KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU SENAPELAN)
Oleh : Tuti Wulandari Pembimbing : Andreas dan Elfi Ilham
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : wulandarituti16@gmail.com
Effect of Taxpayer Socialization ,Taxpayer Knowledge, Quality of Service To
Taxpayer Compliance With Taxpayer Awarenessas an Variable Intervening (Study of KPP Pratama Pekanbaru Senapelan)
ABSTRACT
The purpose of this research are to analyze the influence of taxpayer
socialization, taxpayer knowledge, and quality of service to taxpayer compliance, directly or indirectly, by usingtaxpayer awareness as an intervening variable.The sample of this research from of 100 correspondences who are as taxpayers listed in KPP Pratama Pekanbaru Senapelan.The method of sampling using convenience sampling. The data were analysed using the path analysis with SPSS version 19.0. The results of the research showed that the tax socialization did have effect to the tax awareness. Secondly, the tax knowledge did have effect to the tax awareness. Third, quality of service did have effect to the tax awareness.Fourth, the tax socialization did have effect tothe tax compliance. Fifth, the tax knowledge did have effect tothe tax compliance. Sixth, quality of service did have noteffect tothe tax compliance. Seventh, the tax awareness did have effect tothe tax compliance. Eighth, the tax awareness incapable as an intervening variable tax socialization to tax compliance. Ninth, the tax awareness incapable as an intervening variable tax knowledge to tax compliance. Tenth, the tax awareness able as an intervening variable quality of service to tax compliance.
Keywords: Taxpayer Socialization ,Taxpayer Knowledge, Quality of Service,
Taxpayer Awareness, and Taxpayer Compliance
PENDAHULUAN Pembangunan tidak akan tercapai
apabila tidak ada kerja sama antara Indonesia merupakan negara pemerintah dan masyarakat, hal ini yang berpedoman pada Undang- ditujukan agar pembangunan tersebut Undang Dasar 1945 yang berjalan sesuai dengan keinginan didalamnya mengatur tentang masyarakat dan bangsa indonesia. Di pelaksanaan pembangunan nasional samping itu ada hal yang sangat yang bertujuan untuk berpengaruh terhadap pembangunan mensejahterakan masyarakat. yaitu dana atau biaya untuk Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 1 pembangunan itu sendiri, karena sering di salah gunakan. Hal ini dalam melaksanakan pembangunan dapat dilihat dari banyaknya wajib di negara ini membutuhkan dana pajak yang dengan sengaja tidak yang besar. Salah satu sumber dana patuh, dikarenakan masih rendahnya yang paling besar adalah dari kesadaran masyarakat sehingga pajak.Hal ini terlihat dalam membuat wajib pajak sulit untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja melaksanakan kewajiban membayar Negara (APBN) yang menunjukkan pajak (Kusumawati, 2006). bahwa sektor perpajakan Masalah kepatuhan pajak memberikan kontribusi terbesar bagi merupakan masalah klasik yang penerimaan negara. dihadapi di hampir semua negara Direktorat Jenderal Pajak yang menerapkan sistem perpajakan. yang merupakan instansi Kepatuhan perpajakan menjadi pemerintahan di bawahDepartemen penting karena ketidakpatuhan secara Keuangan yang bertindak sebagai bersamaan akan menimbulkan upaya pengelola sistem perpajakan penghindaran pajak. Hasil survey diIndonesia berusaha meningkatkan DJP tahun 2014 menyatakan bahwa penerimaan pajak dengan melakukan kepatuhan wajib pajak baik PPh berbagai upaya agar penerimaan perorangan, Badan, ataupun PPN pajak maksimal, antara lain adalah tidak ada yang mecapai 80%, semua dengan ekstensifikasi dan dibawah 80%.Karena tingkat intensifikasi pajak.Hal tersebut kepatuhan wajib pajak yang belum dilakukan dengan cara perluasan memadai maka secara tidak langsung subjek dan objek pajak, dengan berarti tingkat kesadaran Orang menjaring wajib pajak baru. Selain Pribadi untuk membayar Pajak itu juga dibutuhkan peran aktif dari Penghasilan juga masih sangat para wajib pajak itu sendiri dalam rendah. Bahkan, banyak orang membayar pajak untuk melakukan penipuan pajak dengan memaksimalkan penerimaan pajak. sengaja membayar PPh lebih kecil Penggunaan Self Assessment dibandingkan kewajibannya. Hal itu Systemyang menggantikan Official terlihat dari data Kementerian Assessment Systemdalam sistem Keuangan yang mencatat masih pemungutan pajak di Indonesia yaitu kecilnya rasio penerimaan PPh dari memberi kepercayaan penuh kepada Orang Pribadi, yakni hanya 0,04% wajib pajak dalam melaksanakan dari total penerimaan pajak pada kewajiban maupun hak tahun 2013(ORTax.org, diakses perpajakannya, Dengan kata lain, Januari 2014). wajib pajak menentukan sendiri Ketidaktaatan dalam besarnya pajak yang terutang. Dalam membayar pajak tidak hanya terjadi Penetapan Self Assessment System dalam lapisan pengusaha saja tetapi ini mempunyai kelemahan yaitu juga terjadi para pekerja professional karena memberikan kepercayaan lainnya. Bila setiap wajib pajak penuh kepada wajib pajak mengetahui dengan jelas tentang menyebabkan kebenaran kriteria wajib pajak dan pembayaran pajak tergantung pada perhitungannya, maka wajib pajak kejujuran dan kepatuhan wajib pajak akan memiliki kesadaran untuk itu sendiri dalam melaporkan membayar pajak penghasilannya kewajiban perpajakannya. Namun (Nugroho, 2012).Beberapa faktor dalam praktiknya sulit berjalan yang mempengaruhi kesadaran dan sesuai dengan yang diharapkan atau kepatuhan wajib pajak dalam Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 2 melaksanakan kewajiban pajak yang memberikan informasi perpajakannya antara lain yang akurat tentang hal-hal yang dipengaruhi oleh sosialisasi berkaitan dengan pajak dan tata cara perpajakan, pengetahuan akan perhitungannya serta tidak peraturan perpajakan, dan kualitas melakukan penggelapan pajak pelayanan. ataupun tindakan lain yang tidak Sosialisasi perpajakan sesuai dengan peraturan dan SOP digunakan untuk menumbuhkan yang berlaku. kesadaran dan kepatuhan masyarakat Penelitian ini bertujuan terhadap kewajibannya dalam menguji dan menganalisis pengaruh membayar pajakagar pengumpulan sosialisasi perpajakan,pengetahuan pajak dapat efektif dan pertumbuhan perpajakan, kualitas pelayanan penerimaan pajak juga meningkat terhadap kepatuhan wajib pajak (Rohmawati et.al,.2013). Dengan secara langsung dan tidak langsung adanya sosialisasi pajak, masyarakat dengan kesadaran wajib pajak akan lebih mengerti mengenai sebagai variabel intervening. peraturan dan tata cara perpajakan sehingga pengetahuan perpajakan TELAAH PUSTAKA DAN wajib pajak akan bertambah HIPOTESIS Pengetahuan perpajakan Kesadaran Wajib Pajak berhubungan erat dengan tingkat Kesadaranmembayar pajak kepatuhan wajib pajak,dengan memiliki arti keadaan dimana meningkatnya pengetahuan seseorang mengetahui,memahami, perpajakan diharapkanakan membuat dan mengerti tentang cara membayar wajib pajak sadar dan patuh akan pajak. Kesadaran membayar pajak peraturan perpajakan. Akan tetapi secara makro akan melahirkan pengetahuan tentang pajak saja tidak moralita perpajakan (tax morality) cukup untuk wajib pajak menjadi masyarakat.Masyarakat yang patuh tapi juga harus diiringi dengan memiliki moralita yang tinggi akan tingkat pemahaman yang tinggi merasa membayar pajak merupakan tentang pajak. Tingkat pemahaman kewajiban kenegaraan yang harus perpajakan merupakan salah satu dipenuhi sebagai anggota dari faktor potensial bagi pemerintah organisasi negara yang telah untuk meningkatkan kepatuhan wajib memberikan perlindungan dan pajak dalam memenuhi kewajiban fasilitas kepadanya. Mereka akan perpajakannya.Dengan pahamnya merasa bahwa pajak sangat wajib pajak tentang perpajakan akan diperlukan oleh negara dalam membuat sistem Self Assesment yang menjalankan tugas dan fungsinya, dicanangkan pemerintah akan dan sebagai anggota masyarakat ia berhasil (Rohmawati, et.al,. 2013). wajib untuk mendukung setiap Kualitas pelayanan terbaik kegiatan pemerintah (Siahaan, 2010). yang diberikan aparat pajak kepada Nurmantu (2010) menyatakan bahwa wajib pajak berhubungan dengan kesadaran wajib pajak menyatakan kepatuhan wajib pajak. Supadmi bahwa penilaian positif masyarakat (2009) berpendapat bahwa salah satu wajib pajak terhadap pelaksanaan upaya dalam meningkatkan fungsi negara oleh pemerintah akan kepatuhan wajib pajak adalah menggerakkan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang baik mematuhi kewajibannya untuk kepada wajib pajak.Petugas pajak membayar pajak. yang berkualitas adalah petugas Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 3 Menurut (Suryadi, 2006) Dalam rangka mencapai tujuannya, terdapat empat indikator penting maka kegiatan sosialisasi atau dalam meningkatkan kesadaran penyuluhan perpajakan dibagi ke wajib pajak: dalam tiga fokus, yaitu kegiatan 1) menciptakan persepsi positif sosialisasi bagi calon Wajib Pajak, wajib pajak terhadap kewajiban kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak perpajakannya, baru, dan kegiatan sosialisasi bagi 2) mempelajari karakteristik wajib Wajib Pajak terdaftar pajak, (Herryanto,2013). Kegiatan 3) meningkatkan pengetahuan penyuluhan atau sosialisasi perpajakan wajib pajak, dan perpajakan dapat dilakukan dengan 4) penyuluhan perpajakan kepada dua cara sebagai berikut : wajib pajak 1) Penyuluhan/Sosialisasi langsung adalah kegiatan penyuluhan Kepatuhan Wajib pajak perpajakan dengan berinteraksi Kondisi perpajakan yang langsung dengan Wajib Pajak atau menuntut keikutsertaan aktif wajib calon Wajib Pajak. pajak dalam melaksanakan 2) Penyuluhan/Sosialisasi tidak perpajakannya membutuhkan langsun adalah kegiatan penyuluhan kepatuhan wajib pajak yang tinggi. perpajakan kepada masyarakat Kepatuhan pajak merupakan suatu dengan tidak atau sedikit keadaan dimana Wajib Pajak melakukan interaksi dengan memenuhi semua kewajiban peserta. perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Widodo, 2010). Ada Pengetahuan Perpajakan 2 macam jenis kepatuhan yaitu : Pengetahuan perpajakan 1) Kepatuhan Formal :suatu keadaan adalah proses dimana wajib pajak dimana Wajib Pajak memenuhi mengetahui tentang perpajakan dan kewajiban secara formal sesuai mengaplikasikan pengetahuan itu dengan ketentuan dalam undang- untuk membayar pajak.Indikasi dari undang perpajakan. tingkat pengetahuan itu adalah 2) Kepatuhan material : suatu pemahaman terhadap peraturan serta keadaan dimana Wajib Pajak kebijakan perpajakan, pemahaman memenuhi semua ketentuan akan kewajiban dalam material perpajakan, yakni sesuai menyampaikan SPT, serta dengan isi dan jiwa Undang- pemahaman akan adanya sanksi Undang perpajakan. Kepatuhan pajak dalam hal material dapat juga meliputi keterlambatan/kealpaan dalam kepatuhan formal. menyampaikan SPT. Beberapa indikator wajib pajak mengetahui Sosialisasi Perpajakan dan memahami peraturan perpajakan Sosialisasi perpajakan Widayati dan Nurlis (2010), yaitu: merupakan upaya dari Direktorat 1. Kepemilikan NPWP Jenderal Pajak untuk memberikan 2. Pengetahuan dan pemahaman pengertian, informasi dan pembinaan mengenai hak dan kewajiban kepada masyarakat pada umumnya sebagai wajib pajak. dari wajib pajak pada khusunya 3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai segala sesuatu yang mengenai sanksi perpajakan. berhubungan dengan peraturan dan perundang-undangan perpajakan. Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 4 4. Pengetahuan dan pemahaman yang dijanjikan dengan segera, mengenai PTKP, PKP, dan tarif kehandalan, akurat, dan pajak. memuaskan. 5. Wajib pajak mengetahui dan e. Assurance, yang artinya memahami peraturan perpajakan mencakup kemampuan, melalui sosialisasi yang pengetahuan, kesopanan, juga dilakukan oleh KPP. sifat yang dapat dipercaya yang 6. Wajib pajak mengetahui dan dimiliki oleh para staf (bebas dari memahami peraturan pajak bahaya, risiko, dan keragu- melalui training perpajakan yang raguan). mereka ikuti. Pengaruh sosialisasi perpajakan Kualitas Pelayanan terhadap kesadaran wajib pajak Memberikan pelayanan yang Sosialisasi perpajakan adalah baik kepada wajib pajak maka wajib upaya yang dilakukan oleh Dirjen pajakakan senantiasa memenuhi Pajak untuk memberikan sebuah kewajibannya untuk membayar pajak pengetahuan kepada masyarakat dan karena dengan memberikan khususnya wajib pajak agar pelayanan yang baik kepada wajib mengetahui perpajakan baik pajak, maka wajib pajak akan merasa peraturan maupun tata cara senang dan merasa dimudahkan serta perpajakan melalui metode-metode terbantu dalam penyelesaian yang tepat. Penyuluhan/sosialisasi kewajiban perpajakannya. Petugas dapat diterapkan dalam kegiatan pajak dituntut untuk mampumelayani praktis di lapangan yang dilakukan setiap Wajib Pajak dengan baik, secara berkesinambungan dengan sopan santun, memiliki rasa tujuan meningkatkan pengetahuan, hormatkepada wajib pajak sebagai keterampilan, kesadaran dan pelanggan, serta memiliki keahlian kepatuhan Wajib Pajak dalam dan pengetahuan di bidang pajak melaksanakan kewajiban perpajakan yang tentunya akan menunjang (Arifin, 2012). Menurut Setianto kualitas dari pelayanan dari petugas (2010), sosialisasi perpajakan pajak kepada wajib pajak. Terdapat berpengaruh terhadap kesadaran lima dimensi yang perlu diperhatikan wajib pajak. Dari penjelasan diatas ketika orang lain melakukan dapat diambil hipotesis penelitian penilaian terhadap kualitas yaitu: pelayanan, yaitu: H1 : Sosialisasi Perpajakan a. Tangible, yaitu meliputi fasilitas berpengaruh terhadap fisik, perlengkapan, pegawai, dan kesadaran wajib pajak. sasaran komunikasi. b.Emphaty, yaitu meliputi Pengaruh pengetahuan kemudahan dalam melakukan perpajakan terhadap kesadaran hubungan, komunikasi yang baik, wajib pajak perhatian pribadi, dan memahami Meningkatnya pengetahuan kebutuhan para pelanggan. perpajakan baik formal dan non c. Responsiveness, yaitu keiginan formal akan berdampak postif para staf untuk membantu para terhadap kesadaran wajib pajak pelanggan dan memberikan dalam membayar pajak (Suryadi, pelayanan dengan tanggap. 2006). Pengetahuan dan pemahaman d. Reliability, yang artinya tentang peraturan perpajakan kemampuan memberi pelayanan merupakan suatu proses dimana Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 5 wajib pajak mengetahui tentang semakin meningkat kegiatan perpajakan dan mengaplikasikan sosialisasi yang dilakukan Direktorat pengetahuan itu untuk memenuhi Jendral Pajak maka semakin kewajiban perpajakannya. Penelitian meningkat pula kepatuhan wajib mengenai variabel ini dilakukan oleh pajak dalam hal melaksanakan Rohmawati et.al,.(2013) dan kewajiban perpajakannya. Penelitian Nugroho (2012) menyatakan mengenai variabel ini diteliti oleh pengetahuan perpajakan berpengaruh Rohmawati et.al,.(2013) menyatakan terhadap kesadaran wajib pajak. Dari bahwa sosialisasi perpajakan penjelasan diatas dapat diambil berpengaruh terhadap kepatuhan hipotesis penelitian yaitu: wajib pajak. Hal ini sejalan dengan H2 : Pengetahuan Perpajakan penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh terhadap Setianto (2010) dan Setiyoningrum kesadaran wajib pajak. et.al.,(2014). Dari penjelasan diatas dapat diambil hipotesis penelitian Pengaruh kualitas pelayanan yaitu: terhadap kesadaran wajib pajak H4 : Sosialisasi perpajakan Pelayanan yang berkualitas berpengaruh terhadap adalah pelayanan yang dapat kepatuhan wajib pajak. memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas Pengaruh pengetahuan memenuhi standar pelayanan yang perpajakan terhadap kepatuhan dapat dipertanggungjawabkan serta wajib pajak harus dilakukan secara terus- Pengetahuan perpajakan menerus. Dengan peningkatan merupakan proses dimana wajib kualitas pelayanan diharapkan akan pajak mengetahui tentang perpajakan menumbuhkan rasa kesadaran dan mengaplikasikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mau tersebut untuk memenuhi kewajiban membayar pajak yang kemudian perpajakannya. Penelitian terkait akan membawa dampak yang positif dengan variabel ini adalah penelitian pada pendapatan negara. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati mengenai variabel ini dilakukan oleh et.al.,(2013) dan Fitria (2010) yang Nugroho (2012) yang menyatakan menyataka bahwa pengetahuan bahwa kualitas pelayanan perpajakan mempunyai pengaruh berpengaruh terhadap kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak wajib pajak. Dari penjelasan diatas karena Semakin tinggi pengetahuan dapat diambil hipotesis penelitian dan pemahaman wajib pajak, maka yaitu: wajib pajak dapat menentukan H3 : Kualitas Pelayanan perilakunya dengan lebih baik dan berpengaruh terhadap sesuai dengan ketentuan perpajakan. kesadaran wajib pajak. Dari penjelasan diatas dapat diambil hipotesis penelitian yaitu: Pengaruh sosialisasi perpajakan H5 : Pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap Sosialisasi merupakan hal kepatuhan wajib pajak. yang penting dalam upaya peningkatan kesadaran dan Pengaruh kualitas pelayanan kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak dapat berpengaruh terhadap Memberikan palayanan yang kepatuhan wajib pajak sebab baik kepada wajib pajak maka wajib Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 6 pajak akan senantiasa memenuhi H7 : Kesadaran wajib pajak kewajibannya untuk membayar pajak berpengaruh terhadap karena dengan memberikan kepatuhan wajib pajak. pelayanan yang baik kepada wajib pajak, mereka akan merasa senang Pengaruh sosialisasi perpajakan dan merasa dimudahkan serta terhadap kepatuhan wajib pajak terbantu dalam penyelesaian melalui kesadaran wajib pajak kewajiban perpajakannya sehingga Sosialisasi perpajakan yang dapat meningkatkan kepatuhan yang dilakukan petugas pajak merupakan dapat mengoptimalkan penerimaan. salah satu cara yang efektif untuk Penelitian terkait dilakukan oleh menjaring wajib pajak baru ataupun Syahril (2013) dan sosialisasi yang bertujuan untuk Andyastuti,et.al,(2013) yang meningkatkan pemahaman dan menyatakan bahwa kualitas kesadaran serta kepatuhan wajib pelayanan berpengaruh terhadap pajak dalam membayar pajak serta kepatuhan wajib pajak. Dari menjaga komitmen wajib pajak penjelasan diatas dapat diambil untuk terus patuh. Menurut hipotesis penelitian yaitu: Rohmawati et.al.,(2013) sosialisasi H6 : Kualitas pelayanan tidak hanya meningkatkan berpengaruh terhadap pengetahuan tetapi juga dapat kepatuhan wajib pajak. berdampat pada peningkatan kesadaran wajib pajak yang Pengaruh kesadaran wajib pajak diharapkan dapat meningkatkan terhadap kepatuhan wajib pajak kepatuhan. Dari penjelasan diatas Kesadaran wajib pajak atas dapat diambil hipotesis penelitian perpajakan amatlah diperlukan yaitu: gunameningkatkan kepatuhan wajib H8 : Sosialisasi Perpajakan pajak.Kesadaran wajib pajak yang berpengaruh terhadap rendah seringkali menjadi salah satu kepatuhan wajib pajak melalui sebab banyaknya potensi pajak yang kesadaran wajib pajak. tidak terpungut. Sikap kesadaran yang tinggi mengenai pemahaman Pengaruh pengetahuan akan manfaat dan pentingnnya pajak perpajakan terhadap kepatuhan bagi kesejahteraan masyarakat dan wajib pajak melalui kesadaran dalam memajukan pembangunan wajib pajak daerah maupun pembangunan secara Meningkatnya pengetahuan menyeluruh dapat mendorong perpajakan akan membuat semakin seseorang untuk turut serta meningkat pula tingkat kesadaran mewujudkan tanggung jawabnya dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban (Rohmawati et.al,.2013). Dengan perpajakannya. Penelitian terkait pahamnya wajib pajak tentang dilakukan oleh Fitria (2010), perpajakan akan membuat sistem self Rahmadian,et.al,(2013) dan Tiraada assesment yang dicanang pemerintah (2013) yang menyatakan kesadaran akan berhasil. Menurut Nugroho wajib pajak berpengaruh terhadap (2012) Semakin tinggi pengetahuan kepatuhan wajib pajak. Dari dan pemahaman wajib pajak, maka penjelasan diatas dapat diambil wajib pajak dapat menentukan hipotesis penelitian yaitu: perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan.
Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 7
Dari penjelasan diatas dapat di ambil adalah 100 wajib pajak orang pribadi hipotesis penelitian yaitu: yang melakukan pekerjaan bebas dan H9 : Pengetahuan Perpajakan kegiatan usaha di Kantor Pelayanan berpengaruh terhadap Pajak Pekanbaru Senapelan. kepatuhan wajib pajak melalui Metode pengumpulan data kesadaran wajib pajak. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Teknik Pengaruh kualitas pelayanan pengumpulan data yang digunakan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah metode kuesioner dengan melalui kesadaran wajib pajak menyebarkan langsung kepada Pelayanan yang diberikan responden dalam bentuk pertanyaan oleh kantor pelayanan pajak adalah tertulis. cara petugas pajak dalam membantu, Pada penelitian ini variabel mengurus, atau menyiapkan segala yang akan diteliti adalah sosialisasi keperluan yang dibutuhkan perpajakan, pengetahuan perpajakan, seseorang yang dalam hal ini adalah kualitas pelayanan, kesadaran wajib wajib pajak (Winerungan, 2013). pajak dan kepatuhan wajib pajak. Suryadi (2006) menekankan pada variabel independen pada penelitian pentingnya kualitas aparat pajak ini adalah sosialisasi perpajakan, dalam memberikan pelayan kepada pengetahuan perpajakan, dan kualitas wajib pajak. Kualitas yang baik pelayanan. Variabel independen dapat meningkatkan kesadaran dan dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak. Dari kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penjelasan diatas dapat dambil variabel intervening pada penelitian hipotesis penelitian yaitu: ini adalah kesadaran wajib pajak. H10 : Kualitas Pelayanan Indikator variabel diukur berpengaruh terhadap menggunakan skala likert 1 (sangat kepatuhan wajib pajak melalui tidak setuju) samapai dengan skala kesadaran wajib pajak. 5(sangat setuju). Pilihan jawaban adalah 1 (sangat tidak setuju), 2 METODE PENELITIAN (tidak setuju), 3 (ragu-ragu), 4 Populasi dalam penelitian ini (setuju), 5 (sangat setuju). adalah 10.509 wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan Metode analisis data bebas dan mempunyai kegiatan Uji Validitas dan Realiabilitas usaha di KPP Pratama Pekanbaru Uji validitas digunakan untuk Senapelan.Sampel dalam penelitian mengukur valid tidaknya suatu ini adalah wajib pajak orang Pribadi kuesioner. Apabila corrected item- yang melakukan pekerjaan bebas dan total correlation yang di dapat mempunyai kegiatan usaha di KPP memiliki nilai dibawah 0.05 berarti Pratama Pekanbaru Senapelan data berarti data yang diperoleh sejumlah 100 orang. adalah valid (Ghozali, 2011). Uji Jenis data yang digunakan realibilitas digunakan untuk dalam penelitian ini, yaitu data mengetahui sejauh mana hasil primer dan sekunder. Sumber data pengukuran tetap konsisten apabila primer pada penelitian ini diperoleh dilakukan dua kali atau lebih langsung dari wajib pajak orang terhadap gejala yang sama dengan pribadi yang terdaftar di KPP menggunakan alat ukur yang Pratama Pekanbaru Senapelan. sama.Suatu konstuk atau variabel Sumber data dalam penelitian ini dikatakan reliabel jika memberikan Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 8 nilai Cronbach Alpha > 0, 60 kepengamatan lain tetap, maka (Ghozali, 2011). disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2011). Uji Normalitas Penelitian ini menggunakan garfik Pengujian normalitas adalah Scatterplot untuk menguji pengujian tentang kenormalan heteroskedastisitas. Dasar distribusi data. Uji ini merupakan uji pengambilan keputusannya adalah yang paling banyak dilakukan untuk jika titik-titik membentuk pola analisis statistik parametik. Uji tertentu, maka terjadi normalitas bertujuan untuk menguji heteroskedastisitas. Sebaliknya jika apakah variabel terikat dan variabel titik-titik menyebar secara acak di bebas dalam model regresi atas dan di bawah angka nol pada mempunyai distribusi normal atau sumbu Y, maka telah terjadi tidak (Ghozali, 2011). Model regresi homoskedastisitas. yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati Pengujian Hipotesis normal yang mempunyai angka Analisis Regresi Linear Berganda signifikansi > 0.05.Pengujian Menurut Ghozali (2011) distribusi normal dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda menggunakan Kolmogorov-Smirnov merupakan studi mengenai Test. Penerapan uji Kolmogorov- ketergantungan variabel dependen Smirnov adalah jika signifikansi (terikat) dengan salah satu atau lebih dibawah 0.05 berarti data yang diuji variabel independen (bebas) dengan mempunyai perbedaan yang tujuan untuk mengestimasi dan signifikan dengan data normal baku memprediksi rata-rata populasi atau dan dikatakan tidak berdistribusi nilai rata-rata variabel dependen normal. Sedangkan jika signifikansi berdasarkan nilai variabel di atas 0.05 maka data yang diuji independen yang diketahui. Pada tidak mempunyai perbedaan yang penelitian ini Persamaan regresi signifikan dengan data normal baku linear berganda menggunakan dua dan dikatakan berdistribusi normal. persamaan yaitu: Persamaan 1:Y1 = α+ β1 X1 + β2 Uji Asumsi Klasik X2 +β3X3 +e Uji multikolinearitas Persamaan 2: Y2 = α+ β1 X1 + β2 bertujuan untuk menguji apakah X2 + β3X3 + β4X4 + e model regresi ditemukan adanya Keterangan: korelasi antar variabel independen. Y1 = Kesadaran Wajib Uji multikolinearitas dilihat dari nilai Pajak tolerance dan VIF. Suatu model Y2 = Kepatuhan Wajib dikatakan bebas multiko jika Pajak mempunyai nilai tolerance> 0.1 dan X1 = Sosialisasi nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011). Perpajakan Uji heteroskedastisitas X2 = Pengetahuan bertujuan menguji apakah model Perpajakan regresi terjadi ketidaksamaan varians X3 = Kualitas Pelayanan dari residual satu pengamatan X4 = Kesadaran Wajib kepengamatan yang lain. Jika varians Pajak dari residual satu pengamatan Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 9 b1, b2, b3, b4 = oefisien Regresi 2) Hasil Uji Realibilitas Variabel Independen Dilihat dari uji reliabilitas e = error data didapatkan bahwa nilai Cronbach Alpha > 0,6. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua item HASIL PENELITIAN DAN pernyataan untuk variabel sosialisasi PEMBAHASAN perpajakan, pengetahuan perpajakan, Gambaran Umum Responden kualitas pelayanan, kesadaran wajib Kuisioner disebarkan pada pajak dan kepatuhan wajib pajak 100 wajib pajak orang Pribadi yang adalah reliabel. melakukan pekerjaan bebas dan Pernyat Cronba Konstr Kesimpu mempunyai kegiatan usaha di KPP aan ch’s uk lan Alpha Variab Pratama Pekanbaru Senapelan.Dari el 100 kuisioner yang disebarkan, SP .835 .60 Reliabel kuisioner yang kembali sebanyak PP .862 .60 Reliabel 100 kuisioner (100%). Adapun KP .909 .60 Reliabel gambaran umum profil seluruh KSWP .805 .60 Reliabel responden berdasarkan jenis kelamin KWP .766 .60 Reliabel dalam penelitian ini lebih dominan Sumber: Data Olahan SPSS 19.0 perempuan sebesar 54 orang, (2014) sedangkan laki-laki hanya sebesar 46 HASIL UJI NORMALITAS orang, berdasarkan usia responden Dalam penelitian ini didominasi oleh wajib pajak yang menggunakan kolmogorov-smirnov. berusia antara 21-30 yaitu sebanyak Dari hasil uji normalitas tersebut 67 orang. Berdasarkan pendidikan disimpulkan bahwa nilai didominasi oleh yang berpendidikan signifikansi untuk seluruh variabel sarjana satu (S1) yaitu sebanyak 50 lebih besar dari 0.05 yaitu orang dan berdasarkan pekerjaan persamaan 1 senilai 0.626 dan didominasi oleh yang bekerja persamaan 2 senilai 0.339 maka sebagai Pekerja Profesional yaitu dapat disimpulkan bahwa data sebanyak 60 orang. berdistribusi normal. HASIL KUALITAS DATA HASIL ASUMSI KLASIK 1) Hasil Uji Validitas 1) Hasil Uji Multikolinieritas Pengujian validitas dilakukan Dari hasil perhitungan dengan menghitung korelasi antara analisis diperoleh skor item instrument dengan skor nilaitolerancenilai Variance total. Nilai koefisien korelasi antara Inflation Factor (VIF). Apabila skor item dengan skor total dihitung nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < dengan analisis corrected item-total 10 maka dinyatakan tidak ada correlation. Dilihat dari uji validitas korelasi sempurna antar variabel data didapatkan bahwa nilai rhitung> bebas dan sebaliknya (Ghozali, rtabel. Hal tersebut menunjukkan 2011). Hasil ini dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk bahwa model regresi tersebut bebas variabel sosialisasi perpajakan, dari multikolinieritas. pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, kesadaran wajib pajak Persamaan 1 Variabel Tolerance VIF dan kepatuhan wajib pajak adalah Independent valid. Sosialisasi 0.451 2.219 Perpajakan
Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 10
Pengetahuan 0.450 2.221 Pengetahuan perpajakan Perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran Kualitas 0.589 1.698 Pelayanan wajib pajak Berdasarkan hasil pengujian Persamaan 2 Variabel Tolerance VIF yang dilakukan, didapat P value Independent senilai0,000. Dengan demikian Sosialisasi 0.425 2.356 diketahui P value (0,000) < (0,050). Perpajakan Maka dapat disimpulkan H2 Pengetahuan 0.376 2.657 diterima yaitu pengetahuan Perpajakan perpajakan berpengaruh Kualitas 0.539 1.856 Pelayanan terhadapkesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib 0.628 1.591 Artinya kesadaran wajib pajak akan pajak terbentuk apabila wajib pajak Sumber: Data Olahan SPSS 19.0 memilikipengetahuan yang tinggi (2014) mengenai perpajakan sehingga mereka akan lebih sadar dalam 2) Hasil Uji Heteroskedastisitas memenuhi kewajibannya sebagai Dalam penelitian ini seorang warga negara yang baik menggunakan grafik ScatterPlot. yaitu membayar pajak. Dari hasil gambar grafik disimpulkan bahwa grafik ScatterPlot terlihat titik-titik menyebar secara acak di atas dan Kualitas Pelayanan berpengaruh dibawah angka nol pada sumbu terhadap kesadaran wajib pajak Y.Hal ini dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil pengujian tidak terjadi heteroskedastisitas. yang dilakukan, didapat P value senilai 0,004. Dengan demikian HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS diketahui P value (0,004) < (0,050). Sosialisasi perpajakan Maka dapat disimpulkan H3 berpengaruh terhadap kesadaran diterima yaitu kualitas pelayanan wajib pajak berpengaruh terhadap kesadaran Berdasarkan hasil pengujian wajib pajak. Artinya kualitas yang dilakukan, didapat P value pelayanan yang diberikandapat senilai 0,017.Dengan demikian meningkatkan kesadaran wajib diketahui P value (0,017) < (0,050). pajak yang dapt juga meningkatkan Maka dapat disimpulkan H1 kepatuhan. diterima yaitu sosialisasi perpajakan berpengaruhterhadap kesadaran Sosialisasi perpajakan wajib pajak.Artinya kesadaran wajib berpengaruh terhadap kepatuhan pajak akan terbentuk apabila masing- wajib pajak masing wajib pajak telah Berdasarkan hasil pengujian mengikutisosialisasi perpajakan dan yang dilakukan, didapat P value memahami isi dari sosialisasi yang senilai0,000. Dengan demikian dilakukan oleh kantor pelayanan diketahui P value (0,000) < pajak yang dapat meningkatkan (0,050).Maka dapat disimpulkan H4 pengetahuan wajib pajak serta diterima yaitu sosialisasi perpajakan menumbuhkan kesadaran wajib berpengaruh terhadapkepatuhan pajak tentang kewajiban seorang wajib pajak. Artinya apabila terjadi wajib pajak. peningkatan sosialisasi yang . dilakukan kantor pelayanan pajak Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 11 maka akan meningkatkan kepatuhan terhadapkepatuhan wajib pajak. wajib pajak. Artinya semakin tinggi kesadaran yang dimiliki wajib pajak maka akan Pengetahuan perpajakan semakin tinggi pula tingkat berpengaruh terhadap kepatuhan kepatuhan wajib pajak. wajib pajak Berdasarkan hasil pengujian Sosialisasi perpajakan yang dilakukan, didapat P value berpengaruh terhadap kepatuhan senilai 0,000. Dengan demikian wajib pajak melalui kesadaran diketahui P value (0,000) < (0,050). wajib pajak sebagai variabel Maka dapat disimpulkan H5diterima intervening yaitu pengetahuan perpajakan Berdasarkan hasil pengujian berpengaruh terhadapkepatuhan variabel intervening yang dilakukan wajib pajak. Artinya semakin tinggi dapat dilihat bahwa pengaruh tidak pengetahuan yang dimiliki wajib langsung adalah 0.293 x 0.262 = pajak maka akan semakin tinggi pula 0.076 lebih kecil dari pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak langsung yaitu sebesar 0.654. Maka dengan pengetahuan yang dapat disimpulkan H8ditolak atau dimilikinya. dengan kata lain variabel kesadaran wajib pajak tidak bisa dijadikan variabel intervening sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib Kualitas pelayanan berpengaruh pajak. terhadap kepatuhan wajib pajak Pengetahuan perpajakan Berdasarkan hasil pengujian berpengaruh terhadap kepatuhan yang dilakukan, didapat P value wajib pajak melalui kesadaran senilai0,158. Dengan demikian wajib pajak sebagai variabel diketahui P value (0,158) < intervening (0,050).Maka dapat disimpulkan H6 Berdasarkan hasil pengujian ditolakyaitu kualitas pelayanan tidak variabel intervening yang dilakukan, berpengaruh terhadapkepatuhan dapat dilihat bahwa pengaruh tidak wajib pajak. Artinyatingkat langsung 0.523 x 0.262 = 0.199 lebih pelayanan yang diberikan kantor kecil dari pengaruh langsung yaitu pelayanan pajak tidak dapat sebesar 0.224. Maka dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak disimpulkan H9ditolak atau dengan dalam melakukan kewajibannya kata lain variabel kesadaran wajib karena masih kurangnya kesadaran pajak tidak bisa dijadikan variabel dalam diri wajib pajak untuk intervening pengetahuan perpajakan melakukan kewajiban perpajakan. terhadap kepatuhan wajib pajak.
berpengaruh terhadap kepatuhan terhadap kepatuhan wajib pajak wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Berdasarkan hasil pengujian sebagai variabel intervening yang dilakukan, didapat P value Berdasarkan hasil pengujian senilai0,000. Dengan demikian variabel intervening yang dilakukan, diketahui P value (0,000) < dapat dilihat bahwa pengaruh tidak (0,050).Maka dapat disimpulkan langsung 0.315 x 0.262 = 0.082 lebih H7diterima yaitu kesadaran wajib besar dari pengaruh langsung yaitu pajak berpengaruh sebesar 0.055. Maka dapat Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 12 disimpulkan H10diterima atau sosialisasi perpajakan terhadap dengan kata lain variabel kesadaran kepatuhan wajib pajak wajib pajak bisa dijadikan variabel 9. kesadaran wajib pajak tidak bisa intervening kualitas pelayanan dijadikan variabel intervening terhadap kepatuhan wajib pajak. pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak Diagram Hasil Analisis Jalur 10. kesadaran wajib pajak bisa Dibawah ini merupakan dijadikan variabel intervening diagram hasil analisis jalur untuk kualitas pelayanan terhadap variabel pengaruh sosialisasi kepatuhan wajib pajak. perpajakan, pengetahuan perpajakan,dan kualitas pelayanan Saran terhadap kepatuhan wajib pajak Dari kesimpulan yang telah dengan kesadaran wajib pajak diungkapkan sebelumnya, maka sebagai variabel intervening: peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya, antaralain: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi bagi pihak KPP dan harus lebih giat dalam menerapkan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak serta kepatuhan wajib pajak seperti dengan KESIMPULAN DAN SARAN melakukan sosialisasi pajak Kesimpulan kepada masyarakat dengan lebih 1. Sosialisasi perpajakan rutin agar wajib pajak memiliki berpengaruh terhadap kesadaran pengetahuan tentang pajak serta wajib pajak. lebih sadar dan mengerti dalam 2. Pengetahuan perpajakan melaksanakan kewajiban berpengaruh terhadap kesadaran perpajakannya, serta wajib pajak. meningkatkan pelayanan dan 3. Kualitas pelayanan berpengaruh bersikap positif agar tidak terhadap kesadaran wajib pajak. menimbulkan prasangka negatif 4. Sosialisasi perpajakan dari wajib pajak sehingga dapat berpengaruh terhadap kepatuhan menurunkan kesadaran dan wajib pajak. kepatuhan wajib pajak yang 5. Pengetahuan perpajakan mengakibatkan menurunnya berpengaruh terhadap kepatuhan penerimaan pajak. wajib pajak. 2. Diharapkan wajib pajak dapat 6. Kualitas Pelayanan tidak menumbuhkan kesadaran dalam berpengaruh terhadap kepatuhan diri sendiri tentang pentingnya wajib pajak. membayar pajak untuk 7. Kesadaran wajib pajak kesejahteraan masayarakat berpengaruh terhadap kepatuhan danmengikuti sosialisasi yang wajib pajak. diadakan aparat pajak untuk 8. kesadaran wajib pajak tidak bisa menambah pengetahuan dijadikan variabel intervening perpajakanserta terus aktif untuk
Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 13
mempelajari peraturan-peraturan pajak. Kusumawati, Indra dan Tarjo. 2006. “Analisis Perilaku Wajib DAFTAR PUSTAKA Pajak Orang Pribadi Andyastuti, Listiana,et.al.,. Terhadap Pelaksanaan Self 2013.“Pengaruh Penyuluhan, Assessment System”. Pelayanan, Pemeriksaan, dan Simposium Riset Ekonomi II Sanksi Terhadap Kepatuhan Vol 10 No 1 Hal 1-16. Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Nugroho. 2012. “Faktor-faktor yang Orang Pribadi ”.Jurnal mempengaruhi kemauan Universitas BrawijayaVol. 2 untuk membayar pajak No. 2 Hal. 111-121. dengan variabel intervening”. SkripsiUniversitas Arifin, Agus. 2012. “KP2KP Banjar Diponegoro. Semarang. :Penyuluhan, AntaraTeoridanPraktek”, Nurmantu, Safri. 2010. “Pengantar http://www.pajak.go.id/cont Perpajakan”. Edisi Dua. ent/kp2kp-banjar- Granit: Jakarta penyuluhan-antara-teori- dan-praktek.Diakses pada Rahmadian, Rika dan Murtedjo. tanggal 12 Mei 2014. 2013.“Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fitria,Verisca Dena. 2010.“Pengaruh Fiskus, dan Sanksi Pajak Pengetahuan Perpajakan, Terhadap Kepatuhan Wajib Kualitas Pelayanan, Pajak Orang Pribadi di KPP Pemeriksaan dan Kesadaran Pratama Jakarta Terhadap Kepatuhan Wajib Kembangan”, Jurnal Pajak dalam Menyampaikan Universitas Bina Nusantara Surat Pemberitahuan Vol. 1 No.2 Hal.533-548. (SPT)”,Skripsi FEB UIN Jakarta. Rohmawati, Lusia. et.al.,. 2013. “Pengaruh Sosialisasi dan Ghozali,Imam. 2009. “Aplikasi Pengetahuan Perpajakan Analisis Multivatiate dengan Terhadap Tingkat Kesadaran Program SPSS”. Semarang: dan Kepatuhan Wajib Badan Penerbit Universitas Pajak(Studi Pada Wajib Pajak Diponegoro. Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha Herriyanto, Marisa dan Agus dan Pekerjaan Bebas Pada Hariyanto Toly. Kpp Pratama Gresik Utara)”. 2013.“Pengaruh Kesadaran Prosiding Simposium Wajib Pajak, Kegiatan Nasional Perpajakan 4. Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Setianto, Eka. 2010. “Pengaruh Penerimaan Pajak Sosialisasi Perpajakan dan Penghasilan di KPP Pratama Pelaksanaan Self Assesment Surabaya Sawahan”, Jurnal System Terhadap Tingkat Universitas Kristen PetraVol. Kesadaran dan Kepatuhan 1 No. 1 Hal. 450-462. Wajib Pajak Pada Kantor
Jom FEKON Vol. 2 No. 2Oktober 2015 14
Pelayanan PajakJakarta Pajak dan Kualitas Cilandak”. Skripsi UPNVJ. Pelayanan Fiskus Terhadap Jakarta. Tingkat Kepatuhan WP PPh Orang Pribadi (Studi Setiyoningrum, Ayu Try. et.al,. Empiris Pada KPP Pratama 2014. “Analisis Pengaruh Kota Solok”. Jurnal Sosialisasi Perpajakan, Universitas Negeri Padang Kualitas Pelayanan Fiskus Vol.1 No.2 Hal. 639-649. Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Tiraada, Tryana A.M. Pajak Orang Pribadi Di KPP 2013.“Kesadaran Perpajakan, Pratama Manado. Jurnal Sanksi Pajak, Sikap Fiskus UNSRAT. Terhadap Kepatuhan WPOP http://ejournal.unsrat.ac.id/in di Kabupaten Minahasa dex.php/gc/article/download/ Selatan”. Jurnal Universitas 6369/5887.Diakses tanggal Sam Ratulangi Manado ISSN 10 Oktober 2014. Hal 50-62. 2303-1174Vol. 1 No.3 Hal. 999-1008. Siahaan, Marihot Pahala. 2010. “Hukum Pajak Elementer”. Widayati dan Nurlis. 2010. “Faktor- Graha Ilmu: Yogyakarta Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Supadmi, Ni Luh. 2009. Pajak Wajib Pajak Orang “Meningkatkan Kepatuhan Pribadi Yang Melakukan Wajib Pajak Melalui Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Kualitas Pelayanan”. Jurnal Pada Kpp Pratama Gambir Akuntansi dan bisnis, Tiga)”.Makalah Simposium Universitas Udayana Nasional Akuntansi XIII. Vol.4.,No.2. Hal.1-14 Purwokerto.
Suryadi. 2006. “Model Hubungan Widodo,Widi.et.al.,. 2010.
Kausal Kesadaran, “Moralitas, Budaya, dan Pelayanan, Kepatuhan Wajib Kepatuhan Pajak. Pajak dan Hubungannya Alfabeta”.Bandung. Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Survei di www.ortax.org. Diakses 27 Januari Wilayah Jawa Timur”. 2014 Jurnal Keuangan Publik, Vol 4 No. 1 Hal. 105-121. www.tribunnews.com. Diakses 3 April 2014 Syahril, Farid.2013. “Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib