Sunteți pe pagina 1din 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang


terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita (Lynch, 1994). Telah
dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya
di Kerala dimana insiden rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari
seluruh kanker(Balaram dan Meenattoor,1996). Kanker rongga mulut adalah
keganasan yang terjadi di dalam rongga yang dibatasi vermilion bibir dibagian
depan dan arkus faringeus anterior dibagian belakang. Kanker rongga mulut
meliputi kanker bibir gingival, lidah, bukal, dasar mulut, palatum, dan arkus
faringeus anterior ( Muttaqin, 2011 ). Perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi,
keabnormalan dan kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah
lama merupakan masalah di dunia. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini
adalah terutama karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok
resiko tinggi, serta kegagalan untuk mengontrol lesi primer dan metastase nodus
limfe servikal (Lynch,1994;Balaram dan Meenattoor,1996). Hampir semua
penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut, yang
biasanya sudah terdapat
selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama (Lynch,1994). Akibatnya prognosa d
ari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan dimana
sering kali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat.
Berdasar data di atas kelompok tertarik membahas tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan kanker rongga mulut.

1.2. Rumusan Masalah

1
Adapun rumusan masalah pada makala ini :

1. Apa yang dimaksud dengan kanker mulut?

2. Jelaskan etiologi kanker mulut !

3. Jelakas patogensis kanker mulut !

4. Apa saja manifestasi klinis kanker mulut?

5. Perawatan apa yang dilakukan pada penyakit kanker mulut ?

1.3. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari makalah ini :

1. Mahasiswa mampu memahami apa yang di maksud dengan kanker mulut

2. Mahasiswa mampu menjelakan etiologi kanker mulut

3. Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan patogenesis

kanker rongga mulut.

4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis kanker mulut

5. Mahasiswa mampu mengetahui perawatan apa yang tepat pada penyakit

kangker mulut.

BAB 2

TINJAUAN LITERATUR

2
1.1. Defenisi kanker mulut

Kanker mulut adalah keganasan yang terjadi di dalam rongga mulut yang di

batasi vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior dibagian

belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker gingival, lidah, bukal, dasar,

mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior

Kanker yang terjadi pada mulut yaitu pada bagian mana saja baik dari mulut

dan tenggorok yang dapat disembunyikan bila ditemukan sejak dini.

Kanker didefenisikan sebagai pertumbuhan tidak terkotrol sel – sel yang

menyerang dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sekiarnya. Kanker mulut

muncul akibat pertumbuhan atau luka paa mulut yang tidak hilang. Kanker

mulut meliputi kanker bibir, lidah, pipi, dasar mulut, langit – langit lunak san

keras, sinus, dan faring (tenggoroka), dapat mengancapm kehidupan jika tidak

didiagnosa dan diobatai.

Kanker mulut adalah tumor ganas yang tumbu secara cepat dan menginvasi

jaringan sekitar, berkembang sampai daerah endontel, dan dapat bermetastasis

ke bagian tubuh ynag lain dan sering asimtomatik pda tahap awal.

1.1.1. Etiologi kanker mulut

menurut Smeltzer (2002) faktor penyebab kanker rongga mulut yaitu :

a. Penggunaan alkohol

b. Pengguanaan tembakau karena pada pria usia 30 sering terjadi kanker

oral karena penggunaan tembakau.

3
c. Faktor usia yaitu karena 75% kanker oral terjadi pada orang yang telah

lebih dari 60 tahun

Faktor predisposisi terjadi karena pemajanan pada tembakau dan alkohol.

Fakor resiko yang menyebabkan kanker adalah pria lebih banya

menderita dari pada wanita namun saat ini insiden pada wanita

meningkat karena mereka menggunakan tembakau dan alkohol lebih

serinng dari pada yang mereka lakukan sebelumnya. Sebayak 8.370

kematian tahunan disebabkan oleh kanker oral , dan lokasinya yaitu :

• Bibir = 100

• Lidah = 1870

• Mulut = 2300

• Faring = 4100

Menurut Muttaqin (2011) Etiologi kanker rongga mulut belum diketahui

penyebabnya, tetapi adabeberapa faktor predisposisi yang dihubungkan

denga penigkatan terjadinya karsinoma rongga mulut sebagai berikut :

• Radiasi ion pada terapi radiasi

• Paparan radiasi secara kronis

•Merokok

• Penggunaan alkohol kronik

• Agen infeksi

• Malnutrisi avitaminosis dan perwatan mulut kurang

• Radiasi elektromagnetik

4
1.1.2. Patogenesis kanker mulut

Pertumbuhan kanker dimulai dari pertubuhan lesi yang sangat kecil.

Berjalannya waktu tumor tersebut lambat laun akan mencapai ukuran yang sangat

besar dari epitel permukaan, maka kanker rongga mulut biasanya diawali dengan

mudah dilihat.

Kelainan prenaligna adalah suatu kelainan pada mukosa rongga mulut yang

pa;ing awal yang sebelum berubah mejadi tumor ganas. Ada dua bentuk kelainan

premaligna yaitu leokoplakia dan eritroplakia. Leukoplakia adalah bercak warna

keputiha yang berbatas tegas pada mukosa mulut. Keadaan ini sering terjadi pada

perokok berat yang berumur di atas 50 tahun secara. Klinis leokoplakia dapat

menjadi empat grade yaitu :

1. Grade I : bercak kemerahan yang granuler yang secara bertahap berupa

menjaidi keabuan

2. Grade II : bercak putih kebiruan berbatas tegas tanpa indurasi

3. Grade III : bercsak keputihan berbatasan dengan indurasi, mugkin ada

kerutan

4. Grade IV : bercak megalami indurasi, ada fisura, erosi, kadang – kadang

permukaannya mengalami proliferasi seperti veruka. Pada pemeriksaan

mikroskopis nampak perubahan keganasan diri.

Leukoplakia ​ biasanya didapatkan pada bibr, lidah, dan gusi kurang lebih

10-12% lekoplakia setelah 10 tahun berubah menjadi karsinoma ini pada

pemeriksaan mikroskopis menunjukkan suatu dysplasia yang irreversible walaupun

5
penderita menghentikan rokoknya. Leukoplasia atau bercak putih yang baru timbul

pada lidah bisa merupakan gejala permulahan dari suatu karisnoma lidah. Who

mendeskripskn bahwa leukoplakia tidak urang dari 5 mm yyang tidak bisa diangkat

dengan kerokan dan tidak bisa di golongkan kepada sesuatu penyakit lain harus

dianggap suatu lesi pre maglina.

Eritroplakia a​ dalah salah satu tanda yang pasti tentang perkembangan

kanker dibanding dengan leukoplakia. Masih diperbedakan apakah merupakan

kelainan pre-maligna atau memang suatu karsinima superfisial yang sangat dini.

Kelainan ini berupa mukosa yang sedikit meninggi dan menebal berwarna merah

miripjaringan granulasi dengan tumpukan kreatinin diatas permukaan. Lokasi yang

paling sering adalah bahwa lidah, dasar mulut, latumole, trigunum retrumolar. Bila

ditemui kelainan ini maka penangannanya dianggap sebagai karsinoma rongga

mulut.

Karsinoma Invasif ​ karsinoma tidak lagi terbatas didalam epitel , akan tetapi

menembus membrane basal dan mengadakan invasi kejaringan di bawahnya. Pada

stadium ini, dapat timbul keluhan yang sering di abaikan oleh pasien, keluhan

tersebut berupa parestesi, hilangnya sensasi, atau gatal. Karsinoma invasive yang

asih dini mugkin dapat ditemukan dalam bentukan sebagai berikut :

1. Ulkus kecil

2. Penonjolan dengan batas tidak jelas

3. Indurasi atau erosi kemerahan yang iregular

6
4. Bintik-bintik kemerahan pada bibir

5. Krusta pada bibir

1.1.3. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala dari kanker rongga mulut yaitu :

1. Adanya luka yang tidak nyerih atau masa yang tidak sembuh

2. Lesi khas pada kanker oral (ulkus keras dengan tepi menoljol, ulkus tidak
sembuh dalam 2 minggu)
3. Adanya nyeri tekanan (sulit mengunyah, menelan atau berbicara, batauk
disertai sputum yang mengandung darah atau terjadi pembesaran nodus
limfe servikal)
Gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain adalah munculnya:
1. Bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau eritroleukoplakia) di
dalam mulut atau pada bibir.
2. Luka pada bibir ataupun rongga mulut yang sulit sembuh.
3. Perdarahan pada rongga mulut.
4. Kehilangan gigi
5. Sulit atau timbulnya rasa sakit pada waku mengunyah.
6. Kesulitan untuk mengguankan gigi tiruan.
7. Pengerasaan pada leher, serta rasa sakit pada telinga.

7
8
1.1.4. Cara perawatan kanker rongga mulut

Sebelum dilakukannya perawtan kanker rongga mulut ada baiknya kita

sebaagi dokter gigi melalukan hal hal sebagai berikut:

1. Data Biografi
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, alamat, nomor rekam
medik, tanggal pengkajian
2. Riwata Kesehetan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Memumkinkan untuk menentukan kebutuhan penyuluhan dan pebelajaran
pasien mengenai hygine oral prefentif, serta untuk mengidentifikasikan
gejala yang memerlukan evaluasi medis. Pertanyaan yang dilakukan:
1. Memar dan aktivitas flossing
2. Frekuensi kunjungan ke dokter gigi
3. Kesadaran akan adanya lesi atau area iritas pasa mulut, lidah
atautengorokan
4. Kebutuhan menggunakan gigi palsu atau lempeng parsial
5. Riwayat bau sakit tengogorokan atau sputum berdara
6. Ketidak nyamanan yang disebabkan oleh maknan tertentu
7. Masukan makanan yang dicerna setiap hari
8. Penggunaan alkohol dan tembakau
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah ada klien mengalami riwayat tumor/ kanker sebelumnya,
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga kline mengalami riwayat tumor/kanker sebelumnya.
3. Pemeriksaan klinik
Pada pemeriksaan klinik, perawat melakukan inpeksi dan palpasi pada rongga
mulut dengan panduan pemeriksaan penting meliputi hal-hal berikut :

9
a. Pemeriksaan kondisi perubhan warna, apakah mukosa mulut berwarna
abnormal, misalnya putih, merah, hitam. Kebanyakan pasien kanker rongga
mulut mempunyai riwat lesi atau keadaan prakanker mulut sebelum. Seperti
leukoplakia, eritoplakia, submukus fibrosisi dan lain-lain
b. Inpeksi kondisi kontur apakah permukaan mukosa kasar, ulserasi, asimetri,
atau pembengkakan. Seiring awal dari proses keganasan. Tanda lain dari
ulkus proses keganasan meliputi ulkus yang tidak sakit, tepi bergulung lebih
tinggi dari sekitarnya dan indurasi (lebih keras) dasarnya dapat
berbintil-bintil dan mengelupas. Pertumbuhan karsinoma bentuk ulkus
tersebut disebut pertumbuhan endofitik.
c. Palpasi tentang konsisten apakah jaringan kerasa kenyal, lunak, fluktuan
atau nodular. Umumnya kanker rongga mulut tahapan dini tidak
menimbulkan gejela diameter kurang dari 2 cm kebanyakan berwarna
merah dengan atau tanpah disertai komponen putih, licin, halus, dan
memperlihatkan evelasi yang minimal
d. Palpasi kondisi suhu lokal
e. Kaji kemampuan pasien apakah dapat membuka mulut dengan sempurna
f. Periksa adanya keterlibatan dari pembesarab kelenjer limfe
Pemeriksaan klinnis kanker rongga mulut di bedahkan pada berbagai lokasi rongga
mulut mungkin memiliki beberapa perbedaan. Gambaran klinis menurut lokasinya
meliputi pemeriksaan klinis pada bibir, lodah, dasar mulut, mukosam pipi gusi, dan
platum
a. Bibir
Menurut Muttaqin (2011) Kanker pada bibr atua terutama pada bibir bahwa
merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya mata hari atau
acetinid keratosis sehingga bibir tampak pecah-pecah, kemrehan, keputihan
atau campuran dari merah dan putih. Kanker dibibir sebelah luar lebih sering
terjadi pada derah beriklim panas. Kelainan pada bibir atas lebih jarang
dibandingkan pada bibir bahwa tetapi lebih mungkin lebih ganas dan

10
memerlukan perhatian pada perokok bisa tumbuh dibagian dalam benjolan
ini bisa tumbuh menjadi kuamosa.
Inpeksi : dilihat kelembapan, hidrasi, warna, tekstur,dan simetrisitas
serta adanya ulserasi da fisura. Kemu gkinan pasien diinstruksikan untuk
membuka mulut lebar, spatel lidah kemudian dimasukkan untu melihat
mukosa bukal dan megkaji warna lesi, yaitu dimana Dukstus Stensen
dariseiap kelenjer parotis terliat sekecil titik merah dimukosa bukal sebelah
mplar atas
b. Lidah
Kanker lidah adalah suatu keganasan yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (sell epitel
gepen berlapias) dan terjadi akibat rasangan menahum, juga beberapa
penyakit-penyakit tertentu (premaglina) seperti sifilis, dan plumer vision
syndrome, leukoplakia, serta eritoplakia. Kanker ganas ini dapat
menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat melakukan
metastasi secara limfogen dan hematogen.
Neoplasma maligma dar lidah biasanya timbul dari jaringan epitel
mukosa mulut dan sebagaian besar merupakan karsinoma epidermid, yang
merupahkan salah satu tumor ganas pada rongga mulut yang paling sering
dijumpai di klinik dan mempunyai tingkt kematian yang tinggi, di mana
secara klinik dapat menyerang 2/3 anterior lidah dan 1/3 bagiam posterior
lidah juga dapat bermetastasi pada daerah sekitar lidah misalnya
kesubmaksilari, dan digastikus juga ke daerah leher dn servikal. Karsinoma
tidak mempunyai prognosis yang jelek sehingga diagnosis dii sangat di
perlukan terlebih lagiapabila terjadi metastasi kedaerah lain
Infeksi ; untuk melihat tekstur, warna dan lsi erta papila-paila tipis
dan lapisan putih yang besar dan berbentuk V, dimana pasien diinstrukskan
untuk menjulukan lidah dan menggerakan secara lateral. Ini dilakukan
pemeriksaan pad lidah secara dorsal (punggung). Adanya lesi pad mukosa

11
meupakan area umum untuk kanker oral yang terlihat sebagai plak putih atau
merah, ulkus keras atau pertumbuhan kutil. Pengguna spatel lidah digunakan
unuk menekan lidah guna mendapatkan fisulisasi terhadap faring
c. Dasar mulut
Kanker pada dasr mulut biasanaya dihubungkan dengan pengunaan alkohol
da tembakau. Pada tingakat awal mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila
lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut
atau perasaan tidak nyaman. Pada pemeriksaan klinis yang sering dijumpai
adalah lesi berupah nudol tepi yang timbul dan mengeras yang terletak dekat
frenulum lingual. Bentuk yang lain adalah penebalan mukosa yang
kemerahan, nodul yang tidak sakit, atau berasa ari leukoplatia.
d. Mukosa pipi
Pada beberapa pasien yang mempunyai kebiasaan mengunyah campuran
pinang, daun siri, kapur, dan tembakau, akan memberikan resiko kanker
pada mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam dan trauma pada
waktu mengunyah memberikan dampak terhadap perubhan sel mukosa pipi.
Pada awalnya lesi tidak menimbulkan sistomo terlihat sbagai suatu daerah
eritomatus atau ulserasi yang kecil, daerah merah denga indurasi dan kadang
kadang dihubungkan denga leukoplakia. Pada pemeriksaan fisik rongga
mulut bagian pipi akan didapatkan adanyah ulserasi nudular dan infiltrative.
e. Gusi
Kangker pada gusi biasanya dihubungkan denga riwayat pasien mengisap
tanpa tebambakau. Daerah yang terlihat biasanya lebih sering pada gusi
bahwa atau mendibula dari pada gusi atas atau maksila. Pada pemeriksaan
fisik lesi awal erlihat sebagai ulkus, granuloma yag kecil ata sebagai nudol.
Inpeksi : dilihat adanyah inflamasi, perdarahan, retraksi dan perubahan
warna, kemudian bau nafas juga dicatat dan platm yang keras dikaji terhadap
warna dan bentuk.
f. Palatum

12
Predisposisi merokok meningkatkan resiko pada kanker palatum. Kebayakan
kanker palatum merupakan pertumbuha eksofitik dengan dasar yang halus
dan permukaan bernodul. Jika lesi terus berkembang akan mengisi seluruh
palutum.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.2. Pembahasan

Kanker rongga mulut pada tahapan awal sukar untuk dideteksi secara klinis

karena sering kali tidak menimbulkan gejala pada pasien yaitu perubahan –

perubahan yang menyertainya mungkin tidak begitu jelas hanya menghasilkan

perubahan yang sedikit dalam hal fungsinya, warana, tekstur, kontinuitas atau

13
konsisten dari jaringan yang dikenai. Akibatnya sering kali pasien datang ke dokter

gigi dengan lesi kanker mulut yag sudah dalam keadaan tahap lanjutan. Untuk itu

diperlukan suatu tindakan oleh dokter gigi untuk mendektesi lesi-lesi prakanker dan

kanker rongga mulut pada tahap dini. Lesi-lesi kanker pada tahap dini tidak dapat

diindentifikasi secara adekuat hanya dengan pemeriksaan visual saja.

BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kita sebagai dokter gigi harus mampu memdiagnosa penyakit kanker

rongga mulut dengan memelihat dari gejala yang di alamin pasien

seperti :

14
1.Bercak putih, bersisik, persiten

2. Bintik pigmen yang tiba-tiba ukurannya membesar

3. Ulser yang tidak smbuh-sembuh

4. Gusi bengkak dan berdarah yang tidak dihubungkan denga

obat-obatan

5. Asimetri wajah progresif

6. Gigi yang tanggal secara tiba-tiba, tanpa adanya riwayat trauma pada

rahang

4.2. Saran

Dengan di bahasnya masalah kanker rongga mulut pada malakah ini kita

sebagai dokter gigi akan lebih berhati-hati dan lebih memahami lagi

bagaimana jenis penyakit kanker rongga mulut, dan bagaimana cara

untuk perawatan kanker rongga mulut .

DAFTAR PUSTAKA

Coleman, G C; nelson, J.F. 1993, principles of oral diagnosa St louis

15
Mosby Year book. 211-214

Daftar, d. K : Mukti, P.R; Bhonsle, R.B [et.al]. 1992, oral squamus cell

Carcinoma, dalam prabhu S.R. Oral Diseases in the Tropics. New York.

Oxford Medical Publications. 429-446

16

S-ar putea să vă placă și