Sunteți pe pagina 1din 9

Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937

Vol.5 No.1 Nopember 2016

REHABILITASI BERSUMBERDAYA MASYARAKAT BAGI PENYANDANG DIFABEL


DI SANGGAR INKLUSI MUTIARA BUNDA

Budi Kristiawan1,*), Agung Tri Wijayanta1, Suminah2,

Muhammad Munif Syamsuddin3


1
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta
*)
Corresponding author: budi_k@uns.ac.id

ABSTRACT

Sanggar Mutiara Bunda was a community-based rehabilitation for the disabled


children to conduct the activities such as therapy and other social events for
maximizing the ability of disabled children like Cerebral Palsy (CP), speech therapy
for impaired speech disabilities and down syndrome treatment. In these activities,
Sanggar Mutiara Bunda also used the concept of parenting in which every parent
and family were involved in training and equipped with the knowledge and ability
to perform activities of therapies and activities so that they can carry our
themselves at home. By working with the health center that provide physicians and
other medical personnel checked regularly the disabled children health. This place
also carried out the counseling to motivate more advanced and independent.
Design dedication to the empowerment of the disabilities included: 1) provides
assistance to parents of children with disabilities to perform activities that are
helping the family economy, 2) provide psychological counseling for parents of the
disabled children, 3) complete the facilities and infrastructure needed in the
treatment of children with disabilities.

Keywords: Society-based rehabilitation, the disabled, training, counseling

73
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

PENDAHULUAN diselenggarakan diluar panti yang


Keberadaan penyandang difabel di dikenal dengan sebutan Rehabilitasi
Indonesia kebanyakan tinggal di Bersumberdaya Masyarakat (RBM) atau
pedesaan, kurang lebih berjumlah 70% Community Based Rehabilitation.
dari seluruh penyandang cacat. Jumlah Tabel 1. Persentase cacat berdasarkan
penyandang difabel di Indonesia jenis cacat yang diderita
diperkirakan 8,5 juta orang, mereka Jenis Jumlah
umumnya tinggal di pedesaan (Direktur kecacatan (%)
PLB, 2005). Persentase cacat Mata/netra 15,93
berdasarkan jenis cacat yang diderita di Rungu/tuli 10,52
Indonesia terlihat pada Tabel 1. Wicara/bisu 7,12
Batasan rehabilitasi penyandang cacat, Tubuh 3,46
sebagaimana tercantum di dalam Mental/grahita 33,75
Undang-undang Nomor 4 tahun 1997 Fisik dan 13,68
tentang Penyandang cacat dijelaskan mental/ganda
bahwa rehabilitasi diarahkan untuk Jiwa 8,52
memfungsikan kembali dan Jumlah total 100,00
mengembangkan kemampuan fisik,
(Sumber: BPS, Susenas 2011)
mental dan sosial penyandang cacat
agar dapat melaksanakan fungsi
Sanggar inklusi Mutiara Bunda
sosialnya secara wajar sesuai dengan
didirikan pada tahun 2011 terletak di
bakat, kemampuan, pendidikan dan
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
pengalaman.
awalnya adalah sebuah Posyandu yang
Pada umumnya pelayanan
berkegiatan deteksi dini tumbuh
rehabilitasi bagi penyandang cacat
kembang. Di kemudian hari berdirilah
dapat dilaksanakan dalam bentuk
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
pelayanan yang bersifat kelembagaan
lebih jauh lagi sebuah sanggar anak
atau sistem panti (institutional Based)
inklusi terbentuk yang saat ini tercatat
maupun rehabilitasi yang berbasis
21 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
masyarakat (community Based).
dengan 13 orang relawan. Dari kegiatan
Kegiatan rehabilitasi melalui
rutin yang diselenggarakan setiap hari
pendekatan berbasis masyarakat
Kamis, hampir anak difabel di daerah
kemudian dikembangkan menjadi
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
pelayanan sistem non panti; artinya
bahkan Kecamatan Wonosari
pelayanan rehabilitasi yang

74
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

Kabupaten Klaten selalu datang. Inilah dipetakan antara lain pengorganisasian


salah satu bentuk rasa kepedulian para di sanggar inklusi sehingga layanan
kader Kecamatan Gatak Kabupaten RBM penyandang difabel lebih optimal.
Sukoharjo untuk membantu anak-anak Pelatihan oleh terapist bagi para
berkebutuhan khusus bertemu anak relawan sangat dibutuhkan untuk bisa
bukan berkebutuhan khusus dengan melakukan terapi secara mandiri. Selain
bersosialisasi. itu, bantuan konseling oleh psikolog
Sanggar anak inklusi Mutiara Bunda sangat dibutuhkan bagi penyandang
berkegiatan terapi untuk difabel dan keluarganya. Beberapa alat
memaksimalkan kemampuan difabel bantu untuk memenuhi kebutuhan
anak Cerebral Palsy (CP), terapi wicara dasar sanggar inklusi masih dibutuhkan,
untuk difabel rungu wicara, dan terapi antara lain: busa dan bola terapi, alat
down syndrom. Pada kegiatan ini permainan edukatif, dan standing
sanggar juga menggunakan konsep table.
parenting yaitu setiap orangtua dan Penyandang difabel di Desa Gatak
keluarga dilibatkan dalam pelatihan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
dan dibekali ilmu serta kemampuan dikelompokkan dalam 4 kelompok,
untuk dapat melakukan kegiatan terapi yaitu: cerebral-palsy, down syndrome,
dan kegiatan yang dilakukan bisa autis dan tuna rungu wicara. Cerebral-
dilakukan di rumah. Dengan bekerja palsy (kelumpuhan otak besar) adalah
sama dengan Puskesmas Gatak yang kasus difabel tertinggi di Desa Gatak.
menyediakan dokter dan tenaga medis Cerebral Palsy adalah suatu keadaan
lainnya melakukan pemeriksaa yang ditandai dengan buruknya
kesehatan secara berkala. Sanggar pengendalian otot, kekakuan,
inklusi ini juga melakukan konseling kelumpuhan, keterampilan motorik
sesama difabel untuk memotivasi lebih (kemampuan untuk bergerak dalam
maju dan mandiri. cara yang terkoordinasi atau terarah)
Berdasarkan uraian latar belakang dan gangguan fungsi saraf lainnya.
diatas, tim pengabdian dari LPPM Cerebral palsy biasanya disebabkan
Universitas Sebelas Maret memandang oleh kerusakan otak yang terjadi
perlu adanya kontribusi perguruan sebelum atau selama kelahiran anak.
tinggi dalam mendampingi dan Down Syndrome adalah suatu
membantu sarana-prasarana kondisi keterbelakangan
kebutuhan-kebutuhan dasar yang perkembangan fisik dan mental pada
diperlukan di sanggar inklusi tersebut. anak yang disebabkan adanya
Beberapa masalah yang sudah abnormalitas perkembangan

75
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

kromosom. Down syndrome terjadi Dengan program RBM tersebut


karena kelainan susunan kromosom ke- diharapkan penyandang difabel dapat
21, dari 23 kromosom manusia. Pada mandiri dan mampu melayani dirinya
manusia normal, 23 kromosom sendiri. Menurut Greenspan, dkk.
tersebut berpasang-pasangan hingga (2006) penyandang difabel atau orang
jumlahnya menjadi 46. Pada penderita dengan kebutuhan khusus perlu
down syndrome, kromosom nomor 21 mendapatkan latihan-latihan agar
tersebut berjumlah tiga (trisomi), mereka mampu melakukan hal terbaik,
sehingga totalnya menjadi 47 yakni mampu menggunakan inisiatif
kromosom. Jumlah yang berlebihan dan hasratnya untuk berlatih beberapa
tersebut mengakibatkan kegoncangan keterampilan-keterampilan yang
pada sistem metabolisme sel, yang diperlukan. Aspek-aspek yang biasanya
akhirnya memunculkan down terkait dengan penca antara lain medik,
syndrome. pendidikan, psikososial, dan vokasional,
Pendekatan Rehabilitasi sehingga dari kebutuhan penyandang
Bersumberdaya Masyarakat (RBM) difabel ini, maka perlu diujicobakan
telah berkembang selama beberapa model RBM di pedesaan. Namun
dekade terakhir sebagai cara terbaik demikian, terdapat beberapa
untuk memenuhi kebutuhan kelemahan dari rehabilitasi berbasiskan
penyandang difabel di negara-negara lembaga sebagai berikut :
berkembang dan untuk memungkinkan 1) Kedudukan lembaga yang jauh dari
integrasi sosial mereka. Program untuk lingkungan keluarga orang cacat
melayani penyandang difabel salah mensyaratkan transportasi mahal
satunya dapat dikemas dalam bentuk sehingga menghalangi kontak
RBM. Pada dasarnya program ini dengan keluarga, terutama
menekankan pada usaha keluarga miskin.
pemberdayaan seluruh potensi yang 2) Manfaat positif solidaritas
ada di pedesaan. Pemberdayaan dan kelompok sebaya hilang setelah
partisipasi merupakan strategi yang anak meninggalkan sekolah
sangat potensial untuk meningkatkan kediamannya, sementara kontak
ekonomi, sosial dan transformasi dengan masyarakat tidak dapat
budaya, karena proses tersebut pada dilakukan.
akhirnya akan menciptakan 3) Standar kehidupan material bagi
pembangunan yang berpusat pada anak-anak cacat sering lebih tinggi
rakyat. dari keluarga dan masyarakat.

76
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

4) Metode komunikasi untuk anak- Peralatan terapi, antara lain: busa


anak tuna netra dan tuna rungu terapi, alat permainan edukatif
tidak dipelajari oleh keluarga atau (APE), dan standing table.
masyarakat.
5) Anak-anak cacat belum Rasionalisasi Kegiatan
mempelajari pentingnya kehidupan Selain memilih cara pengobatan
dan keterampilan sosial baik melalui obat maupun tindakan
berdasarkan cara tradisional medis, latihan terapi ternyata juga
masyarakatnya. cukup membantu anak difabel
terutama Cerebral Palsy (CP) untuk bisa
METODE/APLIKASI mendapatkan kondisi yang lebih baik.
Waktu dan Pelaksanaan Pengabdian Meski bukan kesembuhan 100% yang
Waktu pelaksanaan pengabdian bisa mereka dapatkan, namun
adalah bulan Agustus - November 2016 setidaknya melalui terapi rutin para
di Kecamatan Gatak, Kabupaten pasien Cerebral Palsy (CP) bisa belajar
Sukoharjo. mandiri dan melakukan aktivitas
kesehariannya secara normal.
Bahan Pengabdian Beberapa alat bantu yang bisa
Bahan pengabdian pada digunakan anak Cerebral Palsy (CP)
pemberdayaan terhadap penyandang antara lain crawler (alat bantu
difabel melalui Rehabilitasi merangkak), spalk brace (alat bantu
Bersumberdaya Manusia (RBM) di menolong berdiri), standing table atau
Sanggar Inklusi Mutiara Bunda tilting table (alat bantu berdiri), walker
Kecamatan Gatak Kabupaten atau paralel bar (alat bantu berjalan),
Sukoharjo, antara lain: papan keseimbangan dan bola
1. Materi pendampingan organisasi keseimbangan (alat bantu
Rehabilitasi Bersumberdaya meningkatkan keseimbangan), kursi cp
Masyarakat untuk penyandang (alat latihan duduk), serta wall bar (alat
difabel. latihan jongkok berdiri).
2. Materi konseling psikologi bagi
penyandang difabel dan Bagan Alir Pengabdian
keluarganya. Bagan alir pengabdian seperti
3. Materi pelatihan terapi untuk diuraikan pada Peta jalan pengabdian
relawan. pemberdayaan terhadap penyandang
difabel melalui Rehabilitasi
Bersumberdaya Manusia (RBM) di

77
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

Sanggar Inklusi Mutiara Bunda A. HASIL, PEMBAHASAN DAN


Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo DAMPAK
ditunjukkan pada Gambar 1. Kegiatan pengabdian telah
dilaksanakan hingga 15 Agustus
Tri Darma
Perguruan Tinggi
LPPM
UNS Tim Pengabdi sebagian besar untuk membenahi
ruang kelas dan melengkapi peralatan
terapi bagi penyandang difabel.
Kabupaten Sukoharjo

penyndang difabel di

Kegiatan yang sudah dilaksanakan


Kecamatan Gatak,

Keberadaan

Pemberdayaan terhadap penyandang difabel Kualitas layanan RBM


melalui Rehabilitasi Bersumberdaya Sanggar Inklusi
Masyarakat (RBM) “Mutiara Bunda”
adalah:
1. Sosialisasi pengabdian di Sanggar
inklusi Mutiara Bunda kecamatan
Amanat UU No. 4 Dukungan Sanggar
1997 Pemda inklusi
Gatak
2. Pengadaan Matras 65x100x6 cm
Gambar 1. Roadmap pengabdian
plus cover
3. Pengadaan alat terapi (Tikar jumbo)
Desain Pengabdian
4. Pengadaan Mat roll printed
Desain pengabdian pada
alphabet dan number
pemberdayaan terhadap penyandang
5. Pengadaan Peralatan mainan anak
difabel melalui Rehabilitasi
6. Persiapan pengecatan lukisan di
Bersumberdaya Manusia (RBM) di
dinding
Sanggar Inklusi Mutiara Bunda
7. Pengerjaan lukisan di dinding
Kecamatan Gatak Kabupaten
8. Penyelesaian lukisan dinding
Sukoharjo, dilakukan antara lain:
9. Persiapan pelatihan terapi dan
1) memberikan pendampingan bagi
konseling psikologi
orang tua anak penyandang difabel
10. Pengadaan busa terapi
untuk melakukan kegiatan yang
11. Pengadaan bola terapi
bersifat membantu perekonomian
Proses pemberdayaan penyandang
keluarga,
cacat melalui Program Rehabilitasi
2) memberikan konseling psikologi
Bersumberdaya Masyarakat (RBM).
bagi orang tua anak penyandang
Pertama, seorang pelopor dan calon
difabel,
pengawas, tingkat lokal direkrut dari
melengkapi sarana dan prasarana yang
masyarakat kemudian memperoleh
dibutuhkan dalam terapi anak
berbagai latihan. Kedua, la melatih
penyandang difabel.
keluarga penyandang cacat yang
meliputi dasar-dasar rehabilitasi.
Ketiga, masyarakat pada gilirannya,

78
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

menjadi pendukung keseluruhan


proses, dengan demikian berdasarkan
gambaran tersebut, RBM mendasarkan
diri pada dua asumsi utama yaitu peran
keluarga sebagai sumber daya paling
penting dalam rehabilitasi penyandang
cacat dan bahwa masyarakat sekitar
bisa digerakkan sebagai pemberi
dukungan dan semangat.
Gambar 1. Kegiatan orang tua di
Partisipasi keluarga dan masyarakat
Sanggar Mutiara Bunda
baik secara kualitas maupun kuantitas
adalah sangat penting. Peningkatan
perilaku masyarakat terhadap masalah
kecacatan perlu dilakukan, dalam
rangka perbaikan sikap, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan
masyarakat terhadap kecacatan melalui
suatu proses perubahan yang meliputi
pemberian informasi, motivasi,
pendidikan, pelatihan, demonstrasi dan
uji coba. Satu hal penting yang
menjembatani proses tersebut adalah
adanya peran Agent of Change yang
dilaksanakan oleh penyelenggaraan Gambar 2. Kegiatan terapi di Sanggar
RBM baik secara individu maupun Inklusi Mutiara Bunda
kelompok. Sanggar inklusi Mutiara
Bunda adalah salah satu bentuk
kegiatan Rehabilitas Bersumberdaya
Masyarakat bagi penyandang difabel di
daerah pedesaan. Gambar 2-4
menunjukkan kegiatan pengabdian bagi
orang tua anak penyandang difabel di
Sanggar Inklusi Mutiara Bunda.

79
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

Gambar 3. Pelaksanaan pelatihan dan penyandang masalah sosial sebagai


penyuluhan bagi orang tua anak bagian dari masyarakat.
penyandang difabel Sementara itu bidang layanan
Pendekatan RBM sedikitnya ada 2
rehabilitasi pada umumnya meliputi:
(dua) tujuan RBM, yaitu:
1) Rehabilitasi medik; dimaksudkan
1. Untuk memungkinkan terciptanya
agar penyandang cacat dapat
kemandirian (self-reliance) pada
mencapai kemampuan fungsional
penyandang masalah sosial,
secara maksimal.
keluarga dan masyarakat dimana
2) Rehabilitasi Pendidikan;
mereka tinggal. RBM
dimaksudkan agar penyandang
mengupayakan penyandang
cacat dapat pendidikan secara
masalah sosial memiliki akses
optimal sesuai dengan bakat,
terhadap pelayanan khusus yang
minat, dan kemampuannya.
mereka butuhkan, sementara
3) Rehabilitasi Pelatihan;
mereka tetap berada di dalam
dimaksudkan agar penyandang
masyarakat dan mendukung
cacat dapat memiliki keterampilan
masayarakat mereka, serta
kerja sesuai dengan bakat dan
menikmati suatu gaya hidup seperti
kemampuannya.
anggota masyarakat yang lainnya.
Rehabilitasi Sosial; dimaksudkan untuk
Mereka berpartisipasi dalam
memulihkan dan mengembangkan
pengambilan keputusan yang
kemauan dan kemampuan penyandang
mempengaruhi diri mereka sendiri,
cacat agar dapat melaksanakan fungsi
keluarga dan masyarakat mereka.
sosialnya secara optimal di masyarakat.
3. Untuk pendidikan masyarakat dan
keterlibatan masyarakat dalam
PENUTUP
pengintegrasian penyandang
Desain kegiatan pemberdayaan
masalah sosial. Kegiatan
terhadap orang tua anak penyandang
pendidikan masyarakat tentang
difabel di Sanggar Mutiara Bunda
penyandang masalah sosial dari
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
RBM ini mengupayakan penyediaan
dilakukan antara lain: 1) memberikan
informasi yang jelas tentang
pendampingan bagi orang tua anak
masalah yang dihadapi dan cara-
penyandang difabel untuk melakukan
cara yang mungkin ditempuh untuk
kegiatan yang bersifat membantu
menanganinya. Sehingga sikap,
perekonomian keluarga, 2)
harapan dan tindakan masyarakat
memberikan konseling psikologi bagi
akan berubah, dan dapat menerima
orang tua anak penyandang difabel, 3)

80
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

melengkapi sarana dan prasarana yang Dra. Fridiawati Sulungbudi.


dibutuhkan dalam terapi anak Jakarta: Yayasan Ayo Main.
penyandang difabel. Harry Hikmat, (2001). Strategi
Pemberdayaan Masyarakat.
UCAPAN TERIMAKASIH Bandung: Humaniora Utama Press.
Tim Pengabdi mengucapkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun
terimakasih kepada Lembaga 1980 tentang Usaha Kesejahteraan
Penelitian dan Pengabdian kepada Sosial Penderita Cacat
Masyarakat (LPPM) Universitas Purwandari, 2009, Pengembangan
Sebelas Maret yang telah model Rehabilitasi Berbasis
memfasilitasi kegiatan pengabdian Masyarakat (RBM) bagi
ini melalui dana PNBP Universitas penyandang cacat korban gempa
Sebelas Maret Tahun Anggaran 2016 bumi tektonik di wilayah
dengan Nomor Kontrak Kabupaten Bantul dan Sleman,
638/UN27.21/PM/2016. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.
14, No. 2, Oktober 2009: 15-32.
REFERENSI Tim PPRBM, (2005). Participatory Rural
BPS, Susenas 2011. Appraisal. Solo: CBR Center.
Greenspan, S.I.M.D., Wieder, S., Undang-undang Negara Republik
Simons, R., (2006). The Child with Indonesia Nomor 4 tahun 1997
Special Needs, diterjemahkan tentang Penyandang Cacat.
Mieke Gembirasari, penyunting

81

S-ar putea să vă placă și