Sunteți pe pagina 1din 9

Self Disclosure Pengguna Aplikasi Kencan Online

(Studi pada Tinder)


Ni Putu Cinintya Manu, I Dewa Ayu Sugiarica Joni, Ni Luh Ramaswati Purnawan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email: cinintyam@gmail.com, idajoni11@gmail.com , ramaswati.purnawan@gmail.com

ABSTRACT

The online dating application has changed the way people find a dating friend, from face-to-face
into an online encounter. One of the online dating application is Tinder. Tinder users do an
online interaction such as exchange personal information as a relationship development
process, before they decide to meet face-to-face. One of the stages that influence the
relationship development is self disclosure. Self disclosure is the way people disclose their
personal information. In the online encounter, self disclosure happenes when someone disclose
their personal information via internet to another person. The aim of this research is to explain
self disclosure of the Tinder users. This research is qualitative research, using social
penetration theory and CMC. The result of the study found that through 1 day-2 weeks self
disclosure, the intensity of the six subjects are different, with a constant and stable intensity,
someone can disclose their self better. With those different intensity, all subjects disclose their
personality structure randomly. 3 of 6 subjects disclose their self till the third level (preference in
something), subject D is the one who can disclose her self till the deepest level, but she didn’t
pass the third and fifth level. The same background with her match make her do self disclosure
till the sixth level. Personality structure those disclose randomly make an impact to the depth of
self disclosure. 4 of 6 subjects can pass the second and third level of the depth self disclosure
phase.

Keywords: Self Disclosure, Online Dating Application Users, Tinder

1.PENDAHULUAN secara perlahan merubah perilaku


Teknologi komunikasi memberikan maasyarkat. Dalam hal ini, memengaruhi
perkembangan yang besar terhadap media perilaku pencarian pasangan kencan.
komunikasi. Everett M. Rogers (dalam Sebelum adanya internet seseorang
Abrar, 2003:17-18) merangkum menemukan pasangan kencan setelah
perkembangan tersebut ke dalam 4 era. dipertemukan orang tua, dikenalkan teman,
Salah satunya era komunikasi interaktif, atau bertemu di acara yang memungkinkan
media yang berkembang di era ini adalah bertemu orang banyak. Di era ini pencarian
digital media, salah satunya adalah pasangan kencan dipermudah dengan
internet. Menurut survey yang dilakukan adanya aplikasi kencan online, salah
oleh Litbang Kompas pada tahun 2015 satunya Tinder. Tinder adalah aplikasi
kepada 6000 responden di 15 kota besar kencan online yang diluncurkan oleh Sean
Indonesia, 84,9% mengakses internet Read, Justin Mateen dan Jonathan Badin di
melalui telepon selular pintar (smartphone). West Hollywood, California (Putri,2015:02).
Gadget dengan akses internet yang Tinder dilengkapi dengan satelit navigasi
semakin diminati, memunculkan aplikasi sehingga dapat mempertemukan pengguna
canggih seperti aplikasi berbelanja online, dengan orang sekitar (Thaeras,2015).
aplikasi ojek online dan aplikasi kencan Munculnya aplikasi kencan online telah
online. Kemunculan fitur – fitur tersebut mengubah perilaku pencarian pasangan

1
kencan dari pertemuan tatap muka menjadi sebelumnya lebih berfokus pada Berfokus
pertemuan online. Sebelum melakukan pada topik-topik, tahapan-tahapan, dan
pertemuan bertatap muka, para penggua media komunikasi yang lebih diminati untuk
Tinder melakukan interaksi online dimana melakukan self disclosure dalam
penggua mulai bertukar informasi diri komunikasi antarpribadi mahasiswa/i yang
sebagai proses pengembangan hubungan menjalani LDR (Long Distance
yang disebut self disclosure. Self disclosure Relationship). Penelitian ketiga adalah
online terjadi ketika informasi diri jurnal online Ayip Fahmi Faturochman
diberitahukan kepada seseorang melalui (2014) yang meneliti mengenai
internet. penggunaan Tinder dan pengembangan
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan dengan match dalam Tinder
pengungkapan diri (self disclosure) (Studi terhadap Mahasiswa/i Universitas
pengguna aplikasi kencan online Tinderdan Indonesia Pengguna Tinder). Penelitian ini
batasan masalah dalampenelitian ini, hanya berfokus pada tujuan relasi antarpribadi
memfokuskan pada self disclosure online mahasiswa/i UI dalam menggunakan
pada saat para pengguna masih termediasi Tinder dan bagaimana pengembangan
Tinder. Tujuan dari penelitian ini adalah hubungan terjadi antara pengguna dengan
untuk menjelaskan pengungkapan diri (self matches. Penelitian keempat adalah jurnal
disclosure) para pengguna kencan online online Novala Putri (2015) yang meneliti
Tinder. mengenai motif pria menggunakan
Tindersebagai jejaring sosial pencarian
2. KAJIAN PUSTAKA jodoh. Penelitian sebelumnya berfokus
Penelitian ini menggunakan 4 penelitian pada motif para pria yang menggunakan
sebelumnya yang terkait dengan judul Tinder sebagai jejaring sosial pencarian
penelitian ini, guna memberi tambahan jodoh.
informasi dan sumber yang jelas. Penelitian Perbedaan penelitian ini dengan
pertama adalah skripsi onlineYeanita penelitian-penelitian sebelumnya adalah
Lestarina (2012), yang meneliti mengenai penelitian ini berfokus pada self disclosure
self disclosure yang dilakukan individu online para pengguna Tinder dan sampai
pengguna facebook sebagai media kencan mana tingkat kedalaman pengungkapan diri
online yang bertujuan untuk menjelaskan para pengguna Tinder. Penelitian ini
self disclosure individu pengguna facebook menggunakan teori penetrasi sosial dan
sebagai media kencan online. Penelitian CMC (social information processing theory
selanjutnya yang berkaitan adalah jurnal atau SIP). Kedua teori tersebut digunakan
online Nurul Huda Nasution (2013) yang untuk menganalisis penelitian ini, sehingga
meneliti mengenai Self Disclosure pacaran didapat tingkat kedalaman self
jarak jauh melalui media komunikasi pada disclosurepara pengguna Tinder. Dalam
mahasiswa/i di Departemen Ilmu teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor
Komunikasi FISIP USU. Penelitian menggunakan model bawang untuk

2
menjelaskan tahapan penetrasi sosial. Jalur primer dan sekunder. Data primer didapat
pokok untuk melakukan penetrasi sosial dari wawancara langsung dengan para
secara lebih dalam adalah self-disclosure, informan pengguna Tinder dan data
yaitu pengungkapan hal-hal yang bersifat sekunder didapat dari buku, jurnal online
pribadi dari diri kita kepada orang lain dan artikel yang berkaitan dengan
(Griffin, 2006: 115). Dimulai dengan penelitian ini. Unit analisis dalam penelitian
membuka lapisan demi lapisan dari bawang ini adalah pengguna aplikasi kencan online
kepribadian seseorang dengan cara Tinder. Pada penelitian ini informan
berkomunikasi non verbal seperti, kontak ditentukan secara purposive dan snowball
mata dan senyuman serta komunikasi yang di mana dalam teknik ini tidak semua
dilakukan secara verbal. Namun self anggota populasi memiliki peluang dan
disclosure yang dilakukan pengguna adalah kesempatan sebagai sampel (Sugiyono,
self disclosure online, sehingga penelitian 2012:96). Dalam penelitian ini informan
ini menggunakan teori SIP untuk adalah pengguna Tinder : 1) Aktif
menganalisis komunikasi non-verbal yang menggunakan Tinder selama kurang lebih
tidak dapat terlihat di dunia online. Darlega 6 bulan, 2) Memiliki intensitas percakapan
& Berg (dalam Attril, 2012:856) menyatakan yang panjang dengan calon pasangan
self disclosure online terjadi ketika kencan onlinenya atau pernah
informasi diri diberitahukan kepada mendapatkan pacar dari aplikasi kencan
seseorang atau beberapa orang lainnya onlineTinder, 3) Batasan umur informan
melalui internet. Dalam perspektif teori untuk penelitian ini adalah 20-30 karena
penetrasi sosial, Altman dan Taylor merupakan rentangan umur dewasa awal
menjelaskan 4 fase kedalaman self menurut Hurlock. Dewasa awal merupakan
disclosure (Griffin, 2006: 115-116) : 1) masa permulaan dimana seseorang mulai
Obrolan-obrolan ringan terjadi lebih sering menjalin hubungan secara intim dengan
dan lebih awal dari informasi pribadi, 2) lawan jenisnya (Hurlock,1993).
Keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat Teknik pengumpulan data yang dipakai
resiprokal (timbal-balik), 3) Penetrasi dalam penelitian ini adalah teknik
semakin berkurang ketika masuk ke dalam wawancara semi terstruktur dimana
lapisan yang makin dalam, 4) Depenetrasi pewawancara memiliki daftar pertanyaan
adalah proses yang bertahap dengan tertulis namun memungkinkan untuk
semakin memudar. menyampaikan pertanyaan secara bebas
terkait dengan fokus permasalahan kepada
3. METODOLOGI PENELITIAN narasumber (Bungin, 2006:101). Dan teknik
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pengumpulan data lain yang dipakai adalah
menggunakan paradigma post positivism. teknik dokumentasi, digunakan untuk
Metode yang digunakan dalam penelitian mengumpulkan data yang terdiri dari
ini adalah yang bersifat deskriptif kualitatif. dokumen dan rekaman(Burhan Bungin,
Sumber data yang digunakan bersifat 2006:120). Dokumentasi peneliti berupa

3
rekaman wawancara dan gambaran Adapun tahapan penetrasi sosial
percakapan para informan dengan matches menurut Altman dan Taylor apabila dikaji
masing-masing. Teknik analisis data yang menurut model bawang dibagi menjadi 7
dipakai adalah teknik dari Miles dan bagian (Griffin, 2006: 114): 1) Artefak non-
Huberman (dalam Sugiyono, 2014:246) verbal yang dapat dilihat mata(dating,
meliputi ; reduksi data, penyajian data, dan worldwide, studies, tastes), 2) Biographical
penarikan kesimpulan. Kemudian teknik data (nama, alamat, umur, pekerjaan), 3)
penyajian data yang digunakan dalam Preferences in something(clothes, foods,
penelitian ini adalah dalam bentuk deskriptif music, etc), 4) Goals, Aspirations (Tujuan-
dan naratif yang disusun secara sistematis tujuan), 5)Religious convictions (keyakinan
dengan kata-kata yang dapat meyakinkan beragama), 6)Deeply held fears and
pembaca atau peneliti lain. fantasies (trauma, pengalaman dan
masalah pribadi), 7) Concept of self
4. HASIL DAN PEMBAHASAN (konsep diri). Pada tahapan penetrasi
4.2. Hasil Temuan Penelitian tingkat pertama ada artefak non-verbal
Dapat dikatakan bahwa dari 6 yang dapat dilihat dari foto-foto dan biodata
informan pengguna Tinder berumur 20-30 pada profil Tinder informan. Hal ini dapat
tahun, rata-rata menggunakan Tinder dikaji melalui teori SIP, seseorang
selama 2-4 tahun dengan tujuan, latar kehilangan isyarat non-verbal saat
belakang, topik dan intensitas percakapan berkomunikasi online - konteks fisik,
yang berbeda-beda. Keenam informan ekspresi wajah, nada suara, jarak
membuka irisan kepribadiannya secara interpersonal, posisi tubuh, penampilan,
acak dan tidak berurutan. Informan A dan gerak tubuh, sentuhan, dan bau semua
M membuka irisan kepribadian hanya hilang (Griffin,2003). Namun artefak non-
sampai pada tingkat kedalaman ketiga verbal tersebut masih dapat tergambarkan
(preferences in something), irisan melalui foto-foto dan biodata yang
kepribadian yang diungkapkan oleh diungkapkan matches di profil Tinder
informan D hanya sampai kedalaman masing-masing.
keenam (deeply held fears and fantasies) Dari hasil temuan gambaran
namun tidak melewati kedalaman ketiga percakapan juga ditemukan bahwa para
dan kelima, Informan S membuka irisan Informan dalam mengungkapkan emosi
kepribadian sampai pada tingkat seperti tersenyum, tertawa dan cemberut
kedalaman keempat (goals and aspiration), menggunakan emoji, emoticon, simbol-
informan P dan J membuka irisan simbol tertentu (misal: “xx”) dan kata-kata
kepribadian sampai pada tingkat yang menjelaskan emosi (misal: “hahaha”,
kedalaman kedua (biographical data). “lol”).
Pada tingkat kedua ada
4.3. Analisa Data biographical data dimana pada tingkat ini
4.3.1 Penetrasi Sosial para informan mulai mengungkapkan data

4
diri pribadi. dapat dikatakan bahwa Tidak ada informan yang
informasi pribadi yang diungkapkan lebih mengungkapkan diri di kedalaman kelima.
kepada pekerjaan, tempat bekerja dan Di tingkat ini hal yang diungkapkan berupa
alamat rumah. Dari temuan hasil dapat keyakinan beragama (religious convictions).
dianalisis bahwa semua informan Di tingkat kedalaman keenam yang
mengungkapkan hal ini kepada match mana hal-hal yang diungkapkan merupakan
masing-masing. Perbedaannya hanya 3 sebuah ketakutan, trauma, pengalaman
informan (A, D, P) yang mengungkapkan pribadi, masalah pribadi, konflik batin
data pribadi di hari pertama bercakap seseorang dengan dirinya, dan khayalan-
dengan matches, 2 informan lainnya (M, J) khayalan pada dirinya. Hal-hal ini
mengungkapkan data pribadi di hari kedua, diungkapkan oleh informan D. Informan D
sedangkan 1 Informan (S) mengungkapkan mengungkapkannya pada percakapan hari
data pribadi di hari ketiga. pertama. Informan D mengatakan Ia pernah
Pada tingkat kedalaman ketiga mempunyai pengalaman yang buruk
yaitu preferences in something (clothes, dengan seorang mantan pacarnya dari
foods, music), para informan Belanda kepada match-nya yang juga
mengungkapkan kesukaan terhadap orang Belanda. Hal yang menarik dari
sesuatu, misalnya aliran musik, makanan, Informan D adalah setelah melewati
mode busana yang disukai, hobi dan lain- tahapan penetrasi tingkat pertama, kedua
lain. Informan yang mengungkapakan hal dan keempat, Informan D tidak melewati
ini adalah Informan A, M, dan S. Informan A tahapan penetrasi tingkat ketiga dan
mengungkapkan hal ini di hari kedua kelima. Melainkan langsung lompat ke
bercakap, kemudian informan M tahapan penetrasi tingkat keenam. Disini
mengungkapkan hal ini pada hari pertama ditemukan bahwa kepercayaan seseorang
yang mana Ia gunakan untuk menyapa dan latar belakang budaya yang sama
match-nya, informan S mengungkapkan hal menentukan seberapa dalam seseorang
ini di hari ketiga pada percakapannya di mengungkapkan dirinya. Informan D yang
Tinder. sudah terpengaruh dengan budaya
Di tingkat kedalaman keempat hal Belanda, secara tidak sadar merasa
yang diungkapkan berupa tujuan dan memiliki kesamaan budaya dengan match,
aspirasi (goals, aspiration). Ada 2 informan sehingga Ia percaya dapat mengungkapkan
yang membuka irisan kepribadian di tingkat masalah percintaan kepada match-nya di
ini yaitu informan D dan informan S. hari pertama bercakap.
Keduanya mengungkapkan hal ini pada Di tingkat ketujuh ada konsep diri
awal percakapan di hari pertama. Informan (concept of self). Dimana konsep diri
D mengungkapkan tujuannya berada di adalah hal – hal yang membentuk diri
Tinder, sedangkan informan S seseorang. Menurut Altman dan Taylor, ini
mengungkapkan tujuannya datang ke adalah bagian terdalam dan paling
Belanda dan tujuannya berada di Tinder. dirahasiakan seseorang. Tidak ada

5
Informan yang sampai pada tingkat diungkapkan berupa sapaan seperti “hai,
kedalaman ini. apa kabar”, kemudian obrolan mengenai
pendapat tentang wilayah tempat tinggal,
4.3.2 Kedalaman dan Keluasan
tempat wisata, pendidikan, kegiatan sehari-
Keterbukaan Diri
hari, dan informasi pribadi informan atau
Dari 6 orang informan ditemukan
matches seperti identitas diri lainnya yang
hasil yang beragam, kedalaman self
belum tercantum di dalam profil Tinder.
disclosure mengacu pada seberapa dalam
Di tingkat kedalaman kedua yaitu
seseorang membukan irisan
self disclosure bersifat timbal balik. Di tahap
kepribadiannya pada model bawang dan
ini self disclosure mulai mengalami
topik-topik yang diklasifikasikan dalam
pergantian topik pembicaraan yang lebih
tahapan penetrasi sosial menurut tingkat
dalam dari sebelumnya. Informan yang
kedalaman self disclosure. Apabila topik
mengalami fase ini adalah Informan A, D, S
yang dibicarakan semakin bersifat pribadi,
dan M. Hal-hal yang diungkapkan berupa
maka semakin dalam tingkat self disclosure
hal-hal yang disukai, hobi dan tujuan-tujuan
seseorang. Pengungkapan diri yang dalam
tertentu seperti tujuannya menggunakan
pada Tinder berefek pada keputusan
Tinder.
seseorang untuk bertemu atau bertukar
Di tingkat kedalaman ketiga yaitu
nomor handphone pribadi. Hanya 4
penetrasi semakin berkurang ketika masuk
Informan yang mencapai fase ini yaitu
kedalam lapisan yang lebih dalam. Hanya
Informan A, D, S dan P. Hal ini juga
informan D yang mengungkapkan diri di
didukung dengan perspektif teori penetrasi
fase ini, hal yang diungkapkan oleh
sosial, Altman dan Taylor menjelaskan
informan D adalah pengalamannya dengan
beberapa penjabaran sebagai berikut
pasangan sebelumnya. Fase ini merupakan
(Griffin, 2006: 115-116) :
fase penentu dari kelanjutan sebuah
1. Obrolan-obrolan ringan terjadi lebih
hubungan di dunia online, apabila
sering danlebih awal dari informasi
pengungkapan diri informan dapat diterima
pribadi,
oleh match, hubungan akan berlanjut ke
2. Keterbukaan-diri (self disclosure)
tahapan yang lebih berkembang, seperti
bersifat resiprokal (timbal-balik),
keputusan bertemu, bertukar nomor
3. Penetrasi semakin berkurang
handphone pribadi atau berpindah ke
ketikamasuk ke dalam lapisan yang
aplikasi chat lain. Namun apabila
makin dalam,
pengungkapan diri dari informan tidak
4. Depenetrasi adalah proses yang
diterima maka hubungan akan berlanjut ke
bertahap dengan semakin memudar.
tahapan depenetrasi. Yang terjadi pada
Dari data hasil penelitian diperoleh
informan D dan match setelah
bahwa keenam informan (informan A, D, S,
mengungkapkan diri di fase ini adalah
M, P, J) melewati fase kedalaman
berpindah ke aplikasi chat lain. Informan
pertamadalam self disclosure. Hal-hal yang
lain yang juga sampai pada fase ini, namun

6
tidak mengungkapkan diri di fase ini adalah baik dan mengenal satu sama lain lebih
informan A, S dan P. Informan P dalam.
mengalami percakapan sehari saja dengan 2. Selain intensitas yang berbeda, juga
kedalaman self disclosure tingkat pertama diperoleh hasil bahwa keenam informan
yaitu (obrolan ringan terjadi lebih sering dan membuka irisan kepribadian model
lebih awal dari informasi pribadi), namun bawang secara acak dan tidak
mengalami lompatan langsung ke tahap berurutan. Hanya irisan kepribadian
ketiga (Penetrasi semakin berkurang ketika tingkat pertama yang dibuka pada waktu
masuk ke dalam lapisan yang makin bersamaan, yaitu artefak non-verbal. Ini
dalam), Ini dikarenakan Informan P memiliki dapat diketahui pada saat calon match
ras dan kebudayaan yang berbeda dari pertama kali swipe dan melihat profil
informan lainnya dan memiliki kebudayaan informan, artefak non-verbal juga dapat
yang sama dengan match sehingga self dilihat dari cara para informan
disclosure mengalami percepatan. mengungkapkan emosi di dunia online,
Di tahap keempat kedalaman self seperti tersenyum, tertawa dan
disclosure ada tahap depenetrasi yaitu cemberut, para informan menggunakan
proses bertahap dengan semakin emoji, emoticon, simbol-simbol tertentu
memudar. Ini terjadi apabila hubungan tidak (misal : “xx” yang artinya cium), dan
berjalan lancar. Dari hasil penelitian kata-kata yang menjelaskan emosi
ditemukan bahwa tidak ada informan yang (misal : “hahaha” dan “lol”). Dalam
mengalami fase ini dengan match masing- penerapan model bawang dapat
masing. Di dalam Tinder, unmatch adalah disimpulkan bahwa 3 dari 6 informan,
salah satu proses depenetrasi. rata-rata membuka irisan kepribadian di
tingkat ketiga (preferences in something)
5. KESIMPULAN DAN SARAN dimana hal-hal yang diungkapkan
5.1 Kesimpulan berupa kesukaan seseorang terhadap
Dari hasil analisis keenam informan sesuatu.
pengguna Tinder diperoleh kesimpulan 3. Irisan kepribadian yang terpenetrasi
sebagai berikut : secara tidak berurutan memengaruhi
1. Self disclosure dengan durasi 1 hari – 2 kedalaman self disclosure. Dapat
minggu, diperoleh hasil bahwa keenam dikatakan bahwa semakin dalam
informan pengguna Tinder, memiliki penetrasi kepribadian seseorang maka
intensitas percakapan yang berbeda semakin dalam self disclosure
dalam mengungkapkan diri (self seseorang. Pada tabel penerapan model
disclosure) sebagai proses bawang, 3 (A, S, M) dari 6 informan
pengembangan hubungan di dunia rata-rata membuka irisan kepribadian
online. Dengan intensitas percakapan tingkat ketiga (preferences in
yang konstan dan stabil, seseorang something), apabila ini diklasifikasikan
lebih dapat mengungkapkan diri lebih ke fase kedalaman self disclosure, maka

7
dapat disimpulkan 4 dari 6 informan 2. Bagi pengguna Tinder, disarankan
pengguna Tinder berhasil melewati fase bahwa dalam menggunakan aplikasi
kedalaman self disclosure kedua dan kencan online, sebaiknya diikuti dengan
ketiga. Fase kedua adalah fase dimana intensitas pengungkapan diri yang
para informan mengalami self disclosure cukup dan self disclosure yang
bersifat timbal balik. Informan yang bervalensi positif. Sehingga dapat
mengalami fase ini adalah Informan A, mengembangkan hubungan ke tahap
D, S, dan M. Hal-hal yang diungkapkan yang lebih intim.
berupa hal-hal yang disukai, hobi dan 3. Bagi para calon maupun yang telah
tujuan-tujuan tertentu seperti tujuannya menggunakan Tinder disarankan lebih
menggunakan Tinder. Fase kedalaman berhati-hati dan bijak dalam
self disclosure ketiga adalah fase mengungkapkan informasi pribadi
penetrasi semakin berkurang ketika dengan beragamnya karakter para
masuk ke dalam lapisan yang makin matches.
dalam. Informan yang mengalami fase 4. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan
ini adalah Informan A, D, S, dan P. Hal untuk meneliti motivasi seseorang
yang diungkapkan dalam fase ini adalah mengungkapkan diri di dalam aplikasi
trauma, ketakutan, masalah, dan kencan online, sehingga dapat
pengalaman pribadi. Fase ini menambah keberagaman informasi.
merupakan fase penentu dari kelanjutan
sebuah hubungan di dunia online. 6. DAFTAR PUSTAKA
Keempat informan mengalami hubungan Abrar,Ana Nadya.(2003).Teknologi
yang berlanjut ke tahapan yang lebih Komunikasi: Perspektif Ilmu
Komunikasi.Yogyakarta: lesfi
berkembang, seperti keputusan
bertemu, bertukar nomor handphone Bungin, Burhan.(2006).Sosiologi
Komunikasi: Teori, Paradigma
pribadi atau berpindah ke aplikasi chat dan Diskursus Teknologi
lain. Tidak ada informan yang Komunikasi di Masyarakat.
Jakarta: Kencana Prenada Media
mengalami fase depenetrasi. Group.

Griffin, Emory A.(2003).A First Look


5.2 Saran at Communication Theory, 5th
edition.New York: mcgraw-hill.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian ini, ada saran-saran yang Griffin, Emory A.(2006).A First Look
at Communication Theory, 6th
dapat diberikan kepada pengguna Tinder
edition.New York: mcgraw-hill.
dan peneliti selanjutnya, yaitu :
1. Bagi calon pengguna Tinder, disarankan
untuk mengetahui tujuan dari calon
Hurlock,E.B.(1993).Psikologi
pasangan (match), sehingga Tinder
Perkembangan: Suatu
dapat menjadi alternatif yang tepat pendekatan sepanjang rentang
kehidupan (edisi kelima). Jakarta:
dalam mencari teman kencan. Erlangga.

8
Sugiyono. (2012).Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.(2014).Metode Penelitian
Bisnis.Bandung: alfabeta

Attril, Alison.(2012).Self Disclosure


Online.Cyberpsychology.6 (1),
856-857. DOI: 10.4018/978-1-
4666-0315-8.ch071

Putri,T.( 2015). Motif Pria


Pengguna Tinder sebagai
Jejaring Sosial Pencarian
Jodoh.(Jurnal Online, Universitas
Telkom,2015) Diakses pada 29
Maret 2016, dari
https://openlibrary.telkomuniversit
y.ac.id/pustaka/104463/motif-
pria-pengguna-tinder-sebagai-
jejaring-sosial-pencarian-jodoh-
studi-virtual-etnografi-mengenai-
motif-pria-pengguna-tinder-.html
.
Suwardiaman. (2015). Penetrasi
Internet Belum Merata. Diakses
pada 25 Juli 2016, dari
http://print.kompas.com/baca/201
5/07/21/Penetrasi-Internet-
Belum-Merata.

Thaeras,Ferdy.(2015).Tren Mencari Jodoh


via Online Lewat Aplikasi Tinder. Diakses
pada 25 Juli 2016, dari
https://wolipop.detik.com/read/2015/01/16/1
51551/2805575/880/tren-mencari-jodoh-
via-online-lewat-aplikasi-tinder

S-ar putea să vă placă și