Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS : 4EGD
1. Latar Belakang
Energi dan Lingkungan Hidup adalah dua hal yang saling berkaitan. Dimana
keterkaitan ini menjadi suatu kunci untuk kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Bagaimana energi yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan hidup serta bagaimana
lingkungan hidup dapat menghasilkan energi yang baik yang nantinya dapat berguna
untuk kehidupan kita sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan energi dan lingkungan?
2) Apa saja kaitan energi dan lingkungan terhadap pemanasan global?
3. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan energi dan lingkungan
2) Mengetahui kaitan energi dan lingkungan terhadap pemanasan global
BAB 2
PEMBAHASAN
Energi yang disebutkan diatas adalah energi yang berasal dari alam. Jika kita
menggunakannya dengan benar dan bijaksana maka kelangsungan lingkungan hidup di
sekitar kita juga dapat terjaga dengan baik.
Untuk itu antara energi dan lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan untuk
kepentingan masing-masing. Dua hal ini harus saling keterkaitan dan kita sebagai
manusia, harus menjaga kedua keterkaitan tersebut agar ekosistem di bumi ini dapat
terjaga dengan baik.
1. Energi
Energi sangat dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan. Menurut
goldemberg dan lucon (2010), “energy may be defined as then capacity to
produce work.work,in turn, is the result of the action of a force on the
displacement of a body”. Berdasarkan kutipan ini dapat kita ketahui bahwa energi
didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Oleh karena itu, energi
setara dengan usaha,satuannya pun sama dengan usaha. Dalam sistem satuan
internasional,satuan energi adalah joule (J). Satuan energi lainnya adalah
erg,kalori, dan kWh (kilowatt hours). Satuan kWh adalah satuan yang lebih besar
biasanya digunakan untuk menyatakan besar energi listrik,sedangkan satuan kalori
biasanya digunakan untuk energi kimia.
1. Energi Konvensional
2. Energi Non-Konvensional
1. Energi matahari
3. Energi Angin
Energi ini dapat menjadi energi listrik dengan menggunakan kincir angin
yang dihubungkan ke generator listrik
Salah satu bentuk energi sebagai sumber cahaya ialah energi listrik. Energi
listrik adalah energi utama yang dibutuhkan oleh peralatan listrik,di mana energi ini
tersimpan dalam arus listrik satuan amper (A), dan tegangan listrik dengan satuan volt
(v) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik satuan Watt (w).
1. Minyak
2. Angin
Angin adalah salah satu sumber energi listrik yang didapatkan secara gratis,
namun dalam perakteknya kita memerlukan pembangkit listrik/ turbin yang cukup
besar untuk dapat energi dari angin tersebut. Pembangkit ini memerlukan tempat yang
lapang dan memiliki kualitas angin yang kencang. Energi angin banyak di manfaatkan
didaerah pegununggan.
3. Matahari
4. Gelombang
Energi ini memanfaatkan gelombang laut atau ombak yang ada di laut untuk
menghasilkan energy listrik. Energy ini sangat baik untuk lingkungan karena tidak
menimbulkan polusi. Hal yang dibutuhkan untuk mengambil energi ini adalah sebuah
reactor. Energi yang di hasilkan tergantung kekuatan ombak, energi ini hampir sama
dengan energi angin.
5. Nuklir
Nuklir merupakan salah satu sumber energi yang maha dasyat. Selain sebagai
pembangkit listrik nuklir juga digunakan pada senjata-senjata modern saat ini. Hal
baik pada energy nuklir adalah dengan menggunakan sedikit bahan dapat dapat
menghasilkan energy yang cukup besar. Kelemahan nuklir adalah tidak boleh terjadi
kesalahan atau kecelakaan kerja karena bias menjad bencana yang cukup besar.
Nuklir harus ditangani oleh orang-orang yang sudah mempunyai kualifikasi
dibidangnya. Perlu perhatian lebih jika suatu Negara ingin menggunakan energi
tersebut.
6. Batu Bara
Batu baru sangat mudah di temukan, banyak sekali Negara penghasil batu bara
yang akhirnya memanfaatkannya sebagai energy listrik. Batu bara sebenarnya sangat
tidak ramah lingkungan, mengingat asap yang dihasilkan pada saat proses ini sangat
berbahaya bagi kesehataan ozon dan lingkungan disekitarnya.
Untuk Bahan Bakar Minyak pada sektor transportasi, pemakaian jenis BBM
yang terbesar adalah Minyak Diesel. sehingga program diversifikasi energi pada
sektor transportasi diharapkan dapat dioptimalkan untuk mengurangi beban energy
dan ketersediaan Minyak Diesel melalui pemanfaatan biodiesel. Pemanfaatan
biodiesel tersebut akan lebih diutamakan untuk sektor transportasi, walaupun
pemakaian biodiesel untuk sektor pembangkit listrik dan industri juga tidak diabaikan.
Sejak tahun 2000 biodiesel dari kelapa sawit sudah dipergunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor seperti kendaraan dinas dan traktor di Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan dan terbukti tidak mempunyai masalah baik pada mesin maupun pada
kinerjanya. Secara teknis pilihan biodiesel dari kelapa sawit sebagai bahan bakar
untuk sektor transportasi tidak mengalami kendala mengingat biodiesel mempunyai
karakteristik yang sama dengan diesel, sehingga pemanfaatan biodiesel juga dapat
sebagai bahan bakar penunjang diesel di sektor pembangkit listrik asalkan secara
ekonomi bisa bersaing dengan diesel.
Dari segi dampak lingkungan, biodiesel juga diketahui relatif bersih dari emisi
bahan pencemar. Pemanfaatan biodiesel diharapkan bukan saja dapat mengurangi
besarnya kebutuhan diesel yang dapat berdampak terhadap berkurangnya beban
pemerintah atas subsidi, tetapi juga dapat mendukung program pemanfaatan energi
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Peluang pemanfaatan biodiesel
sebagai sumber energi di masa datang akan dianalisis berdasarkan proyeksi kebutuhan
energi dan memproyeksikan kebutuhan biodiesel termasuk biaya pokok dari biodiesel
di Indonesia di masa datang. Berdasarkan hasil tersebut dapat dianalisis kebutuhan
luas perkebunan kelapa sawit serta produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO)
sebagai bahan baku biodiesel di masa datang.
Crude Palm Oil (CPO) yang diolah menjadi biodiesel dirasakan belum cukup
memadai untuk memenuhi permintaan energy. Olehnya itu dalam memenuhi
permintaan energi tersebut, pemerintah mencoba mengoptimalkan pohon jarak pagar
(Jatropha curcas) sebagai program nasional yang dapat diolah menjadi biodiesel.
Tanaman jarak pagar ini akan diproduksi oleh petani di pedesaan tidak hanya untuk
memenhui persediaan energy tapi diharapkan juga mampu menampung pengangguran
dan mengurangi kemiskinan dan menjadi energy yang bebas polutan.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah,air,energi surya,mineral,serta flora dan fauna yang
tumbuh yang diatas tanah maupun di dalam lautan,dan hubungannya dengan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
yang tidak bernyawa seperti tanah,udara,air,iklim,kelembaban,cahaya,bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,hewan,manusia
dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu
lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Bila ditinjau secara kimiawi,limbag terdiri dari
senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu,kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia,sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah. Limbah banyak terdapat didaerah pemukiman penduduk.
Dari efek rumah kaca tersebut juga terjadinya penipisan lapisan ozon.Penipisan lapisan ozon
tidak disebabkan oleh waktu, namun disebabkan oleh berbagai gas yang bisa menyebabkan
penipisan pada lapsan ozon tersebut. Beberapa gas yang menyebabkan terjadinya penipisan
lapisan ozon antara lain:
b. Wabah
Menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai virus umumnya
tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu akibat
perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis
kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite of Health and Social Affairs
(KIHASA) menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan
mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.
c. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan
logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di
seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar
yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad
ini.
d. Pencairan es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah
Antartika (Kutub Selatan).Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga
kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan
terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah
beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.
Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal
ini menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di
daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat
berpengaruh pada ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-
rawa pantai.
f. Kebakaran hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas
kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan
infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah
pemanasan global (global warming).
h. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan
yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
1. Penyebab global warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar
fosil pembangkit listrik.
Penggunaan listrik yang semakin meningkat yang dipasok dari pembangkit listrik
berbahan bakar batubara batubara yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke
atmosfer. 40% emisi CO2 dihasilkan oleh produksi listrik AS, dan 93 persen diantaranya
berasal dari emisi pembakaran batubara pada industri utilitas. Setiap hari, pasar semakin
banyak dibanjiri gadget penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal tidak
didukung oleh energi alternatif. Dengan demikian kita akan semakintergantung pada
pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan listrik di seluruh dunia.
2. Penyebab Global Warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin pada
kendaraan.
Kendaraan yang kita pakai adalah sumber penghasil emisi sekitar 33% yang berdampak
terhadap pemanasan global. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang tumbuh pada
tingkat yang mengkhawatirkan, tentu saja akan meningkatkan permintaan akan kendaraan
yang lebih banyak lagi, yang berarti penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan
pabrik yang semakin besar. Konsumsi terhadap bahan bakar fosil jauh melampaui
penemuan terhadap cara untuk mengurangi dampak emisi. Sudah saatnya kita
meninggalkan budaya konsumtif.
3. Penyebab Global Warming: Emisi metana dari peternakan dan dasar laut Kutub
Utara.
Metana merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat setelah CO2. Bila bahan organik
diurai oleh bakteri pada kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik) maka
metana akan dihasilkan. Proses ini juga terjadi pada usus hewan herbivora, dan dengan
meningkatnya jumlah produksi ternak terkonsentrasi, tingkat metana yang dilepaskan ke
atmosfer akan meningkat. Sumber metana lainnya adalah metana klatrat, suatu senyawa
yang mengandung sejumlah besar metana yang terperangkap dalam struktur bongkahan
es. Apabila metana keluar dari dasar laut Kutub Utara, maka tingkat pemanasan global
akan meningkat secara signifikan.
3. Penyebab Global Warming: Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu,
pulp, dan lahan pertanian.
Penggunaan hutan untuk bahan bakar (baik kayu dan arang) merupakan salah satu
penyebab deforestasi. Di seluruh dunia pemakaian produk kayu dan kertas semakin
meningkat, kebutuhan akan lahan ternak semakin meningkat untuk pemasok daging
dan susu, dan penggunaan lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan
kelapa sawit menjadi penyebab utama terhadap deforestasi dunia. Penebangan hutan
akan mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfir.
7. Dampak Global Warming : Korban akibat topan badai yang semakin meningkat.
Tingkat keparahan badai seperti angin topan dan badai semakin meningkat, dan penelitian
yang dipublikasikan dalam Nature mengatakan:
"Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global secara signifikan
akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim di seluruh dunia. Kecepatan
angin maksimum dari siklon tropis terkuat meningkat secara signifikan sejak tahun
1981.Hal tersebut diperkirakan didorong oleh suhu air laut yang semakin meningkat,
tidak mungkin mengalami penurunan dalam waktu dekat. "
8. Dampak Global Warming: Gagal panen besar-besaran.
Menurut penelitian terbaru, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih untuk
pindah ke wilayah beriklim sedang karena kemungkinan adanya ancaman kelaparan
akibat perubahan iklim dalam 100 tahun.
"Perubahan iklim ini diramalkan memiliki dampak yang paling parah pada pasokan air.
"Kekurangan air di masa depan kemungkinan akan mengancam produksi pangan,
mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal
ini menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara banjir dan kekeringan."
Menurut Guardian,…pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun.
1. Potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian di daerah yang terletak pada
posisi lintang tengah.
2. Potensi penambahan kayu global pada hutan yang dikelola dengan baik dan
benar.
4. Pengurangan angka kematian pada musim dingin pada bumi di belahan lintang
tengah dan lintang tinggi.