Sunteți pe pagina 1din 8

PENGARUH PELATIHAN KESELAMATAN PASIEN DENGAN METODE

CERAMAH TERHADAP PEMAHAMAN PERAWAT MENGENAI


PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DI RS PMC PEKANBARU

Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha1, Silvia Nora Anggreini2, Dwi Elka Fitri3
1,2,3
STIKes Pekanbaru Medical Center, Pekanbaru Riau
Email : dhita_87@yahoo.com

Diterima: September 2018, diterbitkan: Desember 2018

Abstract
Quality development in hospitals has led to efforts to improve quality oriented to patient safety. Patient
safety is a variable to measure and evaluate the quality of nursing services that have an impact on health
services. The purpose of this study was to determine the effectiveness of patient safety training with the
lecture method in improving nurses' understanding of the application of patient safety goals. The
research method used the quantitative method with one group design. This research was carried out at
Pekanbaru Medical Center Hospital with a sample of research that were 30 nurses who served in the
hospital, according to the inclusion criteria. The results showed that the mean value of nurses'
understanding of the patient's safety culture before the training with the lecture method was 52.83 with a
standard deviation of 7.742. The mean value of nurses' understanding of the application of patient safety
after training with the lecture method was 67.47 with a standard deviation of 8.320. The results of the
dependent t test where p value = 0,000 are smaller than the alpha value (p <0.05). This means that there
is a significant influence between the mean value of nurses' understanding of the application of patient
safety before and after training with the lecture method. The results of this study are expected in addition
to increasing the understanding of nurses as well as the hospital can apply the most appropriate method
so that the goals of patient safety goals, namely service quality can be achieved.

Keywords: Lecture, Patient Safety, Training

Abstrak
Pengembangan mutu di rumah sakit telah mengarah pada upaya peningkatan mutu yang berorientasi
pada keselamatan pasien. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk mengukur
dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelatihan keselamatan pasien dengan
metode ceramah dalam meningkatkan pemahaman perawat tentang penerapan sasaran keselamatan
pasien. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif dengan one grup. Penelitian ini di
laksanakan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center dengan sampel penelitian adalah perawat yang
bertugas di RS tersebut yaitu sebanyak 30 orang sesuai sesuai kriteria inklusi. Hasil penelitian
didapatkan mean nilai pemahaman perawat tentang budaya keselamatan pasien sebelum dilakukan
pelatihan dengan metode ceramah adalah 52,83 dengan standar deviasi 7,742. Mean nilai pemahaman
perawat tentang penerapan keselamatan pasien setelah dilakukan pelatihan dengan metode ceramah
adalah 67,47 dengan standar deviasi 8,320. Hasil uji t dependent dimana p value = 0.000 lebih kecil
daripada nilai alpha (p < 0,05). Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara mean nilai
pemahaman perawat tentang penerapan keselamatan pasien sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
dengan metode ceramah. Hasil dari penelitian ini di harapkan selain peningkatan pamahaman perawat
juga pihak RS dapat menerapkan metode yang paling tepat sehingga tujuan dari sasaran keselamatan
pasien yaitu mutu pelayanan dapat tercapai.

Kata Kunci: Ceramah, Keselamatan pasien, Pelatihan


Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (1-8)

PENDAHULUAN PERSI) dan dari Joint Commission


Keselamatan pasien (patient safety) International (JCI). Enam sasaran tersebut
merupakan suatu variabel untuk mengukur yaitu: mengidentifikasi pasien dengan benar,
dan mengevaluasi kualitas pelayanan meningkatkan komunikasi yang efektif,
keperawatan yang berdampak terhadap meningkatkan keamanan obat-obatan yang
pelayanan kesehatan. Program keselamatan harus diwaspadai, memastikan lokasi
pasien bertujuan menurunkan angka pembedahan yang benar, prosedur yang
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang benar, pembedahan pada pasien dengan
sering terjadi pada pasien selama dirawat di benar, mengendalikan resiko infeksi dan
rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pengurangan resiko jatuh (KARS, 2011).
pasien sendiri dan pihak rumah sakit. KTD Pelayanan keperawatan diberikan
bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara dengan berorientasi pada tujuan pelayanan
lain beban kerja perawat yang cukup tinggi, keperawatan yang akan dicapai. Pencapaian
alur komunikasi yang kurang tepat, tujuan pelayanan keperawatan di rumah
penggunaan sarana kurang tepat dan lain sakit dipengaruhi oleh aktifitas pelayanan
sebagainya (Nursalam, 2011). keperawatan yang diberikan kepada klien
Di Indonesia sendiri kejadian melalui penerapan asuhan keperawatan
tentang KTD apalagi Nyaris Cedera (near untuk pencapaian tujuan layanan kesehatan
miss) masih langka, namun dilain pihak sesuai tugas, wewenang dan tanggung jawab
terjadi peningkatan tuduhan malpraktik yang serta mengacu pada standar profesi
belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir (Undang-undang No. 36 tahun 2009 pasal
(DepKes, 2008). Kejadian di Jawa dengan 24). Pelayanan kesehatan yang bermutu dan
jumlah penduduk sebanyak 112 juta aman membutuhkan peran optimal dari
penduduk yang mengalami kejadian setiap tenaga kesehatan termasuk perawat
merugikan sebanyak 4.544.711 orang yang sebagai tenaga terdepan dalam sistem
dapat dicegah sebanyak 2.847.288 orang, pelayanan.
cacat permanen sebanyak 337.000 orang, Peran optimal perawat dalam
kematian sebanyak 121.000 orang dengan pengembangan mutu pelayanan keperawatan
beban ekonomi sebesar 495 M. Prevalensi telah berkembang dan mengarah pada
kejadian medis yang merugikan pasien di tuntutan akan kompetensi yang adekuat
Jawa Tengah dan DIY menurut sebuah hasil untuk mendukung gerakan keselamatan
penelitian adalah sebesar 1,8% - 88,9% pasien. Menurut Mitchell dalam Hughes
(Sunaryo, 2009). (2008), perawat merupakan kunci dalam
Untuk meminimalisir kejadian pengembangan mutu melalui keselamatan
nyaris cedera atau KTD maka Komite pasien. The Institute of Medicine (IOM)
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2000 mengemukakan dua peran
mengemukakan 6 sasaran keselamatan perawat dalam keselamatan pasien yaitu
pasien (patient safety) sebagai syarat untuk memelihara keselamatan melalui
diterapkan di semua rumah sakit yang transformasi lingkungan keperawatan yang
diakreditasi oleh KARS. Penyusunan ini lebih mendukung keselamatan pasien dan
mengacu kepada nine life-saving Patient peran perawat dalam keselamatan pasien
Safety Solutions dari WHO Patient safety melalui penerapan standar keperawatan yang
(2007) yang juga digunakan oleh Komite terkini.Sosialisasi program dan kebijakan
Keselamatan Pasien Rumah sakit (KKPRS mengenai keselamatan pasien dalam rangka

2
Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien Dengan Metode Ceramah...

membangun fondasi keselamatan pasien produktifitas atau hasil yang baik (Marquis
yang dibutuhkan telah diupayakan secara & Huston, 2006). Penelitian yang dilakukan
nasional oleh KPP-RS melalui road show di oleh Hennessy, Hicks, Hilan dan Kawonal
12 kota besar yang dilanjutkan dengan (2006) terhadap 524 perawat dari 5 provinsi
workshop di beberapa rumah sakit di di Indonesia yaitu Sulawesi Utara,
Indonesia. Namun diperlukan pendekatan Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa
sistemik dan peningkatan fondasi Barat dan DKI Jakarta menemukan bahwa
keselamatan pasien (Lumenta, 2008). Yates seluruh responden secara signifikan
(2006) menyatakan bahwa fondasi dan pilar menyatakan adanya kebutuhan untuk
perawatan pasien secara aman terdiri atas memperoleh pelatihan mengenai tugas dan
teknologi, proses dan sumber daya manusia. pekerjaan yang harus dilakukan perawat.
Sehubungan dengan hal ini pula salah satu Penelitian ini juga secara nyata menemukan
rekomendasi IOM adalah membangun bahwa kebutuhan pelatihan lebih besar pada
program pelatihan secara interdisipliner. kelompok perawat yang bekerja dalam
Despins, Scott dan Rouder (2010) dalam lingkup rumah sakit. Dalam lingkup
penelitiannya berpendapat bahwa keselamatan pasien, pengetahuan SDM
pengembangan riset dalam bentuk intervensi (sumber daya manusia) di kesehatan
mengenai keselamatan pasien seharusnya termasuk perawat merupakan hal yang
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berhubungan dengan komitmen yang sangat
deteksi oleh perawat mengenai tanda-tanda diperlukan dalam upaya untuk membangun
risiko cidera dan dapat meningkatkan budaya keselamatan pasien (Cahyono,
keselamatan pasien dalam lingkungan 2008).
pelayanan yang semakin kompleks. Ada beberapa metode yang dapat di
Peningkatan pengetahuan merupakan terapkan dalam memberikan pelatihan.
dampak yang diharapkan dari adanya Menurut Marquis & Huston, (2006): Rivai
pelatihan. Marquis dan Huston (2006) & Sagala (2009) metode yang dapat
menyatakan bahwa program pengembangan digunakan dalam pengembangan SDM
staf melalui pelatihan dan pendidikan berdasarkan teknik dan prinsip belajar yaitu:
merupakan program yang efektif untuk On the job training dan Off the job training.
meningkatkan produktifitas perawat. Off the job training terdiri dari ceramah
Dukungan yang adequat dalam bentuk kelas, case study, simulasi, praktek
pelatihan profesional dan pengembangan laboratorium, role playing dan behavior
pengetahuan merupakan salah satu upaya modeling.
untuk menciptakan lingkungan kerja yang RS Pekanbaru Medical Center
posistif bagi perawat agar asuhan yang aman merupakan salah satu RS swasta kelas B di
dapat diberikan (ICN, 2007). Kota Pekanbaru memiliki 86 orang perawat
Pelatihan didefinisikan sebagai yang tersebar di 7 ruangan yang meliputi
metode yang terorganisir untuk memastikan Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
bahwa individu memiliki pengetahuan dan ICU, Instalasi Bedah, Instalasi Kamar
keterampilan tertentu dan individu Bersalin dan Instalasi Gawat Darurat. RS
memperoleh pengetahuan yang baik PMC telah memiliki Komite Keselamatan
mengenai kewajiban dalam pekerjaannya. Pasien sebagai langkah awal upaya
Pengetahuan tersebut dapat meningkatkan konstruktif dalam rangka penerapan
kemampuan afektif, motor dan kognitif kebijakan mengenai keselamatan pasien
sehingga akan diperoleh suatu peningkatan sekaligus sebagai antisipasi terhadap makin

3
Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (1-8)

meningkatnya harapan pelanggan terhadap Mengenai Penerapan Sasaran Keselamatan


pelayanan yang bermutu. RS PMC Pasien Di RS PMC Pekanbaru”
mempunyai moto Pasien Menjadi Center
sehingga RS PMC ini juga sangat METODOLOGI PENELITIAN
mengedepankan patient safety dalam Metode penelitian yang digunakan
memberikan pelayanan. metode kuantitatif dengan one grup.
Berdasarkan Survei Pendahuluan Penelitian ini di laksanakan di Rumah Sakit
yang dilakukan di RS PMC pelaksanaan Pekanbaru Medical Center dengan sampel
patient safety telah dimulai sejak tahun penelitian adalah perawat yang bertugas di
2015 yang dimulai dengan pengenalan RS tersebut yaitu sebanyak 30 orang sesuai
patient safety, pembuatan sistem kerja dan sesuai kriteria inklusi.
penyusunan tim KPRS. Wawancara
terhadap tim KKP-RS RS PMC pada bulan HASIL DAN PEMBAHASAN
Maret 2017 ditemukan bahwa tenaga
Tabel
keperawatan yang ada di Rumah Sakit PMC
Pemahaman perawat tentang penerapan
belum menempatkan pelaporan sebagai
keselamatan pasien pada kelompok
salah satu prioritas utama dalam mendukung
ceramah sebelum dan setelah diberikan
penerapan tujuh langkah menuju
pelatihan
keselamatan pasien yang telah dijadikan
sebagai kebijakan. Belum adanya persepsi
yang sama tentang pengisian format Variabel Pre-test Post-test P
pelaporan insiden, pemilahan insiden yang value
belum begitu tepat, dan adanya perasaan Mean SD Mean SD
takut disalahkan jika melaporkan suatu Pemahaman
insiden teridentifikasi sebagai kendala yang Perawat
ditemukan oleh Tim KKP-RS dalam mengenai
hubungannya dengan keterlibatan perawat 52,83 7,742 67,47 8,320 0,000
penerapan
dalam penerapan program keselamatan keselamatan
pasien. Perawat sering kali harus dimotivasi pasien
untuk melaporkan insiden yang mereka
temukan dan proses pelaporan yang Berdasarkan uji statistik t dependent
seringkali hanya lisan juga menyulitkan pada table diatas didapatkan mean nilai
dalam pemantauan terhadap insiden di RS pemahaman perawat tentang budaya
PMC. Belum optimalnya nilai-nilai keselamatan pasien sebelum dilakukan
kesadaran dalam membangun budaya pelatihan dengan metode ceramah adalah
keselamatan pasien yang berhubungan 52,83 dengan standar deviasi 7,742. Mean
dengan peran perawat melalui peningkatan nilai pemahaman perawat tentang penerapan
kompetensi dalam mendukung pelaksanaan keselamatan pasien setelah dilakukan
program keselamatan pasien yang harus pelatihan dengan metode ceramah adalah
terus menerus diingatkan juga merupakan 67,47 dengan standar deviasi 8,320.
kondisi yang dirasakan harus dibenahi. Atas Hasil uji t dependent dimana p value
pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk = 0.000 lebih kecil daripada nilai alpha (p <
meneliti mengenai “ Pengaruh Pelatihan 0,05) didapatkan adanya pengaruh yang
Keselamatan Pasien Dengan Metode signifikan antara mean nilai pemahaman
Ceramah Terhadap Pemahaman Perawat perawat tentang penerapan keselamatan
4
Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien Dengan Metode Ceramah...

pasien sebelum dan setelah dilakukan Evaluasi dampak program pelatihan


pelatihan dengan metode ceramah. yang diberikan perlu diiringi dengan suatu
Penelitian ini sejalan dengan pelatihan yang berkesinambungan,
penelitian yang dilakukan oleh Dauer, terprogram dan terencana sesuai dengan
Kelvin, Horan, dan Germain (2006) peningkatan kebutuhan perawat atas hal
mengenai efektifitas pelatihan yang spesifik yang menjadi tuntutan kinerja
dilakukan terhadap sekelompok perawat perawat dalam menerapkan keselamatan
onkologi yang memberikan terapi radiasi pasien. Alokasi waktu yang tidak cukup
menemukan bahwa ada perbedaan signifikan panjang untuk pemberian intervensi berupa
pengetahuan kognitif yang diukur antara pre pelatihan dalam penelitian ini perlu
test dan post test serta adanya peningkatan dipertimbangkan sebagai faktor yang
sikap yang positif pada 5 dari 9 area sikap berdampak pada belum optimalnya
yang dievaluasi. Hasil penelitian ini juga pencapaian pemahaman perawat pelaksana
sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen.
Kirana (2007) yang menemukan bahwa ada
perbedaan kemampuan kognitif perawat SIMPULAN
secara signifikan pada kelompok intervensi Berdasarkan landasan teori dan
sebelum dan setelah diberikan pelatihan didukung oleh analisa dan hasil uji statistic,
dengan p value 0,000. maka dapat di simpulkan bahwa mean nilai
Hasil penelitian pada kelompok pemahaman perawat tentang budaya
dengan metode ceramah yang menunjukkan keselamatan pasien sebelum dilakukan
ada perbedaan pemahaman sebelum dan pelatihan dengan metode ceramah adalah
setelah pelatihan membuktikan bahwa 52,83 dengan standar deviasi 7,742. Mean
pelatihan dapat mempengaruhi pemahaman nilai pemahaman perawat tentang penerapan
perawat pelaksana secara positif. Perbedaan keselamatan pasien setelah dilakukan
pemahaman sebelum dan setelah pelatihan pelatihan dengan metode ceramah adalah
yang diberikan terhadap perawat pelaksana 67,47 dengan standar deviasi 8,320. Hasil
pada kelompok dengan metode ceramah uji t dependent dimana p value = 0.000 lebih
mengenai penerapan keselamatan pasien kecil daripada nilai alpha (p < 0,05)
dalam pelayanan keperawatan merupakan didapatkan adanya pengaruh yang signifikan
peningkatan hasil yang diharapkan dari antara mean nilai pemahaman perawat
pemberian intervensi berupa pelatihan. Hal tentang penerapan keselamatan pasien
ini sejalan dengan pendapat Rivai dan sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
Sagala (2009) yang menyatakan bahwa jika dengan metode ceramah.
kemampuan peserta pelatihan meningkat
secara signifikan, artinya program pelatihan
secara aktual menyebabkan terjadinya UCAPAN TERIMAKASIH
perbedaan kemampuan. Program pelatihan
dapat dikatakan berhasil apabila peningkatan Peneliti mengucapakan teriama kasih kepada
kemampuan dapat memenuhi kriteria Kemenristek Dikti yang telah mendanai
evaluasi dan dapat ditransfer ke pekerjaan Penelitian ini pada Program Dana Hibah
serta mengakibatkan perubahan sikap yang Penelitian Dosen Pemula Kemenristek Dikti
dapat diukur dengan meningkatkan Pendanaan tahun 2018.
performance pekerjaan.

5
Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (1-8)

DAFTAR PUSTAKA pasien (IKP). (Edisi 2). Jakarta:


The Author.
Cahyono, J.B.S.B. (2008). Membangun
budaya keselamatan pasien Despins, L.A., Scott, C.J., & Rouder, J.N.
dalampraktik kedokteran. (2010). Detection of patient risk by
Yogyakarta: Penerbit Kanisius nurses: a theoretical framework.
Journal of Advanced Nursing, 66
Canadian Nurses Association. (2009). (2), 465-474.
Position statement patient safety. http://www3.interscience.wiley.co
Ottawa: The Author. m/journal/123247860
http://www.cna- a i i c . c a / c n a /
documents/pdf/publica Flynn, E. (2004). Crossing the quality
tions/PS102_Patient_S chasm: a new system for 21th
a f e t y_ e . p d f century. USA: National Academies
Press.
Considine, J. (2005). The role of nurses in http://cart.nap.edu/cart/pdfaccess.cg
preventing adverse events related to i?&record_id=10027
respiratory dysfunction: Literature
review. Journal of Advanced Gillies, D.A. (1994). Nursing management:
Nursing, 49 (6), 624-633. a sistem approach. (3rd ed.)
Phyladelphia: WB. Saunders
Dauer, L.T., Kelvin, J.F., Horan, C.L., & Company
Germain, J.S. (2006). Evaluating
the effectiveness of a radiation Ginsburg, L., Norton, P.G., Casebeer, A., &
safety training intervention for Lewis., S. (2005). An educational
oncology nurses: A pretest- intervention to enhance nurse
intervention-posttest study. BMC leader’s perception of patient safety
Medical Education, 6 (32), 472- culture. Health Research and
482. Educational Trust, 40 (4), 997-
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a 1020.
rticles/PMC1513562/pdf/1472- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
6920-6- 32.pdf rticles/PMC1361187/pdf/hesr_0040
1.pd f,
Depkes. (2008). Pedoman indikator mutu
pelayanan keperawatan klinik di Hamric, A.B., Spross, J.A. & Hanson, C.M.
sarana kesehatan. Jakarta: The (2009). Advanced practice nursing:
Author. An integrative approach. USA:
Elsevier.
Depkes & KKP-RS. (2008). Panduan
nasional keselamatan pasien rumah Hennessy, D., Hiscks, C., Hilan, A., &
sakit. (Edisi 2). Jakarta: The Kawonal, Y. (2006). The training
Author. and development needs of nurses in
Indonesia: Paper 3 of 3. Human
_____________. (2008). Pedoman Resources for Health, 4 (10), 165-
pelaporan insiden keselamatan 179.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
6
Pengaruh Pelatihan Keselamatan Pasien Dengan Metode Ceramah...

Kohn, L.T., Corrigan, J.M., & Donaldson,


rticles/PMC1524804/pdf/1478-4491- M.S. (2000). To err is human:
4- 10.pdf building a safer health sistem.
Washington DC: National
Henriksen, K., Joseph, A., & Zayas-Caban, Academies Press. Desember 20,
T. (2009). The human factors of 2009.
home health care: a conceptual http://www.nap.edu/openbook.php?
model for examining safety isbn=0309068371.
andquality concerns. Journal of
Patient Safety, 5 (4), Lumenta, N.A (2008). State of the art
http://journals.lww.com/journalpati patient safety. Disampaikan pada
entsafety/Abstract/2009/12000/The Workshop Keselamatan Pasien dan
_Human_Factors_of_Home_Health Manajemen Resiko Klinis di RSAB
_Care__A.7.aspx Harapan Kita pada tanggal 1-3
April 2008. Jakarta: Tidak
Huber, D.L. (2006). Leadership and nursing Dipublikasikan.
management. (3rd ed.).
Philadelphia: Saunders Elsevier. Mangkuprawira, T.S. (2008). Merubah
perilaku karyawan.
Hughes, R.G (2008). Patient safety and http://ronawajah.wordpress.com/20
quality: an evidence-based 08/02/15/merubah-perilaku-
handbook for nurses. Rockville karyawan/
MD: Agency for Healthcare
Research and Quality Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2006).
Publications.http://www.ahrq.gov/ Leadership roles and management
QUAL/nurseshdbk/ functions in nursing: therory and
application. (5th Ed.). Philadelphia:
International Council of Nurse & World Lippincott Williams & Wilkins.
Health Organization. (2007).
Islamabad declaration on Morrison, J.E. (1991). Training for
strengthening nursing and performance: principles of applied
midwifery. http://www.icn.ch human learning. USA: John Wiley
& Sons Inc.
___________ (2007). International nursing
day, positive practice environment: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
quality workplaces = quality (2010). Standar profesi dan kode
patient care. Information and etik perawat indonesia. Jakarta:
action tool kit. Geneva: The The Author.
Author. http://www.icn.ch
Reed, S.K. (2000). Cognition: theory and
____________(2009). International nursing applications. (5th ed.) USA:
days, delivering quality, serving Wadsworth Thomson Learning.
qualities: nurses leading care
innovations. Geneva: The Author. Rivai, V. & Sagala, E.J. (2009). Manajemen
Mei 05, 2009. http://www.icn.ch Sumber Daya Manusia untuk

7
Health Care : Jurnal Kesehatan 7(2) Desember 2018 (1-8)

Perusahaan: Dari Teori ke Praktik.


Edisi ke-2. Jakarta: Rajawali Pers.

Schoonhoven, L., Grobbee, D.E., Bousema,


M.T., dan Buskens, E. (2005).
Predicting pressure ulcers: cases
missed using in a new clinical
prediction rule. Journal of
Advanced Nursing, 49 (1), 16-22.

Thite, M. (2004). Managing people in the


new economy: targeted
HRpractices that persuade people
to unlock their knowledge. New
Delhi: Sage Publications

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.

WHO. (2007). Nine Life Saving Patient


Safety Solution. Januari 03, 2010.
http://www.who.int

Wibowo. (2007). Manajemen kinerja. (Edisi


1). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Yahya, A.A. (2006). Konsep dan program


patient safety. Disampaikan pada
Konvensi Nasional Mutu RS ke VI.
Bandung. http://www.pdpersi.co.id

S-ar putea să vă placă și