Sunteți pe pagina 1din 17

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI


PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE
SHARING DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN PADA SUB POKOK
BAHASAN ZYGOMYCOTINA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 3
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh:
PUTRI AGUSTINA
K4306007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
EFFORTS TO IMPROVE STUDENTS AFFECTIVE RESPONSES THROUGH THE
USE OF KNOWLEDGE SHARING LEARNING STRATEGY WITH MODULE OF
THE RESEARCH ON REVIEW OF SUB ZYGOMYCOTINA CLASS X-1 SMA
NEGERI 3 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010/2011

Putri Agustina
Biology FKIP Sebelas Maret University

The purpose of the research is to increase students affective response through


the implementation of Active Knowledge Sharing learning strategy with research
module in students of X-1 Class SMA Negeri 3 Surakarta School Years 2010/ 2011.
This research is a Classroom Action Research with 3 cycles of action. Each
cycle consisting of 4 phases which is planning, action, observation, and reflection.
Observational subject is students of X-1 Class SMA Negeri 3 Surakarta school years
2010 / 2011. Observational data obtained from the questionnaire, observation, and
interview. Technical analysis of data is using qualitative descriptive. Data validation is
use methods triangulation.
Result of the research show that with action performing brazes to pass
through learning strategy purpose Active Knowledge Sharing espoused by research
module on subject discussion Zygomycotina can increase students affective responses in
Biological learning. It is gone upon on questionnaire result, observation and interview.
Averagely assesses percentage each indicator of students affective responses
questionnaire first cycle is 71,71 % and second cycle is 74,724 % (worked up 2,514
%), averagely percentage point each indicator of students affective responses
questionnaire student for third cycle is 76,691% (worked up 1,96%). Meanwhile on a
percentage point each indicator which is gotten from observation result students
affective responses for first cycle is 67,83 % and second cycle is 72,058 % (worked up
5,228% ), averagely assesses percentage each indicator which is gotten from
observation result students affective responses for third cycle is 79,595 % (worked up
7,537% ) . Interview result points out 85,29% student declare for that learning strategy
purpose Active Knowledge Sharing espoused by observational yielding module give
facility for student to pass on its opinion.
Base that result gets to be concluded that learning strategy purpose Active
Knowledge Sharing espoused by observational yielding module on Zygomycotina's
discussion subject can increase students affective responses of X-1 Class SMA Negeri 3
Surakarta School Years 2010/ 2011.

Keywords : Active Knowledge Sharing Learning Strategy, Students Affective Responses


A. PENDAHULUAN
awal di kelas X-1 SMA Negeri 3
Hasil observasi terhadap Surakarta, maka dilakukan observasi
proses pembelajaran Biologi pada kelas lanjutan dengan menggunakan indikator
X-1 SMA Negeri 3 Surakarta kemampuan afektif. Hasil observasi
menunjukkan bahwa 23,52% siswa lanjutan tersebut menunjukkan bahwa
bertanya pada guru tentang materi yang 38,24% siswa menerima saran dan
belum dipahami, 14,71% siswa pendapat dari siswa lain, 76,47% siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan mengikuti proses pembelajaran dengan
guru, dan 17,65% siswa bertanya pada baik, 55,88% siswa memberikan
teman yang menyampaikan materi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan
gagasan. Pada kegiatan diskusi baik guru, 76,47% siswa mematuhi semua
kelompok maupun kelas mengenai aturan dalam proses pembelajaran,
permasalahan yang diajukan guru 14,71 41,17% siswa menanggapi pendapat
% siswa berani menyampaikan gagasan yang disampaikan siswa lain, dan
tanpa ditunjuk, 29,41% siswa 47,05% siswa bertanggungjawab
menyampaikan gagasan setelah terhadap semua pendapat yang
ditunjuk, 5,88% siswa berani disampaikan. Hasil observasi juga
menanggapi gagasan yang disampaikan menunjukkan bahwa 38,23% siswa
teman tanpa ditunjuk, 14,71% siswa membantu teman lain menyelesaikan
menanggapi gagasan teman setelah permasalahan berkaitan dengan materi
ditunjuk, dan 17,65% siswa pembelajaran, 58,8% siswa mengajukan
memberikan pertanyaan berkaitan pertanyaan terhadap penjelasan, 35,39%
dengan gagasan yang disampaikan siswa bekerjasama dalam menyelesaian
teman. Berdasarkan hasil observasi permasalahan, 41,17% siswa
awal tersebut, masalah pada kelas X-1 melengkapi pendapat yang disampaikan
SMA Negeri 3 Surakarta yang paling teman, 41,17% dapat membedakan
penting dan mungkin untuk dicarikan antara satu hal dengan hal yang lain,
solusinya adalah rendahnya kemampuan 64,7% berperan serta dalam kegiatan
afektif siswa. diskusi, 35,29% siswa mempertahankan
Sebagai tindak lanjut terhadap pendapat dalam diskusi, 23,52% siswa
kesimpulan sementara hasil observasi memadukan pendapat dalam
memecahkan permasalahan, dan dibicarakan. Salah satu strategi
47,05% siswa mengajukan usulan pembelajaran yang dapat digunakan
berkaitan dengan materi pembelajaran. untuk meningkatkan kemampuan siswa
Hasil observasi lanjutan menguatkan tersebut adalah strategi pembelajaran
kesimpulan sementara bahwa Active Knowledge Sharing.
kemampuan afektif siswa kelas X-1 Sikap merupakan reaksi
SMA Negeri 3 Surakarta masih kurang. (respons) seseorang dalam menghadapi
Akar masalah yang suatu objek. Respons siswa dalam
menyebabkan masih kurangnya menghadapi suatu objek dibedakan
kemampuan afektif siswa antara lain menjadi cognitive responses, affective
adalah karena strategi pembelajaran responses, dan behavioral responses.
yang digunakan kurang memberikan Cognitive responses berkaitan dengan
kesempatan pada siswa untuk apa yang diketahui siswa tentang objek
berpartisipasi dalam proses tersebut, affective responses berkaitan
pembelajaran. Pembelajaran yang dengan perasaan atau emosi seseorang
dilaksanakan masih terpusat pada aspek yang berkaitan dengan objek sikap,
kognitif dan psikomotorik sedangkan sedangkan behavioral responses
kemampuan afektif hanya sebagai efek berkaitan dengan tindakan yang muncul
pengiring (nurturant effect). dari seseorang ketika menghadapi objek
Solusi yang tepat untuk sikap (Eko P. Widoyoko, 2009 :114-
perbaikan sistem pembelajaran Biologi 115).
di kelas X-1 SMA Negeri 3 Surakarta Sesuai dengan taksonomi
adalah perlunya meningkatkan Bloom menurut Nana Sudjana
partisipasi semua siswa dalam proses (1991:22), kemampuan siswa dibagi
pembelajaran dengan jalan memberi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
kesempatan pada siswa untuk bertanya, afektif, dan psikomotorik.
mengikutsertakan semua siswa dalam Kemampuan siswa pada ranah
mengungkapkan gagasan dan menilai afektif pada dasarnya mencakup watak
gagasan yang diungkapkan sesama perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
teman, serta mengikutsertakan semua emosi, atau nilai yang dapat
siswa dalam memecahkan suatu menentukan keberhasilan belajarnya.
permasalahan pada topik yang Ranah afektif menurut Ella Yulaelawati
(2004:61) dibagi dalam 5 tingkatan diterapkan pada hampir semua mata
hierarkis yang dinamakan taksonomi pelajaran.
Krathwohl yaitu penerimaan Strategi active knowledge
(receiving), penanggapan (responding), sharing merupakan sebuah strategi
penilaian (valuing), pengaturan pembelajaran dengan memberikan
(organizing), dan bermuatan nilai penekanan kepada siswa untuk saling
(characterizing). membantu menjawab pertanyaan yang
Strategi pembelajaran Active tidak diketahui teman lainnya yang
Knowledge Sharing merupakan bagian artinya bahwa siswa yang tidak dapat
dari pembelajaran aktif. Pembelajaran menjawab pertanyaan diberi
aktif adalah suatu proses pembelajaran kesempatan untuk mencari jawaban dari
dengan tujuan untuk memberdayakan teman yang mengetahui jawaban
siswa agar belajar dengan menggunakan tersebut dan siswa yang mengetahui
berbagai cara/ strategi secara aktif. jawabannya ditekankan untuk
Pembelajaran aktif (active learning) membantu teman yang kesulitan
bertujuan untuk mengoptimalkan semua (Sutaryo, 2008:2)
potensi yang dimiliki oleh siswa, Modul menurut E. Mulyasa
sehingga semua siswa dapat mencapai (2006:148) merupakan paket belajar
hasil belajar yang memuaskan sesuai mandiri yang meliputi serangkaian
dengan karakteristik pribadi yang pengalaman belajar yang direncanakan
mereka miliki serta menjaga perhatian dan dirancang secara sistematis untuk
siswa agar tetap tertuju pada proses membantu peserta didik mencapai
pembelajaran (Badri Rhofiki, 2009:20). tujuan belajar. Modul adalah suatu
Strategi pembelajaran Active proses pembelajaran mengenai suatu
Knowledge Sharing menurut Hisyam satuan bahasan tertentu yang disusun
Zaini (2007:22) merupakan salah satu secara sistematis, operasional, dan
strategi yang dapat membawa siswa terarah untuk digunakan oleh peserta
untuk siap belajar materi pembelajaran didik, disertai pedoman penggunaannya
dengan cepat. Strategi ini dapat oleh para guru. Tujuan utama sistem
digunakan untuk melihat tingkat modul adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa dan membentuk efisiensi dan efektivitas pembelajaran di
kerjasama tim. Strategi ini dapat sekolah, baik waktu, dana, fasilitas,
maupun tenaga guna mencapai tujuan 3) kunci lembar kerja,
secara optimal. 4) lembar soal,
Modul dapat dirumuskan
5) lembar jawaban, dan
sebagai suatu unit yang lengkap yang
6) kunci jawaban.
berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
Berbagai komponen penyusun
rangkaian kegiatan belajar yang disusun
modul seperti yang disebutkan di atas
untuk membantu siswa mencapai
selanjutnya dikemas dalam format
sejumlah tujuan yang dirumuskan
modul sebagai berikut :
secara khusus dan jelas (Nasution,
1) Pendahuluan
1988:203).
Bagian pendahuluan berisi
Sistem pembelajaran dengan
deskripsi umum, seperti materi yang
modul (modular instruction) menurut
disajikan, pengetahuan, keterampilan,
Winkel (2007:472) merupakan strategi
dan sikap yang akan dicapai setelah
tertentu dalam menyelenggarakan
belajar; termasuk kemampuan awal
pengajaran individual secara
yang harus dimiliki untuk mempelajari
menyeluruh. Pembelajaran dengan
modul tersebut.
menggunakan modul merupakan salah
2) Tujuan Pembelajaran
satu bentuk pengajaran individual sebab
Bagian tujuan pembelajaran
tingkat pemahaman dalam mempelajari
berisi tujuan-tujuan pembelajaran
modul yang dimiliki oleh tiap siswa
khusus yang harus dicapai oleh setiap
berbeda-beda. Pembelajaran individual
peserta didik setelah mempelajari
ini biasanya dilaksanakan secara
modul.
mandiri antara lain dengan metode
3) Tes awal
diskusi untuk memperjelas materi-
Tes awal berguna untuk
materi yang belum dipahami oleh
menetapkan posisi peserta didik, dan
sebagian siswa melalui pembahasan
mengetahui kemampuan awalnya, untuk
bersama.
menentukan dari mana ia harus
Pada umumnya pembelajaran
memulai belajar, apakah perlu untuk
dengan sistem modul menurut E.
mempelajari modul tersebut atau tidak.
Mulyasa (2006:149) akan melibatkan
4) Pengalaman belajar
beberapa komponen sebagai berikut :
Bagian pengalaman belajar
1) lembar kegiatan peserta didik,
merupakan rincian materi untuk setiap
2) lembar kerja,
tujuan pembelajaran khusus, yang berisi siklus terdiri dari tahap perencanaan,
sejumlah materi, diikuti dengan tindakan, observasi, dan refleksi.
penilaian formatif sebagai balikan bagi Namun sebelumnya, tahapan ini diawali
peserta didik tentang tujuan belajar oleh tahapan prasiklus. Tahapan
yang dicapainya. prasiklus merupakan refleksi dari
5) Sumber belajar masalah yang ada di kelas.
Pada bagian ini disajikan Permasalahan yang ada diidentifikasi,
tentang sumber-sumber belajar yang dianalisis, dan dirumuskan.
dapat ditelusuri peserta didik. Penetapan Permasalahan yang diangkat
sumber belajar ini perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah kemampuan
dengan baik oleh pengembang modul, afektif (affective responses). Untuk
sehingga peserta didik tidak kesulitan mengatasi permasalahan tersebut
memperolehnya. dilakukan tindakan berupa penggunaan
6) Tes akhir strategi pembelajaran Active Knowledge
Tes akhir instrumennya sama Sharing disertai modul hasil penelitian
dengan isi tes awal hanya lebih untuk meningkatkan kemampuan afektif
difokuskan pada tujuan terminal setiap siswa pada sub pokok bahasan
modul. Zygomycotina.
B. METODE PENELITIAN Penerapan strategi pembelajaran
Bentuk penelitian ini adalah Active Knowledge Sharing dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam tiga siklus dimana penerapan
Classroom Action Research (CAR) pembelajaran pada siklus I sama dengan
yang bertujuan untuk memecahkan siklus II dan siklus III, hanya refleksi
masalah yang timbul dalam kelas dan tindakan setiap siklus berbeda. Adanya
meningkatkan kualitas proses dan hasil tindak lanjut pada Siklus II dilakukan
pembelajaran di kelas. agar proses pembelajaran dapat
Prosedur dan langkah-langkah memperoleh hasil yang maksimal
dalam penelitian tindakan kelas ini dengan penggunaan strategi pembelaja
mengikuti model yang dikembangkan ran Active Knowledge Sharing.
oleh Kemmis dan Robin MC Taggart
dalam Supardi (2009: 104-105) yang C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBA
berupa model spiral yaitu dalam satu HASAN
Hasil skor capaian angket 16 X 64.41 65.88 69.11 76.76
VI
kemampuan afektif ditinjau dari aspek JUMLAH 1006,3 1147,4 1195,6 1275
TOTAL
dan indikator kemampuan afektif siswa RATA- 62,89 71,71 74,72 76,69
RATA
pra siklus, siklus 1, 2, dan 3 dapat
dilihat pada Tabel 1 dan 2. Berdasarkan data pada Tabel 1
Tabel 1. Skor Capaian Setiap Aspek pada dapat diketahui bahwa nilai kemampuan
Angket Kemampuan Afektif Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan afektif siswa dalam proses pembelajaran
Siklus III pada siklus III jika dilihat dari tiap
N Aspek Capaian Aspek (%)
o Pra Siklus Siklus Siklus
Siklus I II III
aspek kemampuan afektif berkisar
1 Penerimaan 67,94 75,16 78,10 83,94
2 Penanggapan 57,35 60,69 63,08 70,14
antara 70,14% - 83,94% dengan nilai
3 Penilaian 62,23 72,64 75,88 82,70
4 Pengaturan 62,84 71,37 74,50 80,98 rata-rata kelas 79,43%. Nilai tersebut
5 Bermuatan nilai 64,70 67,64 70,58 79,41
Jumlah 315,07 347,5 362,1 397,1 menunjukkan adanya peningkatan jika
3 5 9
Rata-rata 63,015 69,50 72,43 79,43 dibandingkan dengan nilai pada siklus I

Tabel 2. Skor Capaian Setiap Aspek pada Angket


dan siklus II, baik nilai setiap aspek
Kemampuan Afektif Siswa Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
maupun nilai rata-rata kelas.
No Ind Capaian Indikator (%)
ika
Data pada Tabel 1menunjukkan
Pra Siklus Siklus Siklus
tor Siklus I II III bahwa nilai kemampuan afektif siswa
1 I 63,32 75.29 78.23 82.94 dalam proses pembelajaran pada siklus
2 II 67,84 79.70 82.35 84.31 III jika dilihat dari tiap indikator
3 III 65.58 66.76 70.44 75.44 berkisar antara 75.44 % - 84.41 %
4 IV 65.88 78.23 80.58 84.41 dengan nilai rata-rata kelas 79.69%.
5 V 64.26 71.02 73.67 78.97 Nilai tersebut juga menunjukkan adanya
6 VI 64.11 74.41 77.05 81.47 peningkatan jika dibandingkan dengan
7 VII 60.29 67.35 70.58 78.52 nilai pada siklus I dan siklus II, baik
8 VII 64.19 67.94 70.58 86.76 nilai setiap indikator maupun nilai rata-
I
9 IX. 62.35 76.47 79.26 83.23 rata kelas.
10 X 62.94 65.88 69.11 76.76 Meningkatnya nilai semua aspek
11 XI. 60.29 72.05 75.58 79.41 dan indikator pada siklus III ini karena
12 XII 56.76 72.35 76.17 85.87 pada siklus kedua ini diberikan modul
13 XII 62.35 69.55 72.79 77.64 tentang peranan Zygomycotina dalam
I
14 XI 59.11 75 77.94 81.47 kehidupan sehari-hari yang dilengkapi
V
15 X 62.64 69.41 72.05 77.64 dengan lembar kerja kelompok berisi
V
permasalahan-permasalahan yang harus siklus II dan III yang dapat disajikan
didiskusikan dalam kelompok tersebut. dalam bentuk diagram seperti pada
Modul dan lembar kerja berisi materi Gambar 2
dan permasalahan mengenai peranan
Rhizopus oligosporus dalam fermentasi
biji-bijian menjadi tempe, peranan
beberapa spesies Zygomycotina sebagai
pengurai, serta beberapa spesies
Zygomycotina yang merugikan. Materi-
materi dalam modul merupakan materi
yang tidak ada dalam buku teks yang
dimiliki siswa sehingga diskusi baik
kelompok maupun kelas lebih menarik
dan terarah.
Gambar 2. Diagram Presentase Kenaikan Untuk
Berdasarkan Tabel 1 dapat Setiap Indikator Angket Kemampuan
Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I,
dilihat tingkat kenaikan nilai tiap aspek Siklus II, dan Siklus III
angket kemampuan afektif siswa pada Berdasarkan Gambar 1 dan 2,
siklus II dan III yang disajikan dalam dapat dilihat bahwa presentase skor
bentuk diagram seperti pada Gambar 1 untuk semua aspek dan indikator
kemampuan afektif mengalami
kenaikan, namun kenaikan ini tidak
sama untuk setiap aspek. Beberapa
aspek dan indikator mengalami
peningkatan yang cukup besar
dibandingkan dengan aspek atau
indikator yang lain.
Pada Gambar 1 dan 2 juga dapat
Gambar 1. Diagram Presentase Kenaikan Untuk
Setiap Aspek Angket Kemampuan diketahui bahwa range atau rentang
Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus III kenaikan presentase skor setiap aspek

Data pada Tabel 1 menunjukkan atau indikator tidak sama, ada yang

tingkat kenaikan nilai tiap indikator tinggi dan ada pula yang rendah.

angket kemampuan afektif siswa pada Rentang peningkatan skor aspek


kemampuan afektif yang paling tinggi Adanya kerjasama yang baik
terdapat pada aspek kelima (bermuatan dalam kelompok menyebabkan
nilai) yaitu sebesar 8,82% dan rentang kemampuan siswa dalam memecahkan
yang paling rendah terdapat pada aspek permasalahan-permasalahan yang
pertama (penerimaan) yaitu 5,84% diajukan guru menjadi meningkat.
sedangkan rentang peningkatan skor Materi dan permasalahan yang terdapat
indikator kemampuan afektif yang dalam modul dapat menjadi stimulus
paling tinggi terdapat pada indikator ke terbentuknya kerjasama yang baik
10 yaitu 17,94% dan rentang paling dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan
rendah terdapat pada indikator ke 12 pendapat Lee, V K C et al. (2008) yang
yaitu 0,58%. menyatakan bahwa: ”As the project
Hasil yang didapat pada siklus developed in the firts phase, we had a
III menunjukkan bahwa peningkatan good team relationship and we solved
skor aspek kemampuan afektif yang the problem fairly quickly”. Pendapat
paling tinggi berdasarkan hasil angket tersebut diungkapkan dalam
adalah aspek kelima (bermuatan nilai). kesimpulannya mengenai penelitian
Aspek bermuatan nilai berkaitan dengan yang berjudul ”Development of HAZOP
kemampuan siswa dalam memecahkan Study Teaching Module”. Pada fase
permasalahan bersama dengan anggota pertama penelitiannya ditemukan bahwa
kelompoknya. Peningkatan skor capaian setelah adanya penggunaan modul
pada yang tinggi pada aspek ini dalam kerja kelompok maka terbentuk
disebabkan adanya permasalahan- kerjasama tim yang bagus yang pada
permasalahan yang diajukan guru akhirnya mampu menyelesaikan
berkaitan dengan peranan masalah-masalah yang ditemukan
Zygomycotina yang terdapat dalam dengan cepat.
modul mendorong siswa untuk Peningkatan nilai kemampuan
berdiskusi dan bekerjasama baik dengan afektif siswa secara umum dari pra
anggota kelompok maupun dengan siklus, siklus I hingga siklus III
kelompok yang lain sehingga dapat berdasarkan hasil angket kemampuan
menyelesaikan permasalahan- afektif dapat di lihat pada Gambar 3.
permasalahan tersebut.
mengembangkan kemampuan
afektifnya.
Melalui penggunaan strategi
pembelajaran Active Knowledge
Sharing disertai modul hasil penelitian
sebagai sumber belajar, kemampuan
yang dimiliki siswa antara lain
menunjukkan penerimaan dengan
mengiyakan, mendengarkan, dan
Gambar 20. Diagram Kenaikan Rata-Rata Prosentase
Capaian Angket Kemampuan Afektif menanggapi sesuatu (receiving),
Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus
II, dan Siklus III berperan serta dalam diskusi melalui
Nilai rata-rata kemampuan kegiatan menanggapi (responding),
afektif siswa secara umum terus mendukung atau menentang suatu
meningkat dari pra siklus, siklus I, gagasan (valuing), mendiskusikan
siklus II, dan siklus III. Peningkatan permasalahan, merumuskan masalah,
nilai kemampuan afektif siswa secara menyimpulkan suatu gagasan
umum dalam pembelajaran Biologi (organizing), dan kemampuan dalam
pada siklus II ini telah memenuhi target mencari penyelesaian suatu masalah
atau prosentase yang telah ditentukan (characterizing).
yaitu nilai kemampuan afektif siswa Berdasarkan hasil wawancara
pada siklus III sebesar 79.691%. guru tentang penggunaan strategi
Berdasarkan Gambar 20 dapat pembelajaran Active Knowledge
dilihat bahwa dari siklus-siklus Sharing disertai modul hasil penelitian
sebelumnya, nilai kemampuan afektif pada pokok bahasan Zygomycotina
siswa terus meningkat pada tiap diperoleh informasi bahwa sebelumnya
siklusnya karena dalam pembelajaran dalam pembelajaran Biologi belum
menggunakan strategi pembelajaran pernah digunakan strategi pembelajaran
Active Knowledge Sharing disertai Active Knowledge Sharing. Guru
modul sebagai sumber belajar ini, siswa biasanya menggunakan metode
memiliki lebih banyak kesempatan ceramah, tanya jawab, diskusi
untuk berpartisipasi aktif dalam sederhana, dan praktikum. Penggunaan
pembelajaran sehingga dapat strategi pembelajaran Active Knowledge
Sharing memungkinkan siswa untuk pembelajaran yang dilakukan terbukti
siap menerima materi pembelajaran dengan diskusi baik kelompok maupun
dengan cepat karena pada strategi ini, kelas yang berjalan dengan baik.
guru memberikan beberapa pertanyaan Penggunaan strategi pembelajaran
yang berhubungan dengan materi Active Knowledge Sharing dapat
pembelajaran. dijadikan alternatif strategi
Hasil wawancara dengan guru pembelajaran Biologi dan modul hasil
juga menunjukkan bahwa dalam penelitian dapat menjadi pelengkap
pembelajaran Biologi belum pernah referensi bagi siswa.
menggunakan modul yang merupakan Berdasarkan hasil wawancara
hasil penelitian sebagai sumber belajar. siswa tentang penggunaan strategi
Modul yang biasa digunakan berupa pembelajaran Active Knowledge
modul pengembangan dari materi yang Sharing diperoleh informasi bahwa
sudah ada yang kemudian disusun oleh siswa menyukai penggunaan strategi
guru disesuaikan dengan kemampuan pembelajaran Active Knowledge
siswanya. Penggunaan modul hasil Sharing (100% responden).
penelitian yang baru diterapkan ini Berdasarkan informasi yang diperoleh
mendapat respon yang cukup bagus dari bahwa melalui kegiatan saling tukar
siswa. Siswa cukup senang dengan pendapat siswa dapat lebih leluasa
digunakannya modul sebab dari modul menyampaikan pendapatnya (85,29%
tersebut siswa materi-materi yang responden), berani menanggapi
belum pernah dipelajari di sekolah dan pendapat temannya (85,29%), serta
tidak ada dalam buku teks yang dimiliki dapat bekerjasama dengan siswa lain
siswa sehingga siswa tertarik untuk untuk menyelesaikan permasalah
mempelajari materi dalam modul. berkaitan dengan materi pembelajaran
Berdasarkan wawancara tersebut (85,29%).
juga diperoleh informasi bahwa Hasil wawancara siswa juga
pembelajaran dengan menggunakan menunjukkan bahwa siswa menyukai
strategi pembelajaran Active Knowledge penggunaan modul hasil penelitian
Sharing disertai modul hasil penelitian dalam pembelajaran Biologi (100%
dapat memotivasi siswa untuk responden). Berdasarkan informasi yang
berdiskusi, siswa sangat tertarik dengan diperoleh bahwa modul dapat
membantu siswa dalam mempelajari kesempatan pada siswa untuk berlatih
materi dan siswa dapat lebih memahami berdiskusi, berpartisipasi, bekerjasama,
materi dengan pembelajaran sistem serta memecahkan masalah-masalah
modul ini (88,23% responden). tertentu berkaitan dengan materi
Penggunaan modul hasil pembelajaran yang akhirnya dapat
penelitian tersebut menurut siswa dapat meningkatkan kemampuan afektif
mendorong siswa untuk aktif berdiskusi siswa.
dan bekerjasama sebab dengan Berdasarkan analisis yang
membaca modul mereka tahu materi dilakukan terhadap kemampuan afektif
yang akan dibahas dan dalam materi siswa dapat diketahui bahwa capaian
tersebut ada beberapa hal yang belum kemampuan afektif siswa pada siklus III
mereka pahami sehingga mendorong sudah sepenuhnya dapat mencapai
mereka untuk bertukar pendapat dengan prosentase capaian target yang telah
teman mereka tentang hal-hal yang ditargetkan. Dengan demikian, tindakan
belum dipahami tersebut (88.235% dalam rangka meningkatkan
responden). Dari wawancara yang kemampuan afektif siswa melalui
dilakukan juga diperoleh informasi penggunaan strategi pembelajaran
bahwa dengan pembelajaran Active Knowledge Sharing disertai
menggunakan modul ini siswa lebih modul hasil penelitian sudah berhasil
dapat saling membantu teman atau dan dapat mencapai target yang telah
kerjasama dalam kerja kelompok. ditentukan, oleh karena itu penelitian ini
Berdasarkan wawancara tersebut tidak dilanjutkan lagi untuk siklus
maka juga dapat disimpulkan bahwa berikutnya.
pembelajaran dengan menggunakan Ketercapaian target yang telah
strategi pembelajaran Active Knowledge ditentukan pada variabel yang diukur
Sharing disertai modul hasil penelitian dapat dilihat dengan membandingkan
dapat membantu siswa mencapai tujuan prosentase yang diperoleh dari berbagai
pembelajaran secara efektif dan efisien sumber data dengan prosentase target
serta memungkinkan peserta didik yang telah ditentukan. Data pada
untuk melakukan pembelajaran secara penelitian ini didapat dari 3 metode
aktif, tidak hanya membaca dan (triangulasi metode) yang berbeda yaitu
mendengar tetapi juga memberikan angket, observasi dan wawancara.
Berdasarkan data yang maupun guru yang menunjukkan bahwa
diperoleh dari tiap-tiap metode baik dari tindakan yang dilakukan berupa
hasil angket maupun observasi masing- penggunaan strategi pembelajaran
masing menunjukkan ada peningkatan Active Knowledge Sharing disertai
kemampuan afektif siswa untuk setiap modul hasil penelitian dapat
siklusnya. Dalam hal ini data terkait meningkatkan kemampuan afektif
dengan peningkatan kemampuan afektif siswa. Dengan demikian dapat
siswa yang menjadi fokus dan tujuan disimpulkan bahwa data yang diperoleh
utama penelitian. dari hasil angket, observasi maupun
Hasil angket kemampuan afektif wawancara menunjukkan ada
siswa menunjukkan bahwa peningkatan kesesuaian hasil. Hal ini berarti bahwa
kemampuan afektif siswa yang terjadi data hasil penelitian tentang
dari siklus I ke siklus II sebesar 3,014% peningkatan kemampuan afektif siswa
sedangkan dari siklus II ke siklus III dapat dikatakan valid.
sebesar 4,967%. Hasil observasi Berdasarkan analisis seluruh
menunjukkan hal yang serupa yaitu ada hasil penelitian yang diperoleh melalui
peningkatan kemampuan afektif siswa tiga metode yaitu angket, observasi dan
dari siklus I ke siklus II sebesar 4,227% wawancara menunjukkan bahwa
sedangkan dari siklus II ke siklus III penggunaan strategi pembelajaran
sebesar 7,537%. Active Knowledge Sharing disertai
Kesesuaian peningkatan modul hasil penelitian dapat
prosentase yang terjadi pada setiap meningkatkan kemampuan afektif
siklusnya baik dari hasil angket maupun siswa.
observasi menunjukkan bahwa tindakan
yang dilakukan dalam rangka untuk DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kemampuan afektif siswa Acelajado, Maxima. J. 2005. The
melalui penggunaan strategi Modular Teaching Approach in
pembelajaran Active Knowledge College Algebra : An Alternative
Sharing disertai modul hasil penelitian to Improving the Learner’s
sudah berhasil dan mendapat respon Achievement, Persistence, and
yang baik dari siswa. Hal ini sejalan Confidence in Mathematics.
dengan hasil wawancara baik dari siswa International Journal of
Education and Development Vol /fermentasi/tempe/php.
5 No 6 (294-312) html/13/10/2009
Allen, O. N. 2010. Fact seed of Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan
Adenanthera pavonina L.Online: Pembelajaran. Jakarta: Pakar
http://www.win Raya
rock.org/fnrm/factnet/factpub/F E. Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis
ACTSH/a_pavonina.html/Diund Kompetensi. Bandung: Rosda Karya
uh tanggal 16/02/2010 _________. 2006. Implementasi
Aurilla Arntzen Bechina. 2006. Kurikulum 2004. Bandung:
Knowledge Sharing Practices: Rosda Karya
Analysis of Global Scandinavian Eko P. Widiyoko2009. Evaluasi
Consultant Company. Electronic Program Pembelajaran. Jakarta:
Journal of Knowledge Pustaka Pelajar
Management Volume 4 Issue 2 Gembong Tjitrosoepomo. 1959.
(109-116) Taksonomi Tumbuhan
Badri Rhofiki. 2009. Pengaruh (Spermatophyta). Yogyakarta :
Penerapan Strategi Active UGM Press
Knowledge Sharing terhadap ___________________. 1946.
Keaktifan Belajar Siswa pada Taksonomi Tumbuhan
Mata Pelajaran Agama Islam di (Schizophyta, Thallophyta).
SDN Ardisaeng 1 Bondowoso. Yogyakarta : UGM Press
Online: http://digilib.sunan- Gloria Yi. 2008. Beyond Sharing100
:
ampel.ac. id/gdl.php? Engaging Students in
mod=browse&op=read&id=jipti Cooperative and Competitive
ain--badrirhofi-8237/diakses Active Learning. International
tanggal 05 Mei 2010 Journal of Educational
Budiyono. 2004. Statistika Untuk Technology and Society Vol. 11
Penelitian. Surakarta: UNS (3) : 82-96
Press HB. Sutopo.2002. Metodologi
Dinda. 2009. Fermentasi Tempe. Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Online: UNS Press
http://www.medicafarma.com
Hisyam Zaini. 2007. Strategi Michael E. Roger. 2004. A Comparison
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: of the Effectiveness of Modular
CTSD IAIN Sunan Kalijaga Drafting Instruction versus
I.E. Ezeagu.2004. Physico-Chemical Contemporary Drafting
Characterization of Seed Oil and Instruction on Collegiate
Nutrient Assesment of Technology Education Students.
Adenanthera pavonina L : An International Journal of
Underutilized Tropical Legume Industrial Teacher Education
Ecologycal of Food and Volume 41 Number 2 : 37-90
Nutrition Vol 43. Online: Miles & Huberman. 1992. Data
http://www. peer-review- Kualitatif. Jakarta: UI Press
integrity.com/diakses tanggal 25 M. Nasir. 2004. Metode Penelitian.
Maret 2010 Jakarta: Gramedia
Ivan Polunin. 1987. Plants and Flowers M. Lies Suprapti. 2003. Pembuatan
of Singapore. Singapura: Tempe. Jakarta: Kanisius
Singapore Science Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil
J. Jennesen. 2008. Morphological Proses Belajar Mengajar.
Characteristic of Bandung: Rosda Karya
Sporangiospores of Tempe Novalia Anggraini. 2007. Alternatif
Fungus Rhizopus oligosporus Tempe dari Biji Saga Pohon
Differentiate it From Other Taxa (Adenanthera pavonina L.).
of The Rhizopus. Mycologycal Lampung: PIMNAS
research, 112 (Vol 5):547-563 Philips Murders. 2010. Mold of
Lexy J. Maleong. 2005. Metodologi Rhizopus oligosporus. Online:
Penelitian Kualitatif. Bandung: http:// www.mold .ph
Rosda Karya /rhizopus.htm/ Diunduh tanggal
Lee, V K C, Hui, D C W, Chan, C K, 16/02/2010
McKay, G. 2007. Slamet Sudarmadji. 1976. Prosedur
“Development of HAZOP Analisa untuk Bahan Makanan
Teaching Module” Journal of dan Pertanian. Yogyakarta:
Teaching Engineering. Badan Penerbitan Bagian
Pengolahan Hasil Pertanian
Faperta UGM
Supardi. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Gramedia
Sutaryo.2008. Strategi Pembelajaran
Active Knowledge Sharing.
Bondowoso: KGPAI Kabupaten
Bondowoso
Sutikno Arthur. 2009. Fermentasi
Tempe. Online:
http://sutikno.staff.uns.ac.id/
2009/04/28/fermentasi-
tempe/diakses tanggal 12
Januari 2010
W. Gulo. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : Grasindo
William Shurtleff. Micrograf Picture of
Rhizopus’s Molds. Online:
http://www.
tempeh.info/tempeh-books.php-
16 /02/2010

S-ar putea să vă placă și