Sunteți pe pagina 1din 2

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian, perhitungan dan pembahasan penelitiaan


tentang “Analisis Perbandingan Kuat Lentur Antara Balok Berlubang Beton
Komposit Canai Dingin Profil Box Tipe Double Chanel dengan Balok Bertulang
Konvensional.” Dapat dsiimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata kuat tarik baja canai dingin adalah 581 MPa dan nilai rata-rata
kuat tarik besi tulangan adalah 348 MPa. Hasil pengujian sudah memenuhi
standart dari SNI 8399 tahun 2017 untuk profil rangka canai dingin dan SNI
2052 tahun 2014 untuk profil besi tulangan beton
2. Nilai kuat tekan beton normal adalah sebesar f’c=14 MPa. Hasil tersebut belum
sesuai dengan SNI 03-2847 tahun 2012 yang menyebutkan bahwa nilai f’c pada
bangunan yang direncanakan tidak bolek kurang dari f’c=17,5 MPa. Nilai kuat
tekan beton rencana disebabkan beton terlalu encer. Campuran beton
menggunakan ready mix
3. Nilai Rata-rata berat balok tulangan canai dingin (BK-C) adalah 55,25 kg dan
nilai rata-rata balok tulangan konvensional adalah 57,6 kg. Nilai rata-rata berat
balok tulangan canai dingin 4,1% lebih rendah dibandingkan balok tulangan
konvensional. Berat balok canai dingin lebih rendah disebabkan terdapat baja
canai dingin sehingga mengurangi volume beton pada balok tersebut
4. Nilai rata-rata kuat lentur balok bertulang konvensional sebesar 60,255 kN.
Nilai rata-rata kuat lentur balok bertulang canai dingin (cold formed) sebesar
48,87 kN. Perbandingan kuat lentur berdasarkan nilai rata-rata pengujian
adalah 1:1,3 . Perbandingan ini menunjukan kuat lentur balok bertulang
konvensional lebih tinggi 1,3 kali balok bertulang bertulang canai dingin (cold
formed). Kuat lentur puncak secara teoritis balok beton konvensional sebesar
111,57 dan balok tulangan canai dingin sebesar 85,56 kN

67
5. Nilai rata-rata lendutan maksimal canai dingin adalah 6,36 mm dengan beban
47,66 kN dan nilai rata-rata lendutan maksimal pada balok tulangan
konvensional adalah 4,69 mm dengan beban sebesar 55,1 kN. Lendutan balok
tulangan canai dingin lebih besar dibandingkan lendutan balok konvensional
karena kekakuan balok canai dingin lebih kecil dari pada balok konvensional.
Kekakuan balok canai dingin lebih kecil disebabkan oleh momen inersia balok
canai dingin 12,2 % lebih rendah dibandingkan balok konvensional
6. Pola retak yang terjadi adalah retak lentur untuk balok tulangan canai dingin
(BK-C0 dan BK-Cs) dan retak lentur-geser untuk balok tulangan tulangan
konvensional (BK-K0 dan BK-Ks)

6.2 Saran

Saran dan koreksi untuk perbaikan penelitian yang bisa digunakan untuk
penelitian selanjutnya, yaitu :

1. Dalam penellitian selanjutnya dapat digunakan variasi kuat tekan yang berbeda
dan variasi perlakuan pembebanan untuk mengetahui kemampuan kuat lentur
balok
2. Perlu dilakukan pemadatan yang teliti dan perlahan ketika melakukan
pengecoran beton karena adanya strain gauges pada tulangan utama balok,
strain gauges sangat sensitif karena tidak dapat berfungsi dengan normal jika
terkena gerakan dan getaran besar
3. Perlu dilakukan pemeriksaan beton ready mix sebelum melakukan pengecoran
agar kuat tekan beton sesuai dengan kuat tekan rencana
4. Perlu dilakukan analisis struktur baja ringan sesuai standart dan pedoman yang
berlaku sebelum menghitung kuat lentur yang terjadi pada balok beton
5. Perlu merencanakan terkait jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada saat
melakukan pengecoran balok beton
6. Perlu melakukan pengecekan kesiapan dan perlengkapan alat sebelum
pengujian agar hasil pengujian sesuai dengan rencana
7. Tidak dianjurkan balok menggunakan tulangan baja canai dingin profil box
double channel sebab kuat lentur rendah dibandingkan balok tulangan biasa

68

S-ar putea să vă placă și