Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
2. Secondary Processing
3. Treating Processing
Proses pemisahan dan perlakuan secara fisis pada umumnya merupakan
proses pengolahan pertama (Primary Processing), sedangkan proses konversi dan
perlakuan yang disertai dengan perubahan kimia dari senyawa-senyawa merupakan
proses lanjutan (Secondary Processing). Treating Processing merupakan proses
pemurnian minyak bumi dengan cara penghilangan kotoran- kotorannya.
1.2.3 Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah
dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 4000°C.
Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah
kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Melalui metode destilasi, senyawa-senyawa dalam minyak bumi dapat
dipisah menjadi berbagai senyawa hidrokarbon sesuai dengan titik didihnya.
Metode destilasi dilakukan dengan menggunakan pendinginan bertahap atau
bertingkat. Metode ini dikenal juga dengan istilah proses distilasi bertingkat. Titik
didih dari senyawa hidrokarbon yang terkandung pada minyak bumi dapat dilihat
pada tabel di bawah.
Tabel 1.1 Titik didih senyawa hidrokarbon pada minyak bumi
Ligroin 7 20 – 135
Minyak Pelumas 16 – 24
300 – 370
Parafin, Aspal > 25
\\
B. Destilasi atmosferik
Destilasi atmosferik adalah proses destilasi yang dilakukan pada tekanan
atmosferik (tekanan sekitar 1 atm). Pengaturan suhu maksimum dengan maksud
agar tidak terjadi perekahan (cracking) pada produk yang dihasilkan. Destilasi
atmosferik pada industri migas adalah untuk mengolah minyak mentah menjadi
fraksi-fraksi antara lain refinery gas, naphta, kerosin, solar, minyak diesel dan
residu.
1. LPG
LPG adalah hasil dari penyulingan minyak bumi yang berupa gas cair.
Adapun unsur yang terkandung dalam LPG ini antara lain propana ( C3H8 ), butana
( C4H10 ), etana ( C2H6 ) dan pentana ( C5H11 ). Pada umumnya LPG pada era
saat ini banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk industri dan rumah tangga.
Perlu diketahui bahwa sebelum LPG ini dipasarkan, LPG ini sudah diberi zat
pembau tambahan yaitu senyawa merkaptan (ethyl mercaptan).
Tujuan dari penambahan zat tersebut adalah untuk memberi tanda kepada
konsumen apabila terjadi kebocoran gas. Apabila tidak diberi zat tambahan tersebut
maka akan sangat membahayakan, karena pada dasarnya sifat gas dapat terlepas ke
udara dan mudah terbakar. Tidak hanya digunakan dalam keperluan rumah tangga,
LPG ini juga digunakan sebagai bahan baku maupun campuran di pabrik-pabrik
petrokimia untuk dihasilkan beberapa produk. Beberapa hasil dari pabrik
petrokimia tersebut antara lain adalah produk kosmetik, pupuk dan biji plastik.
5. Bensin
Bensin atau gasoline adalah salah satu hasil olahan minyak bumi yang
terkenal di masyarakat sekitar. Komponen utama yang terdapat pada bensin adalah
oktana dan n-heptana. Bensin yang sering digunakan sebagai bahan kendaraan
bermotor maka kualitasnya ditentukan berdasarkan karakteristik jumlah bilangan
oktan. Dimana apabila semakin tinggi jumlah bilangan oktan pada bensin tersebut
maka semakin tinggi pula kualitas dari bensin tersebut. Agar jumlah bilangan oktan
pada bensin bertambah maka perlu dilakukan penambahan zat aditif seperti TEL
(Tetra Ethyl Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
6. Solar
Solar atau diesel pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar dalam
pembakaran mesin diesel, baik itu mesin kendaraan ataupun mesin industri. Solar
didapat dari proses destilasi pada suhu 200-300 derajat Celcius, dimana titik
nyalanya berada diantara 40-100 derajat Celcius. Solar ini tidak mudah menguap
seperti LPG pada suhu yang normal, akan tetapi solar memiliki kandungan sulfur
yang lebih tinggi dibandingankan dengan bensin atau kerosin.
Kualitas solar berdasarkan dari aspek pembakarannya, kekentalannya,
kandungan sulfurnya dan kestabilannya (apabila disimpan dalam jangka waktu
yang lama). Solar termasuk bahan bakar yang mudah dicari keberadaannya, selain
harganya yang terjangkau juga manfaatnya dalam sehari-hari tidaklah buruk.
Sebagian dari mereka yang memiliki pencaharian sebagai supir angkutan umum
terkadang menggunakan bahan bakar ini.
7. Minyak pelumas
Merupakan sebagian kecil dari produk minyak bumi. Namun merupakan
produk yang paling penting karena diperlukan untuk melumasi permukaan bagian
mesin yang saling, bergesekan dan bergerak untuk mencegah keausan. Misalnya
silinder motor bakar, turbin, gear-box dan sebagainya.
8. Gemuk (greases)
Merupakan pelumas yang berbentuk padat, digunakan untuk bantalan
(bearing) yang beroperasi pada suhu tinggi, dan untuk bearing yang tidak boleh
bocor.
9. Parafin
Parafin merupakan nama umum dari hidrokarbon alkan. Bentuk padat dari
parafin adalah lilin parafin. Parafin ini sering digunakan diberbagai industri sebagai
bahan utama seperti dalam furnitur yang menggunakan palpis berbahan dasar
parafin sebagai cat dan tinta. Parafin ini juga dapat digunakan sebagai bahan dasar
malam untuk membatik, selain itu parafin juga dapat digunakan sebagai bahan
kecantikan. Parafin yang digunakan sebagai bahan kecantikan perlu diolah terlebih
dahulu agar aman ketika digunakan, apabila tidak diolah secara khusus maka yang
terjadi nantinya akan menimbulkan efek yang buruk bagi wajah.
10. Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki sifat yang kental dan
melekat, umumnya berwarna coklat kehitaman dan tahan terhadap air serta
mengandung sulfur, oksigen dan klor yang tinggi. Aspal merupakan hasil dari fraksi
minyak bumi yang diolah menjadi 2 jenis, yaitu aspal cair dan aspal padat. Aspal
ini sering digunakan untuk memperhalus jalan raya yang fungsi utamanya adalah
untuk mengikat batuan agar tidak terlepas dari permukaan jalan, untuk mengisi
ruang yang kosong, sebagai bahan perekat dan pelapis.
Aspal ini memiliki keunggulan dalam penyerapan air hujan, dimana apabila
hujan turun maka air akan meresap secara perlahan ke dalam aspal dan nantinya
akan diteruskan ke sungai. Akan tetapi hal tersebut membuat jalanan menjadi cepat
rusak sehingga dalam jangka waktu tertentu aspal yang ada di jalan perlu diperbaiki
ulang.
oil
SG =
water
141.5
API 131.5
SG Oil
Harga API untuk berat jenis minyak antara lain :
Minyak berat = 10 - 20 API
Minyak sedang = 20 - 30 API
Minyak ringan = > 30 API
API minyak bumi mmenunjukkan kualitas minyak, makin kecil berat
jenisnya makin tinggi API – nya. Minyak tersebut makin berhharga karena lebih
banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah API – nya, semakin besar
berat jenisnya, maka mutu atau kualitas minyak bumi tersebut kurang, karena lebih
banyak mengandung residu atau lilin.
Dewasa ini dari minyak berat pun dapat dibuat bensin lebih banyak dengan
sistem cracking dalam penyulingan, tetapi memerlukan biaya yang lebih tinggi.
Selain API untuk menyatakan berat jenis, digunakan juga sistem baume,
akan tetapi jarang digunakan karena Baume tidak dapat membedakan klasifikasi
specific grafity gas yang satu dengan yang lainnya.
140
Baume 130
BJ Oil
Specific gravity dari minyak bumi adalah perbandingan anatara berat yang
diberikan oleh minyak tersebut pada volume tertentu dengan berat air suling pada
volume tertentu, dengan berat air suling pada volume yang sama dan diukur pada
temperature 60 oF. Sedangkan oAPI minyak bumi menunjukkan kualitas minyak
bumi tersebut berdasarkan dari standar America. Makin kecil SG (specific grafity)
atau makin besar oAPI nya akan sedikit mengandung lilin atau residu aspal atau
paraffin.
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat
1. Alat destilasi fraksinasi
3. Batang pengaduk
6. Erlenmeyer
7. Termometer
8. Alumunium foil
2.2. Bahan
1. Gasoline
2. Kerosene
3. Solar
2. Memasukkan bensin, kerosene, dan solar ke dalam labu leher dua yang
telah berisi heavy crude oil masing-masing 400 ml kemudian mengaduknya
hingga tercampur
3. menghubungkan kembali labu leher dua yang telah berisi campuran pada
unit destilasi
8. memutar tombol Heater pada posisi ON dan mengatur pada 400 C secara
manual dengan cara menekan “^” atau “v” sampai display akan berubah
naik atau turun sesuai dengan temperatur yang diinginkan yaitu 400 C
11. Mencatat temperatur pada bottom (T1), tray 1 (T2), tray 2 (T3), top (T4)
dan heater (T5) setiap 10 menit sampai diperoleh volume pada setiap fraksi
hasil destilasi yang cukup untuk dianalisa dengan menekan tombol select
untuk melihat temperatur tiap bagian
12. Mengambil dan menampung produk tray 1 dan tray 2 dalam gelas kimia
dan menutupnya dengan alumunium foil
16. Melakukan uji nilai specific gravity pada setiap produk hasil destilasi
dengan metode ASTM D. 1298-99 dengan cara :
a. Memasukkan produk bensin sebanyak 125 ml kedalam gelas ukur
100 ml
b. Memasukkan termometer dan batang pengaduk, kemudian
melakukan pengadukan sampai rata dan mencatat temperatur yang
terbaca pada termometer
c. Mengangkat termometer dan batang pengaduk dari gelas ukur dan
memasukkan Hydrometer specific Gravity ke dalam gelas ukur
secara perlahan.
d. Membaca skala pada hydrometer apabila hydrometer sudah
terapung bebas dan stabil sehingga diperoleh nilai Sg bensin
e. Mengoreksi nilai Sg yang diperoleh dari praktikum dengan
menggunakan correction table for specific gravity hydrometer 60
F/60 F
f. Mengulangi langkah a sampai e untuk melakukan uji nilai Sg pada
produk hasil destilasi lainnya yaitu minyak tanah dan solar.
BAB III
DATA HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesific
T max Gravity Hasil Spec
Sample Volume (mL)
(oC) Koreksi 60 Produk
oF/60 oF
Proses destilasi fraksinasi crude oil pada praktikum ini dilakukan dengan cara
menampung 1200 mL sampel crude oil pada labu dasar bulat dan memanaskannya
dengan temperatur 300 oC pada tekanan atmosferik. Selama proses pemanasan,
sampel crude oil akan mengalami proses fraksinasi, yakni pemisahan komponen
berdasarkan perbedaan titik didih. Sampel crude oil yang menguap berdasarkan titik
didihnya akan mengalir menuju ke kondensor, didalam kondensor uap dari sampel
crude oil akan diturunkan titik didihnya oleh air pendingin, sehingga terjadi
perubahan fase dari gas menjadi cair. Kemudian cairan tersebut akan ditampung
pada susunan tray yang sesuai. Fraksi crude oil yang memiliki titik didih paling
rendah (0-150 oC) akan menguap terlebih dahulu, dan menjadi kondensat pada
fraksi top yang dikenal sebagai naftalena (bensin) dengan rantai karbon paling
pendek (C6 – C11). Kondensat fraksi crude oil yang memiliki titik didih sedang (150-
250 oC) dikenal sebagai kerosin (minyak tanah) dengan rantai karbon sedang (C12
– C14) akan ditampung pada tray 2. Kondensat fraksi crude oil yang memiliki titik
didih lebih tinggi (250-350 oC) dikenal sebagai gas oil (solar) dengan rantai karbon
lebih panjang (C15 – C17) akan ditampung pada tray 1 yang berada di dekat heater.
Pada praktik yang telah dilakukan, temperatur pada tray telah berada pada kondisi
yang seharusnya dimana temperatur solar 111 oC lebih besar dari kerosen dengan
temperatur 107 oC, dan lebih besar dari bensin dengan temperatur 51 oC.
4.1 Kesimpulan
2. Tren temperatur pada tray 1, tray 2, dan top seuai dengan tray temperatur
faksi yang seharusnya dihasilkan yaitu T2 (solar) lebih besar dari T3
(kerosen)dan lebih besar dari top (bensin)
3. Nilai spesific gravity yang sesuai dengan standar adalah solar dan bensin,
sedangkan kerosesn belum memenuhi standar.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM. (2012). Annual Book Of ASTM Standar D-1298 Standar Test Method For
Density, Relative Density (Specific Gravity), Or API Gravity Of Crude
Petrolium And Liquid Petroleum Product By Hidrometer. Philadelphia :
American Society For Testing And Material
Cahyono, M. D. (2014). Crude Oil. 24 Februari 2016.
https://www.facebook.com/pengolahan.migas/posts/220633734797699
Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi.
(1979). Spesifikasi Bahan Bakar Minyak. 23 Februari 2016.
https://persembahanku.files.wordpress.com/2007/03/002-p-dm-migas-1979-
avgas-kero-solar-diesel.PDF
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. (2013). Standar dan Mutu (Spesifikasi)
Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88 yang di Pasarkan di dalam Negeri.
23Februari2016.http://migas.esdm.go.id/public/images/uploads/posts/gerban
g-345-1.pdf
Fathony, A dkk. (2014). Tugas Pengolahan Minyak Bumi. 23 Februari 2016.
https://id.scribd.com/doc/257717346/Tugas-3-Pengolahan-Minyak-Bumi
Ginanjar, W. (2014). Hydrometer. 23 Februari 2016.
http://www.alatlabor.com/article/detail/74/hydrometer
Pratama, R. C. (2013). Analisa Fluida Reservoir. 23 Februari 2016. http://the-
petroleum-engineer.blogspot.co.id/2013/12/penentuan-densitasspecific-
gravity-dan.html
Puspasari, R. (2012). Laporan Resmi AFR. 23Februari 2016.
https://www.academia.edu/11370909/Laporan_Resmi_AFR_2012
Silvia, M. (2015). Laporan Distilasi Minyak Mentah. 23 Februari 2016.
http://documents.tips/documents/laporan-distilasi-minyak-mentah.html
Tim Laboratorium. (2016). Modul Praktikum Pilot Plant. Politeknik Negeri
Samarinda : Samarinda