Sunteți pe pagina 1din 18

1.

Teori Akuntansi Keprilakuan

1.1 Akuntansi Konvensional

Menurut Sophar Lumbantoruan menyatakan bahwa Akuntansi merupakan:


“suatu alat yang digunakan untuk bahasa bisnis yang dimana informasi yang disampaikan
hanya bisa dipahami jika mekanisme akuntansi sudah dimengerti.
Sedangkan Dr.M.Gede mendefenisikan sbb:
“Akuntansi ialah suatu ilmu pengetahuan terapan dan seni dalam pencatatan yang
dilakukan secara terus menerus menurut aturan dan sistemnya, pengolahannya dan
analisis catatan tersebut yang sehingga tersusun suatu laporan keuangan yang sebagai
suatu pertanggungjawaban dari suatu pimpinan perusahaan ataupun lembaga terhadap
kinerjanya.”
Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas ditawarkan
oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan
pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi. Akuntansi
didefenisikan dengan acuan pada konsep informasi kuantitatif yaitu “akuntansi adalah aktivitas
jasa” fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif,terutama yang bersifat
keuangan,mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi, yaitu dalam menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif yang
ada,baik dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan staf
personil,yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan,
penginvestasikan,dan pengambilan keputusan operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah
kelompok pemegang saham,kreditor,serikat buruh, analis keuangan, dan para agen pemerintah.
Dengan demikan,informai keuangan melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi
keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi
investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan
sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.

1
3. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat menunjukan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan perusahaan
dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-sumber
pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan
arus kas masuk kedalam perusahaan.

1.2 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi


Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan
sistem sosial kita. Tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses
sebagai pengambilan keputusan,sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang
kompleks dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara
keseluruhan harus memiliki sasaran, input output, dan lingkungan untuk mencapai target geser
yang telah ditetapkan.

1.3 Akuntansi adalah Sistem


Manajemen, pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan sistem.
Umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem meliputi para
pemakai,analis,dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan kebutuhan pemakai
sistem,mengembangkan spesifikasi teknis dan mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan
karyawan perlu di lakukan secara terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan.
Filosofi dari perancangan sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk perilaku
dan pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks organisasional.
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang
menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi, jackson (1986)
mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak dalam pengembangan
sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
1. Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem

2
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada teknis nya
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat
yang di peroleh
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan
keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem


Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasi
a. Kandungan proses a. Pengendalian rencana
a. Integrasi Sistem
perencanaan strategis implementasi
b. Tingkat rincian b. Keterbatasan sumber
b. Kegunaan rencana
rencana proyek daya
c. Keterpaduan dalam c. Pencapaian tujuan
c. Integrasi hardware
rencana perencanaan
d. Pengkoordinasian
d. Perencanaan proyek
tindakan perencanaan

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari
kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya ada pada semua tahap yang
dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis,
perancangan, implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini,
Ives dan Olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi, yaitu:
1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement).
2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen).
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice).
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control).
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing).
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong control).

3
1.4 Akuntansi adalah Informasi
Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi, suatu fenomena menjadi menarik
dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi berarti akan menguasai dunia
dan siapa yang menguasai informasi akan memenangkan persaingan. Penguasaan informasi
menjadi sangat dominan,bahkan informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya,oleh karena
itu perusahaaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh Bodnar dan
Hopwood (1995) yang terdiri atas:
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi
masalah sistemdan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
2. Perencanaan sistem,yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh
proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem,yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat
menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti
itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai
fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut

2. Perkembangan Akuntansi Keprilakuan


2.1 Ilmu Keperilakuan

Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatife baru. Konsep tersebut begitu luas
sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan mencakup
bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi maupun observasi,
perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan ilmu keperilakuan adalah
memahami, menjelaskan, dan memprediksikan perilaku manusia sampai pada generalisasi yang
ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara
impersonal oleh ilmuwan lainnnya yang tertarik.

2.2 Perspektif Berdasarkan perilaku manusia : Psikologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial

4
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan psikologi
sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk
menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki
perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana
cara individu bertindak.
Seseorang dapat disebut sebagai sosiolog adalah orang yang mempelajari manusia dalam
hubungannya dengan sesama manusia. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika
mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia dijelaskan
dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada
seseorang sebagai suatu organisasi. Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha
mengukur, menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep
baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial.
Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik.
Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika
kelompok. Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam
bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, cara-cara dalam
kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses pengambilan keputusan kelompok.
1. Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi dari sejumlah disiplin
ilmu keperilakuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial.
1) Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, mejelaskan
dan terkadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog
2) Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perkembangan masyarakat .Sosiologi merupakan cabang Ilmu
Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia
3) Psikologi Sosial

5
Dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan dengan persoalan perasaan,
motivasi, kepribadian, dan sejenisnya yang berkaitan dengan individu.
Sementara, sosiologi secara umum cenderung berkaitan dengan persoalan
kemasyarakatan .Kajian utama psikologi adalah persoalan kepribadian, mental,
perilaku, dan dimensi – dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai
individu.
4) Antropologi
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik yang meneliti manusia pada tiap
waktu dan tiap dimensi kemanusiaan

2. Ilmu Politik
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik serta
deksripsi dan analisis terhadap system politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi
akademis, teori dan riset. Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan
dalam pengambilan keputusan, peran dan system pemerintahan termasuk pemerintah dan
organisasi internasional, serta perilaku politik dan kebijakan publik.

2.3 Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al. 1989).
Istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi seluruh desain
alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain
akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain
pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih terinci ruang
lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:
a. mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti
bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi;

6
b. mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti
bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama;
c. metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

Menurut Schiff dan Lewin (1974), ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan,
diantaranya yaitu:

a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajemen


Teori organisasi modern memiliki perhatian dalam membahas perilaku komponen
entitas perusahaan sebagai dasar pemahaman tindakan dan motif mereka. Teori
organisasi modern melihat interaksi antar elemen organisai guna mendukung tujuan
organisasi.Teori organisasi modern lebih konsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan
organisasi, motivasi dan karakteristik menyelesaikan masalah.
b. Penganggaran dan Perencanaan
Fokus pengganggaran dan perencanaan yakni formulasi tujuan organisasi dan interaksi
perilaku individu. Sebagian dimensi penting dalam area ini merupakan proses
partisipasi penganggaran, level kesulitan mencapai tujuan, level aspirasi, dan adanya
konflik antara tujuan individu dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan
individu dan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial dalam pengembangan
organisasi.
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan lebih berfokus pada teori dan model tentang pengambilan
keputusan. Ada teori model normatif, paradoks, deskriptif dalam pengambilan
keputusan. Teori normatif yakni bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan.
Teori Paradoks yakni sesuatu yang bertentangan dengan teori normatif, dan model
deskriptif membahas apa yang terjadi pada saat orang mengambil keputusan menurut
fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan. Informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.
d. Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam suatu organisasi, semakin besar organisasi,

7
maka membutuhkan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian
sering dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap
lingkungan. Dimensi penting dalam pengendalian diantaranya seperti struktur
organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi, dan hubungan antara
hirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal yakni
diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah satu kunci dalam pengendalian
operasional organisasi.

e. Pelaporan Keuangan
Aspek perilaku dan pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan keandalan
informasi akuntansi dan relevasi informasi akuntansi untuk investor. Perataan laba
merupakan bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen
memiliki manajemen informasi khusus untuk kepentingannya.

Adapun perkembangan sejarah dan peran riset dalam akuntansi keprilakuan yaitu :
1. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam
lima aliran (school), yaitu pengendalian manajemen (management control), pemrosesan
informasi akuntansi (accounting information processing), desain sistem informasi
(information system design), riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional
(organizational sociology).
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntasi manajemen, khususnya budgeting. Namun, cakupannya terus berkembang dan
bergeser kearah akuntansi keuangan , system informasi akuntansi, dan audit. Riset
akuntansi keperilakuan telah berkembang sedemikian rupa sehingga tinjauan literatur telah
menjadi terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan yang
spesifik seperti porses kognitif, atau riset keperilakuan pada satu topik khusus seperti audit
sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan
akuntansi secara stimulant dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain secara
menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu
terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan para

8
direktur (Chief Executive Officer-CEO), direktur keuangan (Chief Financisl Officer-CFO)
dan penyusun rencana strategis lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil.
Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik
berikut :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang
dan kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.
2. Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan
atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan
(Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang
berhubungan dengan:
1) Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2) Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik
karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3) Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan

2.4 Dimensi Akuntansi Keprilakuan


Para akuntan dan manajer professional menyadari kebutuhan akan tambahan informasi
ekonomi yang dihasilkan system akuntansi. Oleh karena itu informasi ditambah tidak hanya
melaporkan data-data keuangan tetapi data-data non keuangan yang terkait dalam proses
pengambilan keputusan. Sehingga para akuntan wajar memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan
dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh system.

9
Sangatlah banyak keuntungan ekonomi dan keuntungan manusia yang didapat dari
pengenalan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Riset menunjukkan bahwa jika seorang Manager
yang sadar terhadap aspek keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang yang terlibat
guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi tersebut, apakah
menguntungkan atau sebaliknya, dan apakah mereka takut dengan inovasi itu. Untuk itu dapat
disimpulkan tujuannya adalah mengukur dan mengevaluasi faktor-faktor keperilakuan yang
relevan dan mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan eksternal.

2.5 Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional


Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi dapat menjadi lebih baik
jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan mengakui adanya fakta
ini melalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan pengungkapan penuh (full disclosure).
Bentuk lanjut dari gambaran ekonomi suatu perusahaan secara logis memerlukan aplikasi
dari prinsip pengungkapan penuh. Untuk itu diperlukan suatu masukan informasi keperilakuan
guna melengkapi data keuangan dan data lain yang dilaporkan. Sejak meningkatnya pengakuan
terhadap beberapa aspek perilaku dan sosial dari akuntansi belakangan ini, terdapat suau
kecenderungan untuk memandang bagian akuntansi yang lebih substansial secara lebih luas.
Menurut pandangan para akuntan perusahaan dan masyarakat akademis mulai mengambangkan
perspektif mereka sendiri dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai
pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

3. Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior
science), teori-teori akuntansi keperilakuan berasal dari adanya suatu riset atas perilaku
manusia dalam suatu organisasi. Sehingga peran dari riset dalam pengembangan ilmu tersebut
tidak dapat diragukan.

3.1 Pendekatan Normatif ke Deskriptif

10
Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang mengacu pada suatu norma atau
aturan. Dimana pendekatan ini mengacu atau menetapkan manusia untuk bersikap dan
memiliki pola prilaku yang bersifat ideal dan yang sepatutnya dimiliki oleh manusia.
Sedangkan, pendekatan deskriptif merupakan suatu pendekatan yang dilakukan
guna memperoleh suatu deskripsi, gambaran dari suatu peristiwa. Dalam pendekatan atau
penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah yang terjadi di masyarakat serta situasi-
situasi tertentu. Selain itu pendekatan ini juga mempelajari mengenai kegiatan, sikap ,
pandangan masyarakat, serta proses dan pengaruh dari adanya suatu peristiwa atau
fenomena.

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen


masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan
harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset
diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset
tersebut masih bersifat normatif yang mengangkat permasalahan tentang desain
pengendalian manajemen dengan berbagai model matematis.

Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset
akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha
untuk menghubungkan desain sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih
bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

3.2 Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi


Pendekatan universal merupakan pendekatan yang dilakukan tanpa melihat adanya
suatu perbedaan dalam masyarakat, seperti halnya perbedaan kulit, agama, ataupun budaya.
Dimana pendekatan ini dipercaya dapat diterapkan kepada seluruh masyarakat tanpa
memandang apapun.
Sedangkan, pendekatan kontijensi merupakan suatu pendekatan dimana mengacu
pada cara berpikir yang komparatif atau berdasarkan perbandingan diantara teori-teori yang
sudah ada atau yang sudah dikenal. Selain itu pendekatan ini juga melihat keadaan dan

11
karakteristik lingkungan dimana pendekatan ini diterapkan. Dimana mengarah untuk
keluar dari prinsip yang dapat diterapkan dan menuju pada pinsip yang situasional.

Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal


(universalistic approach). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan,
maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam
bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).

Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan


mengidentifikasi berbagai variabel kontijensi yang mempengaruhi perancangan dan
penggunaan sistem pengendalian. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang
mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas dan faktor-faktor eksternal


lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti
proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, dan
ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau
keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya

4. ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI


Adanya suatu peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai
dasar untuk memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Saat ini,
keterampilan matematis telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang
kompleks. Demikian pula dengan adanya kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang
memungkinkan pengguna untuk dapat mengolah dan menyediakan dengan cepat.
Kesempurnaan dari teknologi tersebut tidak dapat didasarkan hanya pada efektivitas dari
pelaksanaan suatu prosedur akuntansi, tetapi juga bergantung pada perilaku orang- orang
dalam suatu perusahaan dalam penggunaan teknologi tersebut.
4.1 Akuntansi adalah Tentang Manusia

12
Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi
yang dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005). Berdasarkan
pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek
operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dan para akuntan belum pernah
mengoperasikan akuntansi pada sesuatu yang fakum.

Para akuntan membuat beberapa asumsi secara berkelanjutan mengenai bagaimana


mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan
menggunakan informasi akuntasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan
menggunakan informasi akuntansi, serta bagaimana agar sistem akuntansi mereka sesuai
dengan kenyataan manusia dan memengaruhi organisasi. Penjelasan tersebut menunjukkan
adanya aspek keperilakuan dalam akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun
informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi.

Dari pengalaman dan praktik, masih banyak sistem akuntansi yang dihadapkan
pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan terkadang sampai
menyebabkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi menjadi meragukan.
Pandangan akuntan cenderung bersifat parsial atau tidak menyeluruh, terbatas oleh waktu,
sementara mereka bekerja dalam suatu organisasi yang kompleks, sehingga dari suatu
kehidupan organisasi semua aspek tidak dapat dihubungkan satu sama lain tanpa tekanan.
Namun, sebagai petunjuk tindakan, pandangan ini juga siap menghadirkan suatu
kompromi, dan bertindak sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk
tidak berdampingan dengan hal-hal yang tidak bertanggung jawab.

Dalam pandangan ini, pengertian yang lebih mendalam dapat diperoleh dari
pemahaman atas perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Dengan menganalisis secara sistematis
hubungan antara sistem akuntansi, bentuk pengendalian, sikap manusia, dalam
pengambilan keputusan, serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat memusatkan
perhatiannya keluar. Dengan demikian, hal tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya
konflik dan pertentangan dari banyaknya permasalahan akuntansi, serta tidak
menyebabkan potensi organisasi dan akuntansi itu sendiri diragunkan.

4.2 Akuntansi adalah Tindakan

13
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk mengelola dan
mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif, manajer sebaiknya
mengonsntrasikan perhatian mereka pada bidang – bidang dimana hasil aktual
menyimpang secara substansional dari tujuan yang dianggarkan atau standar
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan
organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah
dimana hasil nyata berbeda dengan target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya
perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang telah jelas yang menerima
perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan
kinerja sebagai alat yang menekankan kegagalan.

Dalam suatu organisasi, semua anggota memiliki tugas atau peran yang harus
dilaksanakan guna tercapainya tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa
besar porsi dan rasa tanggungjawab terhadap pencapaian tujuan. Tanggungjawab dari
masing-masing anggota dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Tercapainya tujuan
tersebut juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam
memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota
organisasi akan sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut.

Jika suatu anggaran telah ditetapkan untuk dilaksanakan oleh suatu unit kerja dalam
organisasi, maka anggaran itu akan berinteraksi dengan para individu dalam organisasi
tersebut. Dimana masing-masing individu tersebut mempunyai tugas masing-masing untuk
menggunakan anggaran tersebut dan sekaligus bertanggungjawab untuk mencapai tujuan
organisasi. Keselarasan tujuan antara individu dan organisasi diperlukan untuk
mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan organisasi. Tujuan tersebut akan lebih
mudah diwujudkan jika anggota memahami dengan baik dan patuh terhadap kesepakatan
dan aturan yang ditetapkan dalam penggunaan anggaran.

Proses penyusunan anggaran juga akan paling efektif jika dimulai dari tingkat
organisasi atau tingkat jaringan paling bawah untuk mana anggaran disusun dan kemudian
diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui suatu rantai komando yang berbentuk
seperti piramida. Setiap orang bertanggung jawab atas suatu pusat biaya dianggap
bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi-estimasi anggaran untuk pos-pos beban

14
yang dapat dikendalikan olehnya. Pada tingkat wewenang selanjutnya, estimasi-estimasi
tersebut ditinjau, dikoordinasikan, dan dimodifikasi ketika diperlukan, sampai estimasi-
estimasi tersebut akhirnya digabungkan kedalam anggaran operasi secara keseluruhan pada
tingkat manajemen puncak.

5. LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Akuntansi keperilakukan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan
untuk pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan.
Ini merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta
hubungannya dengan penerapan sistem informasi akuntansi.

Dalam akuntansi keperilakukan perilaku manusia menjadi salah satu pertimbangan


dalam pengambilan keputusan, karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari organisasi
tersebut. Sehingga hal ini menjadi salah satu elemen penting yang harus ada pada setiap
laporan oleh akuntan. Berikut ini ialah ruang lingkup akuntansi keperilakukan yaitu:
a. Aplikasi dari konsep ilmu keprilakuan terhadap disain kontruksi system
akuntansi.
b. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
c. Dengan cara mana informasi diproses untuk membantu pengambilan
keputusan.
d. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku-
perilaku para pemakai data.
e. Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku,cita-cita
serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi pemakaian data.
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar
a. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan
penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi,
yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi
sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain sistem
pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.

15
b. Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
c. Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul
istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan
sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk
sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi terdapat resistensi di situ.
Di masa lalu, akuntan konsen semata-mata pada pengukuran pendapatan dan biaya
dan studi kinerja untuk memprediksi masa akan datang. Mereka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu telah menghasilkan perilaku manusia masa lalu dan kinerja masa lalu itu
sendiri merupakan faktor yang akan mempengaruhi perilaku masa akan datang. Mereka
kurang melihat fakta bahwa ada beberapa yang harus dipahami dari kontrol organisasi yang
harus dimulai dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, dan aspirasi
individu yang berinteraksi di dalam organisasi/perusahaan.
Akuntan keperilakuan focus pada hubungan antara perilaku manusia . dan sistem
akuntansi. Mereka menyadari bahwa, proses akuntansi meliatkan penyimpulan jumlah
yang besar dari kejadian ekonomi yang merupakan hasil dari perilaku manusia dan bahwa
pengukuran akuntansi itu sendiri meupakan faktor yang mempengaruhi perilaku, dimana
hal itu yang menentukan kesuksesan kejadian ekonomi tersebut.
Akuntan keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat mamaparkan desain
sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, ssemangat, dan produktivitas.
Definisi paling akhir dari akuntansi di akademik dan profesional mencakup atau
mengimplikasikan pengukuran dan pengkomunikasian data ekonomi untuk pengambilan
keputusan yang beragam dan tujuan-tujuan lainnya.
Pengenalan ilmu keperilakuan terhadap akuntansi sangat penting bagi
pengembangan profesi, dimana hal itu dapat membuka pengetahuan baru yang akuntansi
profesional harus dapat lebih familiar. Kesadaran akan hubungan antara perilaku manusia
dan akuntansi telah menghasilkan akuntan dengan alat lain untuk menyelesaikan problem
organisasional.

16
DAFTAR PUSTAKA
Sasoengko, Noer. 2009. Dikutip dari :

17
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.com/2009/07/pengantar-akuntansi-
keperilakuan_9945.html (dikases pada 28 Agustus 2018)
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Suartana, 1 Wayan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, ANDI, Yogyakarta.

http://www.dosenpendidikan.com/akuntansi-keperilakuan-pengertian-ruang-lingkup-manfaat-
masalah/ (diakses pada 1 September 2018)
http://dominique122.blogspot.com/2015/04/konsep-ilmu-keperilakuan.html (diakses pada 1
September 2018)
http://www.pelajaran.co.id/2017/30/pengertian-akuntansi-keperilakuan-manfaat-aspek-dan-
ruang-lingkup-akuntansi-keperilakuan.html (diakses pada 1 September 2018)
https://dokumen.tips/documents/aspek-prilaku-manusia-dalam-akuntansi.html (diakses pada 1
September 2018)

18

S-ar putea să vă placă și