Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Mahanani Abqory
Alumnus Program Studi Magister Akuntansi FEB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
email: hanny.abqory@yahoo.co.id
Abdul Halim
Prodi Akuntansi FEB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
email: abhalim58@yahoo.com
Abstract
The research aims to deeply investigate auditee’s perception on the
implementation of internal audit function to the Internal Supervisory Unit as the
Internal Auditor at Sebelas Maret University viewed from its independence,
competence, performance of audit, and added-value. The respondents of the
research were auditees which were directly related to finance and asset
management in UNS and were directly related to the Internal Supervisory Unit in
internal audit activity. The research is intended to give suggestions to the
management about the evaluation of the internal audit activity through auditee’s
perception which can help management to come to the decision to increase the
quality of the Internal Supervisory Unit as the Internal Auditor of Sebelas Maret
University.The result of the research shows that the auditee has good perception
to the Internal Supervisory Unit function as the Internal Auditor of Sebelas Maret
University, viewed from its independence, competence, performance of audit,
and added-value. Although it has some shortages in terms of audit planning
process, coverage of audit, and intensity of accompaniment to the auditee.
Keywords: Perception, Auditee, Internal Audit Function, Internal Audit
Supervisory, UNS
LATAR BELAKANG
Audit internal merupakan suatu proses dan tata kelola. Standar Internasional
yang dilakukan oleh bagian dari organisasi Praktik Profesional Audit Internal (SIPPAI)
yang bersif at independen untuk yang disusun oleh The Institute of Internal
mengevaluasi setiap aktivitas di dalam Auditors melengkapi standar audit yang
organisasi (Hadiwijoyo, 2012). Segala berasal dari organisasi-organisasi akuntansi
aktivitas audit internal diupayakan untuk lainnya, seperti independensi, perencanaan,
membantu manajemen dalam hal dan kompetensi.
penyediaan informasi melalui pendekatan Audit internal tidak hanya dilaksanakan
yang sistematik sehingga dapat pada perusahaan, tetapi juga dilaksanakan
memberikan nilai tambah bagi organisasi pada institusi pendidikan seperti pada tingkat
dari sisi manajemen risiko, pengendalian, perguruan tinggi.Program pendidikan tinggi
di Indonesia terus berkembang dengan Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan
semakin banyaknya jumlah perguruan tinggi. Organisasi Perguruan Tinggi.
Menurut data statistik dari Kementerian Hadiwijoyo (2012) menyebutkan bahwa
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi audit internal yang dibentuk pada universi-
(Kemenristekdikti), jumlah perguruan tinggi tas merupakan suatu proses guna menguji
negeri (PTN) di Indonesia saat ini sebanyak dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan untuk
376 unit dan jumlah perguruan tinggi swasta membantu pencapaian efektivitas, serta
mencapai 4.124 unit (Kemenristekdikti, menyediakan sarana analisis, penilaian,
2017). Otonomi perguruan tinggi mem- rekomendasi, nasihat, dan informasi
berikan konsekuensi bagi perguruan tinggi sehubungan dengan aktivitas yang diaudit
untuk memenuhi tata kelola pendidikan dalam universitas. Oleh karena itu, pada
yang baik menuju tata kelola universitas perkembangannya, dibentuk SPI di tingkat
yang baik.Melalui tata kelola yang baik, universitas, seperti SPI Universitas Sebelas
kepercayaan dan partisipasi publik terhadap Maret (UNS).
peran perguruan tinggi diharapkan akan
Keberadaan SPI UNS dilatarbelakangi
meningkat.Oleh karena itu, perguruan tinggi
ketika pada tahun 2004 muncul rencana
harus membangun tata kelola yang baik
perubahan status UNS dari PTN menjadi
ditandai dengan prinsip transparansi,
Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik
kemandirian, akuntabilitas, dan per-
Negara (PTBHMN). Perguruan tinggi yang
tanggungjawaban (Jalal dan Supriadi, 2005). berstatus PTBHMN diwajibkan memiliki
Salah satu perangkat untuk mencapai audit internal dalam rangka mencapai tata
sistem pengawasan atas kegiatan yang kelola yang baik. SPI UNS secara resmi
dilakukan pihak manajemen universitas dibentuk pada tahun 2006. Dalam persiapan
adalah audit internal atau Satuan Pengawas menuju PTBHMN, terjadi pergeseran
Internal (SPI). SPI menurut Peraturan peraturan, yaitu perubahan bentuk menjadi
Menteri Pendidikan Nasional Republik Badan Layanan Umum (BLU). Berdasarkan
Indonesia Nomor 47 Tahun 2011 Pasal 1 (2) Keputusan Menteri Keuangan No.52/
adalah satuan yang dibentuk untuk membantu KMK.05/2009 tertanggal 27 Februari 2009,
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas UNS dinyatakan sebagai salah satu dari
unit kerja di lingkungan Kementerian beberapa PTN di Indonesia yang berubah
Pendidikan Nasional. Keberadaan SPI statusnya menjadi BLU. Hingga saat ini,
secara menyeluruh diatur dalam Peraturan UNS masih berstatus BLU. Meski demikian,
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indo- UNS kini tengah bersiap menuju status
nesia Nomor 47 Tahun 2011 tentang Satuan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Pengawasan Intern di Lingkungan (PTNBH) pada tahun 2018.
Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan UNS berupaya mengoptimalkan fungsi
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 SPI di lingkup internal universitas. SPI UNS
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan diharapkan mampu menilai kinerja univer-
Badan Layanan Umum, Peraturan Menteri sitas dengan independen dan memberikan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indo- penilaian objektif yang dapat meningkatkan
nesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang mutu pelayanan universitas.SPI UNS
Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi menetapkan sasaran menurut kondisi yang
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan ada karena kondisi dan pemahaman
Peraturan Menteri Pendidikan dan auditee di setiap divisi, unit bisnis, dan uni-
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 139 versitas secara keseluruhan di UNS
Pelaksanaan audit internal tentu menyadari dan mengerti tentang apa yang
memerlukan dukungan dan penerimaan dari diinderakan sesuai kesadaran logis.
auditee, tetapi belum ada studi yang meneliti
tentang persepsi auditee terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi
pelaksanaan fungsi audit internal yang Persepsi
dijalankan oleh SPI UNS selama ini. Indikasi Faktor yang mempengaruhi persepsi
permasalahan yang terungkap melalui terdiri atas dua macam, yaitu faktor inter-
wawancara pendahuluan meliputi masalah nal dan faktor eksternal (Walgito, 2003).
independensi, kompetensi, kinerja audit, dan Faktor internal merujuk pada faktor individu
nilai tambah auditor SPI UNS. Oleh karena itu sendiri. Apa yang ada dalam diri individu
itu, penelitian ini akan menekankan pada akan mempengaruhi individu tersebut
persepsi auditee terhadap pelaksanaan dalam berpersepsi, sedangkan faktor
audit internal ditinjau dari independensi, eksternal adalah faktor stimulus itu sendiri
kompetensi, kinerja audit, dan nilai tambah. dan faktor lingkungan tempat persepsi itu
berlangsung. Feldman (2009) mengemuka-
TELAAH LITERATUR kan bahwa informasi yang pertama kali
Pengertian Persepsi diperoleh akan mempengaruhi pembentukan
Chaplin (2006) mendefinisikan persepsi persepsi. Pengalaman pertama yang tidak
sebagai proses atau hasil menjadi paham menyenangkan akan mempengaruhi
atas keberadaan objek, hubungan, dan pembentukan persepsi seseorang. Namun
kejadian yang diperoleh atas kepemilikan demikian, seseorang menghadapi stimulus
indera, yang mampu membuat makhluk yang senantiasa berubah, sehingga
hidup bisa mengorganisasi dan mengin- persepsi dapat berubah sesuai stimulus
terpretasi stimulus yang diterima menjadi yang diterima.
pengetahuan yang berarti. Walgito (2003)
Bias dalam Persepsi
mendefinisikan persepsi sebagai proses
penginterpretasian terhadap stimulus yang Sumber yang menyebabkan terjadinya
diterima oleh organisme atau individu bias persepsi menurut Baron dan Byrne
sehingga merupakan sesuatu yang berarti (1994) adalah sebagai berikut:
dan merupakan aktivitas yang terintegrasi 1. The fundamental attribution error
dalam diri individu. Melalui persepsi, individu Kesalahan ini disebabkan oleh individu
dapat menyadari dan mengerti tentang sangat menekankan pada faktor inter-
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya nal dalam melihat perilaku seseorang.
dan tentang keadaan dirinya sendiri.
Sarwono (2009) berpendapat seseorang 2. The actor-observer effect
bisa saja memiliki persepsi yang berbeda Sumber bias ini muncul ketika
walaupun objeknya sama. Hal ini dapat seseorang memersepsikan orang lain
terjadi karena adanya perbedaan dalam hal disebabkan oleh faktor internal,
sistem nilai dan ciri kepribadian individu sedangkan perilaku dirinya sendiri
yang bersangkutan. disebabkan oleh faktor eksternal.
Dalam penelitian ini, persepsi auditee 3. The self-serving bias
merujuk pada pemahaman individu dalam Sumber bias ini terjadi ketika seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasi- memandang atau mengasumsikan
kan mengenai fungsi audit internal yang bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat
dijalankan SPI di UNS sehingga responden salah. Bila seseorang mengalami
diadopsi dari Qlient Survey Questions Pada penelitian ini, data dikategorisasi
diterbitkan The Institute of Internal Auditors menggunakan empat tema, yaitu independensi,
(2011) dan dari penelitian Purwantiningsih kompetensi, kinerja audit, dan nilai tambah.
(2015). Wawancara dilakukan terhadap Masing-masing tema dikategorikan ke dalam
pengelola/pejabat/staf yang menjadi objek subtema (kode) seperti disajikan dalam
pemeriksaan atau pengawasan oleh SPI Tabel 1 di atas.
UNS, khususnya yang secara langsung
mengelola urusan keuangan dan aset Pengujian Validitas dan Reliabilitas
UNS.Dokumentasi dilakukan dengan Data Kualitatif
mengumpulkan dan mempelajari data dan Pengujian keabsahan data dalam
informasi yang relevandiantaranya struktur penelitian inimenggunakan jenis pengujian
organisasi, profil anggota, piagam audit, merujuk pada Creswell (2014) sebagai
surat penugasan audit, Standard Operating berikut:
Procedures (SOP) audit, kertas kerja
pemeriksaan audit, kertas temuan audit, a. Uji Validitas
daftar agenda audit, dan sebagainya. Penelitian ini akan menggunakan teknik
triangulasi dan member checking untuk
Teknik Analisis Data menguji validitas data.Teknik triangulasi
Teknik analisis data yang digunakan dilakukan dengan cara membandingkan
merujuk pada Creswell (2014): data yang dihasilkan dari wawancara
dengan data yang diperoleh melalui cara/
a. Mengolah dan mempersiapkan data
teknik lainnya yaitu kuesioner atau
untuk dianalisis;
dokumentasi. Sedangkan member
b. Membaca keseluruhan data; checking merupakan proses pengecekan
c. Menganalisis,melakukan coding data yang diperoleh peneliti kepada pihak
data; pemberi data dengan tujuan agar
d. Menyajikan narasi data; informasi yang diperoleh sesuai dengan
e. Membuat interpretasi/memaknai apa yang dimaksud informan (akurat).
data. b. Uji Reliabilitas
Tabel 1.Tema dan Subtema (Kode) untuk
Penyajian Data
Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan
No. Tema Subtema (Kode) dilakukan dengan mendokumentasikan
1. Independensi Independensi sebanyak mungkin langkah-langkah
2. Kompetensi Pengetahuan dan
pemahaman
dalam prosedur penelitian. Selain itu,
Keterampilan melakukan pengecekan kembali hasil
komunikasi
Kemampuan
transkripsi wawancara maupun kode-
melakukan audit kode yang diberikan selama proses
3. Kinerja Audit Waktu audit
Jenis audit
coding.
Proses audit
Nilai penting audit
HASIL PENELITIAN
4. Nilai Tambah Nilai penting
laporan audit Hasil penelitian diperoleh melalui
Umpan balik
Dampak terhadap wawancara, kuesioner, dan dokumen terkait.
tata kelola
Konsultasi dan Persepsi auditee terhadap auditor SPI
harapan
Usulan peningkatan
UNS tersusun atas persepsi terhadap
kualitas audit independensi auditor, persepsi terhadap
internal
kompetensi auditor, persepsi terhadap
kinerja auditor, dan persepsi terhadap nilai audit dengan baik, didukung dengan hasil
tambah yang diberikan auditor. inspeksi terhadap dokumen terkait.
Meskipun demikian, masih ada catatan
Persepsi Auditee terhadap
kekurangan terkait kompetensi auditor
Independensi Auditor
seperti yang telah dijabarkan di atas.
Dari hasil analisis diketahui bahwa Indikasi permasalahan di awal yaitu sering
persepsi auditee terhadap independensi terjadi kendala dalam pengomunikasian
auditor SPI UNS tergolong baik, didukung temuan audit, terutama mengenai
dari hasil wawancara, jawaban kuesioner, perbedaan persepsi antara teori dengan
dan inspeksi dokumen terkait. Indikasi praktik di lapangan dialami olehauditee.
permasalahan di awal adalah hampir Permasalahan ini menunjukkan bahwa
seluruh personel SPI UNS memegang meskipun keterampilan komunikasi auditor
jabatan rangkap, yaitu sebagai dosen kepada auditee dianggap sudah baik secara
sekaligus sebagai auditor internal. Hal ini umum, tetapi dalam hal pengomunikasian
membuat independensi auditor SPI temuan audit, terkadang masih terjadi
dipertanyakan mengingat auditor berasal perbedaan persepsi antara auditor dengan
dari unit kerja yang juga menjadi objek audit. auditee. Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada
Indikasi permasalahan ini terbantahkan solusi, maka tidak menutup kemungkinan
dengan adanya ketentuan auditor saling lambat laun persepsi auditee terhadap
silangsehingga auditor SPI tidak akan kompetensi auditor dalam aspek
ditugaskan untuk mengaudit di fakultas asal keterampilan komunikasi akan menjadi
auditor tersebut, melainkan di fakultas atau kurang baik, sehingga auditor SPI UNS
unit lainnya.Namun demikian, SPI UNS berisiko tidak dapat memenuhi salah satu
harus terus mengupayakan konsistensi standar internasional praktik profesional
penerapan ketentuan penugasan saling audit internal yang berlaku.
silang ini agar dapat terus menjaga
independence on appearance, di samping Persepsi Auditee terhadap Kinerja
independence on fact, sesuai dengan Auditor
konsep independensi menurut AICPA. Persepsi auditee terhadap kinerja auditor
Dengan begitu, tidak ada lagi auditee yang SPI UNS tergolong cukup baik, dengan
memersepsikan auditor kurang independen beberapa catatan kekurangan. Aspek
hanya karena melakukan audit pada eks- proses audit dan nilai penting aktivitas audit
unit kerja yang pernah dijabat oleh auditor yang dilakukan sudah dipandang baik oleh
tersebut. auditee dan sesuai dengan apa yang
tercantum dalam dokumen SOP audit.
Persepsi Auditee terhadap Aspek yang perlu diperhatikan yaitu dari sisi
Kompetensi Auditor penjadwalan atau perencanaan audit dan
Berdasarkan hasil analisi nampak jenis audit yang dilakukan. Frekuensi audit
bahwa persepsi auditee terhadap yang dilakukan SPI UNS masih belum
kompetensi auditor SPI UNS tergolong baik. seragam dan terkadang bersamaan atau
Sebagian besar auditee mengakui bahwa hampir bersamaan dengan jadwal audit dari
auditor SPI UNS memiliki pengetahuan dan auditor lain (BPK, KAP, dan sebagainya).
pemahaman yang baik mengenai Terdapat beberapa unit kerja yang diaudit 2
lingkungan kerja auditee, memiliki kali dalam setahun, 1 kali dalam setahun,
keterampilan komunikasi yang baik, dan atau tidak menentu. Selain itu, durasi audit
memiliki kemampuan teknis melakukan yang dilakukan juga belum memadai
REFERENSI
Baron, R.A. dan Byrne, D.E. (1994), Social Hasan, H.A. Hughes, J.F. Heald, D. Hodges,
Psychology: Understanding Human R. (2013), Auditee Perceptions of
Interaction, Boston: Alyn and Bacon External Evaluations of The Use of Re-
Inc. sources by Local Authorities, Journal
Chaplin, J.P. (2006), Kamus Lengkap of Financial Accountability & Manage-
Psikologi (terjemahan Kartono K), ment, 29(3).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jalal, F. dan Supriadi, D. (2005), Reformasi
Creswell, J.W. (2014), Research Design: Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Qualitative, Quantitative, and Mixed Daerah, Yogyakarta: Adicita Karya
Methods Approach, Edisi Ketiga. Cali- Nusa.
fornia: Sage. Kemenristekdikti (2017), Grafik Jumlah
Djati, K. Rahmawati, Payamta, Uzliawati, Perguruan Tinggi. Diakses pada 5 April
L. (2016), Auditor’s and Auditee’s Per- 2017. http://www.forlap.ristekdikti.
go.id/perguruantinggi/homegraphpt.
ception on the Internal Audit Quality.
Journal of Audit Financial, Vol.XIV Mulyadi (2002), Auditing. Buku 1. Jakarta:
No.11(143) Hlm.1246-1252. Salemba Empat.
Feldman, R.S. (2009), Understanding Psy- Purwantiningsih, S. (2015), Persepsi Auditee
chology, New York: McGraw-Hill. terhadap Pelaksanaan Fungsi Audit
Internal pada Perkumpulan Keluarga
Hadiwijoyo, R. (2012), Analisis Fungsi Au-
Berencana Indonesia, Yogyakarta:
dit Internal di dalam Organisasi dari
Tesis Magister Akuntansi FEB Univer-
Perspektif Auditee (Studi Kasus pada
sitas Gadjah Mada (tidak
Satuan Audit Internal di Universitas
dipublikasikan).
Gadjah Mada), Yogyakarta: Tesis
Magister Akuntansi FEB Universitas
Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).