Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Twenty One Pilots adalah duo yang terdiri atas Tyler Joseph dan Josh
Dun. Berasal dari Colombus, Ohio, Amerika Serikat, mereka terbentuk di
tahun 2009. Band ini awalnya dibentuk oleh Tyler bersama dua temannya
di masa kuliah, Nick Thomas dan Chris Salih.
Nama band berasal dari sebuah drama berjudul “All My Sons” karya
Arthur Miller, yang berkisah tentang seorang pria yang harus memutuskan
apa yang terbaik untuk keluarganya setelah menyebabkan kematian
“twenty one pilots” saat Perang Dunia II. Kisah dilema moral inilah yang
menjadi inspirasi dari nama band ini.
Di tahun 2009 juga akhirnya mereka merilis album debut mereka secara
independen, sebuah self-titled, dan mulai melakukan tur di sekitar Ohio.
Sayangnya di pertengahan 2011 Nick dan Chris akhirnya mengundurkan
diri karena kesibukan mereka. Akhirnya bergabunglah Josh bersama
Tyler, dan akhirnya format band ini menjadi duo. Sebuah album indie,
berjudul “Regional at Best” kembali dirilis dengan formasi ini di bulan Juli
2011.
Karena gaya bermusik mereka yang khas, duo ini pun menarik banyak
perhatian, sehingga tidak heran gig mereka selalu ramai ditonton orang.
Bahkan, pertunjukan mereka di Newport Music Hall di Colombus sukses
sold out hingga akhirnya menarik perhatian banyak label besar. Mereka
berebut ingin menarik Twenty One Pilots bergabung bersama mereka.
Namun duo ini akhirnya memilih Fueled By Ramen, yang merupakan anak
dari Atlantic Records, sebagai label baru yang akan menaungi mereka.
Menurut duo ini, tujuan mereka bermusik adalah untuk membuat orang
berfikir dan juga mengajak pendengarnya untuk menemukan rasa
gembira dalam apa yang mereka percayai di dalam hidup. Cukup dalam
memang. Tapi keistimewaan dari Twenty One Pilots adalah lagu-lagu
yang mereka bawakan. Mereka menggabungkan antara indie-pop, synth-
pop, electro-pop, rock, hingga hip-hop. Ini menjadikan lagu-lagu Twenty
In Pilots terdengar penuh warna sekaligus enerjik. Coba dengarkan saja
hits-hits seperti ‘Car Radio’ , ‘Ode to Sleep’, ‘Holding On To You’ atau
yang terbaru ‘Tear In My Heart’. Maka kita bisa merasakan pergerakan
notasi yang tak biasa dan menggoda pendengaran.
Meski kini mereka kerap bermain di konser yang berlokasi di venue yang
besar dengan jumlah penonton yang sangat besar, namun ternyata
mereka tetap kangen untuk bermain di venue yang relatif lebih kecil.
Menurut Tyler venue yang lebih kecil memiliki lingkungan yang lebih
terkontrol dimana mereka bisa berinteraksi dengan penonton dengan
lebih baik. Mereka bisa berbicara langsung dengan penonton. Kata Josh
semua band tentunya ingin bermain di venue yang lebih besar dan lebih
besar lagi, yang menandakan tingkat kepopuleritasan yang meninggi, tapi
baginya ruangan yang lebih kecil adalah yang ideal karena mereka,
sebagai penampil, bisa membuat koneksi yang lebih baik dengan orang-
orang yang menghadiri konser mereka. This is so sweet and showing how
humble they are sebagai band yang lebih mementingkan kualitas
hubungan dengan penonton ketimbang mengejar kuota kuantitas yang
berarti pemasukan materi yang lebih besar.
5. Sayang Keluarga
Meski secara fisik Tyler dan Josh terlihat (agak) gahar, dengan tato
menghiasi tubuh, serta penampilam meledak-ledak saat manggung,
namun ternyata di dalamnya mereka cukup “lembut”. Pada saat harus
menyelesaikan rangkaian tur, ternyata mereka sangat merindukan ibu
mereka. So sweet. Tampaknya mereka memang sangat menyayangi
keluarga mereka. Sehingga tidak heran jika mereka menunjukkan hal
tersebut dengan menampilkan sang kakek Tyler dan Josh sebagai model
untuk cover album “Vessel”. Tidak heran, meski musik yang mereka
usung terkadang riuh, namun kita selalu bisa merasakan sesuatu yang
subtil di dalamnya.
Jadi. Tunggu apa lagi? Sudah saatnya untuk mendengarkan sensasi pop
baru ini dan Twenty One Pilots menjamin sebuah petualangan musikal
yang tak terlupakan.