Sunteți pe pagina 1din 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi –UNSRAT Vol. 6 No.

1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

PENGARUH BERKUMUR AIR KELAPA MUDA TERHADAP


pH SALIVA

Zuthra P. Mokoginta1) , Vonny N.S. Wowor1) , Juliatri1)


1)
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Saliva is one factor that contributes to the development of caries, particularly in the process of
demineralization. The low pH in the oral cavity will facilitate the growth of acidogenic bacteria such as
Streptococcus mutans and Lactobacillus which is the main cause microorganisms in the process of
caries formation. Under normal circumstances, the pH of saliva ranges from 6.8 to 7.2. Saliva is
strongly influenced by changes both related to the viscosity, acidity, the composition of ions and
proteins in saliva. Coconut is one of the plants that can easily founded in Indonesia, including at North
Sulawesi because of the tropical climate. The young coconut water, has long been known as a healthy
beverage and contains reducing sugar, potassium, sodium, calcium, vitamin C with a pH of 5.5. This
study aims to find out the effect gargling with coconut water of salivary pH. This research is quasy
experimental with research design of one group pre and post test using 30 samples of the 89 students
population at SMP Negeri 1 Talawaan. Saliva collecting method is by spitting and the measurement of
pH is using a digital pH meter. Results showed an average saliva pH before gargling is 7.33 and after
gargling is 7.08. results of statistical test of paired t-test shows that coconut water can significantly
reduce the pH of saliva was (p=<0.05). Conclusion Gargling with coconut water proven could decrease
the pH saliva

Keywords: pH saliva, coconut water

ABSTRAK
Saliva merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap proses karies khususnya dalam proses
demineralisasi. Rendahnya pH saliva dalam rongga mulut akan memudahkan pertumbuhan bakteri
asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus yang merupakan mikroorganisme penyebab
utama dalam proses terjadinya karies. Dalam keadaan normal, pH saliva berkisar antara 6,8-7,2. Saliva
sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan baik yang berhubungan dengan viskositas, derajat
keasaman, susunan ion dan protein dalam saliva. Kelapa merupakan salah satu tanaman yang mudah
ditemui di Indonesia termasuk Sulawesi Utara karena memiliki iklim tropis. Air kelapa muda, sudah
sejak lama dikenal sebagai minuman yang menyehatkan, serta mengandung gula reduksi, kalium,
natrium, kalsium, vitamin C dengan pH 5,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh
berkumur air kelapa muda terhadap perubahan pH saliva. Jenis penelitian ini yakni quasy experimental
dengan rancangan penelitian one group pre and post test menggunakan 30 sampel dari populasi 89
siswa SMP Negeri 1 Talawaan. Pengumpulan saliva dengan metode spitting dan pengukuran pH saliva
menggunakan pH meter digital. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pH saliva sebelum berkumur
7,33 dan setelah berkumur 7,08. Hasil uji paired t-test menunjukkan bahwa air kelapa muda dapat
menurunkan pH saliva secara signifikan (p=<0,05). Simpulan: Air kelapa muda berpengaruh
menurunkan pH saliva.

Kata kunci: pH saliva, air kelapa muda

24
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN dan protein dalam saliva (Amalia, 2013).


Kesehatan merupakan bagian Saliva dapat distimulasi antara lain melalui
terpenting dalam kehidupan manusia, tidak rangsang penciuman, pengecapan,
hanya secara jasmani, namun meliputi pengunyahan, rasa sakit serta iritasi pada
kesehatan mental dan rohani. Kesehatan gigi rongga mulut.
dan mulut sebagai bagian integral dari pH saliva merupakan tingkat
kesehatan secara umum, termasuk hal keasaman mulut yang diukur melalui saliva
penting yang perlu diperhatikan. Gigi dan untuk diketahui nilai asam basanya. Derajat
mulut yang bermasalah dapat merupakan asam dan kapasitas buffer saliva selalu
sumber masalah atau fokal infeksi bagi dipengaruhi perubahan-perubahan seperti
organ tubuh penting lainnya. irama sikardian, diet karbohidrat, kapasitas
Salah satu masalah kesehatan gigi dan buffer dan perangsangan kecepatan reaksi.
mulut yang dominan di Indonesia, yaitu Dalam keadaan normal, pH saliva berkisar
penyakit karies gigi. Berdasarkan data antara 6,8-7,2 (Pratiwi RS, 2013 ;
terakhir Riset Kesehatan Dasar Siswosubroto, 2015).
(RISKESDAS) tahun 2013, terdapat Kini berbagai negara maju
peningkatan prevalensi terjadinya karies menyerukan back to nature yang
aktif pada penduduk Indonesia dibandingkan mengisyaratkan makin pentingnya peranan
tahun 2007 lalu, yaitu dari persentase 43,4 tanaman obat bagi kesehatan di samping
% menjadi 53,2 %. Jadi bila dikonversikan, obat-obatan kimiawi, salah satunya yaitu
maka di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa buah kelapa. Kelapa merupakan salah satu
yang menderita karies aktif (Dinkes NTB, tanaman yang mudah ditemui dan
2015). Penyakit karies gigi disebabkan oleh dikonsumsi di Indonesia termasuk Sulawesi
proses demineralisasi pada jaringan keras Utara karena memiliki iklim tropis. Buah
gigi. Saliva merupakan salah satu faktor kelapa terdiri dari daging dan air kelapa. Air
yang berperan terhadap perkembangan kelapa muda, sudah sejak lama dikenal
karies (Najoan, 2014). sebagai minuman yang menyehatkan.
Peran saliva dalam proses karies Letaknya yang terlindung oleh tempurung
berkaitan dengan demineralisasi dan keras dan sabut kelapa yang tebal, membuat
remineralisasi jaringan keras gigi (email). air kelapa menjadi minuman steril, bebas
Komponen yang terkandung dalam saliva dari segala bentuk kontaminasi, serta
dapat menyebabkan larutnya permukaan mengandung gula reduksi, kalium, natrium,
keras gigi (demineralisasi) (Srivastava, kalsium, vitamin C dengan pH 5,5
2011). Apabila pH dalam rongga mulut <5,5 (Runtunuwu, 2011).
akan memudahkan pertumbuhan bakteri Penelitian ini bertujuan untuk
asidogenik seperti Streptococcus mutans dan mengetahui pengaruh berkumur air kelapa
Lactobacillus yang merupakan terhadap pH saliva serta mengetahui pH
mikroorganisme penyebab utama dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur
proses terjadinya karies (Soesilo, 2005). dengan air kelapa muda.
Keadaan pH dalam rongga mulut yang
berubah-rubah bisa dikontrol oleh saliva
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
yang memiliki fungsi proteksi untuk
Penelitian ini merupakan jenis
menjaga keseimbangan di dalam rongga
penelitian quasy experimental dengan
mulut. Saliva sangat dipengaruhi oleh
rancangan penelitian one group pre and
perubahan-perubahan baik yang
post test. Penelitian ini dilaksanakan di
berhubungan dengan isi maupun dengan
SMP Negeri 1 Talawaan pada bulan
viskositas, derajat keasaman, susunan ion
Februari – November 2016. Populasi yang
25
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

digunakan yaitu siswa kelas VII SMP dilihat pada Tabel 3.


Negeri 1 Talawaan yang berjumlah 89
siswa. Pengambilan sampel dilakukan Tabel 3. Distribusi pH saliva sebelum dan sesudah
dengan teknik purposive sampling dan berkumur dengan air kelapa muda.
didapatkan hasil yaitu 30 responden. Sebelum Sesudah
Penelitian ini menggunakan bahan air berkumur berkumur air
kelapa muda dengan takaran 30ml/jumlah pH Kategor air kelapa kelapa muda
sampel. Sampel diminta untuk Saliv i muda
mengumpulkan air liur dalam gelas ukur a
sebagai data pengukuran pH awal (pretest) (n) (%) (n) (%)
kemudian sampel diberi air kelapa muda
<6,8 Asam 1 3,30 5 16,6
dan diinstruksikan untuk berkumur selama
tiga puluh detik. Setelah berkumur, sampel 6,8- Normal 11 36,7 16 53,4
diminta kembali untuk mengumpulkan air 7,2
liur dalam gelas ukur untuk dilakukan
pengukuran pH saliva setelah (posttest). >7,2 Basa 18 60 9 30
Pengolahan dan analisis data pada penelitian
ini menggunakan uji paired t-test yang Total 30 100 30 100
disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
HASIL PENELITIAN distribusi sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
Karakteristik responden penelitian ini berkumur dengan air kelapa muda, terdapat 1
dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. (3,30%) responden yang salivanya asam sebelum
berkumur air kelapa dan setelah berkumur air
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden kelapa sebanyak 5 (16,6%) responden; 11
berdasarkan jenis kelamin (36,7%) responden memiliki saliva normal
Jenis sebelum berkumur air kelapa dan setelah
kelamin Persentasi berkumur air kelapa sebanyak 16 (53,4%)
Frekuensi (n)
(%) responden; sebanyak 18 (60%) responden
memiliki saliva basa sebelum berkumur air
Laki-laki 15 50
kelapa dan setelah berkumur jumlahnya 9 (30%)
Perempuan 15 50
responden. Hasil analisis statistik paired t-test
Total 30 100
pengaruh berkumur air kelapa terhadap pH saliva
disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 2. Distribusi karakteristik responden
berdasarkan usia Tabel 4. Hasil paired t-test pH saliva sebelum dan
sesudah berkumur dengan air kelapa muda.
Usia Frekuensi (n) Persentasi pH saliva n Mean Std. Sig. (2-tailed)
(%) Deviatio
(Tahun) n
11 13 43.4
Sebelum
12 10 33.3
berkumur 7,33 0,26 0,000
13 7 23.3 air kelapa
Total 30 100 30
muda

Sesudah 7,08 0,30


Distribusi pH saliva responden sebelum dan
berkumur
sesudah berkumur dengan air kelapa dapat
26
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

air kelapa kecepatan sekresi. Dalam keadaan normal


muda pH saliva berkisar 6,8-7,2 (Najoan, 2014 ;
Pratiwi, 2013 ; Siswosubroto, 2015). Hasil
Berdasarkan uji t-paired pada pH pengukuran rata-rata pH setelah berkumur
saliva sebelum dan sesudah berkumur air air kelapa menunjukkan adanya penurunan
kelapa muda pada Tabel 4 menunjukkan dari pH 7,33 sebelum berkumur menjadi
hasil bahwa rata-rata pH saliva sebelum 7,08 setelah berkumur air kelapa (Tabel 4).
berkumur air kelapa muda yaitu 7,33 dengan Makanan dan minuman yang
standar deviasi 0,26. Nilai rata-rata pH dikonsumsi dapat menyebabkan saliva
saliva sesudah berkumur air kelapa muda bersifat asam maupun basa. Berkumur
yaitu 7,08 dengan standar deviasi 0,30. Nilai dengan air kelapa muda dapat menurunkan
signifikansi yang didapatkan yaitu 0,000 pH saliva. Terjadinya penurunan pH setelah
lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. . berkumur air kelapa dikarenakan air kelapa
Hasil tersebut menunjukkan terdapat muda memiliki pH rendah yaitu 5,5, dan
perbedaan yang bermakna pada pH saliva kandungan ion-ion dalamnya bersifat asam
sebelum dan sesudah berkumur dengan air seperti vitamin C, total padatan atau asam
kelapa muda atau dapat dikatakan bahwa laktat, serta gula reduksi yang terdiri dari
terdapat pengaruh berkumur air kelapa fruktosa, glukosa, dan asam amino
terhadap perubahan pH saliva (Runtunuwu, 2011). Asam-asam organik
yang terdapat pada air kelapa ini dapat
PEMBAHASAN memengaruhi perubahan pH saliva. Semakin
Pada penelitian ini didapatkan banyak sumber asam-asam organik yang
responden dengan karakteristik laki-laki dan dapat dimetabolisme, maka semakin
perempuan memiliki jumlah yang sama menurun pH saliva (Yanwar SE, 2015).
banyak. Responden terbanyak berusia 11 Ionisasi asam laktat akan menghasilkan ion
tahun sebanyak 43,4% dan yang terkecil H+ sehingga menyebabkan suasana asam
jumlahnya yakni responden berusia 13 tahun pada saliva. Asam laktat membentuk
sebanyak 23,3%. asiditas ekstra sehingga menurunkan pH
Hasil pengukuran pH saliva pada Tabel kemudian menyebabkan terlepasnya ion
3 menunjukkan bahwa terdapat 3,30% kalsium dan fosfat dari enamel gigi,
responden yang memiliki pH saliva asam selanjutnya dapat menyebabkan
sebelum berkumur air kelapa dan setelah terbentuknya kavitas pada enamel
berkumur air kelapa jumlahnya meningkat (Waworuntu, 2014).
menjadi 16,6%, demikian halnya responden Setelah mengonsumsi makanan atau
yang awalnya memiliki pH normal sebanyak minuman yang bersifat basa seperti air jeruk
36,7%, meningkat jumlahnya menjadi nipis, teh, madu, buah-buahan, sayur-
53,4%. Jumlah responden yang memiliki pH sayuran berwarna hijau dan kuning, serta
basa yakni sebanyak 60%, separuhnya yakni sayuran berumbi disarankan agar
30% terjadi penurunan nilai pH saliva atau mengonsumsi air kelapa muda setelah itu
jumlah responden yang memiliki saliva basa agar supaya pH saliva kembali ke nilai
turun jumlahnya hingga tersisa 30%. Hasil normal. Tetapi tidak dengan makanan yang
yang ada menunjukkan adanya penurunan bersifat asam seperti telur, daging, ikan,
angka pH atau peningkatan jumlah pH ke makanan laut, unggas, makanan gorengan,
arah asam. Terjadinya perubahan pH saliva biji-bijian yang diputihkan seperti beras
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain putih, roti putih atau terigu, mie putih;
diet karbohidrat, irama sikardian, kapasitas makanan olahan, gula putih, kopi, dan
buffer, laju aliran saliva dan perangsangan minuman berkarbonasi lalu setelah itu

27
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

mengonsumsi air kelapa muda karena dapat bikarbonat saliva dibanding satu menit dan
membuat pH saliva semakin turun. dua menit pada tahun 2014 yang
Kapasitas buffer pada penelitian ini menunjukkan peningkatan sekresi, pH dan
sangat rendah, hal ini disebabkan oleh kadar bikarbonat saliva sudah terjadi pada
pengaruh pH saliva. Pada hasil pengukuran satu sampai dua menit, tetapi lebih
pH saliva minimal setelah berkumur air meningkatkan tiga menit (Hervina, 2014).
kelapa muda pada penelitaian ini yaitu 6,2, Kandungan air yang cukup tinggi
sedangkan pengaruh buffer akan optimal dalam buah kelapa dapat membantu fungsi
terjadi pada pH saliva <5. Kapasitas buffer saliva dalam pembersihan rongga mulut,
ditentukan oleh bikarbonat sebanyak 85%, sehingga dapat menghambat pertumbuhan
fosfat sebanyak 14% dan protein sebanyak plak, karena natrium dapat digunakan
1% yang merupakan komponen organik sebagai kontrol plak (Lewpadang, 2015).
dalam saliva yang mempengaruhi Kalsium dan magnesium yang dapat
peningkatan pH saliva. Peningkatan laju mengurangi ketegangan otot dan vitamin C
aliran saliva akan memengaruhi pH dalam merupakan zat alami anti inflamasi yang
kadar bikarbonat saliva, semakin banyak dapat membantu meringankan rasa sakit
aliran saliva maka pH dan kadar bikarbonat akibat nyeri. Hal ini sejalan dengan hasil
saliva meningkat sehingga kapasitas buffer penelitian tentang pengaruh pemberian air
saliva meningkat. Hal ini dapat diartikan kelapa hijau terhadap tingkat nyeri haid
bahwa pH dan kapasitas buffer saliva pada perempuan yang sedang mengalami
meningkat sesuai dengan kenaikan laju nyeri haid di Yogyakarta bahwa air kelapa
kecepatan sekresi saliva (Houwink, 1993). hijau dapat mengurangi tingkat nyeri haid
Pada hasil pengukuran pH saliva dan termasuk juga pada saat sakit gigi
minimal setelah berkumur air kelapa muda (Lestari, 2015).
pada penelitaian ini yaitu 6,2 menunjukkan Berdasarkan uji t-paired pada pH
bahwa penurunan pH saliva tidak sampai saliva sebelum dan sesudah berkumur air
pada pH kritis yaitu <5,5. Pengukuran pH kelapa muda pada Tabel 4 menunjukkan
saliva pada penelitian ini langsung diukur hasil dengan nilai signifikansi yang
setelah responden selesai berkumur dengan didapatkan yaitu 0,000 lebih kecil dari nilai
air kelapa muda atau langsung setelah probabilitas 0,05. Hasil tersebut
terstimulasi dengan maksud tidak menunjukkan terdapat perbedaan yang
memberikan rentang waktu pada proses bermakna pada pH saliva sebelum dan
kapasitas buffer untuk bekerja. Terjadinya sesudah berkumur dengan air kelapa muda
penurunan pH saliva selama 1-3 menit oleh atau dapat dikatakan bahwa terdapat
asam akan membuat enzim bicarbonate pengaruh berkumur air kelapa terhadap
anhydrase mengakatalis reaksi ion H+ perubahan pH saliva. Hasil ini sama dengan
bebas dari ion bikarbonat dan reaksi itu hasil dalam penelitian serupa di Philipina
akan menghasilkan akuades serta tentang The effect of Coconut water on the
karbondioksida yang akan dilepas ke salivary PH of the oral cavity among the
rongga mulut, sehingga pH saliva secara selected Dentistry sudent of Cebu Doctors’
perlahan akan naik pada 15 menit University with induced acidity method AY
kemudian dan akan kembali ke pH normal 2012-2013 pada tahun 2013 (Affiliation,
pada 30-60 menit (Amalia, 2013 ; Cholid, 2013).
2015 ; Adzakiyah, 2016). Ini sependapat
dengan hasil penelitian ekstrak teh hijau
3% yang dikumur selama tiga menit lebih KESIMPULAN
meningkatkan sekresi, pH dan kadar 1. Berkumur air kelapa muda dapat
memengaruhi pH saliva
28
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

2. Berkumur air kelapa muda dapat manis (Averrhoa caranbola L.)


menurunkan pH saliva. terhadap perubahan pH pplak dan pH
saliva. Media Dental Intelektual:
SARAN Medali Jurnal Vol. edisi 1; hal.18.
1. Perlu dilakukan penelitian dengan
menggunakan rentang waktu Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat.
pengukuran yang berbeda, sehingga 2015. 93 juta lebih penduduk
dapat dilihat perubahan pH saliva setelah Indonesia menderita karies aktif.
distimulasi hingga kembali ke pH saliva [Serial Online]. 2015. Available from:
normal. http://dinkes.ntbprov.go.id/16/09/2015
2. Jumlah sampel untuk penelitian /93-juta-lebih-penduduk-indonesia-
selanjutnya perlu diperbanyak untuk menderita-karies-gigi-aktif/
lebih mewakili populasi karena
keterbatasan penelitian ini hanya Hervina. 2014. Ekstrak teh hijau 3% yang
menggunakan 30 sampel. dikumur selama tiga menit lebih
3. Diharapkan agar hasil penelitian ini meningkatkan sekresi, pH dan kadar
dapat berguna sebagai bahan informasi bikarbonat saliva dibanding satu
untuk penelitian selanjutnya sehingga menit dan dua menit. Tesis. Denpasar:
akan membantu peneliti lain dalam Program Pascasarjana Universitas
melakukan penelitian. Udayana; hal.1-3,30.

DAFTAR PUSTAKA Houwink B, Dirks OB, Cremwickel AB,


Crielaers PJA, Dermaut LR, Eijkma
Adzakiyah T, Lipoeto I, Kusuma N. 2016.
MAJ,dkk. 1993. Ilmu kedokteran gigi
Pengaruh berkumur larutan ekstrak
pencegahan. Yogyakarta: Gadja Mada
siwak (Salvadora parsica) terhadap
University Press; hal.19, 85-7, 115-6.
pH saliva rongga mulut. Sumatera
Utara: Jurnal Sains Farmasi dan
Lestari F. 2015. Pengaruh pemberian air
Klinis; hal.75.
kelapa hijau terhadap tingkat nyeri
haid pada mahasiswa Program Studi
Affilation. 2013. The effect of Coconut
Ilmu Keperawatan STIKES
water on the salivary PH of the oral
‘AISYIYAH Yogyakarta. Naskah
cavity among the selected Dentistry
Publikasi. Yogyakarta; Program Studi
students of Cebu Doctors' University
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
with induced acidity method AY 2012-
Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah. hal.6.
2013. Thesis. Mandaue: Cebu
Doctors’ University. 2013. p.1.
Lewapadang W, Tendean LEN, Anindita
PS. 2015. Pengaruh Mengonsumsi
Amalia R. 2013. Gambaran status pH dan
Nanas (Ananas comusus) Terhadap
volume saliva pada pengguna
Laju Aliran Saliva Lansia Penderita
kontrasepsi hormonal di Kecamatan
Xerostomia. Manado: Jurnal e-Gigi
Mappakasunggu Kabupaten Takalar.
Vol 3 no 2; hal.457.
Skripsi. Makassar: Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas
Najoan SR. 2014. Perubahan pH saliva
Hasanuddin; hal.1, 20-1.
siswa MA Darul Istiqamah Manado
sesudah menyikat gigi dengan pasta
Cholid BB, Santoso O, Rochmah YS. 2015.
gigi mengandung xylitol. Skripsi.
Pengaruh kumur sari buah belimbing
29
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1 FEBRUARI 2017 ISSN 2302 - 2493

Manado: Program Studi Pendidikan Yanwar SE, Sutrisno A. 2015. Minuman


Dokter Gigi Fakultas Kedokteran probiotik dari air kelapa muda dengan
Universitas Sam Ratulangi; hal.8, 27. starte bakteri asam laktat
Lactobacillus casol. Jurnal Pangan
Pardede RD. 2004. Peran saliva dalam dan Agroindustri Vol 3; hal. 913.
melindungi gigi terhadap karies.
Skripsi.Medan: Fakultas Kedokteran
Gigi Sumatra Utara; hal.19.

Pratiwi RS, Puspita S. 2013. Pengaruh


berkumur dengan media propolisTM
terhadap pH saliva. Naskah Publikasi.
Yogyakarta: Program Suudi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universias Muhamadiyah; hal.6.

Runtunuwu SD. 2011. Kandungan kimia


daging dan air buah sepuluh tetua
kelapa dalam komposit. Buletin palma
Vol 12, No 1; 2011. hal.58, 61-2.

Siswosubroto AE. 2015. Gambaran


konsumsi yoghurt terhadap waktu
peningkatan pH saliva. Skripsi.
Manado: Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi; hal.14.

Soesilo. 2005. Peranan sorbitol dalam


mempertahankan kestablian pH saliva
pada proses pencegahan karies.
Majalah Kedokteran Gigi (Dent. J).
Vol 38, No.1; hal.25-8.

Srivastava Vk. 2011. Modern pediatric


dentistry. 1st ed. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Lid..
p.150.

Waworuntu A. 2014. Efektivitas permen


karet xylitol terhadap derajat
keasaman saliva setelah mengonsumsi
minuman bersoda. Skripsi. Manado:
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi; hal. 35.

30

S-ar putea să vă placă și