Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Judul makalah “Asuha Keperawatan Diabetes Militus dan
Hyperemesi Gravida dalam Masa Kehamila “. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi Mahasiswa/i dalam memenuhi tugas
,Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu.
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan
dan saran yang membangun agar makalah ini akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi segmua pihak dalam
segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Mojokerto 03 Maret,2019
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan......................................................................................................
Saran...............................................................................................................
Daftar pustaka
BAB 1
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah penderita yang
cukup besar didalam populasi penduduk dunia. Diabetes merupakan suatu bentuk kelainan
atau gangguan metabolisme tubuh, dimana tubuh penderita diabetes mengalami gangguan
mengolah karbohidrat dikarenakan kurangnya hormon insulin atau mengalami kekurangan
transporter glukosa. Adapun penanganan diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan
perhatian yang serius karena menyangkut 2 nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang
tengah dikandung. Ibu hamil memiliki resiko mengalami diabetes gestational yang biasanya
diakibatkan karena obesitas dan hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan menjalani pemeriksaan
untuk men-screening diabetes gestasional. terutama pada ibu hamil yang usianya diatas 35
tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarga dapat
menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan lebih sering. Ibu hamil yang sebelum masa
kehamilan tidak menderita diabetes melitus juga berisiko untuk menderita diabetes
melitusgestasional pada masa kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang
ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. Melakukan pemeriksaan teratur guna
mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan juga teratur
mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi medis. Adapun penangan diabetes melitus
pada ibu hamil sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan
pengaturan pola makan guna mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia.
Sekitar 2-5% ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional dengan peningkatan hingga 7-
9% pada populasi dengan ibu yang memiliki faktor risiko. Biasanya pemeriksaaan
untuk screeningpenyakit ini dilakukan pada masa antara kehamilan minggu ke-24 dan ke-28
karena pada saat ini plasenta memproduksi hormon dalam yang dapat mengakibatkan
resistensi insulin dalam jumlah banyak. Jika hasil pemeriksaan didapatkan kadar yang
meningkat, pemeriksaan selanjutnya perlu dilakukan untuk konfirmasi diagnosis diabetes
gestasional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk menegtahui Asuhan Keperawatan ibu hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (syaifuddin,
2006).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi
yang berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,2008).
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa
pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,2009).
Jadi, kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin yang diawali dengan adanya
pembuahan dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi di hitung dari hari pertama haid terakhir.
Diabetes melitus merupakan kelainan herediter dengan ciri influensi atau absennya insulin
dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis (Wahyu
Purwaningsih, 2010).
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang
ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.
B. Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya
jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa
melewati membran sel.
C. Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat difusi secara tetap
melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar
dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar dalam janin. Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin,
disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya
reabsorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut kebutuhan
insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali dari keadaan normal
yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi retensi
insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia.
Yang menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin
sehingga relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan. Retensi
insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan
plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi fungsi
insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menyembuhkan kondisi
kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi) mengekskresikan cairan
(poliuri), mudah lapar (polifagi)
1. DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin (T1)
yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
2. DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak tergantung
insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula
darah
3. Diabetes mellitusgestasional (DMG) atau diabetes laten yaitu diabetes yang hanya
timbul dalam kehamilan. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup dengan diit saja.
Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan kelas, salah satunya menurut White (1965)
2. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10
tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
3. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-19
tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
4. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia 10 tahun
disertai dengan kelainan pembuluh darah.
5. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul termasuk
arteri uterus.
E. Faktor Risiko
3. Obesitas
5. Adanya hidramnion
8. Herediter
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000), yaitu
sebagai berikut :
1. Polifagia.
2. Poliuria
3. Polidipsi
4. Lemas
5. BB menurun
6. Kesemutan
7. Gatal.
8. Mata kabur
9. Pruritus vulva.
10. Ketonemia
11. Glikosuria
2. Pada multiparitas
3. Penderita gemuk.
5. Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering mengalami
lahir mati, sering mengalami keguguran.
6. Bersifat keturunan.
Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang
menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
c. Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma diabetikum.
a. Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran, persalinan
premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.
a. Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
a Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam rahim (setelah
minggu 36) dan lahir mati.
Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin intrauteri.
Komplikasi ibu hamil dengan dibetesmellitus yang terjadi dalam berbagai manifestasi klinik
dapat bersumber dari :
Diabetikaendarteritis.
Mikrokoagulasi.
Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.
1. Kardiovaskuler
2. Transposisi pembuluh darah besar.
3. Defek septum ventrikuler.
Ada tiga tujuan utama pengobatan diabetes melitus gestational sebagai berikut :
Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diabetes lainnya, kecuali
penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12 kg selama hamil dan
menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200 gr/hari. Diperhatikan diet yang teratur dan
asupan kalori total yang tepat diselingi dengan makanan kecil (4-6 kali sehari).
J. Pemeriksaan Diagnostik
Kriteria Diagnosis:
Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan hasil
pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau:
Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam. Atau:
Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan
dalam air.
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan
karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3. Diperiksa kadar glukosa darah
4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah
minum larutan glukosa selesai
6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT
(Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/d
K. Penatalaksanaan Medis
Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa
darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga J
(jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :
3. Diet B1 Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi,
yaitu penderita diabetes terutama yang :
4. Diet B1 dan Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik
B2 yang klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).
Sifat-sifat diet B2
Sifat diet B3
Terapi Insulin
a). Humulin
d. Humalog/Humalog Mix 25
Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25
insulin lispro 25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk
memelihara homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal
untuk DM, dapat digunakan bersama insulin manusia kerja lama
untuk pemberian pra-prandial
Dosis : Dosis bersifatindividual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari
obat ini, membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan
(15 menit sebelum makan)
Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk
pemberian IV.
Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau
gangguan emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan
aktivitas fisik atau diet. Hamil.
Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local &
sistemik.
Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih
tiroid dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat.
Obat hipoglikemik oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin menurun.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
3. Olahraga
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
1. Nama : Ny ‘S’
2. Umur : 31th
3. Suku/Bangsa :Sumatera/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekarjaan : Pedagang
9. Dx. Medis : DM
2. Umur : 34th
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : D3
7. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
2. Data Subjektif
a). Alasan Datang/ Dirawat :
Ibu mengeluh sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti
PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan
penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi. Dan Ibu mengatakan dulu
pernah melakukan operasi sesar.
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 6 Minggu
Trimester II
Frekuensi : 2x
Keluhan : pusing
Komplikasi : DMG
Terapi : tablet Fe, Lico Calk,
Trimester III
Frekuensi : 2x
Komplikasi : DMG
Terapi : tablet fe
d. Imunisasi TT:
TT 1 : TT Caten
TT 4 : tanggal
TT 5 : tanggal
Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dan menerima dengan kehamilan
sekarang.]
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dengan kehamilan sekarang.
Ibu mengatakan hubungan ibu, suami, keluarga, dan tetangga baik-baik saja
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti keluarganya bergantian menjaganya
selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti
banyak yang menjenguknya,
h). Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin
beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
2. Data Objektif
a) .Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Tanda vital :
BB : 68kg TB : 150cm
Palpasi
Auskultasi
DJJ : 144x/menit
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada
rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola
mata baik.
Palpasi : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
2) Sistem pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena
klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) Sistem penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan kopi disertai
dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang
dirasakan.
4) Sistem pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula disertai
tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.
5) Sistem integument
Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/-
3-5 detik karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa,
tampilan umum kulit bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata.
6) Sistem pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi utuh mukosa bibir kering, reflek menelan ada, auskultasi
pada bising usus 10`x/menit.
7) Sistem pernafasan`
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung,
retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada dada,
terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8) Sistem kardiovaskuler`
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena
juularis, tidak ada bunyi tambahan.
9) Sistem perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada
aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri dan
tidak ada luka`
1. Nutrisi
1. Minum
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Terpasang kateter
- Masalah tidur
1. Mandi Ya Ya
- Frekuensi Sendiri Sendiri
- Penggunaan Sabun 2x sehari Tidak
- Cara Ya Tidak
1. Oral Hygiene Sendiri -
- Frekuensi
2x Seminggu Belum cuci rambut
- Penggunaan pasta
Ya -
gigi
Sendiri -
- Cara melakukan
Tidak tentu Tidak tentu
1.Pemeliharaan Rambut
- Frekuensi sendiri -
- Penggunaan
shampoo
- Cara melakukan
1. Pemeliharaan
Kuku
- Frekuensi
- Cara melakukan
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal,
perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
P-- Perhatikan
- Mual dan
adanya mual
muntah dapat
dan muntah
mengakibatkan
khususnya
defisiensi
pada
karbohidrat
trimester
yang dapat
pertama.
mengakibatkan
metabolisme
lemak dan
terjadinya
ketosis.
4. - Ajarkan
- Kebutuhan
pasien
insulin dapat
tentang
dinilai
metode
berdasarkan
finger stick
temuan glukosa
untuk
darah serum
memantau
glukosa secara periodic
sendiri.
5.
D Diskusikan
tentang
dosis , - Pembagian
8. Memberikan
keakuratan
gambaran rata
rata control
glukosa serum
8. - Tentukan selama 60 hari .
hasil HbA1c
- Kontrol glukosa
setiap 2 – 4
serum
minggu.
memerlukan
waktu 6 minggu
untuk stabil.
2. - Terjadi
insufisiensi
plasenta dan
ketosis maternal
mungkin secara
2. - negatif
Observasig mempengaruhi
erakan janin gerakan janin
dan denyut dan denyut
janin setiap jantung janin.
kunjungan.
3. - Untuk
mengidentifikasi
pola
pertumbuhan
abnormal
4. - Aktifitas dan
3. - Observasi pergerakan janin
tinggi merupakan
fundus uteri petanda baik
setiap dari kesehatan
kunjungan. janin.
5. -
Observasika
dar albumin
glikosilat
pada getasi
minggu ke
24 sampai
ke 28
6. - Insiden
khususnya
kerusakan tuba
pada ibu
neural lebih
dengan
besar pada ibu
resiko
diabetik dari
tinggi.
pada non
6. - diabetik bila
Dapatkan kontrol sebelum
kadar serum kehamilan sudah
alfa buruk.
fetoprotein
7. -
pada gestasi
Ultrasonografi
minggu ke
bermanfaat
14 sampai
dalam
minggu ke
memastikan
16.
tanggal gestasi
dan membantu
dalam evaluasi
retardasi
7. - Siapkan pertumbuhan
untuk intra uterin.
ultrasonogra
fi pada
gestasi
minggu ke
8, 12, 18,
28, 36
sampai
minggu ke
38.
2. - Peningkatan
glukosa dan
kadar keton
menandakan
ketoasidosis
yang dapat
mengakibatkan
asidosis janin
dan potensial
cedera susunan
syaraf pusat.
3. Peningkatan
infeksi asenden,
dapat
mengakibatkan
sepsis neonatal.
4. Meningkatkan
perfusi plasenta
dan
meningkatkan
2. - Periksa
kesediaan n - ---
adanya
Peningkatan
glukosa atau
infeksi asenden,
keton dan
dapat
albumin
mengakibatkan
dalam urin
sepsis neonatal.
ibu dan
pantau
tekanan - Meningkatkan
darah. perfusi plasenta
dan
meningkatkan
3. -
Observasi kesediaan
tanda vital. oksigen untuk
janin.
. - Memberikan
informasi
tentang
cadangan pada
plasenta untuk
4. - Anjurkan
oksigenasi janin
posisi
selama periode
rekumben
intrapartal.
lateral
selama
persalinan. 6. - Tacikardi,
bradikardi atau
deselerasi
5. - Tinjau
lambat pada
hasil tes
penurunan
pranatal
variabilitas
seperti profil
menandakan
biofisikal,
kemungkinan
tes nonstres
hipoksia janin
dan tes stres
kontraksi.
6. -
Observasi
frekuensi
denyut
jantung
janin.
Evaluasi
Dari hasil intervensi yang tertulis, evaluasi yang diharapkan:
Diagnosa 4 : Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin
berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal,
makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum ialah :
A. Etiologi
Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum
diketahui. Menurut Chin dkk,1990; Goodwin mentero, Mostman,
19920) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan
oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang mungkin
disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia.
Beberapa faktor predisposisi sbb :
1. Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan,
nadi meningkat sampai sekitar 100 denyut permenit, tekanan
darh sistolik menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor
menurun, lidah kering, mata cekung.
2. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita
lebih parah : lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering
dan kotor, gejala dehidrasi semakin jelas, nadi kecil an cepat,
suhu badan naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus
ringan, BB menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton dapt tercium dalam hawa pernapasan, dan dapat terjadi
asetonuria.
D. Penatalaksanaan
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum
disingkirkan adanya gangguan sistematik lainnya, seperti ulkus
peptikum, hepatitis, pielonefritis dan tumor otak yang dapat
menimbulkan gejala muntah. Langkah yang paling baik adalah
pencegahan, sehingga emesis gravidarum yang dijumpai pada wanita
hamil tidak berkembang menjadi hiperemesis gravidarum. Peran
bidan dan perawat adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu
dalam menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal
kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa kehamilan dan
persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual muntah
ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan
menghindari makanan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta
berbumbu merangsang makanan yang mengandung karbohidrat
(biskuit kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat
sebagai sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah.
Wanita hamil tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti
kering / bakar dengan teh hangat sebelum turun dari tempat tidur dan
melaksanakan aktivitas. Apabila muntah terus berlanjut dan
menganggu kehidupan sehari-hari, wanita tersebut perlu dirawat inap
di RS, dengan penatalaksanaan sebagai berikut :
3. Pendekatan Psikologik
Wanita perlu diyakinkan bahwa penyakitnya dapt
disembuhkan, hilangnya rasa takut terhadap kehamilan dan
persalinan. Dengan pendekatan konseling dan dan mencoba
menemukan konflik serta mencari jalan penyelesaian masalah
4. Penghentian Kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hoperemesis
gravidarum tidak berhasil dan kondisi pasien menjadi makin
memburuk. Perlu pemeriksaan medik dan psikologis yang
teliti untuk mengetahui gangguan sistemik dan beratnya
komplikasi. Adanya delirium, somnolen sampai koma,
kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam kondisi demikian
secara medik perlu adanya pertimbangan untuk penghentian
kehamilan. Keputusan ini tidak mudah ditetapkan karena
dengan pertimbangan moral tidak boleh terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tidak menunggu sampai kondisi irreversible pada
organ vital.
A. Pengkajian
1. Data Subjektif (pengertian yang dirasakan dan dilaporkan
pasien):
Mual, muntah yang sering dan menganggu aktivitas yang
terjadi pada trimester 1. keluhan muntah ini dapat dicetuskan
oleh pandangan atau bau makanandan bau lain yamg
merangsang : misal bau asap rokok.
Mulut terasa asam, bibir kering, rasa haus dan kulit kering.
Hipersalivasi, muntah yang kadang bercampur darah.
Tidak nafsu makan, badan terasa lemas.
Berat badan menurun
Urine berkurang dan warna menjadi lebih gelap
Konstipasi
Sakit kepala
3. Data Laboratorium:
Urine :
- Aseton positif
- Protein urine positif
- HCG nutrisi positif
Darah :
- Gula darah menurun
- kadar natrium, kalium, dan chlorida menurun
- Hb, Ht meningkat (haeomokonsentrasi)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan berhubungan
dengan mual dan muntah, ketidakteraturan atau kurangnya
pemasukan makanan.
Hasil yang diharapkan :
C. Penyuluhan
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi pada ibu maupun anak. Pasien akan
kooperatif dn optimis dalam proses pengobatan dan pemulihan,
pasien akan berusaha memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
dirinya sendiri
konseling
diskusi
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
1. Diabetes melitus pada kehamilan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang ibu dan
juga janin yang tengah dikandungnya.
2. Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya
jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa
melewati membran sel.
3. Faktor resiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalahRiwayat keluarga dengandiabetes
melitus, Glukosuria dua kali berturut-turut, Obesitas, Keguguran kehamilan yang tidak
bisa dijelaskan (abortus spontan), Adanya hidramnion,Kelahiran anak sebelumnya
besar,Umur mulai tua, Herediter.
4. Hal yang terpenting dari penanganan diabetes gestasional adalah mengontrol kadar gula
dalam darah.
4.2 Saran
Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan dengan benar,
menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa berlebih, rutin berolahraga, serta
selalu rajin untuk control gula darah, agar jika terdapat peningkatan gula darah yang berlebih,
segera mendapatkan penangan dari petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.Jakarta:
EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007.Pemgantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC