Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengimpulan data yang sistematis dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2013).
Dalam pengkajian yang dilakukan dalam tahapanya meliputi :
a. Pengumpulan data. Tipe data pada pengkajian keperawatan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu data subjektif dan data objektif
(Nursalam, 2013).
Adapun data yang dikumpulkan antara lain :
1) Biodata
Biodata meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nomor medical record,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruangan, dan diagnosa medis.
2) Riwayat Kesehatan
Pada umumnya klien dengan Diabetes Mellitus akan mengeluh
adanya gejala-gejala spesifik seperti poliuria, polidipsi dan
poliphagia, mengeluh kelemahan dan penurunan berat badan.
Pada klien DM tipe II biasanya juga mengeluh pruritus vulvular,
kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot
yang menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi
aterosklerosis. Dapat juga adanya keluhan luka yang tidak
sembuh-sembuh atau bahkan membusuk menjadi latar belakang
penderita datang ke rumah sakit.
f. Sistem Genitourinaria
Biasanya terjadi perubahan pola dan frekuensi berkemih
(poliuria) dan terkadang nokturia, rasa nyeri dan terbakar
saat BAK, kesulitan berkemih karena infeksi, bahkan bisa
terjadi infeksi saluran kemih. Urine akan tampak lebih
encer, pucat, kuning, dan poliuria dapat berkembang
menjadi oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat.
Urine bisa tercium bau busuk jika infeksi. Klien sering
merasa haus sehingga intake cairan bertambah. Perlu
dikaji juga adanya masalah impotensi pada laki-laki dan
masalah orgasme pada wanita serta infeksi pada vagina.
g. Sistem Muskuloskeletal
Biasanya didapatkan rasa lemah, letih, dan penurunan
kekuatan otot, sehingga klien sulit bergerak/berjalan
(beraktivitas), juga adanya keluhan kram pada otot.
h. Sistem Integumen
Biasanya ditemukan turgor kulit menurun, apabila
terdapat luka klien sering mengeluh luka sulit sembuh
dan malah membusuk. Akral teraba dingin, dan integritas
kulit menurun (rusak). Kulit bisa kering, gatal, bahkan
terjadi ulkus. Demam dan diaporesis dapat terjadi jika
klien mengalami infeksi.
6) Data Psikologis
Meliputi konsep diri, status emosi, pola koping dan gaya
komunikasi. Kemungkinan klien menunjukkan kecemasan
bahkan terdapat perasaan depresi terhadap penyakitnya. Hal
ini diakibatkan karena proses penyakit yang lama, kurangnya
pengetahuan tentang prosedur tindakan yang dilakukan. Perlu
dikaji pandangan hidup klien terhadap segala tindakan
keperawatan yang dijalani. Kaji ungkapan klien tentang
ketidakmampuan koping/penggunaan koping yang maladaptif
dalam menghadapi penyakitnya, perasaan negatif tentang
tubuhnya, klien merasa kehilangan fungsi tubuhnya,
kehilangan kebebasan, dan kehilangan kesempatan untuk
menjalani kehidupannya.
7) Data Sosial
Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya
sehubungan dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien
dengan perawat, dokter, tim kesehatan lain serta klien lain
dan bagaimana penerimaan orang-orang sekitar klien
terutama keluarga akan kondisinya saat ini serta dukungan
yang diberikan orang-orang terdekat klien baik dari segi
moril ataupun materil. Biasanya hubungan klien dengan
lingkungan sosial tidak terganggu, klien tetap ikut serta
dalam aktifitas sosial atau menarik diri dari interaksi sosial
terutama jika sudah terjadi komplikasi fisik seperti ulkus,
gangren, dan gangguan penglihatan.
8) Data Spiritual
Perlu dikaji tentang keyakinan dan persepsi klien terhadap
penyakit dan kesembuhannya dihubungkan dengan agama
yang klien anut. Bagaimana aktifitas spiritual klien selama
klien menjalani perawatan di rumah sakit dan siapa yang
menjadi pendorong atau pemberi motivasi untuk
kesembuhannya.
9) Data Penunjang
b. Pengelompokan Data
Setelah terkumpul semua data, data kemudian dikelompokan ke
dalam data objektif dan subjektif (Asmadi, 2008)
c. Analisa data. Analisa data terdiri dari : masalah (problem)
penyebab (etiologi), data (Sign and symptom) (Asmadi, 2008).
d. Prioritas masalah
Prioritas masalah dituliskan dalam urutan tertentu untuk
memudahkan pengurutan diagnose keperawatan berkaitan yang
dipilih, yang tersaji dalam pedoman keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
fluktuasi.
Rencana:
Intervensi Rasional
Timbang berat badan setiap Mengkaji pemasukan makanan yang
hari atau sesuai indikasi. adekuat.
Auskultasi bising usus, catat Hiperglikemia dan gangguan
adanya nyeri abdomen, keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
kembung, mual, dan muntah. menurunkan motilitas atau fungsi
lambung yang akan mempengaruhi
pilihan intervensi.
Identifikasi makanan yang Jika makanan yang disukai dapat
disukai atau dikehendaki. dimasukkan dalam perencanaan makan,
kerjasama ini dapat diupayakan setelah
pulang.
Libatkan keluarga klien pada Meningkatkan rasa keterlibatan dan
perencanaan makan sesuai memberikan informasi kepada keluarga
dengan indikasi untuk memahami kebutuhan nutrisi klien
Observasi tanda-tanda Karena metabolisme karbohidrat mulai
hipoglikemia seperti perubahan terjadi (gula darah akan berkurang) dan
tingkat kesadaran, kulit sementara insulin tetap diberikan maka
lembab/dingin, denyut nadi hipoglikemia dapat terjadi.
cepat, lapar, peka rangsang,
cemas, sakit kepala, pusing dan
sempoyongan.
Pantaupemeriksaan laboratorium Gula darah akan menurun perlahan
seperti glukosa dara, aseton, pH, dengan penggantian cairan dan therapi
dan HCO3 insulin terkontrol sehingga glukosa dapat
masuk ke dalam sel dan digunakan untuk
sumber kalori. Ketika hal ini terjdi kadar
aseton dapat menurun dan asidosis dapat
dikoreksi.
Berikan pengobatan insulin Insulin reguler memiliki awitan cepat
secara teratur. dan karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke
dalam sel.
Lakukan konsultasi dengan ahli Bermanfaat dalam perhitungan dan
diet. penyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi klien.
Tujuan:
Hidrasi adekuat.
Kriteria evaluasi:
Rencana:
Intervensi Rasional
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
perubahan tekanan darah ortostatik. hipotensi dan takikardia.
Kaji pola nafas seperti adanya pernafasan Paru-paru mengeluarkan asam karbonat
kussmaul atau berbau keton. melalui pernafasan yang menghasilkan
kompensasi alkalosis respiratoris
terhadap keadaan ketoasidosis.
Pernafasan yang berbau aseton
berhubungan dengan pemecahan asam
aseto asetat dan harus berkurang bila
ketosis telah terkoreksi.
Pantau frekuensi dan kualitas pernafasan, Peningkatan kerja pernafasan, pernafasan
penggunaan otot bantu nafas dan periode cepat dan dangkal serta munculnya
apneu serta muncul sianosis. sianosis mungkin indikasi dari kelelahan
pernafasan atau mungkin klien
kehilangan kemampuannya untuk
mengkompensasi asidosis.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, torgor Merupakan indicator dari tingkat
kulit dan membran mukosa. dehidrasi atau volume sirkulasi yang
adekuat.
Pantau intake dan output Memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairan pengganti, fungsi ginjal dan
keefektifan dari therapi yang diberikan.
Pertahankan untuk memberikan cairan Mempertahankan hidrasi atau volume
paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas sirkulasi dengan adekuat.
yang dapat ditoleransi jantung jika
pemasukan cairan sudah dapat diberikan.
Tingkatkan lingkungan yang dapat Menghindari pemanasan yang berlebihan
memberikan rasa nyaman. Selimuti klien terhadap klien yang lebih lanjut dapat
dengan selimut tipis. menimbulkan kehilangan cairan
Kaji adanya perubahan mental atau Perubahan mental dapat berhubungan
sensori. dengan hipoglikemi atau hiperglikemi,
elektrolit yang abnormal, asidosis,
penurunan perfusi serebral, dan
berkembangnya hipoksia.
Berikan terapi cairan sesuai dengan Tipe dan jumlah cairan tergantung dari
indikasi. derajat kekurangan cairan dan respon
klien secara individual.
Pasang dan pertahankan kateter urin. Memberikan pengukuran yang tepat dan
akurat terhadap urin output.
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti Mengkaji tingkat hidrasi.
Ht, BUN/kreatinin, osmolalitas darah,
natrium dan kalium.
pengetahuan.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
penurunan kalori
Rencana:
Intervensi Rasional
Diskusikan dengan pasien dan Pengertian dapat memotivasi untuk
keluarga tentang faktor menghindari faktor penyebab.
penyebab.
Kaji psikososial pasien yang Psikologis dapat mempengaruhi perilaku
berhubungan dengan makan makan yang berlebih.
berlebih
Jelaskan hubungan obesitas Obesitas dapat menyebabkan DM tipe II
dengan diabetes.
Konsultasikan dengan ahli gizi Untuk menetapkan dan menghitung diet sesuai
untuk program diet. dengan kebutuhan klien.
Motivasi klien untuk Dapat membantu dalam penurunan berat
mengkonsumsi cukup makanan badan.
yang mengandung kompleks
karbohidrat yang tinggi.
Bantu memilih menu harian
berdasarkan rencana rendah Menghindari kebosanan akan menu pada diet
kalori dan rendah lemak. yang telah ditentukan.
Timbang berat badan setiap
hari. Menunjukkan intake nutrisi yang adekuat.
Diskusikan kebutuhan diet dan
tingkatkan latihan sesuai Latihan memudahkan ambilan glukosa
program diet. sehingga menurunkan kadar gula darah,
memudahkan penurunan berat badan, dan
Libatkan keluarga dalam menurunkan resiko aterosklerosis.
perencanaan makan sesuai Memberikan rasa keterlibatan, memberikan
program diet dan indikasi. informasi kepada keluarga tentang kebutuhan
Kolaborasi pemeriksaan gula nutrisi klien.
darah, pH, HCO3 Gula darah akan menurun secara perlahan-
lahan pada insulin yang terkontrol. Pemberian
insulin dosis optimal menyebabkan glukosa
masuk kedalam sel yang digunakan untuk
energi.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
yang tepat.
Rencana:
Intervensi Rasional
Inspeksi kulit terhadap perubahan Menandakan area sirkulasi buruk yang dapat
warna, turgor, vascular. menimbulkan dekubitus/infeksi.
Jaga kulit tetap bersih dan kering.
Kulit kotor dan basah merupakan media yang
Berikan perawatan kulit dengan baik untuk tumbuhnya mikroorganisme.
salep atau krim. Salep dan krim berfungsi untuk melembabkan
kulit sehingga mencegah terjadinya robekan
Pertahankan linen kering. kulit
Menurunkan iritasi pada kulit dan resiko
Lakukan perawatan luka dengan kerusakan kulit.
larutan NaCl dan debridement Membersihkan luka sehingga mempercepat
sesuai order. tumbuhnya jaringan baru.
Berikan obat-obatan luka.
Membunuh mikroorganisme dan
Awasi dengan ketat terhadap mempercepat penyembuhan luka.
tanda dan gejala infeksi. Deteksi dini sebagai upaya preventif dan
Berikan tindakan untuk menentukan intervensi yang tepat.
memaksimalkan sirkulasi darah. Sirkulasi adekuat penting untuk aktivitas sel.
Awasi hasil pemeriksaan
laboratorium seperti albumin Sebagai indikator pertukaran nutrisi.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
Rencana:
Intervensi Rasional
Diskusikan dengan klien Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk
kebutuhan akan aktivitas, buat meningkatkan tingkat aktifitas meskipun
jadwal perencanaan dengan klien mungkin klien sangat lemah.
dan identifikasi aktifitas yang
menimbulkan kelelahan.
Berikan aktifitas alternatif Mencegah kelelahan yang berlebihan.
dengan periode istirahat yang
cukup.
Pantau tanda-tanda vital sebelum Mengindikasikan tingkat aktifitas yang dapat
dan sesudah beraktifitas. ditolerir secara fisiologis.
Tingkatkan partisipasi klien
dalam melakukan aktivitas Meningkatkan kepercayaan diri atau harga diri
sehari-hari sesuai dengan yang yang positif sesuai tingkat aktifitas yang dapat
dapat ditoleransi. ditolelir klien
Libatkan keluarga dalam
pelaksanaan aktivitas klien. Meningkatkan peran aktif keluarga dalam
perawatan klien.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
menghindarinya.
- Pasien mengerti resiko injuri dengan perubahan sensori yang
Rencana:
Intervensi Rasional
Pantau tanda-tanda vital dan Sebagai dasar untuk membandingkan temua
status mental. abnormal.
Minimalkan faktor lingkungan Mencegah kecelakaan akibat lingkungan yang
yang berbahaya. berbahaya.
Libatkan keluarga dalam Membantu mengurangi resiko injuri pada
mencegah terjadinya injuri pada klien.
klien.
Pelihara aktivitas rutin klien Membantu memelihara klien tetap
sekonsisten mungkin dan berhubungan dengan realitas dan
motivasi klien untuk melakukan mempertahankan orientasi pada
kegiatan sehari-hari sesuai lingkungannya.
dengan kemampuannya.
Kaji adanya keluhan parastesia, Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa
nyeri atau kehilangan sensori tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
pada paha/kaki, adanya ulkus, sentuhan mempunyai resiko tinggi terhadap
daerah kemerahan, tempat- kerusakan kulit dan gangguan keseimbangan.
tempat tertekan dan denyut nadi
perifer. Penjelasan dapat memotivasi klien untuk
Jelaskan hal-hal yang dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan
menyebabkan cedera pada klien cedera.
seperti penggunaan alat-
alat/melakukan aktivitas yang
salah Meningkatkan keamanan klien terutama rasa
Bantu klien dalam ambulasi atau keseimbangan.
perubahan posisi serta dalam
melakukan aktivitas.
Kriteria evaluasi:
Rencana:
Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan saling Menanggapi dan memperhatikan perlu
percaya dengan mendengarkan diciptakan sebelum pasien bersedia ambil
penuh perhatian dan selalu ada bagian dalam proses belajar.
untuk pasien
Bekerja dengan pasien dalam Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan
menata tujuan belajar yang antusias dan kerjasama pasien dengan prinsip-
diharapkan. prinsip yang dipelajari.
Penggunaan cara yang berbeda tentang
Pilih berbagai strategi belajar mengakses informasi meningkatkan
penerapan pada individu yang belajar.
Memberikan pengetahuan dasar dimana
Diskusikan topik utama pasien dapat membuat pertimbangan dalam
memilih gaya hidup.
8. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan
Tujuan:
Penatalaksanaan aturan terapeutik di rumah berjalan efektif
Kriteria evaluasi:
rumah
Rencana:
Intervensi Rasional
Ajarkan klien tentang diabetes Lebih banyak pengetahuan klien tentang
mellitus, pengobatan, dan keadaannya, semakin mungkin mereka
perawatan sesuai dengan mematuhi pengobatan dan perawatannya.
panduan penyuluhan klien.
Rujuk klien pada perawatan diri Karena diabetes mellitus adalah gangguan
diabetes bila diberikan fasilitas, kronis sepanjang hidup, dukungan kontinyu
agensi, organisasi komunitas. penting dalam membantu seseorang untuk
beradaptasi pada perubahan gaya hidup yang
disebabkan oleh rencana terapeutik untuk
pemeliharaan diri.
Rujuk klien pada ahli diet untuk Ahli diet khusus adalah spesialisasi nutrisi
instruksi pada perencanaan yang dapat membantu klien dalam
makan terutama diet yang merencanakan makan untuk memenuhi
dianjurkan. kebutuhan nutrisi sesuai program.
Ajarkan klien cara perawatan Untuk mempertahankan integritas kulit
kaki yang tepat.
Bantu dalam perencanaan Memudahkan ambilan seluler dari glukosa
program latihan reguler yang sehingga menurunkan kadar glukosa darah,
dapat dengan mudah dikerjakan menurunkan berat badan dn menurunkan
dalam rutinitas harian. Jelaskan resiko arterosklerosis.
keuntungan dari latihan.
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual yang menandakan keberhasilan
dari proses keperawatan. Sistem ini dapat menggunakan system
SOAP (Subjektif, Analisa, Perencanaan (Asmadi, 2008).