Sunteți pe pagina 1din 9

HASIL SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945

Amandemen UUD 1945

Amandemen UUD 1945 dilakukan sebanyak empat kali, yaitu :

1. Amandemen pertama pada tanggal 19 Oktober 1999 (dirubah sebanyak 2 pasal)

2. Amandemen kedua pada tanggal 18 Agustus 2000 (dirubah sebanyak 10 pasal)

3. Amandemen ketiga pada tanggal 10 November 2001 (dirubah sebanyak 10 pasal)

4. Amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002 (dirubah sebanyak 10 pasal, 3


pasal peralihan, 2 pasal aturan tambahan)

Hasil Amandemen pertama

Sebelum amandemen ke 1 Setelah amandemen ke 1


Lembaga pemegang kekuasaan membuat Lembaga pembuat Undang-undang adalah
undang-undang adalah Presiden Dewan Perwakilan Rakyat
Tidak ada batas maksimal jabatan presiden Presiden hanya boleh dipilih sebanyak 2 kali
Presiden dapat menggunakan hak preogratif
Hak prerogative harus memperhatikan
seperti mengangkat duta besar, konsulat
pertimbangan dari lembaga terkait, seperti
jenderal, memberi grasi, amnesti, abolisi sesuai
Mahkamah Agung
keinginan sendiri.
Menteri-menteri memimpin departemen Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintah pemerintahan

Hasil Amandemen kedua

Sebelum amandemen ke 2 Setelah amandemen ke 2


Tidak ada kejelasan mengenai pembagian Ada kejelasan mengenai pembagian wilayah,
wilayah seperti Provinsi, Kabupaten dan kota,
Pasal tentang Hak Asasi Manusia cukup
Hanya sedikit pasal tentang Hak Asasi Manusia
banyak dan jelas
Ada tugas dan fungsi DPR, serta cara
Tidak ada pasal tentang tugas dan fungsi DPR
pemberhentian DPR
Tidak ada ketentuan mengenai pemerintah
Ada ketentuan mengenai pemerintah daerah
daerah
Tidak ada ketentuan mengenai sistem Ada ketentuan mengenai sistem keamanan
pertahanan dan keamanan dan pertahanan
Atribut Negara hanya meliputi bendera,
Atribut Negara hanya meliputi bendera dan
bahasa, lambang, serta lagu kebangsaan
bahasa
Indonesia
Hasil Amandemen ketiga

Sebelum amandemen ke 3 Setelah amandemen ke 3


Kedaulatan rakyat dilaksanakan berdasarkan Kedaulatan rakyat dilaksanakan berdasarkan
kekuasaan MPR Undang-Undang
Tugas MPR adalah membuat Garis Besar Haluan Tugas MPR adalah melantik Presiden dan Wakil
Negara dan merubah UUD 1945 Presiden, mengubah dan menetapkan UUD,
Presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat
Tidak ada ketentuan mengenai tata cara Ada ketentuan mengenai tata cara
pemberhentian presiden pemberhentian presiden
Tidak ada peraturan apabila terjadi kekosongan Ada peraturan apabila terjadi kekosongan
jabatan presiden atau wakil presiden jabatan presiden atau wakil presiden
Presiden bisa membuat perjanjian internasional tanpa Presiden harus meminta persetujuan DPR
meminta persetujuan DPR apabila membuat perjanjian internasional
Tidak ada lembaga Dewan Perwakilan Daerah Ada lembaga Dewan Perwakilan Daerah
Tidak ada ketentuan Pemilihan Umum Ada ketentuan Pemilihan Umum
Tidak ada transparansi penyusunan APBN Ada transparansi penyusunan APBN
Tidak ada lembaga Badan Pemeriksa Keuangan Ada lembaga Badan Pemeriksa Keuangan
Tidak ada ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman Ada ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman
Tidak ada lembaga Komisi Yudisial Ada lembaga Komisi Yudisial
Tidak ada lembaga Mahkamah Konstitusi Ada lembaga Mahkamah Konstitusi

Hasil Amandemen keempat

Sebelum amandemen ke 4 Setelah amandemen ke 4


Komposisi MPR terdiri dari : anggota DPR + utusan
Komposisi MPR terdiri dari : DPR dan DPD
daerah + golongan-golongan
Tidak ada lembaga bernama Dewan
Ada lembaga bernama Dewan Pertimbangan Agung
Pertimbangan Agung
Tidak ada ketentuan mengenai Bank Sentral / Bank Ada ketentuan mengenai Bank Sentral / Bank
Indonesia Indonesia sebagai lembaga yang independen
Ada ketentuan wajib belajar dan besaran
Tidak ada ketentuan wajib belajar dan besaran
anggaran pendidikan selama satu tahun minimal
anggaran pendidikan selama satu tahun
20% dari APBN
Tidak ada ketentuan tentang perekonomian nasional Ada peraturan tentang perekonomian nasional
Tidak ada aturan bahwa Negara harus membiayai Ada aturan bahwa Negara harus membiayai
fasilitas umum, sistem jaminan sosial, dll fasilitas umum, sistem jaminan sosial, dll
Perubahan UUD menjadi lebih mudah
Perubahan harus disetujui oleh 2/3 peserta sidang. dilakukan karena hanya mempersyaratkan
persetujuan dari 2/3 anggota sidang

UUD 1945 diamandemenkan sebanyak 4 kali.


1. Perubahan Pertama UUD 1945, adalah perubahan pertama pada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 1999 14 - 21 Oktober 1999. UUD 1945 yang pertama
kali di amandemenkan adalah pasal 5 ayat 1, pasal 7, pasal 9, pasal 13 ayat 2, pasal 14, pasal
15, pasal 17 ayat 2 dan 3, pasal 20 dan pasal 21.

 Pasal 5

“ (1) Presiden memegang kekuasan membentuk undang-undang dengan


persetujuan Dewan Perwakilan rakyat. ”

 diubah menjadi :

“ (1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan


Perwakilan Rakyat. ”

 Pasal 7

“ Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima


tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. ”

 diubah menjadi :

“ Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan. ”

 Pasal 9

“ Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah ”


menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:
Sumpah Presiden (Wakil Presiden):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan
seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden):
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban
Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar
dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". 1)

 diubah menjadi :

“ (1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden


bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
sebagai berikut:
Sumpah Presiden (Wakil Presiden):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan
seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden):
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban
Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar
dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". 1)
(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat
tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh
Pimpinan Mahkamah Agung. ”

 Pasal 13

“ (1) Presiden mengangkat duta dan konsul.


(2) Presiden menerima duta Negara lain. ”

 diubah menjadi :

“ (1) Presiden mengangkat duta dan konsul.


(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. ”
 Pasal 14

 Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.


menjadi :
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat

 Pasal 15

 Presiden memberi gelaran, tanda dyasa dan lain-lain tanda kehormatan.


menjadi :
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang.

 Pasal 17

 2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.


3. Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.
menjadi :
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

 Pasal 20

 1. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakiln rakyat.


2. Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan rakyat, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
menjadi :
1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.Jika rancangan undang-undang itu
tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
3. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang.
4. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-
undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-
undang dan wajib diundangkan.

 Pasal 21

 1. Anggota-anggota Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan rancangan undang-


undang.
2. Jika rancangan itu, meskipun disetudjui oleh Dewan Perwakilan rakyat, tidak
disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
menjadi :
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-
undang.

2. Perubahan Kedua UUD 1945, adalah perubahan kedua pada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 2000 tanggal 7 - 18 Agustus 2000. UUD 1945 yang
kedua kali di amandemenkan adalah

1. Pasal 18

2. Pasal 18A

3. Pasal 18B

4. Pasal 19

5. Pasal 20

6. Pasal 20A

7. Pasal 22A

8. Pasal 22B

9. BAB IXA WILAYAH NEGARA

1. Pasal 25E

10. 10 BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

1. Pasal 26

2. Pasal 27

2. 11 BAB XA HAK ASASI MANUSIA

1. Pasal 28A

2. Pasal 28B

3. Pasal 28C

4. Pasal 28D

5. Pasal 28E

6. Pasal 28F
7. Pasal 28G

8. Pasal 28H

9. Pasal 28 I

10. Pasal 28J

2. BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

1. Pasal 30

2. BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU


KEBANGSAAN

1. Pasal 36A

2. Pasal 36B

3. Pasal 36C

3. Perubahan Ketiga UUD 1945, adalah perubahan ketiga pada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 tanggal 1 - 9 November 2001. Perubahan Ketiga
menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:

1. Pasal 1

2. Pasal 3

3. Pasal 6

4. Pasal 6A

5. Pasal 7A

6. Pasal 7B

7. Pasal 7C

8. Pasal 8

9. Pasal 11

10. Pasal 17

11. BAB VIIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH

1. Pasal 22C
2. Pasal 22D

12. BAB VIIB PEMILIHAN UMUM

1. Pasal 22E

2. Pasal 23

3. Pasal 23A

4. Pasal 23C

2. BAB VIIIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

1. Pasal 23E

2. Pasal 23F

3. Pasal 23G

2. Pasal 24

3. Pasal 24A

4. Pasal 24B

5. Pasal 24C

4. Perubahan Keempat UUD 1945, adalah perubahan keempat pada Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Tahun 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002. Perubahan Keempat
menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:

1. Pasal 2

2. Pasal 6A

3. Pasal 8

4. Pasal 11

5. Pasal 16

6. BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG

1. Pasal 23B

2. Pasal 23D
3. Pasal 24

7. BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

1. Pasal 31

2. Pasal 32

2. BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

1. Pasal 33

2. Pasal 34

2. Pasal 37

3. ATURAN PERALIHAN

1. Pasal I

2. Pasal II

3. Pasal III

2. ATURAN TAMBAHAN

1. Pasal I

2. Pasal II

S-ar putea să vă placă și