Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
Abstract
Almost all components, both metallic and non-metallic, experience the process of splicing
(joining) with other components. Metal components can be welded, bolted and riveted. However, a
special non metal materials such as composites, joining can not be done by welding. One type of
connection is suitable for composite materials and keeling bolt connection.
The purpose of this study was to investigate the influence of the stage of making a hole
with drilling machine and a variation of the fiber direction tensile strength of fiber-reinforced
composite material with at pandan wangi polyester matrix. On stage perforation process conducted
by three stages with the first stage (diameter 2, then continued with a diameter of 4 and 6 mm),
stage II (diameter of 4 and then continued with a diameter of 6 mm), and stage III (diameter 6 mm).
And for a variety of fiber direction using random fiber direction, the direction, and woven with 30%
fiber volume fraction.
The results of this study showed an increase in tensile strength composite material fiber
reinforced polyester-pandan wangi with unidirectional fiber orientation, which contained the highest
tensile strength of the composite stage I in the amount of 27.20 MPa and a tensile strength
composite lowest was at stage III amounting 13:00 MPa. In a composite material with random fiber
orientation tensile strength decreased by 19.93% with the highest tensile strength found in stage I in
the amount of 17.90 MPa and the lowest tensile strength found in stage III at 8:00 MPa. And the
orientation of the woven fiber tensile strength decreased by 51.09% with the highest tensile strength
is found in the first stage of 17:30 MPa and the lowest tensile strength found in stage III at 6.80
MPa.
1
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
kekuatan impak rata-rata adalah 0,0009 umumnya ada dalam jumlah dominan/matrik),
J/mm2. yang dinamakan resin untuk mendapatkan
Hampir semua komponen, baik logam karakteristik dan sifat-sifat tertentu” (Schwartz,
maupun non logam, mengalami proses 1984).
penyambungan (joining) dengan komponen Komposit merupakan bahan yang terdiri
lain. Komponen logam dapat disambung atas serat yang diselubungi oleh matrik,
dengan las, dibaut, dan dikeling. Namun biasanya berupa polimer, metal, atau keramik.
khusus bahan non metal seperti komposit, Serat biasanya berupa bahan dengan
penyambungannya tidak dapat dilakukan kekuatan dan modulus yang tinggi yang
dengan pengelasan. Salah satu jenis berperan sebagai penyandang beban utama.
sambungan yang cocok untuk bahan komposit Matrik harus menjaga serat tetap dalam lokasi
adalah sambungan baut dan keeling dan orientasi yang dikehendaki. Matrik juga
(Schwartz M. : 1984). Penyambungan ini berfungsi sebagai media transfer beban antar
memerlukan lubang sebagai tempat dudukan serat, pelindung serat dari kerusakan sebelum,
baut atau keling. Daerah sekitar lubang ketika dan setelah proses pembuatan
merupakan daerah kritis terhadap awal komposit, serta melindungi dari pengaruh
terjadinya kegagalan. abrasif antar serat (IPTN, 1993).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Komponen penyusun komposit tidak
maka penelitian tentang pengaruh proses saling melarutkan ataupun bergabung satu
pembuatan lubang dengan drilling machine sama lain dengan sempurna, akan tetapi
terhadap kekuatan tarik material komposit bertindak bersama-sama. Semua komponen
polyester- pandan wangi merupakan hal yang serta interfasa (yang memegang peranan
sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut penting dalam mengontrol sifat-sifat komposit)
(diteliti). yang berada diantaranya, umumnya dapat
didefinisikan secara fisik. Sifat komposit
Landasan Teori secara keseluruhan tidak bisa dicapai hanya
Bahan-bahan serat alam merupakan dari tiap-tiap komponen yang bertindak
kandidat sebagai bahan penguat untuk dapat sendiri-sendiri (Schwardz, 1984).
menghasilkan bahan komposit yang ringan, Berdasarkan bentuk komponen
kuat, ramah lingkungan serta ekonomis. Alam strukturalnya, bentuk-bentuk komponen utama
telah banyak menyediakan kebutuhan yang digunakan dalam material komposit
manusia mulai dari makanan sampai bahan dapat dibagi atas tiga kelas (Schwartz, 1984),
bangunan. Salah satunya adalah bahan-bahan yaitu:
serat alam. 1. Komposit Serat
Teknik pembuatan lubang dan variasi Komposit serat (Fibricus Composite)
diameter lubang sangat menentukan adalah komposit yang terdiri dari serat dan
kekuatan-kekuatan dari material komposit, matrik yang dibuat secara fabrikasi, misalnya
khususnya di daerah sekitar lubang. Teknik serat ditambah resin sebagai bahan perekat.
penguatan daerah sekitar lubang dapat Komposit serat merupakan jenis komposit
dilakukan dengan dua cara yaitu yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
meminimalkan daerah yang miskin penguat lapisan yang menggunakan penguat berupa
(serat) dan meminimalkan kemungkinan serat. Serat yang digunakan bisa berupa glass
terjadinya delaminasi. (Kuncoro Diharjo : fibers, carbon fibers, aramid fibers, dan
2011). sebagainya. Serat ini disusun secara acak
Komposit (Chopped Strand Mat) maupun dengan
Struktur material dalam bidang orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam
engineering dapat dibagi menjadi empat bentuk yang lebih komplek seperti anyaman,
kategori, yaitu logam, polimer, keramik, dan sebagai contoh FRP (Fibrous Reinforce
komposit. Definisi tentang material komposit, Plastic) plastik yang diperkuat dengan serat
yang paling umum adalah: “Komposit dan banyak digunakan, yang sering disebut
merupakan material gabungan yang dibuat fiber glass, contoh lainnya PCB (Pulp Cement
melalui penyusunan secara sintetik dua atau Bord) semen yang diperkaya dengan serat
lebih komponen yaitu, suatu bahan pengisi pulp dan dicetak dalam lembaran datar atau
(filler) atau semacam senyawa penguat gelombang.
tertentu dan bahan pengikatnya (yang
2
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
3
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
matrik metal. Matrik polimer mempunyai dua bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna
jenis berdasarkan pembuatannya yaitu polimer hijau pada masakan atau penganan.
jenis termoset dan termoplastik. (Hartomo,
1999 : 48) Resin Unsaturated Polyester (UP)
Sebagai komponen utama pembentuk Unsaturated Polyester merupakan jenis
komposit, dalam melakukan pemilihan resin thermoset. Dalam kebanyakan hal ini
terhadap matrik harus memperhatikan disebut polyester saja. Karena berupa resin
elongasi/batas mulur. Matrik yang digunakan cair dengan viskositas yang relatif rendah,
sebaiknya mempunyai elongasi yang lebih mengeras pada suhu kamar dengan
besar daripada elongasi serat. Sebagai contoh penggunaan katalis tanpa menghasilkan gas
jika elongasi yang dimiliki oleh serat 3%, maka sewaktu pengesetan seperti banyak resin
matrik harus mempunyai elongasi lebih dari lainnya.
3%. Ikatan antarmuka yang kuat antara matrik Sifat resin ini adalah kaku dan rapuh.
dan serat sangat diperlukan, oleh karena itu Mengenai sifat termalnya karena banyak
matrik harus mampu menghasilkan ikatan mengandung monomer stiren, maka suhu
mekanis atau kimia dengan serat. Matrik ini deformasi thermal lebih rendah daripada resin
juga harus cocok secara kimia dengan serat, thermoset lainnya dan ketahanan panas
sehingga reaksi yang tidak diinginkan tidak jangka panjangnya adalah kira-kira 110-1400
terjadi pada interface. Matrik dan serat C. Ketahanan dingin adalah baik secara relatif.
sebaiknya mempunyai sifat-sifat mekanis yang Sifat listriknya lebih baik diantara resin
saling melengkapi diantara keduanya thermoset. Mengenai ketahanan kimianya,
(Gibson,1994). pada umumnya kuat terhadap asam kecuali
asam pengoksid, tetapi lemah terhadap alkali.
Daun Pandan Wangi (Pandanus Bila dimasukkan dalam air mendidih untuk
Amaryllifolius) waktu yang lama (300 jam).
Menurut sentra informasi iptek (2009) Tabel 2 .1. Spesifikasi resin Unsaturated
Pandan wangi yang dalam bahasa latinnya
Pandanus amaryllifolius Roxb, tumbuh liar di Item Satuan Catatan Nilai Tipikal
daerah tropis.
Di Indonesia terdapat dua jenis pandan Berat Jenis Gr/cm3 1.215 25
0
yang kita kenal, yaitu pandan wangi yang Barcol GYZJ
sering digunakan untuk masakan serta pandan Kekerasan 40
934-1
duri (pandan yang memiliki duri di tepi Suhu
daunnya serta baunya tidak wangi) yang distorsi 0 70
digunakan untuk pembungkus makanan. C
panas
Selain digunakan untuk masakan (sebagai
Penyerapa % 0.188 24 jam
aroma pewangi) tanaman pandan wangi juga
n air (suhu
memiliki kegunaan yang lain. % 0.466 3 hari
ruangan)
Kekuatan 2
Fleksural Kg/mm 9.4
Modulus 2
Fleksural Kg/mm 300
Daya 2
Rentang Kg/mm 5.5
Modulus 2
rentang Kg/mm 300
Elongasi % 1.6
Polyester Yukalac BQTN 157 (Sumber
Gambar 2.2. Tanaman pandan wangi Justus Kimia Raya, 1996)
4
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
5
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
METODE PENELITIAN
Tegangan Tarik
Salah satu faktor penting yang
menentukan karakteristik dari komposit adalah
perbandingan matrik dan penguat/serat.
Gambar 2.6. Mata bor khusus untuk Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui
pengerjaan tertentu. besarnya kekuatan tarik dari bahan komposit.
Bahan utama penelitian ini adalah serat
pandan wangi dan unsaturated polyester.
Pembuatan lubang dilakukan dengan dibor,
pengeboran lubang dilakukan dengan pisau
bor HSS pada putaran 1420 rpm. Spesimen
uji dibuat dengan tarik komposit berlubang
dibuat dengan mengacu pada standar ASTM
D 5766 seperti terlihat pada gambar 2.7.
Fmax
Keterangan:
Tabel 2.3. Data material, kecepatan potong,
sudut mata bor HSS, dancairan pendingin σ = kekuatan tarik maximum dari
proses gurdi. 2
(Sumber : Steve F. and William Oswald J. komposit berlubang, (N/mm )
(1990) Technology of Machine Tools)
6
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
Fmax = beban maximum (N), dan merupakan program analisis statistik yang
mudah dioperasikan. Cara kerja SPSS dapat
diterangkan sebagai berikut.
A = luas penampang komposit dengan Proses pengolahan data dengan
2
mengabaikan adanya lubang (mm ). menggunakan SPSS dapat
diterangkandengan menggunakan gambar
Di mana : A=Wxt dibawah ini. Proses dalam gambar tersebut
dapat diterangkan sebagai berikut:
7
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
MPa. Dan pada orientasi serat anyam yang bertujuan untuk memperkecil gaya yang
mengalami penurunan kekuatan tarik sebesar dibutuhkan pada proses pelubangan,
51.09 % dengan kekuatan tarik tertinggi sehingga laju pemakanan yang dibutuhkan
terdapat pada tahap I yaitu sebesar 17.30 akan lebih kecil. Besarnya laju pemakanan ini
MPa dan kekuatan tarik terendah terdapat mempengaruhi kualitas permukaan hasil
pada tahap III sebesar 6.80 MPa. lubang.
Pada tahap III hanya ada satu proses
Data Panjang Delaminasi yaitu proses drilling, yang mengakibatkan
Kehadiran lubang ditengah specimen ikatan muka resin dengan serat kurang baik
menurunkan kekuatan tarik komposit, karena atau daerah pengelupasan pada spesimen
menyebabkan efek tarik atau sebagai disekitar lubang lebih panjang. Sedangkan
konsentrator tegangan. Pada penelitian ini pada tahap I dan II ada dua proses yaitu
komposit dilubangi dengan tahap pelubangan proses drilling dan boring. Proses boring
I, II dan III, dengan tahap I (berdiameter 2, tersebut yang bertujuan disamping
kemudian diteruskan dengan diameter 4 dan 6 mengurangi gaya pemakanan juga untuk
mm), tahap II (berdiameter 4 kemudian mengurangi daerah pengelupasan atau
diteruskan dengan diameter 6 mm), dan tahap delaminasi yang disebabkan oleh proses
III (berdiameter 6 mm). drilling.
Kesimpulan
1.5
Komposit dengan proses pelubangan
Panjang Delaminasi (
8
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 1 Januari 2013 Heri, Zainuri, Agus DC: Pengaruh Tahapan Proses Pelubangan
ISSN: 2088-088X
Bilmeyer,F., 1984, Text Book of Polymer IPTN, 1993, Manual Specification Standard
Science, New York, Shonwiley and (MSS), Bandung
Sons.
Justus Kimia Raya. 1996, Technical Data
DiharjoKuncoro, 2011, Kajian Pengaruh Sheet, Jakarta.
Teknik Pembuatan Lubang Terhadap
Kekuatan Tarik Komposit Peijs, Tom., 2002, Composites turn green,
Department of Materials, Queen
Diharjo K. &Triyono T. 2000, Material Teknik, Mary, University of London
Buku Pegangan Kuliah, UNS Press,
Surakarta Praktikum Proses Manufaktur, 2011, Modul 3
Proses Penggurdian
Fox Valley Technnical College, 2007, Machine
Shop 3 :Milling Machine" Schwartz M. 1984, Composite Materials
Accessories Handbook, McGraw-Hill Inc.,
(http://its.fvtc.edu/machshop3/basicmi NewYork, USA
ll/default.htm).
Setyawan, 2005, Pengaruh Kadar Hardener
Feldman.D., dan Hatomo, J.A., 1995, Bahan Terhadap Kekuatan Tarik Komposit
Polimer Konstruksi Bangunan, Serat Kenaf Poliester, TugasAkhir,
Gramedia Pustaka Utama. F.T.M., U.M.S., Surakarta.
George Schneider Jr, Cutting Tool Steve F. and William Oswald J, 1990,
Applications, Prentice Hall Technology of Machine Tools,
McGraw-Hill Inc., NewYork, USA
(www.toolingandproduction.com).
Yuliastomo, 2006, Analisa Karakteristik
Gibson, O. F. (1994) Principle of Composite Komposit Serat Nylon Dengan Matrik
Materials Mechanics, McGraw-Hill Polyester Dengan Sudut Serat 00
Inc., NewYork, USA dan 900 Metode Sprayed, Tugas
Akhir.
Gibson, R.F., 1994, Principles of Composites
Material Mechanics, McGraw Hill
Book Co., Singapore, ed., p.p. 115-
155.