Sunteți pe pagina 1din 13

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EDUCATION PENDIDIKAN

JASMANI BERBASIS KOMPETENSI


DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Ayi Suherman


Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRACT
One of problems in nowadays education, especially in Physical Education in Elementary School is
the low quality of learning even it is seen from the aspect of learning process or from the result of
students’ learning material mastery. In the aspect of process, the weakness is on the learning activity
that less develop students’ basic skills while in the aspect of the learning outcomes , the students’
achievements in mastering the physical education material have not been satisfied yet. The aims
of the study are to develop the learning model of outdoor education based on the competency for
Elementary School as one of alternative ways for the effective learning of physical education and to
find out the superiorities and the weaknesses of the learning model that has been used by teacher all
this time. The study used reseacrh and development (R & D) and it was begun by preliminary study
through pre-survey activity, that is done in sixth grade of Elementary School that produce planning
design model, implementation, and evaluation in learning physical education. The results showed
that the learning model of outdoor education has the positive influence towards the students; learning
outcomes and the significant influence towards the ability of learning material mastery. Based on the
results, it is recommended to physical education teachers, headmasters, Educational Department,
and LPTK/PGSD to discuss and spread it out through upgrading and training periodically.

Keywords: Learning model, Competency, Outdoor Education Model, Basic Motoric and
Learning Outcomes

ABSTRAK
Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi dewasa ini khususnya dalam pelajaran Pendidikan
Jasmani di Sekolah Dasar adalah rendahnya kualitas pembelajaran baik dilihat dari aspek proses
pembelajaran maupun dari hasil penguasaan materi pelajaran siswa. Dalam aspek proses,
kelemahan terletak pada kegiatan pembelajaran yang kurang mengembangkan keterampilan dasar
siswa, sedangkan dilihat dari hasil pembelajaran, prestasi belajar siswa dalam penguasaan materi
pembelajaran Penjas masih belum memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
model pembelajaran outdoor education Penjas yang berbasis kompetensi untuk jenjang Sekolah
Dasar sebagai salah satu alternatif pembelajaran Penjas yang efektif. Di samping ingin mengetahui
keunggulan dan kelemahan model pembelajaran Penjas yang selama ini digunakan guru di SD.
Pendekatan penelitian yang digunakan ini adalah penelitian dan pengembangan dengan diawali studi
pendahuluan melalui kegiatan pra survey, yang dilakukan di Sekolah Dasar kelas 6 menghasilkan
desain model perencanaan, implementasi dan evaluasi dalam pembelajaran Penjas. Berdasarkan
analisis hasil penelitian ternyata Model Pembelajaran Outdoor Education Penjas memiliki pengaruh
yang positif terhadap hasil belajar siswa dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
penguasaan materi pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, direkomendasikan kepada
guru Penjas, Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, dan LPTK/PGSD untuk mendiskusikan dan
menyebarluaskan model pembelajaran kuantum Penjas berbasis kompetensi melalui penataran dan
pelatihan secara berkala.

Kata-Kata Kunci: Model pembelajaran, Berbasis kompetensi, Model otdoor education,


Motorik dasar dan hasil belajar.
PENDAHULUAN
Sebagai bagian integral dari pendidikan, Sumber Daya Manusia (SDM). Keberadaan
Pendidikan Jasmani merupakan mata pelajaran yang Pendidikan Jasmani telah diakui oleh pemerintah
memiliki kedudukan yang vital dalam pembangunan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.

94 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Dasar yang lebih bersifat apresiatif dan rekreatif.
pasal 42 khususnya isi kurikulum pendidikan Berbeda dengan yang selama ini dilakukan,
dasar dan menengah yang menetapkan pelajaran khususnya praktik pembelajaran Pendidikan
Pendidikan Jasmani sebagai mata pelajaran yang Jasmani cenderung mencerminkan pendekatan
wajib diberikan di sekolah mulai tingkat SD kepelatihan yang kaku, terikat dengan juklak
sampai dengan SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa dan juknis kurikulum, miskin kreativitas dan
Pendidikan Jasmani telah menjadi bagian integral apresiasi, serta kering akan nilai. Yang ingin
dari proses pendidikan. Pernyataan tersebut telah dicapai pelajaran Pendidikan Jasmani semata-mata
diperkuat oleh para ahli kurikulum Pendidikan aspek keterampilan fisik, sementara penanaman
Jasmani, antara lain Nixon dan Jewet (l980) bahwa dan penghayatan nilai kePenjasan sama sekali
Pendidikan Jasmani adalah satu fase dari proses terabaikan. Hasil penelitian Cholik Mutohir dan
pendidikan secara menyeluruh yang peduli terhadap Maksum (2000) menunjukkan bahwa program
perkembangan dan kemampuan gerak individu Pendidikan Jasmani lebih menekankan kepada
yang bersifat sukarela serta bermakna dan terhadap hasil keterampilan dan performansi daripada
reaksi yang langsung berhubungan dengan mental, memperhitungkan kebutuhan siswa sebagai subjek
emosional dan sosial. Tujuan Pendidikan Jasmani didik bahkan sebagai objek didik seperti yang terjadi
dalam kurikulum Sekolah Dasar (2004) sebagai selama ini di lapangan. Penyajian materi, sebaiknya
berikut: (1) mengembangkan kemampuan gerak memperhatikan perbedaan karakter keragaman
dan keterampilan berbagai macam permainan anak didik baik secara horizontal (perbedaan dalam
dan olahraga, (2) mengembangkan sikap sportif, kelas) maupun vertikal (perbedaan tingkat kelas),
jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, sehingga siswa melakukan kegiatan dengan senang
percaya diri dan demokratis melalui Penjas, (3) hati karena sesuai dengan kemampuannya.
mengembangkan keterampilan pengelolaan diri Krisis Pendidikan Jasmani yang terjadi
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola seperti itu, sebenarnya tidak bisa lepas dari
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani, (4) belum efektifnya pembelajaran Penjas di
mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sekolah. Pengelolaan Penjas oleh guru saat ini,
sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, belum menunjukkan ke arah yang efektif dan
kebugaran jasmani dan pola hidup sehat, dan (5) efisien. Berdasarkan pengamatan peneliti di
mampu mengisi waktu luang. Berdasarkan tujuan lapangan, ditemukan guru Penjas dalam kegiatan
Pendidikan Jasmani tersebut, maka guru Pendidikan pembelajaran bersifat monoton, berpusat pada
Jasmani harus terlebih dahulu mampu mengelola guru, hanya menggunakan pendekatan drill, dan
pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD yang hanya menekankan penguasaan motorik saja
mengarah pada makna tujuan Pendidikan Jasmani. sedang aspek lain terabaikan seperti intelektual,
Artinya pengelolaan pembelajaran Pendidikan mental dan nilai-nilai ke-Penjas-an lainnya.
Jasmani tidak hanya mengarah kepada kemampuan Akibatnya siswa cenderung acuh tak acuh, kurang
dan keterampilan saja melainkan lebih berorientasi motivasi dalam belajar, merasa bosan, dan kurang
pada pemenuhan kebutuhan bergerak siswa Sekolah kreatif. Seharusnya merancang pembelajaran

ISSN 1412-565X 95
Penjas berorientasi pada tujuan dan berusaha kepada siswa. Salah satu upaya ke arah itu
menyesuaikan dengan kondisi fisik dan psikhis membenahi model pembelajaran outdoor education
siswa sehingga melakukan aktivitas belajar sesuai Penjas yang selama ini masih bersifat konvensional
dengan minat, keinginan, bakat yang dimiliki dan menjadi pembelajaran yang menarik dan merangsang
kreativitas sesuai dengan kemampuan siswa. anak disamping memberikan kebebasan kepada
Model pembelajaran Pendidikan Jasmani siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dengan minat, keinginan, bakat dan kemampuan
adalah model pembelajaran outdoor education yang dimilikinya. Upaya yang signifikan ke
berbasis kompetensi yang memerlukan keterampilan arah itu melalui model pembelajaran outdoor
gerak yang efisien. Karena itu, mulai merencanakan, education yang berbasis kompetensi yang dirancang
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran dan diimplementasikan untuk meningkatkan
outdoor education Pendidikan Jasmani harus kemampuan gerak dengan memanfaatkan
dimulai dari gerak dasar menuju pembelajaran lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Terkait
tingkat lanjut. Pembelajaran outdoor education dengan masalah itu peneliti memberikan apresiasi
Penjas yang sistimatis, dilakukan berulang kali dan positif pada “PENGEMBANGANMODEL
kian hari kian bertambah kuantitas dan kualitasnya PEMBELAJARAN OUTDOOR EDUCATION
maka peluang mencapai tujuan pembelajaran PENDIDIKAN JASMANI YANG BERBASIS
outdoor education Penjas semakin terbuka lebar. KOMPETENSI DI SEKOLAH DASAR”.
Model pembelajaran outdoor education
yang dikembangkan akan lebih sesuai dengan P E R U M U S A N D A N P E M B ATA S A N
karakteristik siswa Sekolah Dasar, sebab konsep MASALAH
model pembelajaran outdoor education pada Permasalahan Pendidikan Jasmani tidak hanya
dasarnya sejalan dengan prinsip Developmentaly disebabkan lemahnya pengelolaan pembelajaran
Apropriate Practice (DAP) yang mengutamakan Penjas oleh guru saja, melainkan oleh faktor-faktor
pada pembelajaran individual. Model ini dirancang lain seperti terbatasnya infrastruktur di sekolah,
untuk membantu siswa dalam mengembangkan alokasi waktu yang bisa dimanfaatkan oleh guru
diri dan lingkungannya serta hubungannya dengan Penjas sangat terbatas, ketiadaan sarana dan
masyarakat sekitar sekolah. Model pembelajaran prasarana Penjas, dan rendahnya kepedulian pihak
outdoor education Pendidikan Jasmani menekankan sekolah pada Penjas menjadi pemicu kelemahan
pada pengalaman belajar yang menyenangkan sistem pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar.
dan mengenal lingkungan yang adaftif dengan Akibatnya siswa cenderung acuh tak acuh, kurang
karakteristik siswa. motivasi belajar, membosankan, dan kurang kreatif
Sebenarnya keberhasilan pembelajaran dan inovatif. Keseluruhan faktor tersebut merupakan
outdoor education Penjas ditentukan tidak hanya hambatan yang menambah daftar panjang segudang
dari sisi guru, akan tetapi banyak faktor yang terlibat permasalahan yang harus dihadapi oleh guru
seperti kurikulum, siswa, sarana prasarana, proses Penjas ketika berhadapan dengan anak didik saat
pembelajaran, sistem penilaian dan bimbingan berinteraksi di lapangan. Ini berarti, rendahnya

96 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011
kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani di pembelajaran, strategi pembelajaran yang dipilih
SD, merupakan salah satu masalah penting yang guru sampai lingkungan sekitar sekolah turut
dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia. Oleh serta mempengaruhi model pembelajaran outdoor
karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan education. Model pembelajaran ini Pendidikan
meningkatkan kualitas pembelajaran agar tujuan Jasmani berbasis kompetensi hasil pengembangan
pendidikan dapat tercapai secara optimal. dirancang melalui teknologi pembelajaran: desain,
Salah satu upaya ke arah itu melalui pengembangan, penggunaan, pengelolaan, dan
memperbaiki model pembelajaran outdoor penilaian. Terjadi pertautan antar komponen dalam
education Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar model pembelajaran outdoor education Pendidikan
yang memperhatikan interaksi antara siswa dengan Jasmani berbasis kompetensi yang melibatkan
lingkungan belajar yang dikelola melalui aktivitas strategi belajar outdoor education, teknologi belajar
jasmani yang sistematik sesuai dengan karakteristik dan kompetensi Pendidikan Jasmani.
masing-masing. Perbaikan model pembelajaran
outdoor education Pendidikan Jasmani lebih PERTANYAAN PENELITIAN
diarahkan kepada bagaimana membuat siswa belajar Dari rumusan dan pembatasan masalah, dapat
dengan rasa senang, berfikir kritis dan kreatif, diketahui ruang lingkup tentang “Pengembangan
sehingga dapat mencapai proses dan hasil belajar Model Pembelajaran Outdoor education Pendidikan
pendidikan jasmani yang diharapkan. Jasmani Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar”. Agar
Model pembelajaran outdoor education penelitian ini lebih terfokus kepada masalah yang
Penjas dapat diidentifikasi melalui kemampuan dituju, maka digunakan pertanyaan-pertanyaan
siswa melakukan aktivitas keterampilan Penjas penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana desain
dalam suasana bermain yang mengedepankan model pembelajaran outdoor education Pendidikan
unsur kegembiraan, sehingga memungkinkan siswa Jasmani berbasis kompetensi untuk meningkatkan
memperoleh pengalaman gerak sebanyak mungkin. penguasaan materi pelajaran sesuai dengan kondisi
Hal ini, menjadi acuan dalam proses pembelajaran dan kurikulum yang berlaku?; (2) Bagaimana
Penjas adalah siswa memperoleh suatu keterampilan pengembangan model pembelajaran outdoor
atas dasar pengalaman belajar gerak, bukan atas education Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi
dasar diajari guru Penjas. Dengan demikian, ditinjau dari ketercapaian tujuan pembelajaran
siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan Penjas di Sekolah Dasar?; (3) Bagaimana

perubahan sikap atas dasar pengalaman belajar yang implementasi model pembelajaran outdoor
education Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi
diperolehnya.
untuk siswa Sekolah Dasar?; (4) Bagaimana
Untuk menjelaskan pembatasan masalah
keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada
tersebut, dalam proses pembelajaran Pendidikan
pelaksanaan model pembelajaran outdoor education
Jasmani keterlibatan seluruh unsur mulai dari
Pendidikan Jasmani yang saat ini digunakan untuk
kemampuan awal siswa, tipe belajar siswa,
siswa Sekolah Dasar mulai penyusunan perencanaan
karakteristik siswa, program pembelajaran, fasilitas
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan
belajar, kemampuan profesional guru, materi

ISSN 1412-565X 97
evaluasi pembelajaran Pendidikan Jasmani?; dan Kegiatan penelitian dan hasil penelitian
(4) Bagaimana keunggulan dan kelemahan yang ini memiliki manfaat tertentu dari segi teoritis
terdapat pada pelaksanaan model pembelajaran dan praktis bagi penelitian lebih lanjut. Hasil
outdoor education Pendidikan Jasmani berbasis penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat
kompetensi untuk siswa Sekolah Dasar hasil menemukan prinsip-prinsip dan konsep-konsep
pengembangan mulai penyusunan perencanaan baru yang berhubungan dengan penerapan model
pembelajaran, implementasi pembelajaran, dan pembelajaran terutama model pembelajaran
evaluasi pembelajaran Pendidikan Jasmani di outdoor education Pendidikan Jasmani yang sesuai
Sekolah Dasar? dengan kebutuhan dan karakteristik siswa Sekolah
Dasar.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Manfaat praktis dari hasil penelitian ini
Secara umum tujuan penelitian adalah secara umum dapat digunakan bagi pengembang
mengembangkan model pembelajaran outdoor kurikulum dalam rangka penyusunan model-model
education Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi praktis (operasional) tentang teknologi pembelajaran
untuk jenjang Sekolah Dasar baik secara model dimasa mendatang. Manfaat penting lainnya
konseptual maupun secara operasional. Di samping bagi guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
ingin mengetahui sejauhmana keunggulan dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman untuk
kelemahan diantara model pembelajaran outdoor merancang dan menerapkan model pembelajaran
education Pendidikan Jasmani yang selama ini outdoor education Pendidikan Jasmani yang
digunakan guru dengan model pembelajaran hasil berbasis kompetensi di Sekolah Dasar.
pengembangan dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani di Sekolah Dasar. METODOLOGI PENELITIAN
Secara khusus penelitian ini memiliki Berdasarkan permasalahan yang dikaji
tujuan sebagai berikut: (1) Mengetahui kondisi yaitu pengembangan model pembelajaran outdoor
model pembelajaran outdoor education Penjas education Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi
yang dilaksanakan saat ini di Sekolah Dasar?; (2) di Sekolah Dasar, maka pendekatan yang digunakan
Mengembangkan model pembelajaran outdoor dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
education Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi Research and Development (R and D). Menurut
di Sekolah Dasar berdasarkan kriteria model Borg dan Gall (l979:626) “Educational Research
pembelajaran, yaitu: rancangan, implementasi and Development is a process used to develop and
dan evaluasi; (3) Mengetahui keunggulan dan
validate educational product”.
kelemahan model pembelajaran outdoor education
Prosedur penelitian menggunakan
Pendidikan Jasmani yang selama ini digunakan
model Research and Development (R and D)
oleh guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar;
yang dilaksanakan dua tahapan, yaitu Pertama,
dan (4) Mengetahui keunggulan dan kelemahan
melakukan penelitian dalam bentuk studi literatur,
pengembangan model pembelajaran kuantum
survey, dokumentasi dan evaluasi. Kedua, kegiatan
Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi di Sekolah
pengembangan konsep model pembelajaran,
Dasar yang meliputi: perencanaan, implementasi,
dan evaluasi hasil belajar. pengujian konseptual dan operasional guna

98 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011
memenuhi derajat validitas, uji coba terbatas dan Dasar yaitu SD Sukamaju (kategori baik), SD
uji coba lebih luas diakhiri dengan finalisasi model Padasuka (kategori sedang), dan SD Sindang 2
pembelajaran Penjas. Secara praktis, langkah- (kategori kurang) yang melibatkan masing-masing
langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut: Kepala Sekolah, guru Pendidikan Jasmani dan siswa
(1) Melakukan prasurvey terhadap kinerja guru kelas 6 setiap Sekolah Dasar yang bersangkutan.
dalam pengelolaan pembelajaran Penjas dan cara Teknik pengumpulan data yang digunakan
belajar siswa di Sekolah Dasar; (2) Menyusun dalam penelitian ini adalah pengamatan (observasi),
rancangan model awal model pembelajaran, mulai wawancara, dokumen dan kuesioner. Observasi
mendesain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dilakukan pada setiap tahapan penelitian, mulai
pembelajaran; dan (3) Mengadakan uji coba dalam tahap prasurvey, tahap pengembangan sampai
dua tahap, yaitu uji coba terbatas dan uji ciba yang tahap uji coba yang lebih luas. Wawancara dan
lebih luas. Uji coba terbatas di satu Sekolah Dasar kuesioner digunakan pada tahapan pra survey, tahap
yang melibatkan guru Penjas dan siswa kelas 6 pengembangan model dan tahap uji coba. Analisis
SD, sedangkan uji coba lebih luas melibatkan guru dokumen digunakan untuk mengumpulkan data
Penjas dan siswa kelas 6 di tiga Sekolah Dasar khususnya pada studi pendahuluan yaitu untuk
berkatagori baik, sedang, dan kurang. menjawab pertanyaan penelitian yang berhubungan
Memperhatikan pendekatan dan prosedur dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
penelitian yang digunakan, maka lokasi penelitian Pendidikan Jasmani yang selama ini digunakan
ditetapkan menjadi 4 tahapan, yaitu lokasi penelitian guru Penjas.
untuk kegiatan pra-survey, lokasi penelitian untuk
uji coba terbatas dan lokasi penelitian untuk uji coba HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
yang lebih luas. Hasil dan pembahasan penelitian
Pra survey dilaksanakan di beberapa SD di pengembangan model pembelajaran outdoor
kecamatan Sumedang Utara dari 20 Sekolah Dasar education Penjas yang berbasis kompetensi dibagi
ditetapkan 2 Sekolah Dasar yang dijadikan sampel dalam beberapa tahapan hasil penelitian, yaitu: hasil
penelitian, berarti sampel penelitian ditetapkan penelitian pra survey tentang kondisi pembelajaran
10%. Selanjutnya dari setiap Sekolah Dasar itu outdoor education Penjas di SD saat ini, proses
ditetapkan 2 orang guru Pendidikan Jasmani, siswa pengembangan model pembelajaran outdoor
kelas 6 dan 2 Kepala Sekolah masing-masing yang education Penjas, hasil uji coba terbatas dan hasil
dijadikan loka lokasi penelitian Survai, yaitu SD uji coba lebih luas.
Sindangraja dan SD Babakan Hurip. Adapun yang 1. Hasil penelitian prasurvey menunjukkan bahwa
menjadi subjek penelitian dalam tahap uji coba kondisi pembelajaran outdoor education Penjas
terbatas adalah satu Sekolah Dasar di kecamatan saat ini baik kondisi guru Penjas sebagai pengajar
Sumedang Utara yaitu SD Cilengkrang, yang maupun kondisi sekolah, kurikulum, siswa,
melibatkan guru Penjas, Kepala Sekolah dan siswa sarana prasarana, dan kebijakan pemerintah
kelas 6 SD yang bersangkutan. Sedangkan pada khususnya dalam pendidikan memerlukan
tahap uji coba lebih luas melibatkan tiga Sekolah perbaikan, pembenahan, dan perhatian khusus

ISSN 1412-565X 99
terutama pengelolaan pembelajaran outdoor peningkatan pada proses dan hasil belajar
education yang berkaitan dengan kemampuan siswa. Begitu pula dengan hasil uji coba pada
guru dan sarana prasarana yang diperlukan. sekolah berkatagori baik dan kategori kurang,
2. Proses pengembangan model pembelajaran menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan
outdoor education Penjas meliputi mendesain baik proses maupun hasil belajar siswa. Namun
awal perencanaan model pembelajaran outdoor pada kelompok sekolah berkategori kurang
education Penjas, desain awal implementasi peningkatan hasil belajarnya tidak sama dengan
model pembelajaran outdoor education Penjas, kelompok sekolah berkategori baik dan sedang.
dan desain awal evaluasi model pembelajaran
outdoor education Penjas. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
3. Hasil uji coba terbatas yang dilaksanakan REKOMENDASI
di SDN Sukamaju Kabupaten Sumedang Berdasarkan hasil dan pembahasan
menunjukkan dari dua putaran, pada putaran penelitian, di bawah ini akan dipaparkan kesimpulan
pertama proses pembelajaran masih dipengaruhi penelitian sesuai dengan fokus masalah penelitian.
oleh model konvensional yang selama ini 1. Desain Model Pembelajaran Outdoor
digunakan sehari-hari.Pada putaran kedua Education Penjas
perencanaan pembelajaran sudah sesuai dengan a. Perencanaan Model Pembelajaran Outdoor
yang diharapkan, proses pembelajaran dapat Education
berkembang ke arah tuntutan model pembelajaran Sesuai dengan karakteristik model, desain
outdoo education dan pelibatan siswa dalam perencanaan model pembelajaran outdoor education
pemecahan masalah sudah nampak. Namun yang dirumuskan dalam komponen ini memiliki
demikian pada uji coba terbatas dilakukan beberapa tujuan: Pertama, berhubungan dengan
perbaikan dan penyempurnaan. proses pembelajaran Penjas yang dilakukan oleh
4. Hasil uji coba yang lebih luas merupakan proses siswa meliputi kegiatan apersepsi, eksplorasi, diskusi
pengembangan model yang dilakukan oleh dan penjelasan konsep, pengembangan aplikasi dan
guru Penjas dengan pelibatan subjek penelitian kesimpulan. Kriteria yang dapat digunakan untuk
lebih besar hasil dari penyempurnaan dari hasil penilaian proses pembelajaran ini adalah rangkaian
uji coba terbatas. Hasil uji coba pada sekolah (pos) kegiatan yang berisikan berbagai permainan
berkatagori baik mulai putaran pertama sampai yang mengandung aspek gerak lokomotor, gerak
dengan putaran kedua menunjukkan pengaruh non lokomotor dan gerak manipulatif. Kedua,
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
ini dibuktikan dengan data-data lapangan bahwa adalah tujuan yang berhubungan dengan hasil
siswa dalam penguasaan materi pelajaran telah belajar. Tujuan ini diarahkan sebagai upaya agar
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan siswa dapat menguasai materi pembelajaran sesuai
pada awal pembelajaran. Hasil uji coba pada dengan tuntukan kurikulum yang berlaku.
sekolah berkategori baik mulai putaran pertama b. Implementasi Model Pembelajaran Outdoor
sampai putaran kedua menunjukkan adanya Education

100 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011
Implementasi Model pembelajaran outdoor kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
education Penjas ini adalah pelaksanaan rencana sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan
pembelajaran yang harus dilakukakn guru dan siswa siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
sebagai subjek belajar bersama-sama mempelajari Sasaran evaluasi, terdiri dari: (1) evaluasi proses,
kompetensi yang telah ditentukan. Dalam yaitu evaluasi yang digunakan untuk memperoleh
pelaksanaan pembelajaran dirumuskan skenario data tentang peningkatan proses pembelajaran
pembelajaran yang meliputi pokok-pokok kegiatan outdoor education, dilihat dari berbagai aspek
outdoor education yang meliputi: pemanasan, kemampuan gerak siswa baik kemampuan gerak
pengembangan fitness, inti pembelajaran dan dasar maupun gerak pada umumnya. (2) evaluasi
penutupan. Implementasi pengembangan model hasil pembelajaran, yaitu evaluasi yang digunakan
pembelajaran outdoor education berkaitan dengan untuk memperoleh data tentang kemampuan
adanya kreativitas siswa menciptakan pola-pola siswa dalam menguasai materi pelajaran outdoor
permainan dalam setiap pos-pos kegiatan melalui education sesuai dengan kompetensi dasar dan
diskusi kelompok, komunikasi yang akrab dan indikator.
menyenangkan pada setiap melakukan permainan.
Strategi pembelajaran outdoor education Penjas 2. Pengembangan Model Pembelajaran Outdoor
yang sesuai dengan kajian kurikulum yang berlaku Education Penjas
saat ini pada pelajaran Penjas di SD. Pengembangan model pembelajaran
c. Evaluasi Pembelajaran Penjas Outdoor Education outdoor education bertumpu kepada proses
Sesuai dengan karakteristik model, evaluasi memperbaiki tahapan-tahapan pembelajaran
model pembelajaran outdoor education meliputi dan berusaha meningkatkan kemampuan gerak
dari evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses siswa disertai dengan kebebasan mengeluarkan
adalah evaluasi pembelajaran yang berfungsi untuk gagasan atau pendapat siswa yang terdiri dari
mendapatkkan informasi tentang peningkatan tahapan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai
kemampuan motorik siswa. Teknik atau alat yang berikut: (a) Tahap apersepsi yang merupakan tahap
dapat digunakan untuk evaluasi proses diantaranya pendahuluan dalam proses pembelajaran yang
dengan menggunakan observasi dan skala penilaian. meliputi pemberian motivasi untuk mengungkapkan
Evaluasi hasil belajar adalah evaluasi yang konsep awal sehingga sejak awal kegiatan siswa
difungsikan untuk mendapatkan informasi tentang telah termotivasi untuk belajar dan memahami
kemampuan siswa menguasai isi atau materi manfaat bagi kepentingan dirinya. Guru dalam
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang apersepsi ini memberikan pertanyaan yang mudah
berlaku. Teknik yang dapat digunakan dalam disesuaikan dengan pengalaman belajar yang telah
evaluasi ini adalah alat ukur seperti tes, baik lisan dimiliki siswa sebelumnya. Pada tahap ini pula,
maupaun tulisan. Sesuai dengan karakteristik diperkenalkan tujuan yang harus dicapai, baik
model pembelajaran outdoor education Penjas, tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
evaluasi bertujuan untuk memperoleh data tentang penguasaan berbagai materi pembelajaran (isi
peningkatan kemampuan belajar siswa dan pelajaran) maupun tujuan yang berhubungan

ISSN 1412-565X 101


dengan kemampuan memecahkan masalah sebagai 1. Kelemahan Model Pembelajaran Outdoor
bagian dari mengkonstruksi pengetahuan baru; (b) Education Pendidikan Jasmani diantaranya
Tahap eksplorasi dimaksudkan untuk memberikan adalah
pengalaman nyata pada siswa untuk mencoba a. Model pembelajaran outdoor education
sesuatu yang baru, baik yang berhubungan dengan memerlukan pengelolaan yang prima mulai
pengalaman-pengalaman keseharian siswa yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluai,
relevan dengan persoalan yang hendak dipecahkan, sehingga guru harus berkoordinasi dengan
maupaun kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai pihak antara lain masyarakat
persoalan. Selanjutnya, kemampuan-kemampuan sekitar sekolah
ini akan menentukan dari mana seharusnya guru b. Model pembelajaran outdoor education
memulai mengkondisikan pembelajaran; (c) tidak hanya dipimpin oleh salah satu orang
Tahap penjelasan konsep, dinamakan juga tahap guru Penjas akan tetapi melibatkan guru
diskusi. Pada tahapan ini guru menciptakan kondisi lain sebagai pembimbing
lingkungan belajar yang memungkinkan siswa dapat c. Model pembelajaran outdoor education
mengujicobakan atau menunjukkan kemampuan memerlukan pengawasan yang ketat dari
yang dimilikinya sebagai jawaban dari masalah unsur guru, kepala sekolah dan orang tua
yang dibicarakan. Melalui diskusi, siswa dituntut siswa.
untuk dapat mendemontrasikan model gerak yang d. Model pembelajaran outdoor education
benar sehingga dapat memberikan umpan balik memerlukan sumber belajar yang berasal
kepada siswa dan menunjukan bagian-bagian mana dari lingkungan sekitar sekolah sehingga
yang harus diperbaiki atas dasar peragaan yang sekolah harus menyediakan fasilitas belajar
ditunjukkan; (d) Tahap pengembangan aplikasi yang kompeten.
merupakan tahapan memberikan kesempatan e. Model pembelajaran outdoor education
kepada siswa untuk mengulang tentang gerak yang cenderung hanya berorientasi pada kegiatan
baru dipelajarinya, sehingga setiap siswa dapat rekreatif tidak menekankan pada aspek
merasakan secara langsung apa yang dipelajarinya. keterampilan motorik belaka.
Di samping itu juga, setiap siswa mengetahui 2. Selanjutnya, sebagai implikasi praktis
tingkat kesulitan yang dialami sehingga memiliki dari penelitian, ditemukan juga beberapa
tugas untuk menyelesaikan sampai tuntas. Dalam prinsip penerapan model pembelajaran
tahap mengulangi gerak yang dipelajari biasanya outdoor educaton Penjas sebagi berikut: (1)
gerak yang dimiliki sebagian-sebagian, namun Pembelajaran outdoor education Penjas yang
melalui proses berulang secara terus menerus berhasil adalah pembelajaran yang didasari oleh
maka secara otomatis gerakan tadi dikuasai. Dalam pengalaman belajar siswa dari kehidupan nyata
pelaksanaanya, siswa dibimbing untuk dapat sehari-hari. Prinsip ini mengandung makna
menguasai materi yang baru dipelajari, sehingga bahwa dalam mendesain proses pembelajaran
pada akhirnya mereka temukan dalam tahapan ini; keterampilan motorik dalam Pendidikan
dan (e) Tahap kesimpulan adalah tahapan untuk Jasmani, faktor pengalaman belajar anak harus

102 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011
meyakinkan bahwa kemampuan keterampilan dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam
motorik yang dimiliki siswa merupakan puncak menentukan strategi dan pola pembelajaran;
keberhasilan yang harus diakui dan diberikan (2) Keberhasilan Model Pembelajaran outdoor
penghargaan secara proporsional. Pada tahap ini educaton Penjas ditentukan oleh kemampuan
guru memberikan penguatan dan penilaian atas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran
hasil belajar yang mereka tempuh, di samping yang menantang kemampuan yang dimiliki
itu pula kepada mereka yang belum berhasil anak didik. Prinsip ini mengandung pengertian,
mencapai sasaran belajar dilakukan perbaikan untuk dalam mengimplementasi pembelajaran outdoor
penyempurnaan. education guru harus selalu bersikap terbuka dan
menghargai setiap usaha yang direspon anak,
3. Keunggulan Model Pembelajaran Outdoor tanpa mempermasalahkan apakah gerak itu baik
Education Penjas atau salah; (3) Keberhasilan Model Pembelajaran
Sesuai dengan karakteristik yang melekat Outdoor education Penjas ditentukan oleh
pada model pembelajaran ini, outdoor education pemberian kesempatan yang lebih leluasa
pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar kepada siswa. Prinsip ini mengandung
memiliki pengaruh yang positif terhadap perbaikan arti bahwa dalam mengimplementasikan
dan peningkatan kemampuan keterampilan dasar pembelajaran outdoor education sebagai
siswa: (a) Model pembelajaran outdoor education model pembelajaran keterampilan motorik,
telah berhasil meningkatkan kemampuan belajar diperlukan kesabaran guru untuk menunggu
siswa baik pengetahuan, tindakan, penampilan, siswa mengujicobakan potensi siswa dalam
kebisaan maupun perilaku; (b) Model pembelajaran menunjukkan kebolehannya; (4) Penggunaan
outdoor education berorientasi kepada lingkungan media pembelajaran yang dirancang untuk
sebagai sumber belajar di samping sebagai meningkatkan kemampuan melakukan
kegiatan pembelajaran yang rekreatif; (c) Model gerakan dasar siswa SD dapat berpengaruh
pembelajaran outdoor education dapat menggunakan untuk keberhasilan implementasi Model
fasilitas belajar yang sederhana dan dimodifikasi Pembelajaran Outdoor education Penjas.
disesuaikan dengan lingkungan sekolah; (d) Model Media yang digunakan dalam pembelajaran
pembelajaran outdoor education menggunakan outdoor education bukanlah media yang
kegiatan pembelajaran yang berangkai (pos) dan berisi informasi berupa fakta atau konsep
berisikan berbagai permainan yang menyenangkan; yang harus dihafal siswa, akan tetapi media
(e) Model pembelajaran outdoor education telah yang berisikan sesuatu yang memberikan
berhasil meningkatkan penguasaan materi pelajaran petunjuk arah dalam berapresiasi melakukan
Pendidikan jasmani; dan (f) Keberhasilan Model berbagai kemungkinan jawaban; (5) Model
Pembelajaran outdoor education Penjas ditentukan pembelajaran outdoor education Penjas sebagai
oleh kemampuan guru dalam menciptakan iklim model pembelajaran keterampilan motorik,
belajar yang menantang kemampuan dan potensi menempatkan proses dan hasil belajar secara
yang dimiliki anak didik. seimbang. Artinya, selain kemampuan motorik

ISSN 1412-565X 103


yang ditandai dengan kelancaran melakukan akan tetapi dilaksanakan secara berjenjang,
alur kegiatan, diikuti keluwesan bergerak bertahap dan sistematis. Karena itu, Dinan
secara terkoordinasi dan disertai kemampuan Pendidikan dalam hal ini Sub Dinas Pendidikan
berfikir untuk memecahkan masalah gerak Dasar di Kabupaten/Kota sebagai satu-satunya
yang kompleks. Keterampilan berpikir juga intitusi yang memiliki otoritas kebijakan dalam
diperlukan dalam model pembelajaran ini penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar
untuk mengkonstruksi pengetahuan baru agar selalu berusaha memotivasi guru Penjas agar
mereka dapat menguasai materi pembelajaran berusaha melaksanakan model pembelajaran
outdoor education Pendidikan Jasmani secara outdoor education Penjas berbasis kompetensi
bermakna. hasil pengembangan ini.
Agar implementasi Model Pembelajaran 4. Penyelenggara PGSD (LPTK)
Outdoor Education Penjas Berbasis Kompetensi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
di SD berhasil secara optimal, maka peneliti sebagai satu-satunya Lembaga Pendidikan
mengajukan beberapa rekomendasi kepada pihak: Tenaga Kependidikan (LPTK) khususnya
Guru Penjas SD, Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, tenaga pendidikan Sekolah Dasar sangat
dan LPTK dalam hal ini PGSD, dan pihak peneliti perlu memperhatikan dan menindaklanjuti
berikutnya. temuan hasil penelitian. Secara kelembagaan
1. Pihak Guru Penjas SD. PGSD sebaiknya melakukan pengkajian dan
Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran pengembangan tentang model pembelajaran
Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, outdoor education yang sesuai dengan
terutama yang berkaitan langsung dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar, sebagai upaya
upaya peningkatan kemampuan gerak siswa meningkatkan kualitas pembelajaran Penjas di
SD, sebaiknya model pembelajaran outdoor SD. Model pembelajaran outdoor education
education hasil pengembangan ini dapat Pendidikan Jasmani berbasis kompetensi
dijadikan acuan sebagai salah satu model merupakan salah satu model pembelajaran yang
pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah baru dikembangkan di Sekolah Dasar, karena itu
Dasar. Pertimbangan yang dapat digunakan diperlukan upaya secara optimal dari lembaga
untuk menerapkan model ini mudah diadopsi PGSD untuk senantiasa meningkatkan Sumber
oleh guru Penjas dan model pembelajaran ini Daya Manusia (SDM) dan sarana prasarana
tidak mempersyaratkan adanya penyediaan perkuliahan agar calon guru Sekolah Dasar
sarana prasarana pembelajaran yang relatif tersebut memiliki kualitas yang relevan dengan
mahal dan sulit didapat, akan tetapi dapat dengan kebutuhan pembelajaran siswa SD.
mudah diperoleh di lingkungan sekitar sekolah.. 5. Pihak Peneliti Berikutnya
2. Pihak Kepala Sekolah Meskipun penelitian dan pengembangan model
Keberhasilan pembelajaran outdoor education pembelajaran outdoor education Penjas ini
Pendidikan Jasmani tidak hanya bergantung telah berhasil dilaksanakan dengan seoptimal
kepada guru Penjas, akan tetapi peran serta mungkin dan selalu berpatokan pada langkah-

104 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011
kepala sekolah juga sangat penting. Oleh karena langkah metode ilmiah, namun hasil yang
itu, diperlukan figur kepala sekolah yang mau diperoleh belumlah dianggap sempurna sebagai
memahami keberadaan Pendidikan Jasmani satu-satunya model pembelajaran Penjas yang
yang sangat digemari oleh kalangan siswa terbaik. Oleh karena itu, direkomendasikan
Sekolah Dasar. untuk dilakukan penelian berikutnya demi
3. Pihak Dinas Pendidikan penyempurnaan hasil pengembangan model
Kemampuan menerapkan model pembelajaran pembelajaran outdoor education Pendidikan
outdoor education, tidak dapat sekaligus Jasmani berbasis kompetensi di Sekolah Dasar.
langsung dilaksanakan oleh guru saat itu,

DAFTAR PUSTAKA
Aliace American for Health Physical Education Recreation and Dance. (l999) Physical Education for Lifelong
Fitness: The Physical Best Tachers guide, Human Kinetics.
Annarino, Anthony A., Charles E., Cowell and Hellen W. Hazelton. (1980). Curriculum Theory and Desigen in
Physical Education. St. Louis : The CV Mosby Company.
AUSSIE Sport. (l993). Modifield Sport Program and Lesson Plants for Sport Leaders. Australia.
Blank, W. E. (l982). Handbook For Developing Competency Based Training Program. Englewood Cliff. New
Jersey : Prentice Hall. Inc.
Bobbi DePorter, Mike Hernacki. (l992). Quantum Learning: Unleashing The Genius In You. New York : Dell
Publishing.
Bogdan, R., & Biklen, S.K. (l982). Qualitatif Research For Education : An Introduction to Teory And Methode.
Boston : Allyn An Bacon.
Borg Walter R. and Gall MD. (l979). Educational Research: An Introduction, New York : Logman, Inc.
Borg, W. R. & Gall, M.D. (2003). Educational Research. Boston : Pearson Education, Inc.
Bruce Joyce; Marsha Weil. (2000). Model of Teaching. Boston : Allyn and Bacon.
Bucher, Charles, A. (l964). Foundation of Physical Education. Mosby Company. St. Louis.
Buschner, Craig A. (l994). Teaching Children Movement Concepts and Skill: Becaming a Master Teacher.
Human Kinetics.
Cholik Muthohir, dkk. (l996). Studi Identifikasi Model Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di
Sekolah Dasar. Lembaga Penelitian : IKIP Surabaya.
Fitts, P.M. and Posner M. (1967). Human Performance, Bellmont, Calif : Brook Cole Publishing Co.
Fox, E. L. Bowers, R.W. and Foss. M.L. (1984). The Physiological Basic of Physical Education and Athletics.
W. B. Sauders Co. 4th Ed.
Graham, G. (l992) Teaching Children Physical Education, Human Kinetics Publisher Inc. Champaign, Illionis.
Hamalik, Oemar. (2000). Model-Model Pengembangan Kurikulum, PPS UPI Bandung.
Graham, G. (l992) Teaching Children Physical Education, Human Kinetics Publisher Inc. Champaign, Illionis
Jewet, A.E. (l994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam Sport Science Review, Sport
Pedagogy, Vol. 3 (1).
Joyce, Bruce & Well, Marsha. (l996). Models of Teaching. Englewood Clifs. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Fitts, P.M. and Posner M. (1967). Human Performance, Bellmont, Calif : Brook Cole Publishing Co.
Fox, E. L. Bowers, R.W. and Foss. M.L. (1984). The Physiological Basic of Physical Education and Athletics.
W. B. Sauders Co. 4th Ed.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : Yayasan Kesuma
Karya.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. New York. Hartcourt. Brace & Worls Inc.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. New York. Hartcourt. Brace & Worls Inc.
Wardani, IG. A.K. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Implementasinya:
ISSN 1412-565X 105
Makalah pada Pelatihan Buku Ajar PGSD, Yogyakarta.
Whiddett, Steve & Hollyforde, Sarah. (l999). Development Practice: The Competencies Handbook. London :
Institute of Personnel and Development.
Yanuar, Kiram. (1992). Belajar Motorik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
Yulaelawati, Ella. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofis Teori dan Aplikasi. Jakarta : Pakar Raya Pustaka.
Zais, R.S. (l976). Curriculum Principles and Foundation. New York : Harper & Raw Publ.

BIODATA PENULIS
Penulis adalah dosen PGSD UPI Kampus Sumedang

106 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol 12 No. 2, Oktober 2011

S-ar putea să vă placă și