Sunteți pe pagina 1din 4

namnesis

Anamnesis neurologis dimulai dengan keluhan utama orangtua membawa anaknya


berobat. Keluhan utama sangat penting untuk menentukan diagnosis banding. Anamnesis
yang dilakukan secara rinci dan kronologis dapat menentukan perjalanan penyakit dan proses
penyakitnya (akut atau kronik, fokal atau umum, progresif atau statik).1,2
Beberapa hal yang sebaiknya ditanyakan adalah: (1) lama atau umur saat awal keluhan;
(2) bagaimana terjadinya (mendadak atau perlahan-lahan); (3) lokalisasi dan sifat keluhan
(menetap atau menyebar); (4) derajat dan perkembangan penyakit (bertambah berat atau
menetap); (5) apakah sudah berobat, jenis obat, membaik atau memburuk; (6) riwayat
keluarga seperti penyakit pasien. Data lain yang tidak kalah pentingnya adalah: riwayat
kehamilan ibu, kelahiran, penyakit dahulu, perkembangan, nutrisi, riwayat keluarga dan
riwayat pendidikan. Riwayat perkembangan sangat penting karena dapat menentukan apakah
anak tersebut terlambat atau tidak. Perkembangan yang harus sudah dicapai oleh seorang
anak pada usia tertentu dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1. Skrining keterlambatan perkembangan

Untuk mencegah terjadinya keterlambatan diagnosis gangguan perkembangan, sebaiknya


setiap anak yang berobat selalu ditanyakan kemampuan perkembangan anak sesuai dengan
usianya. Pertanyaan sederhana seperti apakah sudah dapat duduk sendiri pada bayi usia 9
bulan ? atau apakah sudah dapat bicara lancar pada usia 2 tahun. Pertanyaan ini merupakan
skrining untuk mendeteksi adanya gangguan perkembangan secara dini.2

Observasi klinis
Pendekatan pemeriksaan neurologis tidak berbeda dengan pemeriksaan fisis umum.
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan pengamatan, raba, dan auskultasi. Pemeriksaan
neurologis yang terpenting adalah observasi secara seksama dan teliti sebelum pasien
disentuh. Pasien yang telah disentuh seringkali menangis dan menyebabkan data yang ada
menjadi sulit diinterpretasi, misalnya pemeriksaan ubun-ubun besar pada bayi yang
menangis. Ubun-ubun besar membonjol pada bayi menangis dapat merupakan bukan keadaan
abnormal.2

Gambar 1. Ubun-ubun besar menonjol

Pemeriksaan neurologis awal adalah observasi. Observasi dilakukan sejak kita sedang
melakukan anamnesis. Pada saat observasi dinilai fungsi saraf kranialis, kelainan di wajah,
kelainan deformitas struktur tubuh, posisi tubuh, kekuatan dan gerakan ekstremitas. Selain
itu, pada observasi juga diperhatikan dengan teliti mulai dari rambut, kepala, wajah, badan,
dan ekstremitas pada keadaan diam dan bergerak.
Penampilan anak dapat mengingatkan kita secara langsung suatu keadaan khusus atau
sindrom tertentu. Seorang anak dengan hemiparesis masuk dengan tungkai diseret. Anak
dengan sindrom Down memperlihatkan brakisefal, mata sipit, low set air dan ekstremitas
yang lebih pendek dibanding anak normal. Observasi daerah rambutd dan kepala bayi dapat
terlihat adanya ubun-ubun besar membonjol atau cekung, alopesia, hidrosefalus, atau adanya
hematom di daerah pelipis. Bentuk kepala dapat berupa brakisefal, platisefal atau skafosefal,
frontal bossing.1-3

Gambar 2. Bentuk kepala


Pada saat dilakukan observasi klinis, dapat sekaligus menilai tingkat kesadaran bayi dan
anak. Jenis-jenis tingkat kesadaran antara lain:

1. Compos Mentis (conscious) yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat


menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-
teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil subjektif mungkin
adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS biasanya dipakai untuk menentukan
derajat cidera kepala. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dewasa, akan tetapi ada
beberapa komponen yang penilaiannya spesifik untuk anak dan bayi. Beberapa pengkajian
pada orang dewasa tidak sesuai untuk bayi dan anak – anak, oleh karena itu harus
dimodifikasi. GCS bayi dan anak dapat dilihat pada tabel berikut:4
Tabel 2. Modifikasi GCS
GCS (modifikasi untuk anak) GCS (modifikasi untuk bayi)
Respon mata Respon mata
4 = terbuka spontan 4 = terbuka spontan
3 = mata terbuka terhadap rangsang 3 = mata terbuka terhadap rangsang
verbal verbal
2 = mata terbuka terhadap rangsang nyeri 2 = mata terbuka terhadap rangsang nyeri
1 = mata tidak terbuka 1 = mata tidak terbuka
Respon verbal Respon verbal
5 = sesuai usia, terorientasi, mengikuti 5 = Babbling
objek, senyum social 4 = irritable, menangis
4 = kata-kata tidak sesuai 3 = menangis dengan rangsang nyeri
3 = menangis 2 = mengerang dengan rangsang nyeri
2 = suara yang tidak dimengerti, 1 = tidak ada respon
mengorok
1 = tidak ada respon verbal
Respon motorik Respon motorik
6 = gerak spontan dan bertujuan 6 = gerak spontan
5 = melokalisasi rangsang nyeri 5 = menarik dengan sentuhan
4 = menghindari rangsang nyeri dengan 4 = menarik dengan rangsang nyeri
cara fleksi 3 = fleksi abnormal terhadap rangsang
3 = fleksi abnormal terhadap rangsang nyeri (postur dekirtikasi)
nyeri (postur dekirtikasi) 2 = ekstensi abnormal (postur
2 = ekstensi abnormal (postur deserebrasi)
deserebrasi) 1 = tidak ada respon motorik
1 = tidak ada respon motorik
Interpretasi :
≥ 13 = cedera kepala ringan
9-12 = cedera kepala sedang
≤ 8 = cedera kepala berat

Pemeriksaan kepala dan saraf otak


Pemeriksaan kepala dapat menentukan apakah makrosefali, mikrosefali atau kraniosinostosis.
Gambaran vena melebar dapat terlihat pada peningkatan tekanan intrakranial. Daerah oksiput
yang datar dapat berhubungan dengan perkembangan yang terlambat. Daerah oksipital yang
membesar dapat ditemukan pada sindrom Dandy Walker. Biparietal melebar dapat karena
adanya hematom subdural yang disebabkan perlakuan salah pada anak. Sutura yang
overlaping dapat dijumpai pada kraniosinostosis. Tanda Macewen (cracked pot) dapat
dijumpai pada peningkatan tekanan intrakranial.2,3
Pertambahan ukuran lingkar kepala pada bayi cukup bulan pada 3 bulan pertama adalah
2 cm/bulan, pada usia 3 bulan sampai 6 bulan adalah 1 cm/bulan dan selanjutny

S-ar putea să vă placă și