Sunteți pe pagina 1din 8

TUGAS HUKUM ASURANSI

NAMA : HARDY SMERALDO HARDITO


NRP : 120115185

FAKULTAS HUKUM
HUKUM ASURANSI
KELAS PARALEL B


Rangkuman Asuransi Laut
Berdasarkan buku Hukum Asuransi Indonesia (Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H.)

A. Pengaturan Asuransi Laut

Pengaturan mengenai asuransi laut di atur di dalam Kitab


Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) secara lengkap.
Asuransi Laut berkembang pesat karena pelaksanaan dari
pelayanan pengangkutan dari laut yang penuh dengan ancaman
bahaya laut.

Pengaturan Asuransi Laut di atur dalam:


• Buku I Bab IX Pasal 246 – Pasal 286 KUHD tentang Asuransi
pada umumnya sejauh tidak diatur dalam ketentuan khusus.
• Buku II Bab IX Pasal 592 – Pasal 685 tentang Asuransi Bahaya
Laut, dan Bab X Pasal 686 – Pasal 695 KUHD tentang Asuransi
Bahaya Sungai dan Perairan Pedalaman
• Buku II Bab XI Pasal 709 – pasal 721 KUHD tentang Avarai
• Buku II Bab XII Pasal 744 KUHD tentang Berakhirnya Perikatan
dalam Perdagangan Laut.

Unsur – Unsur Asuransi Laut :


• Objek Asuransi, terdiri dari kapal dan barang muatan.
• Jenis bahaya ancaman benda asuransi, di bagi 2. Yang bersumber
dari alam (badai, gelombang besar, hujan angina, dsb.) dan yang
bersumber dari manusia (nahkoda, awak kapal, dan pihak ketiga).
• Macam – macam jenis benda asuransi, seperti tubuh kapal, muatan
kapal, alat perlengkapan kapal, dsb.
B. Polis Asuransi Laut

Di dalam polis asuransi laut, syarat-syarat umum yang harus


tercantum di dalam Pasal 256 KUHD. Selain syarat umum,
terdapat pula syarat-syarat khusus yang di atur didalam Pasal 592
KUHD. Polis asuransi adalah akta yang harus ditanda tangani oleh
penganggung. Polis asuransi berfungsi sebgai bukti autentik
perjanjian asuransi laut antara pihak tertanggung dan pihak
pennggung. Polis asuransi yang diberlakukan di Negara-negara
maju dibuat dengan adanya perantaraan pialang, kemudian polis
yang digunakan adalah polis bursa, sedangkan di Indonesia, polis
yang digunakan merupakan polis perusahaan yang bentuk nya
tergantung dari kehendak perusahaan itu sendiri.

Polis Asuransi memuat mengenai :


• Nama nahkoda dan nama kapal serta jenis dari kapal muatan
• Tempat dilakukannya pemuatan barang ke kapal
• Pelabuhan tempat pemberangkatan kapal
• Pelabuhan tempat pembongkaran
• Daftar pelabuhan-pelabuhan yang akan disinggahi kapal
• Tempat bahaya perjalanan kapal
• Nilai kapal yang akan diasuransikan
C. Objek Asuransi Laut

Objek dari asuransi laut berdasarkan Pasal 593 KUHD adalah :


• Tubuh kapal yang bermuatan atau dalam kondisi kosong, dengan
atau tanpa persenjataan, serta dalam keadaan berlayar sendiri atau
dengan kapal lain.
• Alat perlengkapan kapal
• Alat perlengkapan perang.
• Bahan keperluan hidup kapal
• Barang muatan yang diangkut oleh kapal
• Keuntungan yang diperoleh
• Biaya angkutan

Berdasarkan Pasal 594 KUHD, pengadaan asuransi dapat diadakan


apabila :
• Atas seluruh atau sebagian barang muatan
• Dalam waktu damai atau dalam waktu perang
• Untuk perjalanan pergi atau pulang
• Untuk seluruh bahaya laut
• Untuk berita baik dan buruk

Asuransi In Quovis (pasal 595 KUHD) : asuransi atas barang muatan


yang kapal pengangkutnya tidak jelas

Barang muatan dapat diasuransikan In Quovis apabila memenuhi 3


Syarat, yaitu :
• Tertanggung tidak mengetahui kapal yang memuat barangnya
• Tanggal dan nama penanda tangan surat pengantar yang terakhir
• Kepentingan tertanggung hanya dapat diasuransikan untuk waktu
tertentu
Apabila terjadi evanemen, tertanggung wajib membuktikan barang
yang dimuat berdasarkan waktu yang di tentukan ( Paasal 650
KUHD ) .

Asuransi akan batal apabila barang yang di perdagangkan


dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan kapal yang
digunakan mengangkut (kapal indonesia maupun kapal asing)
mengangkut barang yang dilarang untuk diperdagangkan. Contoh
barang di larang seperti hasil perompakan bajak laut, narkotika,
hewan yang menularkan penyakit, dsb.
Asuransi laut dapat juga diadakan untuk Casco ( Kapal
Kosong ) (Pasal 602 KUHD), asuransi casco diadakan dengan nilai
penuh, beserta dengan perlengkapannya serta segala biaya yang
telah dikeluarkan. Asuransi dapat pula diadakan atas kapal yang
telah berangkat dan menjadi beban dari penanggung ( Pasal 603
KUHD ). Tetapi dalam polis nya dinyatakan sebagai berikut :
• Saat keberangkatan kapal
• Saat barang-barang diangkut dari pelabuhan pemberangkatan
• Saat dimana tertanggung tidak mengetahui
• Berita terakhir ditrima oleh tertanggung dengan ancaman batal
• Asuransi dilakukan untuk kepentingan dari pihak ketiga, dan surat
kuasa harus jelas tanggalnya
• Pernyataan jelas mengenai asuransi diadakan tanpa surat kuasa dari
yang bersangkutan
Biaya angkutan dapat pula diasuransikan oleh pengirim apabila
terdapat resiko kewajiban membayar biaya angkutan tanpa adanya
kemungkinan restitusi, biaya angkutan dapat diasuransikan dengan nilai
penuh apabila terdapat resiko barang yang diangkut tidak selamat sampai
tujuan ( Pasal 616 KUHD ). Tetapi apabila kapal yang mengangkut
karam atau kandas, berdasarkan pasal 617 KUHD nilai penuh dari
asuransi itu akan dikurangi.

D. Evanemen dan Ganti Kerugian

Bahaya laut yang digolongkan sebagai evanemen dibagi menjadi 2


golongan :
• Bahaya laut bersumber dari alam
• Bahaya laut bersumber dari manusia

Dalam Pasal 637 KUHD terdapat pengecualian mengenai bahaya


laut, apabila dalam undang-undang ditegaskan bahwa bencana tertentu
tidak menjadi beban penanggung dan apabila suatu janji dalam polis
ditentukan bahwa bencana tertentu tidak menjadi beban penanggung.
Bahaya laut yang menjadi beban dari penanggung adalah seperti :
• Bahaya badai, guruh, karam, kandar, dsb
• Bahaya pelemparan barang ke laut
• Bahaya kebakaran, kekerasan, banjir, perampasan bajak laut,
dsb
• Bahaya karena kurang hati-hati, kealpaan, kecurangan pihak
nahkoda atau anak buah kapal
• Dan segala bahaya dari luar apapun namanya
Perubahan jurusan karena terpaksa kemudian menimbulkan
kerugian, maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh
penanggung ( Pasal 637 KUHD ), tetapi apabila perubahan jurusan
dilakukan oleh kehendak bebas dari nahkoda, pengusaha kapal atau
tertanggung sendiri maka kerugiannya akan menjadi tanggung
jawab dari penanggung ( Pasal 638 KUHD ). Bahaya mulai
menjadi beban penanggung sejak saat nahkoda mulai membuat
barang-barang ( Pasal 624 KUHD ), bahaya bagi penanggung
berakhir 20 Hari sesudah kapal tiba di tempat tujuan ( Pasal 625
KUHD ). Apabila kapal diasuransikan untuk perjalanan pergi
pulang maka beban penanggung baru berakhir sampai hari ke- 21
sesudah kapal menyelesaikan perjalanannya.
Dalam asuransi barang muatan, beban penanggung dimulai
sejak saat barang-barang mulai di muat dan akan berakhir 15 hari
setelah kapal tiba di tempat tujuan ( Pasal 627 KUHD ). Nahkoda
tetap akan menjadi beban penanggung meskipun terpaksa berlabuh
darurat, membongkar, dan memperbaiki kapal sampai perjalanan
kapal berhenti secara sah ( Pasal 628 KUHD ).
Apabila nahkoda memperlmabat pembongkaran tanpa ada
kesalaham, maka nahkoda akan tetap menjadi beban penanggung (
Pasal 629 KUHD ). Asuransi biaya pengangkutan diterima, maka
beban penanggung berlaku sejak barang muatan yang biayanya
harus di bayar sudah dimuat dalam kapal, berakhir 15 hari setelah
kapal tiba di tempat tujuan ( Pasal 630 KUHD ). Berdasar Pasal
634 KUHD, tertanggung dan penanggung bebas memperjanjikan
lain dalam polis tentang waktu mulai dan berakhirnya beban
penanggung.
E. Janji-Janji Khusus

• Pasal 643 KUHD : mengatur mengenai barang-barang cair yang


dapat meleleh seperti, minyak, anggur, sirup. Bila terjadi
kebocoran pada tempat penyimpanan, maka kerugian tersebut
bukan menjadi beban penanggung bila diadakan janji khusu
dengan klausula “ Bebas dari kebocoran dan meleleh “ yang
dicantumkan di polis. Tetapi bila kebocoran karena tabrakan dan
sebagianya maka menjadi beban dari penanggung.
• Pasal 646 KUHD : mengatur mengenai barang yang dapat rusak
atau busuk. Penanggung dapat bebas dari tanggung jawab bila
barang-barang dijual di pelabuhan darurat karena rusak atau
dikhawatirkan akan busuk dan menulari barang-barang lainnya.
Tetapi kerugian yang ditimbulkan avarai umum akan menjadi
beban penanggung walaupun asuransi di buat dengan klausula
“ Bebas dari kerusakan “.
• Pasal 647 KUHD : suatu asuransi dengan klausula “ Bebas dari
molest “ . asuransi gugur apabila barang yang diasuransikan molest
tertahan atau menyimpang dari jurusannya. Kerugian sebelum
terjadi molest merupakan tanggungan dari penanggung.
• Pasal 649 KUHD : kapal yang diasuransikan dengan klausula “
bebas dari molest “ diduduki oleh musuh atau ditahan sebelum
keluar dari pelabuhan, mka asuransi berhenti dan penanggung
bebas dari kewajiban mengganti kerugian.

S-ar putea să vă placă și