Sunteți pe pagina 1din 10

KARANTINA  Karantina adalah  Pelaksanaan pemantauan daerah

barrier pertama dan pertahanan utama sebar HPHK & OPTK;


(first line defence) negara. Terutama  Pelaksanaan pembuatan koleksi
sebagai pintu masuk dan keluar seperti pos HPHK & OPTK;
perbatasan, pelabuhan, dan bandara.  Pelaksanaan pengawasan
keamanan hayati hewani & nabati;
Definisi karantina menurut UU No.16  Pelaksanaan pemberian pelayanan
Tahun 1992 adalah tempat pengasingan
dan atau tindakan sebagai upaya operasional karantina hewan &
pencegahan masuk dan tersebarnya hama tumbuhan;
dan penyakit hewan atau organisme  Pelaksanaan pemberian pelayanan
pengganggu dari luar negeri dan dari operasional pengawasan keamanan
suatu area ke area lain di dalam negeri hayati hewani & nabati;
atau keluarnya dari dalam wilayah negara  Pengelolaan sistem informasi,
Republik Indonesia.
dokumentasi & sarana teknik
Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, karantina hewan & tumbuhan;
Jawa Timur yang terdiri dari Karantina  Pelaksanaan pengawasan &
Tumbuhan dan Karantina Hewan. penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan dibidang
Karantina Hewan memiliki kebijakan karantina hewan, karantina
yaitu mempertahankan status bebas tumbuhan & keamanan hayati
Indonesia dari beberapa penyakit hewan,
hewani & nabati;
terutama 25 penyakit PHMS .
 Pelaksanaan urusan tata usaha &
STRATEGI PENCEGAHAN rumah tangga.
 Preborder : kesiagaan dini,
penilaian negara/ area asal,
pelarangan, preshipmen inspection LANDASAN HUKUM
 Border : pengawasan tindakan 8 P OPERASIONAL
(pemeriksaan,  UU RI No 16 tahun 1992 tentang
pengasingan,pengamatan,perlakuka karantina hewan, ikan dan
n , penahanan, penolakan, tumbuhan
pemusnahan, dan pembebasan) UU ini menjelaskan tentang :
 Postborder : tindakan karantika 1. arti karantina (sesuai pengertian
ditempat pengambilan keputusan, diatas).
pengamatan , pemeriksaan , 2. HPHK : semua hama penyakit
pengasingan. hewan yang ditetapkan pemerintah
untuk dicegah masuk ke dalam,
FUNGSI POKOK tersebar dan keluar dari wilayah RI
 Penyusunan rencana, evaluasi & 3. Media HPHK : hewan atau bahan
laporan; asal hewan yang dapat membawa
 Pelaksanaan pemeriksaan, HPHK
pengasingan, pengamatan, 4. Berisi tujuan karantina hewan,
perlakuan, penahanan, penolakan, tumbuhan, dan ikan  mencegah
pemusnahan, & pembebasan media masuk, tersebar, dan keluarnya
HPHK
pembawa HPHK & OPTK;
5. Menjelaskan tentang pesyaratan
karantina (berikut penjelasannya)
Syarat media HPHK, HPHK 9. Tempat Pemasukan dan
yang akan masuk dan keluar Pengeluaran
 Dilengkapi sertifikat kesehatan dari 10. Pembinaan dan Penyidikan, Pidana
negara asal atau wilayah asal dll
 Melalui tempat2 yang ditetapkan
 Dilaporkan dan diserahkan kepada  Peraturan Pemerintah No 82
petugas karantina tindakan tentang karantina hewan, UU ini
karantina melanjutkan UU No 16 tahun
1992. Hal yang dibahas :
6. Menjelaskan tentang tindakan Setiap hewan atau bahan asal
karantina  8P "setiap orang , hewan yang masuk dan keluar
alat angkut, pelaratan, wilayah harus disertai :
pembungkus , HPHK wajib  Sertifikat kesehatan hewan  jenis
dikenakan tindakan karantina" hewan ( memuat keterangan asal,
 Pemeriksaan : mengetahui area,tempat, tidak menunjukan
kelengkapan, kebenaran isi gejala HPHK, bebas ektoparasit,
dokumen, status kesehatan dan sehat dan layak diberangkatkan).
sanitasi media pembawa  Sertifikat sanitasi  jenis bahan
 Pengasingan : untuk mendeteksi hewan dan hasil bahan asal hewan
PHK  memerlukan waktu  (asal, area, tempat, berasal dari
dilakukan pengasingan  untuk jenis hewan yang sehat, bebas
dilakukan Pengamatan HPHK, sesuai teknis
 Perlakuan : dilakukan setelah KESMAVET)
pengasingan dan pengamatan  Setiap hewan atau bahan asal
HPHK tertular atau diduga tertular. hewan yang masuk harus
melaporkan terhadap pihak
 Penahanan : hasil pemeriksaan
karantina  tindakan karantina
belum dipenuhi
 Laporan paling singkat 2 hari
 Penolakan : saat pemeriksaan
sebelum pemasukan atau
HPHK tertular, busuk, atau rusak;
pengeluaran, hasil bahan pangan
syarat tidak dibenuhi (hrs
asal hewan paling singkat 1 hari
dilengkapi dalam batas waktu);
sebelum pemasukan atau
setelah diberi perlakuan tidak dapat
pengeluaran.
disembuhkan (diatas alat angkut).
Pada PP ini menjelaskan juga
 Pemusnahan : jenis yang dilarang tindakan karantina hewan secara
masuk, tertular PHK; setelah
rinci, hal informasi yang
dilakukan penolakan tidak segera
ditambahkan pada tindakan
dibawa keluar dari wilayah RI;
karatina ialah :
setelah pengamatan dan
 Dokter hewan melakukan
pengasingan  tertular PHK; tidak
pemeriksaan kesehatan dan sanitasi
dapat disembuhkan.
meliputi : pemeriksaan klinis,
 Pembebasan : bebas hama PHK organoleptik,keutuhan bahan
dan PHK  disertai SERTIFIKAT
pangan asal hewan  belum dapat
PELEPASAN dan SERTIFIKAT
dikukuhkan diagnosanya  dokter
KESEHATAN.
hewan karantina melanjutkan
dengan pemeriksaan lab dll.
7. Menjelaskan tentang kawasan
 Pengasingan dilakukan untuk
karantina
pengamatan dan pemeriksaan 
8. Menjelaskan tentang Hama dan
masa karantina terhitung dari
HPHK
diserahkan kepada petugas sampai Sucihama adalah tindakan membersihkan dari
selesai tindakan karantina. hama atau hama penyakit seperti antara lain
 Pengamatan dilakukan sesuai desinfeksi, desinsektisasi, dan fumigasi.
dengan lamanya masa inkubasi dan
sifat subklinis pemyakit serta sifat TRANSIT
pembawa dari suatu jenis media. Syarat : dilengkapi sertifikat
 Perlakuan  preventif (tindakan kesehatan hewan atau sertifikat
pencegahan, seperti vaksinasi), sanitasi, selalu dibawah
kuratif (penyembuhan penyakit, pengawasan dokter hewan selama
pengobatan) dan promotif (untuk transit pemeriksaan. Indikasi
pemulihan kondisi dan memacu HPHK gol I dan II atau tidak
pertumbuhan). memenuhi ketentuan 
meninggalkan tempat transit,
 Penahanan  perlu dilakukan
hewan transit dilarang turun
pemeriksaan fisik untuk
kecuali atas persetujuan dokter
memastikan tidak membawa dan
hewan. Pihak karantina mengawasi
menyebarkan HPHK
pemindahan hewan.
 Penolakan  tertular HPHK,
busuk, rusak, jenis yang dilarang.
JENIS HAMA PENYAKIT
 Pemusnahan  tertular HPHK ,
HEWAN KARANTINA DAN
busuk, rusak , jenis yang dilarang ,
MEDIA PEMBAWA
tidak dapat disembuhkan.
dilakukan diluar daerah karantina. Hama penyakit hewan digolongkan
 Pembebasan  sertifikast menjadi golongan I dan golongan
pelepasan dan sertifikat kesehatan II (penetapan jenis hewan yang
 dokter hewan  diterbitkan peka, cara penularan, masa
paling lama 24 jam dari inkubasi, masa pengamatan, masa
pembebasn. karantina, standarisasi pengujian
dan perlakuan)
PEMASUKAN  Golongan I : hama penyakit
 Media HPHK masuk  dilengkapi yang memiliki sifat dan
sertifikat kesehatan, sertifikat potensi penyebaran
sanitasi, atau surat keterangan asal. penyakit yang serius dan
Dapat dilakukan tindakan cepat, belum diketahui
penolakan  penahanan ( apabila penanganannya, belum
pemilik menjamin sertifikat dapat terdapat pada suatu area
ditunjukan dalam 3 hari). Media atau RI.
ditolak tidak segera dibawa ke luar
 Golongan II : potensi
daerah dari wilayah RI ( batas
penyebarannya
paling lama 24 jam bagi hewan)
berhubungan erat dengan
dan 3 hari bagi bahan asal hewan
lalu lintas media pembawa,
makan akan dilakukan
sudah diketahui cara
pemusnahan.
penangannya dan telah
 Pemeriksaan kesehatan pada alat
dinyatakan ada di suatu area
angkut perairan sebelum alat
atau wilayah RI.
angkut bersangkutan bersandar.
 Pemeriksaan pada alat angkut
JENIS MEDIA PEMBAWA
udara dilakukan segera setelah alat
angkut mendarat.
Media pembawa digolongkan
berdasarkan kerentanan, cara
penularan dan cara mendeteksi sapi siap potong 4 hari.
hama penyakit karantina Pengasingan  tindakan promotif,
preventif, kuratif
 P Permentan No 113 tahun 2013 selama pengasingan : Gejala
tentang tindakan karantina terhadap klinis menunjukkan HPHK Gol I
pemasukan sapi indukan, sapi  pemusnahan , Gejala klinis
bakalan, dan sapi siap potong ke menunjukkan HPHK Gol II 
wilayah RI, untuk mencegah perlakuan, Tidak ada gejala
masuknya HPHK melalui sapi klinis HPHK  pembebasan
 Sapi indukan : sapi betina
bukan bibit yang mempunyai Peraturan perundangan lainnya
reproduksi normal , sehat, 1. Peraturan Pemerintah Nomor 35
dapat digunakan sebagai induk Tahun 2016 Tentang Jenis dan tarif
untuk pengembangbiakan. atas jenis penerimaan negara bukan
 Sapi bakalan : sapi bukan bibit pajak yang berlaku pada Kementerian
, memliki sifat unggul untuk Pertanian.
dipelihara selama kurun waktu 2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
unttuk produksi daging 104/Permentan/OT.140/8/2014
 Sapi siap potong : sapi potong Tentang Tindakan Karantina Hewan
yang layak untuk dipotong. terhadap pemasukan dan pengeluaran
 Unit Pelaksana Teknis UPT benih hewan.
Karantina pertanian  3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
membawahi tempat 65/Permentan/PD.410/5/2014
pemasukan sapi. Tentang Tindakan Karantina Hewan
Pada Peraturan ini mencangkup terhadap pemasukan dan pengeluaran
pembahasan tentang : Hasil Bahan Asal Hewan Konsumsi.
TEMPAT TINDAKAN 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
KARANTINA 44/Permentan/OT.140/3/2014
Tindakan  ditempat pemasukan (Perubahan atas Peraturan Menteri
atau diluar tempat pemasukan ( Pertanian Nomor 94 Tahun 2011)
dinegara asal, alat angkut atau Tentang Tempat pemasukan dan
kandang pemilik) pengeluaran media pembawa
 Di negara asal : dilakukan jika penyakit hewan karantina dan
tidak adanya instalasi karantina di Oganisme Pengganggu Tumbuhan
tempat pemasukan, tersedia Karantina.
petugas yang kompeten, sapi siap 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
potong ke RPH, pemilik 37/Permentan/OT.140/3/2014
menyediakan fasilitas. Tentang Tindakan Karantina Hewan
 Tempat Pemasukan : pemeriksaan terhadap pemasukan dan pengeluaran
dokumen pesyaratan dan fisik ( unggas.
jenis dan jumlah, dan mendeteksi 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
keberadaan HPHK) di atas alat 34/Permentan/OT.140/7/2006
angkut, pengasingan dan Tentang Persyaratan dan tata cara
pengamatan ( jika dijketahui penetapan Instalasi Karantina Hewan.
adanya gejala klinis HPHK),
perlakuan dan pembebasan.
 masa pengasingan dan pengamatan
sapi indukan setelah dilakukan
pemeriksaan fisik  minimal 14
hari, sapi bakalan minimal 10 hari,
HPHK berdasarkan KEMENTAN
3238/Kpts/PD/9/2009

HPHK Golongan HPHK Golongan


I II

African Horse Anthrax, Avian


Sickness, African Infectious Bronchitis,
Swine Fever, Black Leg, Blue
Contagious Bovine Tongue, Bovine
Pleuropneumonia, Tubercullosis, Bovine
Foot and Mouth Virral Diarrheae,
Disease, Highly Brucellosis, Canine
Pathogenic Avian Parvovirus Infection,
Influenza, Johne Enzootic Bovine
Disease, Peste des Leucosis, Infectious
Petits Ruminants, Bursal Disease,
Porcine Japannese
Reproductive and Enchepahalitis,
Respiratory, Rift Scabies, Lymphoid
Valley Fever, Leucosis Compleks,
Rinderpest, Scrapie, Marek’s Disease,
Sheep and Goat Pox, ORF, Malignant
Strangles, Swine Catarrhal Fever,
Vesicular Disease, Rabies, dan
dan Yersinia Sepiticemiae
Pseudotuberculosis Epizootica.
Septicaemiae.

Peran Dokter Hewan di karantina 


tindakan karantina dan pengambilan
keputusan (Peemeriksaan kondisi
kesehatan hewan, kelayakan Bahan
Wilayah Kerja Balai Besar
Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan
Karantina Jawa Timur
yang keluar dan masuk)
Komoditi yang akan keluar masuk ALUR PELAYANAN
domestik maupun luar negeri akan BERDASARKAN
melalui proses administrasi karantina. MEDIA PEMBAWA 3 GOLONGAN
Dalam proses tersebut akan diterbitkan 1. Resiko Rendah ( Low Risk )
17 dokumen legalitas dari karantina, Komoditas yang telah melalui
yaitu: beberapa tahapan sampai menjadi
1. KH – 01 Berita acara serah terima produk dan tidak diperlukan
media pembawa hama penyakit adanya perlakuan resiko
hewan karantina dan dokumen penyebaran penyakit rendah. Ex
karantina kepada petugas karantina sweet whey powder, kulit jadi,
ditempat pemasukan dan/atau meat and bone meal
pengeluaran.
2. KH – 02 Surat penugasan
melakukan karantina hewan
3. KH – 03 Laporan pelaksanaan
tindakan karantina hewan
4. KH – 04 Penolakan bongkar.
5. KH – 05 Persetujuan bongkar
6. KH – 06 Persetujuan muat.
7. KH – 07 Perintah masuk instalasi
karantina hewan.
8. KH – 08a Surat perintah
penahanan.
KH – 08b Berita acara penahanan
9. KH – 09a Surat perintah
penolakan.
KH – 09b Berita acara penolakan
10. KH – 10a Surat perintah
pemusnahan.
KH – 10b Berita acara pemusnahan
11. KH – 11 Sertifikat Kesehatan
Hewan
PROSEDUR
12. KH – 12 Sertifikat Sanitasi Produk
 Pengguna jasa mengajukan permohonan
Hewan
pemeriksaan karantina (PPK) secara online
13. KH – 13 Surat Keterangan Untuk
atau manual dan menyerahkan dokumen
Benda Lain
persyaratan.
14. KH – 14 Sertifikat Pelepasan
 Pemeriksaan dokumen lengkap, sah dan
Karantina Hewan
sesuai persyaratan.
15. KH – 15 Surat Keterangan Transit
 Pemeriksaan fisik/klinis IKHS/TPK.
16. KH – 16 Berita acara serah terima
 Hasil pemeriksaan fisik/klinis sesuai
media pembawa hama penyaki
dokumen dilakukan pembebasan
hewan Karantina dan pelaksanaan
tindakan antar dokter hewan
Karantina
17. KH – 17 Surat keterangan untuk
barang yang bukan termasuk media
pembawa hama penyakit hewan
karantina
2. Resiko Sedang ( Medium Risk ) 3. Resiko Tinggi ( High Risk )
Resiko sedang seperti adalah wet Resiko tinggi seperti : sapi
salted, frozen kangaroo pet meat, indukan, burung, anjing dll
frozen bone - in mutton

PROSEDUR
PROSEDUR  Pengguna jasa mengajukan permohonan
 Pengguna jasa mengajukan permohonan pemeriksaan karantina (PPK) secara online/
pemeriksaan karantina (PPK) secara online/ manual dan menyerahkan dokumen
manual dan menyerahkan dokumen persyaratan.
persyaratan.  Pemeriksaan dokumen lengkap, sah dan
 Pemeriksaan dokumen lengkap, sah dan sesuai persyaratan.
sesuai persyaratan.  Pemeriksaan fisik/klinis IKHS/TPK.
 Pemeriksaan fisik/klinis IKHS/TPK.  Dilakukan pengasingan, pengamatan,
 Pengambilan sampel untuk dilakukan uji serta pengambilan sampel untuk
laboratorium. dilakukan uji laboratorium
 Hasil pemeriksaan laboratorium negatif  Hasil pemeriksaan laboratorium negatif,
selanjutnya dilakukan pembebasan. selanjutnya dilakukan pembebasan.
PROSEDUR IMPOR DAN EKSPOR ALUR PELAYANAN ANTAR
DAERAH DOMESTIK
Pelayanan Impor pemeriksaan dan
melengkapi dokumen. Alur dapat dilihat Pemasukan Sertifikat kesehatan
pada rangkuman Sandra hewan KH-11/12/13 yang diterbitkan
oleh karantina, surat rekomendasi teknis
Pengguna jasa mencetak form KH-1
oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan
diperiksa oleh petugas KH-2 
Hewan, surat ijin pemasukan hewan atau
pemeriksaan fisik KH-3  KH-5 untuk
produk hewan oleh badan penanaman
persetujuan bongkar dan KH-7 untuk
modal, surat angkut BKSDA, dan
masuk instalasi karantina komoditi dilaporkan pada petugas karantina.
diangkut pada TPK (tempat pengasingan
karantina) sehat  KH-11 untuk Pengguna jasa mencetak form KH-1
pelepasan. Jika sakit  KH- 8 untuk diperiksa oleh petugas KH-2 
penahanan. Jika beresiko tinggi dapat pemeriksaan fisik KH-3  KH-7 untuk
dilakukan penolakan KH-9 apabila masuk instalasi karantina komoditi
pemilik menolak untuk re-ekspor maka diangkut pada TPK (tempat pengasingan
dilakukan pemusnahan KH-10. karantina) sehat  KH-11 untuk
pelepasan. Jika sakit  KH- 8 untuk
Pelayanan Ekspor pemeriksaan dan penahanan. Jika beresiko tinggi dapat
melengkapi dokumen. Alur dapat dilihat dilakukan penolakan KH-9 apabila
pada rangkuman Sandra pemilik menolak maka dilakukan
Pengguna jasa pengajukan permohonan pemusnahan KH-10.
KH-1 ( harus dilengkapi surat SKKH,
Pengeluaran Sertifikat kesehatan
surat keterangan asal, surat ijin ekspor hewan KH-11/12/13 yang diterbitkan
oleh kemendag, surat persetujuan oleh karantina, surat rekomendasi teknis
pengeluaran oleh direktorat Jendral oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan
peternakan, surat angkut satwa CITES Hewan, surat ijin pemasukan hewan atau
bagi hewan liar )  Pemeriksaan fisik
produk hewan oleh badan penanaman
KH-2  Pengambilan sampel dan uji lab modal, surat angkut BKSDA, dan
KH-3. Jika sehat  pelepasan KH-11 atau
dilaporkan pada petugas karantina.
KH 12 atau KH 13.
Pengguna jasa mencetak form KH-1
diperiksa oleh petugas KH-2 
pemeriksaan fisik KH-3  KH-7 untuk
masuk instalasi karantina komoditi
diangkut pada TPK (tempat pengasingan
karantina) sehat  KH-11/12/13 untuk
pelepasan. Dokter hewan menerbitkan
persetujuan muat KH-6. Jika sakit 
KH- 8 untuk penahanan. Jika beresiko
tinggi dapat dilakukan penolakan KH-9
apabila pemilik menolak untuk re-ekspor
maka dilakukan pemusnahan KH-10.
LABORATORIUM 4 Biologi Pemeriksaan
Molekuler biologi molekuler
No Laboratorium Keterangan dilakukan
Pengujian menggunakan
1 Bakteriologi Target utama dari metode PCR,
pemeriksaan shingga
bakteriologi adalah diharapkan hasil
untuk mendeteksi deteksi dapat
adanya cemaran keluar dalam
mikrobiologi (E. waktu yang lebih
Coli dan cepat dan akurat.
Salmonella) pada 5 Kimia Pemeriksaan kimia
bahan pangan asal digunakan untuk
hewan serta menguji residu
mengidentifikasi antibiotik pada
penyakit bakterial susu, daging,
pada hewan, karkas, dan sarang
vaksin, dan bahan burung walet.
pangan asal hewan 6 Laboratorium Laboratorium ini
sebagai upaya Pakan Ternak terdapat di
pengendalian Karantina Hewan
penularan penyakit Tanjung Perak
zoonosis. yang digunakan
2 Serologi Pemeriksaan untuk pengujian
serologis pakan ternak
dilakukan untuk secara organoleptik
mendeteksi dan mikroskopis.
antibodi terhadap
infeksi pada
populasi atau PERSYARATAN PENGUJIAN
individu dan
KHUSUS DAERAH TERTENTU
efektifitas dari
vaksinasi yang disajikan dalam Tabel dibawah ini:
digunakan.
Berbagai tes Hewan Daerah Syarat uji
serologi yang Anjing dan Kalimantan Uji
dapat dilakukan kucing Tengah ELISA
antara lain HA-HI Kalimantan Uji
untuk flu burung Barat ELISA
dan ND, RBT Nusa Uji
untuk brucella, dan Tenggara ELISA
ELISA untuk Timur
EBL, ParaTB, Maluku + Uji
BVDV, dan rabies. Maluku Utara ELISA
3 Virologi Pemeriksaan Unggas Sorong PCR AI
virologi dilakukan Pontianak PCR AI
untuk mendeteksi Makassar HA-HI
penyakit yang Manado HA-HI
bersumber dari
virus.
Burung Makassar PCR AI
Pontianak PCR AI
Manado Rapid AI

Untuk melaksanakan tugas tugas


operasional maka sesuai Permentan No.
22/Permentan/OT.140/4/2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Karantina
Pertanian ditetapkan UPT Karantina
Pertanian yang terdiri dari:
1. Balai Besar Karantina Pertanian,
(5 UPT);
2. Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian (1 UPT);
3. Balai Uji Terap Tehnik dan Metode
(1 UPT);
4. Balai Karantina Pertanian Kelas I
(15 UPT);
5. Balai Karantina Pertanian Kelas II
(11 UPT);
6. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
(14 UPT), dan
7. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II,
(5 UPT)

S-ar putea să vă placă și