Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh:
Dosen:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
Universitas Indonesia
2
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
3
Sebagai upaya untuk menjaga agar setiap aktivitas manusia yang bersentuhan dengan
lingkungan hidup tidak membawa dampak negatif yang signifikan, maka dilakukan proses
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009,
kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Kesatuan upaya sistematis dalam mengusahakan
lingkungan yang lestari ini dapat diwujudkan dengan manajemen lingkungan. Manajemen
lingkungan merupakan sekumpulan aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, dan menggerakkan
seluruh sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan
yang telah ditetapkan (Purwanto, 2006).
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan berbagai perangkat manajemen lingkungan
hidup. Proses pengelolaan dimulai sejak dari lingkup proyek yang dilakukan sampai pada lingkup
internasional. Berikut merupakan penjelasan dari berbagai perangkat manajemen lingkungan hidup
yang digunakan mulai dari lingkup terendah (lingkup proyek) hingga lingkup tertinggi (lingkup
global)..
Universitas Indonesia
4
kegiatan tersebut. Kegiatan yang wajib melakukan AMDAL adalah apabila kegiatan tersebut
dilakukan di dekat situs konservasi lingkungan. Penilaian AMDAL dimulai sejak tahap pra-
konstruksi kegiatan dilakukan sampai pada tahap pasca operasi kegiatan.
Dokumen AMDAL meliputi:
a. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Merupakan ruang
lingkup studi penilaian dampak penting lingkungan (ANDAL) sebagai hasil dari adanya
pelingkupan hal-hal penting pada proyek tersebut.
b. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL). Merupakan hasil penilaian dampak penting
suatu rencana kegiatan atau kegiatan yang telah berlangsung secara mendetail.
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL). Merupakan sebuah dokumen yang memuat
upaya penanganan dampak penting yang dihasilkan dari kegiatan yang telah berlangsung
terhadap lingkungan hidup.
d. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Merupakan sebuah dokumen yang memuat
upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat
adanya rencana usaha/kegiatan yang dilakukan.
e. Surat Pernyataan Penanggungjawab untuk Melaksanakan RKL-UPL.
Universitas Indonesia
5
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup (Pasal 7 ayat 1 PERMEN LH No.
11 Tahun 2006).
Formulir isian UKL-UPL secara umum berisi:
a. Identitas pemrakarsa.
b. Rencana usaha dan/atau kegiatan.
c. Dampak lingkungan yang akan terjadi
d. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan.
e. Tanda tangan dan cap perusahaan.
1.3 PROPER
Berdasarkan PERMEN LH No. 06 Tahun 2013, PROPER (Program Penilaian
Peringkat Kerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) merupakan program
penilaian terhadap upaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun. Perusahaan akan melaporkan kegiatan pengelolaan lingkungan hidupnya secara
berkala ke Kementerian Lingkungan Hidup, Kemen LH di sini berfungsi sebagai pengawas
atas kegiatan pengelolaan hidup lingkungan perusahaan tersebut. Hasil dari mekanisme
pengawasan yang dilakukan oleh Kemen LH dapat berupa pemberian insentif atau disinsentif
kepada penanggub jawab usaha/perusahaan. Pemberian hasil kinerja ini bergantung pada
bagaimana kinerja penanggung jawab usaha/perusahaan dalam mengelola: a) pengendalian
pencemaran lingkungan hidup, b) pengendalian perusakan lingkungan hidup, dan c)
pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.
Penilaian kinerja penanggung jawab usaha/perusahaan dilakukan berdasarkan kriteria
Proper yang meliputi kriteria ketaatan (pemeringkatan biru, merah, dan hitam) dan kriteria
penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance, pemeringkatan hijau dan
emas). Maksud dari kriteria ketaatan adalah bagaimana perusahaan mampu menaati batas emisi
limbah yang disyaratkan serta menaati aturan pembuangan limbah yang diizinkan, seperti: 1)
persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya; 2) pengendalian pencemaran air; 3)
pengendalian pencemaran udara; 4) peraturan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3); dan 5) potensi kerusakan lahan.. Sedangkan kriteria beyond compliance adalah
bagaimana perusahaan mengatur manajemen pengelolaan lingkungannya, seperti: 1) kriteria
penilaian sistem manajemen lingkungan; 2) kriteria penilaian pemanfaatan sumber daya; dan
3) kriteria penilaian pemberdayaan masyarakat.
Proper dilaksanakan dengan tahapan berikut:
Universitas Indonesia
6
a. Persiapan
b. Penilaian peringkat
c. Penilaian Mandiri, dilakukan oleh perusahaan jika selama penilaian peringkat telah
mendapat hasil yang memuaskan berturut-turut.
d. Penapisan calon kandidat hijau.
e. Penilaian hijau dan emas.
f. Pengumuman
g. Tindak lanjut.
Universitas Indonesia
7
Dalam pelaksanaan ISO 14000, diperlukan dua hal penting: kebijakan lingkungan dan
aspek lingkungan. Kebijakan lingkungan disusun oleh perusahaan sebagai kerangka
perencanaan dan pengambilan tindakan pengelolaan lingkungan. Kebijakan juga disusun
sebagai bukti bahwa perusahaan berkomitmen untuk turut menjaga lingkungan sekitar.
Sedangkan aspek lingkungan merupakan proses mengidentifikasi setiap atribut lingkungan
dari produk, aktivitas, dan jasa yang dilakukan perusahaan. Aspek lingkungan dapat juga
dikatakan sebagai elemen dari tindakan, produk atau jasa yang dilakukan perusahaan adn
dapat berhubungan dengan lingkungan, menghasilkan dampak lingkungan positif dan/atau
negatif. Beberapa hal yang berpotensi sebagai aspek lingkungan dari suatu organisasi adalah:
polusi udara, limbah padat dan berbahaya, kontaminasi tanah, pembuangan air, pemakaian
energi, penggunaan bahan bakar baku dan sumber daya alam lain, penanganan dan
penyimpanan bahan-bahan berbahaya.
Universitas Indonesia
8
c. Upaya produksi bersih perlu diterapkan pada pola manajemen organisasi perusahaan dan
penanaman pada pola pikir dari pihak pemerintah maupun perusahaan yang terkait.
d. Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan, manajemen organisasi dan prosedur
sesuai dengan ketetapan yang telah disyaratkan.
e. Penggunaan prinsip 4R: Reuse, Reduction, Recovery, dan Recycling. Tidak seperti
konsep end-of-pipe treatments, pencegahan pencemaran dapat dilakukan pada berbagai
tahapan produksi yang dilakukan.
1.6 Ekolabel
Pada perkembangan dunia perdagangan internasional, penggunaan produk ramah
lingkungan menjadi semakin marak sebagai bentuk dukungan atas upaya perlindungan
lingkungan. Maka dari itu, penggunaan label ramah lingkungan atau Ekolabel menjadi sangat
penting. Ekolabel merupakan label, tanda, atau sertifikat pada suatu produk yang memberi
informasi kepada konsumen bahwa produk tersebut dalam daur hidupnya memberikan dampak
negatif lebih sedikit dibandingkan produk lainnya yang tidak menggunakan label ini
(HarianBernas.com, 2016). Beberapa landasan hukum pengembangan penggunaan Ekolabel di
Indonesia adalah sebagai berikut:
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 pasal 10 huruf E: mengembangkan perangkat
pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat proaktif.
ISO 14024, Type 1 – Ecolabelling: panduan sertifikasi ekolabel pada produk.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Produk-produk yang memiliki label Ekolabel adalah mereka yang memiliki dampak
besar terhadap lingkungan serta memiliki tingkat produksi dan konsumsi tinggi, adapun bentuk
produknya adalah: deterjen serbuk, tekstil dan produk tekstil, kertas cetak, produk kulit, sepatu
kasual, kertas tisu dan kertas kemasan. Saat ini, penerapan penggunaan Ekolabel bersifat
proaktif dan sukarela di mana pihak industri yang telah memenuhi kriteria dapat mengajukan
sertifikasi kepada LSE (Lembaga Sertifikasi Ekolabel) untuk memperoleh logo Ekolabel pada
produknya.
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
(Surat Pernyataan Program Kali Bersih) yang dilakukan kepada pihak industri untuk bersama-
sama menjaga kualitas air sungai (Kementerian Lingkungan Hidup RI, t.thn.). Dasar hukum
dari pelaksanaan program ini adalah KEPMEN LH No. 35 Tahun 1995 tentang Program Kali
Bersih, dengan tujuan di dalamnya adalah:
Tercapainya kualitas air sungai yang baik, sehingga dapat meningkatkan fungsi sungai
dalam menunjang pembangunan wilayah yang berkelanjutan.
Terbentuknya sistem kelembagaan yang mampu melaksanakan pengendalian pencemaran
sungai.
Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam pengendalian pencemaran
air, khususnya sungai.
Sebagai salah satu contoh, DLH Kota Surakarta, membentuk dua kegiatan:
a. Pembentukan POKJA Sungai, merupakan kelompok kerja yang ditunjuk untuk ikut serta
dalam kebersihan, perlindungan, dan konservasi sungai.
b. Sosialisasi Padat Karya, merupakan kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai. Dilakukan dengan
cara melibatkan masyarakat secara langsung terhadap normalisasi perairan sungai.
Universitas Indonesia
11
Menteri Dalam Negeri dan di bawah tanggung jawab Kepala Bapedal. Pihak Gubernur
melaksanakan pemantauan dan evaluasi kualitas udara setiap tiga bulan sekali kepada Menteri
Lingkungan Hidup, Menteri Dalam Negeri, dan Kepala Bapedal.
2.3 Adipura
Berdasarkan PERMEN LH No. 53 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Program
Adipura, program Adipura merupakan program kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang berlingkup nasional, berupa pemantauan terhadap capaian kinerja pemerintah
kabupaten/kota dalam pengelolaan wilayah kabupaten/kota selama periode pemantauan, dan
bertujuan untuk mewujudkan wilayah yan berwawasa lingkungan menuju pembangunan yang
berkelanjutan. Lalu, berdasarkan PERMEN LH No. 99 Tahun 2018, Adipura diberikan kepada
kabupaten/kota yang memenuhi syarat sebagai kabupaten/kota yang memiliki kinerja
pengelolaan lingkungan yang baik, menggabungkan unsur sosial, ekonomi, dan lingkungan
untuk membentuk wilayah layak huni yang tercermin dari masyarakat kabupaten/kota yang
peduli lingkungan.
Terdapat beberapa tahapan pemantauan lingkungan kota yang dilaksanakan selama
periode penilaian Adipura berlangsung:
a. Pemantauan pertama (P1) dan/atau Pemantauan kedua (P2) merupakan pemantauan
program Adipura yang dilakukan dari bulan Juni tahun berjalan sampai bulan Juni tahun
berikutnya. Dilakukan untuk mengumpulkan data-data awal (P1), dan data-data
tambahan (P2)
b. Pemantauan verifikasi (PV) merupakan pemantauan yang dilakukan untuk mengevaluasi
nilai capaian kinerja periode pemantauan sebelumnya dengan periode pemantauan
berjalan dan kondisi faktual wilayah. Dilakukan jika hasil pelaksanaan P1 dan/atau P2
memenuhi paling sedikit nilai batas bawah pada setiap bidang yang dipantau.
Adapun berbagai jenis penghargaan Adipura yang dapat diperoleh oleh pemerintah kota
dan/atau kabupaten adalah: a) Adipura Kencana, merupakan Adipura diberikan kepada
kabupaten/kota yang memenuhi syarat sebagai wilayah berkelanjutan; b) Adipura; c) Sertifikat
Adipura; dan d) Plakat Adipura. Hal-hal yang dipantau selama proses verifikasi Adipura, dalam
hal capaian kinerja dan sistem manajemennya, adalah sebagai berikut:
Pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau.
Pengendalian pencemaran air.
Universitas Indonesia
12
Seluruh kegiatan Pantai dan Laut Lestari dapat dikategorikan menjadi empat kategori
utama: Program Bandar Indah, Program Pantai Wisata Bersih, Program Mangrove Lestari, dan
Program Terumbu Karang Lestari. Keempat komponen kegiatan ini mencakup berbagai
kegiatan yaitu:
Inventarisasi dan identifikasi Konservasi biota yang dilindungi.
masalah. Pemberdayaan masyarakat dan
Peningkatan daya guna dan hasil stakeholders lainnya.
guna. Pemantauan dan evaluasi.
Penurunan beban pencemaran dan
limbah industri.
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Perlindungan terhadap setiap bentuk keanekaragaman hayati ini dilakukan melalui program
perlindungan ekosistem (contoh: Prokasih, Program Langit Biru) maupun program
perlindungan lingkungan proyek (contoh: Amdal, UKL-UPL). Hal ini dilakukan untuk
menjaga keberlangsungan lingkungan hidup sebagai satu-satunya penyedia sumberdaya alam
yang digunakan manusia untuk menunjang proses pembangunan yang berkelanjutan. Secara
garis besar, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui tahapan: a)
inventarisasi lingkungan hidup; b) penetapan wilayah ekoregion; dan c) penyusunan RPPLH
(rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup), merupakan dokumen perencanaan
tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
sebagai gambaran mengenai dampak sosial dan lingkungan yang sedang terjadi dan
gambaran mengenai kejadian di masa mendatang. Contoh: pemberlakuan tarif
transportasi umum, tarif air, dan sebagainya.
b. Right-based instruments. Pemerintah menetapkan batas penggunaan jumlah kualitas
dan/atau kuantitas dari bahan-bahan pokok yang digunakan untuk usaha, pemberlakuan
kebijakan ini bergantung pada jenis barang dan jasa yang akan dihasilkan. Contoh:
larangan penukaran air, program pembatasan lahan parkir.
c. Market friction reduction instruments. Pemberlakuan mekanisme pasar tertentu untuk
meningkatkan efektivitas keberlangsungan pasar dengan cara meningkatkan informasi
dan gambaran menegnai pertumbuhan pasar. Contoh: pemberian label pada produk
ramah lingkungan, lokasi parkir bagi kendaraan elektrik, dan perluasan lahan hijau.
3.3 Peraturan
Pemerintah telah menyusun berbagai peraturan mengenai perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, di antaranya:
a. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH). Secara garis besar berisi anjuran langkah perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui penyusunan instrumen kebijakan manajemen lingkungan, serta
berisi tentang larangan melakukan pencemaran, memasukkan benda berbahaya dan
beracun (B3), memasukkan limbah ke media lingkungan hidup, melakukan pembukaan
lahan dengan cara membakar, dan lain sebagainya.
b. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Secara garis besar
mengatur dua instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu
instrumen kajian lingkungan hidup (Amdal dan UKL-UPL) dan instrumen izin
lingkungan. Keduanya merupakan satu-kesatuan instrumen manajemen lingkungan, dan
Universitas Indonesia
17
berlaku pada saat perencanaan (izin lingkungan) dan saat operasional (izin PPLH). PP
ini juga menggantikan PP 27 tahun 1999 tentang Amdal.
c. PERMEN LH No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Amdal. Secara garis besar, rencana usaha dan/atau kegiatan yang
dilakukan di dalam kawasan lindung dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
lindung wajib memiliki Amdal. Di luar kriteria tersebut, maka kegiatan usaha tidak
memerlukan Amdal melainkan hanya perlu mengisi dokumen UKL-UPL saja.
d. PERMEN LH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Lingkungan Hidup.
Secara garis besar berisi tentang pedoman penyusunan dokumen Amdal
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
dilakukan untuk mengurangi jumlah pemakaian ODS adalah dengan mengganti produk yang
menggunakan CFC dengan produk yang mengandung HSCS (memiliki kandungan ODS lebih
sedikit), namun langkah ini masih belum efektif. Tantangan selanjutnya dalam pelaksanaan
program ini adalah mewujudkan penggunaan program dengan tidak ada kandungan ODS sama
sekali.
Universitas Indonesia
20
BAB 5 – REFERENSI
Ardiansyah, T. (2017, Desember 28). Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkatan, dan
Klasifikasi. Diambil kembali dari ForesterAct!:
https://foresteract.com/keanekaragaman-hayati/
Center for International Forestry Research (CIFOR). (2010, Juni). UKL - UPL. Diambil
kembali dari ILEA - Integrated Law Enforcement Approach:
https://www.cifor.org/ilea/_ref/ina/indicators/forestbusiness/Permit/UKL-UPL.htm
DLH Kota Surakarta. (2017). Program Kali Bersih (Prokasih) Tahun 2017. Diambil kembali
dari DLH Kota Surakarta: http://dlh.surakarta.go.id/new/?p=ss&id=165
Kementerian Lingkungan Hidup RI. (t.thn.). Pantai dan Laut Lestari. Diambil kembali dari
Kementerian Lingkungan Hidup RI: http://www.menlh.go.id/pantai-dan-laut-lestari/
Kementerian Lingkungan Hidup RI. (t.thn.). Prokasih. Diambil kembali dari Kementerian
Lingkungan Hidup RI: http://www.menlh.go.id/prokasih/
Purwanto, A. T. (2006). Manajemen Lingkungan: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan. Diambil
kembali dari http://andietri.tripod.com/jurnal/Manajemen_Lingkungan_x.pdf
Redaksi GRESNews.com. (2015, Maret 18). Apa Itu Good Governance? Diambil kembali
dari GRESNews.com: http://www.gresnews.com/berita/tips/96708-apa-itu-good-
governance/
Universitas Indonesia
21
Regional Activity Centre for Sustainable Consumption and Production. (t.thn.). Cleaner
Production: What is it? Diambil kembali dari
http://www.cprac.org/en/sustainable/production/cleaner
UN Environment. (t.thn.). The Cartagena Protocol: About the Protocol. Diambil kembali
dari Convention of Biological Diversity: https://bch.cbd.int/protocol/background/
United Nations Development Programme. (2014). Montreal Protocol. Diambil kembali dari
Sustainable Development: Environment and Natural Capital:
http://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development/environment-
and-natural-capital/montreal-protocol.html
WWF Indonesia. (t.thn.). Sekilas Tentang Protokol Kyoto. Diambil kembali dari Negotiation:
Kyoto Protocol:
https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/solusikami/negoti
ation_kyoto_p.cfm
Universitas Indonesia