Sunteți pe pagina 1din 5

Jurnal Medika Veterinaria Feb 2017 11 (1):15-19

I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-1600 DOI: https://doi.org/10.21157/j.med.vet..v11i1.4065

Lactobacillus casei Fermented Milk as a Treatment for Diabetes in


Mice (Mus musculus)

Pratiwi Purnama Sari1, Nurliana2, M. Hasan3, Arman Sayuti3, Sugito3, Amiruddin3


1
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
3
Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
E-mail: pratiwipurnama.sari@yahoo.com

ABSTRACT
The study aimed to find out the effect of Lactobacillus casei fermented milk as diabetic drug (Therapeutic).
Mice were 3-4 month old, male and body weight ranged 20-30 g. This Research used Completely Randomized
Design with factorial pattern, consisted of dose and duration of feeding. Treatments were divided into four
treatment, P1 (no treatment), P2 (mice were induced with alloxan), P3 (mice were induced with alloxan and fed with
fermented milk L. casei with 0.5 mL/mice) and P4 (mice were induced with alloxan and fed with Lactobacillus casei
fermented milk 1 mL/mice). Provision of L. casei fermented milk provided at libitium and L. casei fermented milk
given for 7 and 14 days. Blood were collected from Vena lateralis and dropped on the strip test Easy Touch GGHb.
The results showed that not only dose administration of L. casei fermented milk had significantly decrease (P<0.01)
of glucose levels in mice, but also duration of treatment. It can be concluded that the administration of fermented
milk L. casei can be used as a complement therapy for diabetic mice.

Key words: Fermented milk, antidiabetic, Lactobacillus casei, onset

PENDAHULUAN (1993), penanganan yang paling efektif untuk


pasien diabetes adalah dengan cara
Diabetes adalah gangguan metabolisme mengendalikan kadar glukosa darah pasien
kronis yang disebabkan karena tingginya kadar diabetes. Menurut Lye dkk. (2009),
glukosa darah (Lin dan Sun, 2010). Diabetes pengendalian diabetes dan penurunan kadar
mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit glukosa darah bisa dengan menggunakan
gangguan metabolik yang ditandai dengan probiotik. Glukosa darah tikus yang diberi
peningkatan kadar glukosa darah melebihi perlakuan dengan Lactobacillus BNR17 lebih
normal (hiperglikemia). Hiperglikemia pada DM rendah dari pada kelompok yang tidak diberikan
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perlakuan (Yun dkk., 2009).
kerusakan berat pada jaringan tubuh seperti Penggunaan probiotik telah lama
saraf, dan pembuluh darah (Icks dkk., 2009). digunakan untuk membuat produk susu
Laporan badan dunia World Health Organization fermentasi. Probitik merupakan mikroorganisme
(WHO) tahun 2000, menyatakan bahwa berupa bakteri yang diberikan dalam takaran
Indonesia berada diurutan keempat terbanyak yang cukup memberikan manfaat kesehatan
kasus diabetes setelah India, Cina, dan Amerika pada inangnya (Chen dkk., 2014). Bakteri yang
Serikat, dengan prevalensi 8,6 persen dari total lazim digunakan adalah Bakteri Asam Laktat
penduduk (WHO, 2009), sehingga diperlukan (BAL) untuk fermentasi seperti makanan
pertambahan jumlah dan jenis pengobatan fermentasi susu, keju dan makanan berbasis
diabetes tersebut. Obat antidiabetes yang beredar nabati (FAO, 2001; WHO, 2001).
di pasaran cukup banyak dan bervariasi, namun BAL yang banyak digunakan sebagai
terapi dengan sintetis sering menemui bakteri probiotik adalah Lactobacillus dan
kegagalan, antara lain disebabkan resistensi Bifidobacterium. Populasinya sebanyak 56
terapi, efek samping, dan biaya yang tinggi spesies Lactobacilli dan 29 spesies
akibat pengobatan jangka panjang (Marianne Bifidobacteria kelompok bateri probiotik.
dkk., 2014). Menurut Balfour dan McTavish Spesies utama yang dipercaya mempunyai

15
Jurnal Medika Veterinaria Pratiwi Purnama Sari, dkk

karakteristik sebagai bakteri probiotik adalah berat badannya untuk kesesuaian dengan kriteria
Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus yang telah ditetapkan. Pemaparan aloksan
dan Bifidobacteria (Shah, 2001). dilakukan pada hewan uji secara
Yakult Honsha, telah mengembangkan intraperitoneal dengan volume pemberian 0,1
L. casei strain Shirota sebagai probiotik yang ml seperti dijelaskan oleh Kusumaningtyas
diaplikasikan dalam minuman fermentasi dkk. (2014).
berbahan dasar susu skim. Bakteri tersebut
adalah galur unggul yang mudah dan cocok Persiapan susu fermentasi
untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar Susu fermentasi diperoleh dari susu
susu, mampu bertahan dari pengaruh asam SGM formula pada Laboratorium Susu Fakultas
lambung dan dalam cairan empedu, sehingga Pertanian Universitas Syiah Kuala. Susu tersebut
mampu bertahan hidup hingga usus halus dikentalkan dan dipasteurisasi, kemudian
(Cahyanti, 2011). ditambah starter L. casei melalui fermentasi
L. casei adalah probiotik tambahan yang sampai diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang
akan ditambahkan ke yoghurt atau kultur khas dengan atau tanpa penambahan bahan lain.
probiotik (McCann dkk., 1996). Selain potensi Susu fermentasi disimpan pada suhu 10 oC.
kesehatan, L. casei penting karena menjadi
relatif stabil selama penyimpanan (Nighswonger Cara Pemberian
dkk., 1996), dibandingkan dengan yoghurt Susu fermentasi L. casei diberikan
lainnya (Rhom dkk., 1990). Penelitian ini secara ad libitium pada mencit, dengan dosis
bertujuan mengetahui efek pemberian susu pemberian 0,5 dan 1 ml/ekor, dalam 1 ml susu
fermentasi L. casei (L. casei) sebagai terapi fermentasi L. casei mengandung L. casei 108
diabetes pada mencit (Mus musculus) jantan CFU/ml, dan dalam 0,5 ml susu fermentasi
berumur 3-4 bulan dengan berat badan berkisar mengandung 104 CFU L. casei. Pemberian susu
antara 20-30 gram/ekor. fermentasi L. casei diberikan satu kali sehari.

MATERI DAN METODE Pengukuran kadar glukosa darah


Mencit dipuasakan selama ±16 jam
Prosedur Penelitian dengan tujuan untuk menghindari meningkatnya
Penelitian ini merupakan penelitian kadar glukosa darah yang akan diuji (Sunaryo
eksperimental dengan menggunakan rancangan dkk., 2014). Setelah pemberian perlakuan
acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri selama 14 hari, semua mencit diambil darahnya
dari 4 kelompok dengan 4 kali ulangan. Adapun dan diukur dengan Easy Touch GGHb. Kadar
keempat kelompok penelitian tersebut adalah: glukosa darah diperiksa pada hari ke 7, 14,
P1, tanpa perlakuan (control); P2, diinduksi sesudah pemberian perlakuan (Erwin dkk.,
dengan Aloksan; P3, diinduksi dengan aloksan 2012).
dan yogurt dosis 0,5 ml/ekor; P4, diinduksi
dengan aloksan dan yogurt dosis 1 ml/ ekor. Analisis Data
Data kadar glukosa darah mencit yang
Perlakuan hewan coba diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan
Mencit (Mus musculus) sebanyak 16 menggunakan Analisa Varians (ANAVA) pola
ekor yang berumur 3-4 bulan dengan berat faktorial untuk membandingkan antara masing-
badan 20-30 gram akan diadaptasi selama 1 masing perlakuan. Untuk mengetahui
minggu, pada tahap ini semua mencit diberi perbandingan efek antar perlakuan, maka
pakan standar. Pada akhir masa adaptasi masing- dilanjutankan dengan uji berganda Duncan
masing mencit ditimbang untuk mengetahui (Gesperz, 1989).
Rata-rata kadar glukosa darah mencit
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diberikan susu fermentasi L. casei sebagai

16
Jurnal Medika Veterinaria Pratiwi Purnama Sari, dkk

terapi diabetes ditampilkan pada Gambar 1. glukosa darah mencit (P<0,01) sedangkan lama
Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pemberian dan interaksinya berpengaruh
perlakuan pemberian susu fermentasi L. casei (P<0,01) terhadap penurunan gula darah mencit.
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar
Kadar glukosa darah

350 293 ± 104.36 Pemberian


300 147.25 hari ke 7
250 95.25
200 65.25 ± 37.69 ± 30.19 102.5 ± 4.73
70 ± 20.38
150 ± 16.88 91±30.7181 ± 32.06
(mg/dl)

100
50
0
Pemberian
P1 P2 P3 P4
hari ke 14
Perlakuan

Gambar 1. Rata-rata kadar glukosa darah mencit yang diiindikasi diabetes dan diberi susu fermentasi L.
casei selama 14 hari. P1: Tanpa perlakuan (kontrol); P2 : Diinduksi dengan Aloksan, P3: Diinduksikan
aloksan dan yogurt dengan dosis 0,5 ml/ekor; P4 : Diinduksikan aloksan dan yogurt dengan dosis 1
ml/ekor

Kadar glukosa darah mencit yang Berdasarkan hasil uji lanjutan Duncan,
tertinggi terdapat pada perlakuan P2, dan kadar pada perlakuan P1 dan perlakuan P2 nilai
glukosa darah mencit yang terendah terdapat P<0,01 yang artinya terdapat perbedaan kadar
pada perlakuan P1. Perlakuan P3, P4 kadar glukosa darah yang signifikan antara perlakuan
glukosa darah mencit berada pada kisaran P1 dengan perlakuan P2. Perlakuan P1, kadar
normal, hal tersebut sesuai dengan pernyataan glukosa darah mencit berada pada kisaran
Malik dkk. (2015) bahwa kisaran normal kadar normal, hal ini dikarenakan pada perlakuan P1
glukosa darah mencit <126 mg/dl. Berdasarkan tidak diberikan perlakuan apapun selama 14
uji Analisa Varians (ANAVA) dengan taraf hari, perlakuan P2 menunjukkan hasil kadar
signifikan 1% untuk rata-rata kadar glukosa glukosa darah mencit berada diatas normal, hal
darah diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 ini sesuai dengan pernyataan Szkudelski (2001),
(P<0,01), hal ini menunjukkan bahwa pemberian aloksan di dalam tubuh mengalami metabolisme
susu fermentasi L. casei setelah mencit oksidasi reduksi menghasilkan radikal bebas dan
mengalami diabetes berpengaruh sangat nyata radikal aloksan. Radikal ini mengakibatkan
terhadap rata-rata penurunan kadar glukosa kerusakan pada sel β pankreas, pada pulau
darah mencit. Langerhans terlihat pengurangan jumlah massa

17
Jurnal Medika Veterinaria Pratiwi Purnama Sari, dkk

sel, beberapa pulau Langerhans 0,5 ml/ ekor dengan lama pemberian 7 hari lebih
mengalami kerusakan, dimana ukurannya baik dari pada 14 hari. Susu fermentasi L. casei
menjadi lebih kecil bahkan ada yang hancur dan dengan dosis 1 ml/ekor lebih berpengaruh pada
menghilang. hari ke 7 dari pada hari ke 14, dan pemberian
Kerusakan sel β, sel β tersebut dosis 1 ml/ekor lebih baik dari pada dosis 0,5
mengakibatkan ketidak-mampuan menghasilkan ml/ekor yang diberikan selama 7 hari pemberian.
insulin sehingga terjadi penyakit diabetes yang Ini kemungkinan diakibatkan oleh banyaknya L.
dikarakterisasi dengan keadaan hiperglikemia, casei dalam dalam dosis 1 ml/ekor yaitu
hal ini sejalan dengan hasil penelitian Adewani sebanyak 108 CFU/ml sedangkan yang dosisnya
(2008), menyatakan bahwa pemberian aloksan 0,5 ml/ekor mengandung L.casei 104 CFU/ml,
tanpa disertai dengan perlakuan yang dapat dan dari hasil penelitian pemberian susu
menurunkan kadar glukosa akan menyebabkan fermentasi L. casei lebih dianjurkan pada 7 - 14
kadar glukosa darah tikus tetap tinggi. hari pemberian.
Perlakuan P3, dan P4 kadar glukosa
darah pada kisaran normal selama 14 hari KESIMPULAN
perlakuan sama dengan perlakuan P1 kecuali
pada perlakuan P2, hal ini dikarenakan Berdasarkan hasil penelitian
pemberian susu fermentasi L. casei pada disimpulkan bahwa pemberian susu fermentasi
perlakuan P3 dan P4 yang berfungi untuk L. casei dapat berpeluang sebagai terapi diabetes
menghambat enzim alpha glukosidase yang pada mencit.
terdapat pada mikrofili usus seperti dijelaskan
oleh Jain dan Saraf (2010) bahwa bakteri DAFTAR PUSTAKA
golongan BAL dapat berperan sebagai
penghambat enzim alpha glukosidase dan dapat Adewani, N. 2008. Pengaruh Pemberian Rebusan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar Kulit Kayu Duwet Terhadap Persentase
Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus
glukosa darah mencit.
Putih. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Pemberian susu fermentasi L. casei Yogyakarta. Yogyakarta.
sebagai terapi diabetes pada mencit dapat Balflour, J.A. and D. McTavish. 1993. Acarbose. An
menurunkan kadar glukosa darah. Hal ini sesuai Update of its Pharmacology and Therapeutic
dengan pernyataan Yamano dkk. (2006) bahwa Use in Diabetes Mellitus. Drugs. 46:1025-
tikus yang mengalami hiperglikemia mengalami 1054.
penurunan kadar glukosa darah yang signifikan Cahyanti, A.N. 2011. Viabilitas probiotik
setelah diterapi dengan bakteri strain L. Lactobacillus casei pada yougurt susu
johnsonii LA1(LJLa1). Hal serupa juga kambing selama penyimpanan beku. Jurnal
dilaporkan oleh Karaca dkk. (2013) bahwa Teknologi Pertanian. 12(3):176-180.
Chen, P., Q. Zhang, H. Dang, X. Liu, F. Tian, J.
pemberian L. shirrota mampu menurunkan
Zhao, Y. Chen, H. Zhang, and W. Chan.
kadar glukosa darah tikus. Sangwan dan Singh 2014. Screening for potential new probiotic
(2014) melaporkan pula bahwa konsumsi susu based on probiotic properties and α-
fermentasi probiotik LGG dan L. casei NCDC glucosidase inhibitory activity. Food
19 secara signifikan menekan berbagai faktor Control. 35:65-72.
resiko diabetes tipe 2 yaitu glukosa darah puasa. Erwin, Etriwati, dan Rusli. 2012. Mencit (Mus
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musculus) galur BALB-C yang diinduksi
pemberian susu fermentasi L. casei dengan dosis streptozotosin berulang sebagai hewan

18
Jurnal Medika Veterinaria Pratiwi Purnama Sari, dkk

model diabetes melitus. Jurnal Kedokteran Nighswonger, B.D., Brashears, M.M, and Gilliland,
Hewan. 6:48-50. S.E. 1996. Viability of Lactobacillus
FAO. 2001. Evaluation of health and nutritional acidophilus and Lactobacillus casei in
properties of powder milk and live lactic fermented milk products during refrigerated
acid bacteria. Food and Agriculture storage. J. Dairy Sci. 79:212–219.
Organization of the United Nations and Rhom, H., F. Lechner, and M. Lehner. 1990.
World Health Organization Report. Microflora of Austrian natural-set yoghurt.
http://www.fao.org/es/ESN/ J. Food Protection. 53:478–480.
Probio/probio.htm (20 Desember 2015). Sangwan, S., and R. Singh. 2014. Therapeutic effects
Gesperz, V. 1989. Metode Perancangan of probiotic fermented milk (LGG and L.
Percobaan. Armico, Bandung. casei NCDC 19) on progression of type 2
Icks, A., B. Haastert, C. Trautner, G. Giani, G. diabetes. Journal of Innovative Biology. 1
Glaeske, and F. Hoffman. 2009. Incidence (2):78-83.
of lower-limb amputations in the diabetic Shah, N.P. 2001. Functional foods from probiotics
compared to the non-diabeticpopulation. and prebiotic. Food Technology. 55(11):46-
Findings from Nationwide Insurance Data. 53.
Germany 2005-2007. Experimental and Sunaryo, H., Siska, Dwitiyanti, dan R.A. Rizky.
Clinical Endocrinology & Diabetes. 117:4- 2014. Kombinasi ekstrak etanol rimpang
500. Zingiber officinale Roscoe dengan Zn
Jain, S. and S. Saraf. 2010. Type 2 diabetes mellitus- sebagai hipolipidemia pada mencit
its global prevalence and therapeutic diabetikdie tinggi kolesterol. Media
strategies. Diabetes and Metabolic Farmasi. 11(1):62-72.
Syndrome: Clinical Research and Szkudelski, T. 2001. The mechanism of alloxan and
Reviews. 4(1):48-56. sreptozotocin action in cells of the rat
Kusumaningtyas, I.D., S. Fajariyah, dan E.T. Utami. pancreas. Physiol. Res. 50:536-546.
2014. Pengaruh seduhan kayu manis WHO. 2001. Evaluation of health and nutritional
(Cinnamomum burmanii) terhadap struktur properties of powder milk and live lactic
pankreas mencit (Mus musculus) strain acid bacteria. Food and Agriculture
Balb-C diabetic. Jurnal Ilmu Dasar. Organization of the United Nations and
15(2):69-73 World Health Organization Report.
Lin, Y. and Z. Sun. 2010. Current views on type 2 http://www.fao.org/es/ESN/
diabetes. Journal of Endocrinol. 204(1):1- Probio/probio.htm (20 Desember 2015).
11. WHO. 2009: Diabetes. http://www/who.int/. (24
Lye, H.S., C.Y. Kuan, J.A. Ewe, W.Y. Fung, and Januari 2016).
M.T. Liong. 2009. The improvement of Yamano, T., M. Tanida, A. Niijima, K. Maeda, N.
hypertension by probiotics: effects on Okumura, Y. Fukushima, and K. Nagai.
cholesterol, diabetes, renin, and 2006. Effects of the probiotic strain
phytoestrogens. International Journal of Lactobacillus johnsonii strain La1 on
Molecular Sciences. 10(9):3755-3775. autonomic nerves and blood glucose in
Malik, M.I., E. Nasrul, dan Asterina. Hubungan rats. Elsever. 79(20):1963-1967.
hiperglikemia dengan prothrombin time Yun, S. I., H.O. Park, and J.H. Kang. 2009. Effect of
pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi Lactobacillus gasseri BNR17 on blood
aloksan. 2015. Jurnal Kesehatan Andalas. glucose levels and body weight in a
4(1):182-188. mouse model of type 2 diabetes. Journal
McCann, T., T. Egan, and G,H. Weber. 1996. Assay of Applied Microbiology. 107(5):1681-
procedures for commercial probiotic 168
cultures. J. Food Protection. 59:41–45.

19

S-ar putea să vă placă și