Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Anstract
Small and Medium Enterprises ( SMEs ) is one important part of the Indonesian economy .
The growth of SMEs experiencing increasing from 2001 until 2007 . However , in Central
Java BPS data, 2012 has showed a decrease in the amount of SMEs from 2007 until 2011.
The conditions indicate the existence of problems that effect to the business performance
. Several factors related with the performance of SMEs is entrepreneurship orientation and
internal resources. This research has analyzed the effect entrepreneurship orientation and
internal resources to competitive advantage and performance of SMEs furniture in Jepara.
The results of data analyze showed that entrepreneurship orientation has a positive and
significant effect on competitive advantage and has a positive and significant effect on
performance . Internal resources has a positive and significant effect on competitive
advantage and has a positive and significant effect on performance . Entrepreneurship
orientation and internal resources have positively and significantly effect performance either
directly or indirectly.through.competitive.advantage. Based on of these results , managerial
implications that can be recommended is an increase in performance can be achieved with
a more proactive and innovative to create a quality product and market preferred . The
businessmen should expand the entrepreneurial ability to dig up more information through
various media . Increasing the skills of employees can be done through training . This effort
done so that the furniture company able to compete in the global market place .
Key Words:
entrepreneurship orientation, internal resources, competitive advantage, performance
eksternal yang dihadapi Usaha Kecil dan kualitas sumberdaya manusia khususnya dalam
Menengah (UKM) pada umumnya adalah: (1). hal manajemen, organisasi, teknologi, dan
Belum tuntasnya masalah penanganan aspek pemasaran, 2). Lemahnya rata-rata kompetensi
legalitas badan usaha dan kelancaran prosedur kewirausahaan. 3). Terbatasnya kapasitas
perizinan, pelaksanaan persaingan usaha yang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk
sehat, penataan lokasi usaha dan otonomi mengakses permodalan, teknologi informasi,
daerah, khususnya kemauan daerah untuk pasar dan faktor produksi lainnya.
melaksanakan pemberdayaan Usaha Kecil dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga
Menengah (UKM), (2). Kecapatan pulihnya masih menghadapi berbagai permasalahan yang
kondisi ekonomi secara makro akibat kenaikan terkaitan dengan iklim usaha seper ti: (1).
BBM dan energi lainnya yang sangat Besarnya biaya transaksi, perpanjangan proses
berpengaruh terhadap kegiatan produksi Usaha perizinan dan timbulnya berbagai pungutan (2).
Kecil dan Menengah (UKM), (3). Masih Praktek usaha yang tidak sehat. Disamping
terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga itu otonomi daerah yang diharapkan mampu
keuangan khususnya kredit investasi, (4). mempercepat tumbuhnya iklim usaha yang
Terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa kondusif bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
pengembangan usaha bagi Usaha Kecil dan ternyata belum menunjukkan kemajuan yang
Menengah (UKM), (5). Terbatasnya sumberdaya merata. Bahkan beberapa daerah memandang
finansial untuk usaha mikro. bahwa Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Perkembangan Usaha Kecil dan sebagai sumber pendapatan asli daerah dengan
Menengah (UKM) yang semakin meningkat dari mengenakan pungutan-pungutan baru bagi
segi kuantitas ternyata belum diimbangi dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sehingga
peningkatan kualitas Usaha Kecil dan Menengah biaya usaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
(UKM) yang memadai. Penguasaan asset menjadi meningkat.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga sangat Meskipun peranan Usaha Kecil dan
kecil dibandingkan dengan penguasaan asset Menengah (UKM) dalam perekonomian
perusahaan besar dimana penguasaan asset Indonesia memegang peranan yang sangat
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) hanya sentral, namun kebijakan pemerintah maupun
sebesar 8 persen padahal jumlah perusahaan peraturan pendukungnya sampai sekarang
mencapai 49,840 juta, sedangkan penguasaan dipandang belum optimal. Sehingga dalam
asset perusahaan besar mencapai 58 persen pelaksanaannya Usaha Kecil dan Menengah
meskipun jumlah perusahaan hanya sebanyak (UKM) masih menghadapi berbagai
4,52 ribu. Masalah yang masih dihadapi adalah permasalahan. Menurut Urata (2000) masalah
rendahnya produktifitas sehingga menimbulkan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah
kesenjangan antara usaha ekonomi kecil (UKM) dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
menengah dan besar. Berdasarkan harga masalah keuangan dan masalah non keuangan
konstan tahun 1993, produktivitas per unit usaha (organisasi manajemen). Masalah yang
selama 2000-2003 tidak menunjukkan termasuk dalam masalah keuangan diantaranya
perkembangan yang berarti, yaitu usaha kecil adalah: (1). Kurangnya kesesuaian (terjadinya
dan mikro masih berkisar Rp. 4,3 juta dan usaha mismatch) antara dana yang tersedia dan dana
menengah berkisar Rp. 1,2 miliar. Rendahnya yang dapat diakses oleh Usaha Kecil dan
produktivitas ini berkaitan dengan: 1). Rendahnya Menengah (UKM). (2). Tidak adanya
pendekatan yang sistematis dalam pendanaan pinjaman baik dari bank maupun modal ventura
Usaha Kecil dan Menengah (UKM). (3). Biaya karena kebanyakan pengusaha kecil mengeluh
transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh berbelitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan
prosedur kredit yang cukup rumit sehingga tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga tidak
menyita banyak waktu sementara jumlah kredit terlalu tinggi, (3). Masalah menyusun
yang dikucurkan sangat kecil. (4). Kurangnya perencanaan bisnis karena persaingan merebut
akses ke sumber dana yang formal, baik pasar semakin ketat, (4). Masalah akses
disebabkan oleh ketiadaan bank dipelosok terhadap teknologi terutama bila pasar dikuasai
maupun tidak tersedianya informasi yang oleh perusahaan/group bisnis ter tentu dan
memadai. (5). Bunga kredit untuk investasi selera konsumen cepat berubah; (5) Masalah
maupun modal kerja yang tinggi. (6). memperoleh bahan baku karena adanya
Banyaknya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) persaingan yang ketat dalam mendapatkan
yang belum bankable, baik disebabkan karena bahan baku, (6). Masalah perbaikan kualitas
belum adanya manajemen keuangan yang barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah
transparan maupun kurangnya kemampuan menggarap pasar ekspor karena selara
manajerial dan keuangan. konsumen berubah cepat, pasar dikuasi
Sedangkan masalah yang termasuk perusahaan ter tentu dan banyak barang
dalam masalah non keuangan (organisasi pengganti, (7). Masalah tenaga kerja yang sulit
manajemen) diantaranya adalah: (1) Kurangnya karena sulit mendapatkan tenaga kerja yang
pengetahuan atas teknologi produksi dan kendali terampil.
mutu yang disebabkan oleh minimnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
kesempatan untuk mengikuti perkembangan Jawa Tengah menghadapi permasalahan yang
teknologi ser ta kurangnya pendidikan dan relatif sama dengan masalah Usaha Kecil dan
pelatihan. (2) Kurangnya pengetahuan akan Menengah (UKM) secara nasional, Usaha Kecil
pemasaran, yang disebabkan oleh terbatasnya dan Menengah (UKM) di Jawa Tengah menurut
informasi yang dapat dijangkau oleh Usaha Kecil Suliyanto (2009) memiliki enam masalah yaitu
dan Menengah mengenai pasar, serta karena permodalan, akses pasar, keterampilan dan
terbatasnya Usaha Kecil dan Menengah untuk teknologi, manajemen usaha, akses untuk bahan
menyediakan produk/jasa yang sesuai dengan baku dan iklim usaha yang belum kondusif.
keinginan pasar. (3). Keterbatasan sumberdaya Usaha Mikro Kecil dan Menengah
manusia (SDM) serta kurangnya sumberdaya (UMKM) di Kabupaten Jepara salah satunya
manusia untuk mengembangkan sumberdaya adalah industri yang sangat potensial dalam
manusia (SDM). (4). Kurangnya pemahaman hal pemasukan pendapatan daerah yaitu industri
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengenai furniture masih mempunyai banyak
akuntansi dan keuangan. permasalahan yang relatif sama dengan
Suliyanto (2009) menyatakan bahwa permasalahan Usaha Kecil dan Menengah
urutan prioritas permasalahan yang dihadapi (UKM) di Propinsi Jawa Tengah maupun
oleh pengusaha kecil adalah: (1) Masalah belum permasalahan secara nasional yaitu masalah
dimilikinya sistem administrasi keuangan dan manajerial keterbatasan sumber daya manusia,
manajemen yang baik karena belum masalah permodalan terbatasnya kemampuan
dipisahkannya kepemilikan dengan dan untuk mengakses permodalan dari perbankan,
pengelolaan perusahaan, (2). Masalah masalah produksi yaitu lemahnya kurangnya
merupakan strategi terbaik. Pada dasarnya mencapai keunggulan bersaing, pertama adalah
pengembangan strategi bersaing adalah keunggulan sumber daya yang terdiri dari
mengembangkan formula umum mengenai keunggulan keahlian dan keunggulan dalam
bagaimana bisnis akan bersaing, apa bahan baku, kemudian yang kedua adalah
sebenarnya yang menjadi tujuannya, dan keunggulan posisi yang terdiri dari keunggulan
kebijakan apa yang akan diperlukan untuk biaya relatif rendah dan keunggulan nilai bagi
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Strategi pelanggan.
bersaing adalah kombinasi antara tujuan akhir
yang diperjuangkan perusahaan dengan alat Kinerja Perusahaan
(kebijakan) dimana perusahaan berusaha Penelitian-penelitian menunjukkan
sampai ke sana (Rose et al, 2010) bahwa ada hubungan signifikan antara
Lee dan Chu (2011) berpendapat keunggulan bersaing dengan kinerja. (Rose et
bahwa keunggulan bersaing berkaitan dengan al., 2010; Lee dan Chu, 2011). Rose et al (2010)
cara bagaimana perusahaan memilih dan benar- menyatakan bahwa pencapaian posisi
benar dapat melaksanakan strategi generic ke keunggulan bersaing berkelanjutan akan
dalam praktik. Semua bagian yang ada di dalam memberikan kinerja yang superior, yang diukur
organisasi, baik yang berupa sumber daya dalam bentuk pangsa pasar dan profitabilitas.
maupun aktivitas dapat menjadi keunggulan Rose et al (2010) menyatakan bahwa
bersaing. Rose et al (2010) mendefinisikan sumber daya perusahaan yang mencakup
keunggulan bersaing sebagai strategi benefit seluruh aset, kemampuan, proses-proses
dari perusahaan yang melakukan kerjasama organisasi, atribut perusahaan, informasi, dan
untuk berkompetisi lebih efektif di pasar. Strategi pengetahuan yang dimiliki perusahaan akan
harus didesain unutk mewujudkan keunggulan memungkinkan perusahaan untuk menerapkan
bersaing yang terus menerus, sehingga strategi-strategi yang akan meningkatkan
perusahaan dapat mendominasi pasar lama efisiensi dan efektifitasnya, karena itu
maupun pasar baru. Hal terpenting dalam memberikan kinerja yang unggul.
mencapai kesuksesan strategi yang diterapkan
Wiklund dan Shepherd (2003) dalam
adalah dengan mengidentifikasi asset
Rose et al (2010) yang meneliti hubungan
perusahaan yang sesungguhnya, dalam hal ini
signifikan diantara sumber daya, orientasi
adalah tangible dan intangible resources yang
kewirausahaan dan kinerja, menyatakan bahwa
membuat organisasi itu unik.
kinerja perusahaan harus didasarkan dan diukur
Keunggulan bersaing terpenuhi jika pada dimensi pengetahuan organisasi dan
pelanggan memperoleh perbedaan yang prosedural, inovasi, sikap proaktif, pengambilan
konsisten dalam atribut yang terpenting dari resiko, laba bersih, pertumbuhan penjualan, arus
produk yang dihasilkan dibandingkan kas, inovasi produk dan proses, serta kepuasan
pesaingnya, dimana perbedaan tersebut pelanggan.
merupakan dampak langsung dari kesenjangan/
kemampuan antara produsen dan pesaingnya.
Metode Pengumpulan Data
Per usahaan yang melakukan inovasi
berkelanjutan dipandang sebagai sumber Untuk mengumpulkan data penelitian,
keunggulan bersaing (Lee dan Chu, 2011). Rose Kuesioner dipilih sebagai metode pengumpulan
et al (2010) menyatakan ada dua pijakan dalam data dalam penelitian ini. Kuesioner adalah
instrumen pengumpulan data atau informasi
Gambar 1.
Structural Equation Modeling
Tabel 1.
Hasil Uji Full Model
Tabel 2.
Normalitas Data
Dari hasil pengolahan data yang upper bernilai dibawah 0,000. Hasil analisis
ditampilkan pada Tabel 4.15. terlihat bahwa tidak data menunjukkan bahwa tidak ada data outlier
terdapat nilai C.R. untuk skewness yang berada karena nilai upper (p2) semuanya lebih besar
di luar rentang ± 2.58. Dengan demikian maka dari 0,000.
data penelitian yang digunakan telah memenuhi Evaluasi multivariate outliers dilakukan
persyaratan normalitas data, atau dapat dengan menggunakan perhitungan jarak
dikatakan bahwa data penelitian telah mahalanobis (the mahalanobis distance) untuk
terdistribusi normal. tiap-tiap rata semua variabel dalam sebuah ruang
multidimensional. Perhitungan jarak mahalanobis
b. Uji Outlier didasarkan pada nilai chi-square dalam tabel
Outlier adalah kondisi observasi dari distribusi ÷2 pada derajat bebas sebesar jumlah
suatu data yang memiliki karakteristik unik variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam
yang terllihat sangat berbeda jauh dari penelitian ini digunakan 16 variabel pada tingkat
observasi-observasi lainnya dan muncul p<0,001 yaitu ÷2 (16; 0,001) = 39,25. Oleh
dalam bentuk ekstrem baik untuk variabel karena itu, data yang memiliki jarak
tunggal maupun variabel-variabel kombinasi mahalanobis lebih besar dari 39,25 dianggap
(Hair, et al, 1998). Nilai p1 diharapkan bernilai multivariate outliers. Pada Tabel 3. berikut dapat
kecil namun nilai kecil pada kolom p2 yang dilihat tidak ada nilai mahalanobis di atas nilai
menunjukkan observasi yang jauh dari nilai mahalanobis distance. Artinya, tidak ada data
centroidnya sehingga harus didrop dari dalam peenlitian ini yang dianggap sebagai
analisis. Data disebut outlier jika nilai p2 atau outlier.
Tabel 3.
Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance)
Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 5.
Regression Weight Structural Equation Model
DAFTAR PUSTAKA
Ahimbisibwe, Godwin dan Abaho Ernst. (2013). Export Entrepreneurial Orientation and Export
Performance of SMEs in Uganda. Global Advanced Research Journal of Management
and Business Study, Volume 2(1), January
Alvarez SA, Barney JB (2002). Resource-Based theory and the entrepreneurial firm. In M. A.
Hitt, R, D. Ireland, S. M. Camp, and D. L, Sexton (Eds). Strategic entrepreneurship:
Creating a New Mindset 89-105. Malden, MA: Blackwell.
Aris Mardiyo (2009), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, Media Ekonomi dan Manajemen, 20 (2), 159-169
Barney, J.B. (2001ª). “Is the Resource-based “View” a Useful Perspective for Strategic Management
Research? Yes”, Academy of Management Review, 26, pp.41-56
Cooper, R., Edget, S dan Kleinschmidt, E. (2004). Benchmarking Best NPD Practices. Research
Technology Management, 47(1) dalam Pangeran, Perminas. (2012). Orientasi Pasar,
Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Volume 7, No. 1,
Juni
Covin and Slevin, (1989) “ Innovation, risk-taking and proactiveness “ dalam Journal of
small Business Management, Maret 2011, by Reswanda
Dess GG, Lumpkin GT, Covin JG (1997). Entrepreneurial Strategy Making and Firm Performance:
Thesis of Contingency and Configurational Models. Strateg. Manage. J., 18(9): 677-
695
Drucker P (1985). Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles, New York: Harper
and Row.
Ferdinand, Agusty, 2000, Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen, seri Pustaka
Kunci No. 02, Semarang: Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Frishammar, J dan Horte, SA. (2007). The Role of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation
for New Product Development Performance in Manufacturing Firms. Technology Analysis
and Strategic Management, 22 (3) dalam Pangeran, Perminas. (2012). Orientasi Pasar,
Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Volume 7, No. 1,
Juni
Hafeez, Muhammad Haroon, Mohd Noor Mohd Shariff, Halim Bin Mad Lazim. (2012). Relationship
Between Entrepreneurial Orientation, Firm Resources, SME Branding and Firm’s
Performance: Is Innovation the Missing Link? American Journal of Industrial and
Business Management, 2
Haslinda Abdullah, dan Alimin Ismail Ismad; (2010), A Review on the Relationship Between
Organizational Resources, Competitive Advantage and Performance. The Journal of
International Social Research, Volume 3/11, Spring
Kumalaningrum, Maria Pampa (2012). Lingkungan Bisnis, Orientasi Kewirausahaan, Orientasi
Pasar dan Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal Riset Manajemen dan
Bisnis, Volume 7, No. 1, Juni
Lee, Ting Ko dan Wenyi Cu. (2011). Entrepreneurial Orientation and Competitive Advantage:
The Mediation of Resource Value and Rareness. African Journal of Business
Management, Volume 5 (33)
Lumkin, G.T. and Dess, G.G. (1996). Clarifying the entrepreneurial orientation construct and
linking it to performance. Academy of Management Review, 21(1): 135-172.
Miller, (1983) “ Innovation, risk-taking and proactiveness “ dalam Journal of small Business
Management, Maret 2011, by Reswanda
Muhammad Buswari, Armanu Thoyib, Agung Yuniarinto (2004). Hubungan Nilai-Nilai Pribadi
Pengusaha, Strategi Bisnis terhadap Kinerja Industri Keramik di Kota Malang, Jurnal
Aplikasi Manajemen, 2 (3), 549-569
Pangeran, Perminas. (2012). Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan
Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal Riset Manajemen
dan Bisnis, Volume 7, No. 1, Juni
Patel, Pankaj, C dan Rodney D’Souza. (2009). Leveraging Entrepreneurial Orientation to Enhance
SME Export Performance. Small Business Research Summary, 337
Peteraf, M.A. (1993). The Cornerstone of Competitive Advantage: A Resource-based View.
Strategic Management Journal, 18(9) dalam Rose, Raduan Che, Haslinda Abdullah,
dan Alimin Ismail Ismad; (2010), A Review on the Relationship Between Organizational
Resources, Competitive Advantage and Performance. The Journal of International Social
Research, Volume 3/11, Spring
Robert J. Baum, Locke Edwin & Smith Ken, (2001), A multidimensional Model of Venture
Growth, Academy of Management Journal, Vol. 44. No.2, p.292-303
Rose, Raduan Che, Haslinda Abdullah, dan Alimin Ismail Ismad. (2010). A Review on the
Relationship Between Organizational Resources, Competitive Advantage and Performance.
The Journal of International Social Research, Volume 3/11, Spring
Sadler-Smith Eugene, Yue Hampson, Ian Chaston and Beryl Badger, (2003), Managerial
Entrepreneurial Style, and Small Firm Performance, Journal of Small Business
Management, 41(1), p.47-67
Voss B.Glenn & Zannie Giraud Voss, 2000, Stratejik Orientation and Firm Performance in An
Artistic Environment, Journal of Marketing, Vol.64 (January) : 67-83