganisme. Dermis lapisan kulit yang lebih tebal terdiri dari jaringan
sebum, minyak, cairan odor ke dalam folikel rambut untuk minyaki kulit
dan rambut agar lemas dan liat. Ada dua tipe kelenjar keringat yaitu ekrin
lebih banyak pada dahi,telapak tangan dan kaki, hal ini untuk membantu
pada area aksila dan genital. Dekomposisi bakteri dari keringat dari
hidrasi, sedangkan selama kulit masih utuh dan sehat, fungsi fisiologis
dilakukan minimal dua kali sehari, lebih sering klien dengan infeksi
terapi,
hidrasi kulit.
2) Ruam kulit atau erupsi kulit dari reaksi alergi bisa datar, naik
kondisi fisik.
pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan perawatan yang baik maka
memotong tidak tepat, pemaparan zat kimia yang tajam, dan pemakaian
sepatu tidak pas. Ketidaknyamanan dan nyeri pada kaki dapat mengarah
Pengkajian :
bentuk kaki, dan kondisi kaki meliputi adanya luka, inflamasi, iritasi dan
pecah-pecah
2) Amati jari kaki, secara normal adalah lurus, datar dan kaki harus dalam
3) Kaji cara berjalan, apa pincang atau tidak alami, rasa nyeri saat
berjalan.
posterior.
7) Amati kuku: kuku sehat yaitu transparan, lembut dan alas jari pink dan
ujung putih tembus cahaya, sedangkan pada lansia tebal dan kuning. Kulit
8) Kaji masalah umum pada kaki dan kuku seperti kalus (pengerasan),
kerucut, bulat dan naik. Kutil (plantar wart) yaitu luka yang menjamur pada
tumit kaki disebabkan virus papiloma. Infeksi jamur kaki ( tinea pedes )
biasanya antara jari dan tumit, keadaan melempuh, berair, hal ini biasanya
disebabkan alas kaki yang ketat. Kuku yang tumbuh kedalam. Bau kaki,
mikroorganisme.
c. Perawatan rambut.
tidak berminyak dan tidak kering atau tidak mudah patah, kondisi panas
Rambut klien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut, Balutan yang bisa
Sedangkan cara merawat rambut antara lain, cuci rambut 1-2 kali
gunakan sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi tajam.
Pengkajian
1) Kaji kondisi rambut dan kulit kepala : rambut normal bersih, bercahaya,
rambut).
4) Praktik perawatan rambut : dengan mengkaji gaya rambut perawat
dengan bakteri, maka harus dibersihkan. Mulut terdiri dari bibir, gigi, lidah
dan langit-langit. Mukosa mulut normal berwarna merah muda terang dan
basah. Gigi normal terdiri dari tiga bagian, kepala, leher dan akar,
gusi dan bibir yang sehat menstimulasi nafsu makan. Sedangkan cara
tidur, atau sesuai kebutuhan, dengan menggunakan sikat yang halus dan
e. Perawatan mata.
tidak sadar berisiko cedera mata karena refleks kedipan tidak ada. Klien
f. Perawatan hidung
Hidung terdiri dari mukosa hidung, maka harus dijaga agar tidak terjadi
iritasi.
g. Perawatan telinga
pendengaran, bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal
rentan terkena masalah ini. Perawat harus sensitif pada isyarat perilaku
apapun yang mengindikasikan kerusakan pendengaran. Telinga harus
meliputi kulit, mata, hidung, genetalian, dan lain- lain. Bila pemenuhan
2) dan psikologis
hidung, telinga.
kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut
personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan
tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan
agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang.
a. Definisi
b. Tujuan
4) Merilekskan otot
c. Indikasi
d. Persiapan Pasien
tujuan tindakan
e. Persiapan Alat
2) 2 Waslap
3) Sabun
4) 2 Handuk
5) 1 Stel pakaian
6) Selimut
7) Underpad ganti
8) Perlak
9) Sarung tangan
10) Troli
f. Cara Kerja
perlu
3) Dekatkan alat-alat
dimandikan
penutup
9) Mencuci muka
Langkah:
mata.
Langkah:
Langkah :
(c) Basahi dan sabuni ketiak, dada dan perut pasien kemudian
Langkah :
bokong
Angkat handuk.
(d) Miringkan pasien kekanan dan lakukan hal yang sama.
dengan rapi.
Langkah :
(d) Lakukan hal yang sama pada kaki disisi terdekat perawat.
Langkah :
handuk
(f) Bereskan alat, pakaian dan alat tenun yang telah dipakai
atau kotor.
a. Definisi
b. Tujuan
c. Indikasi
tindakan
e. Persiapan Alat
1) 2 buah sisir
2) 2 buah handuk
3) 1 buah washlap
8) Talang karet
tempatnya2-3 potong
12) Celemek
13) Gayung
f. Cara Kerja
2) cuci tangan
4) pakai celemek
klien
10) tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata
menggunakan gayung
13) gosok pangkal rambut dengan kain kas yang telah diberi
dibuang ke bengkok.
diatas bantal
kosong
a. Definisi
b. Tujuan
makan
c. Indikasi
tindakan
e. Persiapan Alat
1) Handuk
2) Perlak
3) Gelas kumur
4) obat kumur
6) bengkok
7) tissue
8) lidih kapas
9) tongue spatel
10) senter
f. Cara Kerja
1) Cuci tangan
2) Dekatkan alat-alat
senter
METODE PENULISAN
1. Kriteria Inklusi
Masohi
2. Kriteria eklusi
alzheimer).
D. Defenisi operasional
Diabetes.
diabetik.
Penelitian studi kasus ini dilakukan dengan waktu dan tempat sebagai
berikut :
RSUD Masohi.
F. Pengumpulan Data
yaitu :
a. Catatan anectodal
c. Lembar o bsrevasi.
G. Penyajian Data
Untuk studi kasus ini, data disajikan secara tekstural/narasi dan dapat
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subjek studi kasus yang
hak tersebut meliputi hak untuk self determination, hak terhadap privacy
1. Hak untuk self determination, klien memilki otonomi dan hak untuk
dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam peneiitian ini atau
2. Hak untuk privacy dan dignity, berarti bahwa klien memiliki hak untuk
dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan
yang mungkin menimbulkan rasa malu atau tidak ingin diketahui oleh
orang lain. Jika klien merasa tidak nyaman untuk berpartisipasi lebih
individual tertentu tidak bisa langsung dikaitkan dengan klien, dan klien
wawancara dalam tempat khusus yang hanya bisa diakses oleh peneliti.
sama untuk dipilih atau terlibat dalam penelitian tanpa diskriminasi dan
peneliti.
Siti Nur Kholifah dan Ns. Wahyu Widangdo : Keperawatan Dasar Manusia
1, Badan PPSDM. Kementerian Kesehatan RI. 12 2016