Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh:
Anita Agustina Fatmawati 1611200005 2016 Ketua
Lina Kartika Latifa Putri 1611200009 2016 Anggota 1
Mesya Sukmayati 1611200016 2016 Anggota 2
Muhammad Waahid Hidayat 1611200007 2016 Anggota 3
Yohana Ayu Dwi Hapsari 1611200031 2016 Anggota 4
Azzah Maulida Farchani 1711200020 2017 Anggota 5
Dian Febriyanti 1711200015 2017 Anggota 6
Dhita Amandea 1711200008 2017 Anggota 7
Novia Nur Latri 1711200003 2017 Anggota 8
Werdi Dwi Alfianti 1711200007 2017 Anggota 9
Oleh:
Anita Agustina Fatmawati 1611200005 2016 Ketua
Lina Kartika Latifa Putri 1611200009 2016 Anggota 1
Mesya Sukmayati 1611200016 2016 Anggota 2
Muhammad Waahid Hidayat 1611200007 2016 Anggota 3
Yohana Ayu Dwi Hapsari 1611200031 2016 Anggota 4
Azzah Maulida Farchani 1711200020 2017 Anggota 5
Dian Febriyanti 1711200015 2017 Anggota 6
Dhita Amandea 1711200008 2017 Anggota 7
Novia Nur Latri 1711200003 2017 Anggota 8
Werdi Dwi Alfianti 1711200007 2017 Anggota 9
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. JUDUL
“Revitalisasi Bambu sebagai Alat Musik X Percusion: Pemberdayaan Karang Taruna Desa
Tegalmulyo untuk Mewujudkan Desa Tegalmulyo sebagai Desa Ikonis Bambu”
Gambar 1 Kondisi umum masyarakat Desa Tegalmulyo (Gambar A dan B) serta Embung Tirto Mulyo sebagai solusi
kelangkaan air bersih dan salah satu destinasi wisata Desa Tegalmulyo (Gambar C dan D)
Embung Tirto Mulyo merupakan salah satu dari bagian destinasi wisata yang telah
dikukuhkan oleh Sutarno selaku Kepala Desa pada pertengahan tahun yang lalu, di
samping Goa Jepang, Sendang Kemuning, dan Sapu Angin (pendakian Gunung Merapi).
Namun, sayangnya kesiapan prasarana fisik ini belum didukung oleh atraksi-atraksi atau
suguhan untuk para wisatawan sehingga animo wisatawan untuk datang ke Desa
2
Gambar 2 Jalur Sapu Angin, salah satu rute tracking menuju Gunung Merapi (Gambar A); Jaranan Slogo Denowo
sebagai salah satu atraksi unggulan (Gambar B) dan Bambu yang melimpah dan kurang bernilai jual sebagai potensi
keunggulan daerah (Gambar C)
Mengingat tingginya hasil bumi karena suburnya tanah di Desa Tegalmulyo, pohon
bambu masih banyak dijumpai di sekitar dan sepanjang jalan menuju Desa Tegalmulyo.
Karena berlimpahnya tumbuhan ini, seringkali tidak termanfaatkan dengan baik. Warga
hanya menggunakan bambu sebagai sarana pendukung kebutuhannya sehari-hari, baik
untuk bertani maupun dalam aktivitas keseharian. Inilah yang menjadi alasan mengapa
revitalisasi bambu itu diperlukan, khususnya dalam usaha mendukung pariwisata Desa
Tegalmulyo melalui pemroduksian alat musik.
3. PERUMUSAN MASALAH
Dalam melaksanakan program ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses membina masyarakat dalam memanfaatkan bambo menjadi
sebuah alat musik yang bernilai seni tinggi yang memenuhi standar pasar dan
mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual?
2. Langkah apa yang harus dilakukan untuk mempromosikan alat musik X Percusion
agar dapat diterima oleh para wisatawan serta dikenal secara luas?
3
4. TUJUAN
Tujuan dari program ini antara lain:
1. Membantu memberdayakan penduduk desa dan memanfaatkan komoditi lokal
berupa bambo dengan menjadikannya sebagai alat musik serta ikon di Desa
Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
2. Membantu mengatasi permasalahan kemiskinan dengan mengadakan pelatihan,
pembuatan serta penggunaan alat musik yang terbuat dari bambo di Desa
Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Tegalmulyo melalui manajemen
produksi dan mempromosikannya sebagai ikon Desa Tegalmulyo agar menarik
wisatawan untuk berkunjung ke desa tersebut.
2. Terciptanya alat musik orkestra yang diproduksi oleh warga masyarakat Desa
Tegalmuyo, khususnya anggota Karang Taruna.
3. Terbentuknya grup orkestra memainkan alat musik tersebut untuk atraksi wisata.
4. Publikasi di media cetak dan elektronik, baik dengan cakupan lokal, regional,
maupun nasional.
5. Publikasi melalui seminar atau jurnal ilmiah terkait kegiatan yang dilakukan di desa
Tegalmulyo.
6. Website resmi Desa Tegalmulyo untuk mempromosikan destinasi dan atraksi
wisata yang ada.
7. MANFAAT
7.1 Manfaat Bagi Masyarakat
1. Manfaat bagi masyarakat saat kegiatan berlangsung
• Ikut berkontribusi terhadap kemajuan dan peningkatan daerahnya.
• Tanggap dan terlatih pada pencanangan Desa Tegalmulyo sebagai salah satu
desa wisata di Klaten.
2. Manfaat bagi masyarakat setelah kegiatan berlangsung
• Memiliki animo dan kebanggaan terhadap keunggulan desa yang berujung
kepada peningkatan layanan kepada wisatawan secara berkelanjutan.
9. METODE PELAKSANAAN
Dari hasil observasi ke lokasi dan wawancara dengan kepala desa, tokoh
masyarakat, dan beberapa masyarakat sekitar disusunlah tahapan-tahapan berikut.
Pertama, tutorial pembuatan alat musik yang melibatkan beberapa guru musik yang berada
di wilayah Kabupaten Klaten dalam pembuatan alat musik dengan melibatkan warga
masyarakat desa, terutama Karang Taruna. Ditargetkan selesai lima set perangkat alat
musik. Kedua, pelatihan dasar-dasar memainkan alat musik tersebut. Ketiga, pembentukan
6
grup musik. Keempat, pengelolaan dan manajemen grup. Kelima, launching dan
pementasan sebagai atraksi wisata di beberapa destinasi wisata. Keenam, peliputan oleh
media massa sebagai sarana promosi keunggulan daerah. Ketujuh, gerakan penanamam
1000 tunas bambu sekaligus pendeklarasian sebagai “Desa Bambu”. Terakhir, diskusi
analisis kebutuhan berikutnya bersama Disdikpora dan perguruan tinggi.
11. BIAYA
Kegiatan PHBD ini direncanakan membutuhkan biaya sebesar Rp 45.000.000,00
(Empat Puluh Lima Juta Rupiah) yang dikeluarkan untuk kebutuhan-kebutuhan
pelaksanaan kegiatan seperti: biaya produksi alat musik, pembinaan dan manajemen grup
orkestra, konsultasi HaKI, hingga publikasi pelaksanaan kegiatan PHBD.
7