Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENGERTIAN
Menurut Corwin (2009) yang disebut hiportiroidisme adalah suatu penyakit
yang tejadi akibat penurunan kadar hormon tiroid yang bersirkulasi.
Hipotiroidisme adalah suatu kelainan yang relative sering ditemukan degan
ditandai oleh ketidakcukupan produksi hormone tiroid. (Stein, 2001).
Sedangkan menurut Price (2006) Hipotiroid adalah defisiensi produksi
hormon dari kelenjar tiroid.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa hipotiroid merupakan suatu
keadaan yang disebabkan oleh penurunan hormon tiroid yang ditandai dengan
ketidakcukupan produksi hormon tiroid karena hormon tiroid berada di bawah nilai
optimal.
B. KLASIFIKASI
Menurut Ari Sutjahjo (2009) hipotiroidisme diklasifikasikan menjadi primer,
sekunder, dan tersier :
1. Primer (karena kegagalan kelenjar tiroid)
a. Goiter : tiroiditis Hashimito, fase penyembuhan setelah pemberian yodium
difisiensi yodium.
b. Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium
radioaltif natau radiasi eksternal, dan obat antiaritmia amiodaron.
2. Sekunder : kegagalan hipofisis (menurunkan TSH dan T4 bebas).
3. Tersier : disfungsi hipotalamus (menurunkan TRH).
C. ETIOLOGI
Beberapa penyebab hipotiroidisme adalah :
1. Tiroiditis Hashimoto/tiroiditis autoimun
Tiroiditis Hashimoto terjadi akibat adanya antibodi yang merusak jaringan
kelenjar tiroid. Kerusakan tersebut menyebabkan penurunan HT disertai
peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal.
Tiroiditis Hashimoto menjadi penyebab hipotiroid paling umum di Amerika
Serikar. Kebanyakan karena faktor genetik. Sementara penyebab tiroiditis
autoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk
mengidap penyakit ini. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid sering kali
membesar dan hipotiroid terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah
kelenjar yang masih berfungsi.
2. Pengobatan terhadap hipertiroid
Baik yodium radioaktif maupun pembedahan pada kelenjar tiroid cenderung
menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid sehingga akhirnya memicu
hipotiroidisme.
3. Gondok/goiter/strauma
Goiter yang disertain dengan hipertiroiddisebut goiter toksik, sedangkan jika tidak
disertai peningkatan hormon tiroid disebut goiter nontoksik. Penyakit uni terjadi
akibat defisiensi yodiu dalam makanan atau minuman.
4. Terapi karsinoma tiroid
Terapi atau pengobatan karsinoma tiroid juga dapat menyebabkan hipotiroidisme
namun hal ini tidak selalu terjadi. Terapi karsinoma tiroid seperti tiroidektomi,
pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif dapat menghancurkan
jaringan tiroid sehingga kadar hormon TSH dan menyebabkan hipotioid.
D. PATOFISIOLOGI
Sekresi hormon tiroid (T3 dan T4) dipengaruhi oleh TSH dan TRH. Bila terjadi
penurunan kadar hormon tiroid (T3 dan T4 turun), maka tidak ada umpan balik negatif
dari kelenjar tiroid ke TSH. Akibatnya TSH akan tetap diproduksi dalam jumlah
berlebih dan kelenjar tiroid bekerja keras untuk mengatasi kekurangan T3 dan T4,
sehingga akhirnya terjadi hipertrofi atau pembesaran kelenjar tiroid. Penurunan
hormon tiroid akan berdampak pada seluruh proses metabolosme tubuh .
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar hormon
tiroid (HT) yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar thyroid stimulating
hormone (TSH) dan thyroid releasing hormone (TRH) karena tidak adanya umpan
balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT
rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hopotalamus tinggi karena
tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang
disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT,
TSH, dan TRH.
Penyebab TRH TSH T2 dan T4 Goiter
Hipotalamus Rendah Rendah Rendah Tidak ada
Hipofisis Tinggi Rendah Rendah (karena
anterior kelenjar
tiroid tidak
distimulasi
secara
berlebihan)
Kelenjar Tinggi tinggi Rendah Ada
tiroid
Kurang Tinggi Tinggi Rendah Ada
yodium
Sumber : Mackenna, B.R dan R. Callander, 1990: Sheerwood L, 2010 dalam Aini,
Nur 2016.
E. MANIFESTASI KLINIK
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hipotiroidisme dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini.
1. Pemberian Levotiroksin
2. Operasi/pembedahan
Operasi pengobatan tiroid (tiroidektomi) tepat untuk para pasien hipotiroidisme
yang menolak pengobatan yodium radiaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-
obat anti-tiroid. Tiroidektomi umumnya dilakukan pada:
a. Penderita dengan tirotokdikosis yang tidak responatif dengan terapi
medikamentosa/yang kambuh
b. Tumor jinakdan ganas tiroid
c. Gejala penekanan akibat tonjolan tiroid
d. Tonjolan tiroid yang menganggu penampilan seseorang
e. Tonjoloan yiroid yang menimbulkan kecemasan pederita
(Reksoprawiro, 2006)
3. Yodium radioaktif
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar
tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang menolak untuk
dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar
50%.
4. Hipotiroidisme berat dan koma miksedema
Penatalaksanaan mencakup pemeliharaan berbagai fungsi vital meliputi
pemberian O2 pemberian cairan harus hati-hati karena bahaya intoksikasi air
penggunaan panas eksternal (misalnya bantal pemanas) harus dihindari karena
dapat meningkatkan kebutuhan O2 dan kolaps vaskular, infus glukosa bila terjadi
hipoglikemia, dan bila pasien mengalami koma berikan infus hormon tiroid
(synthroid)sampai kesadaran pulih kembali (Smeltzer dan Bare, 2002)
G. KOMPLIKASI
Menurut Berber E dan K.M Rehan (2013) beberapa komplikasi bisa terjadi karena
hipotiroidisme diantaranya sebagai berikut ;
1. Cacat pada bayi baru lahir
Ibu hamil dengan hipotiroidisme yang tidak diobati akan menyebabkan bayi lahir
cacat mental dan mengalami gangguan perkembangan fisik karena hormon tiroid
sangat berperan dalam perkembangan otak.
2. Koma miksedema
Koma miksedema adalah stadium akhir dari hipotiroidisme yang tidak diobati.
Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi, bradikardia,
hipoglikemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal, serta perubahan
status mental yang meliputi letargi, disfungsi kognitif, dan psikosis.
3. Gagal jantung
Hipotiroidisme dapat meningkatkan kolestrol dan tekanan darah, mempengaruhi
kontraksi jantung, serta menyababkan efusi perikardium yang membuat jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
4. Infertilitas
Jika kadar hormon tiroid terlalu rendah, maka akan mempengaruhi ovulasi dan
menyebabkan wanita sulit hamil. Meskipun diterapi dengan penggantian hormon,
hal ini tidak akan menjamin wanita fertil kembali.
5. Neurologis
Hipotiroidisme dapat menyebabkan depresi dan demensia.
H. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
a. umur : kebanyakan terjadi pada usia tua yaitu antara umur 30-60 tahun dan
pada bayi pada hipotiroidisme kongenital;
b. jenis kelamin : Hipotiroidisme lima kali lebih banyak diderita oleh perempuan
daripada laki-laki namun tidak menutup kemungkinan dapat diderita oleh laki-
laki;
2. Keluhan utama klien
Keluhan utama klien mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
a. Sistem pernapasan : dispneu atau merasa sesak saat beraktivitas, sleep apneu
b. Sistem pencernaan : Pasien biasanya akan merasa tidak nafsu makan atau
anoreksia dan kesulitan untuk buang air besar (konstipasi)
c. Sistem kardiovaskuler :terjadi bradikardi
d. Sistem musculoskeletal : pasien akan merasakan nyeri otot, kesemutan, dan
gerak otot lambat
e. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis : fungsi intelektual lambat, berbicara
lambat dan terbata – bata dan gangguan memori
f. Metabolik : penurunan metabolism basal yang menyebabkan penurunan suhu
tubuh dan intoleransi terhadap dingin
3. Riwayat penyakit saat ini
Klien datang dengan gangguan yang mencakup gangguan pada berbagai sistem
tubuh
4. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mempunyai penyakit seperti ini sebelumnya beberapa tahun lalu
5. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Klien mengatakan di dalam keluarga ada keturunan peyakit hipotiroidisme
7. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya,
mengurung diri. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur
sepanjang hari. dapat dikaji bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen
konsep diri
8. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan
TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum,
sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
I. PATHWAYS
Tiroiditis
- Genetik Riwayat terapi Kelebihan/ - Atropi Autoimun
(Kelainan obat defisiensi Idiopatik
(Hashimoto)
struktur dan Hipertiroid Iodium Tiroid
- Peny.
fisiologis (Tiroidektomi, (Ingesti
Infiltratif
tiroid) terapi radiasi Iodium tidak (Sklerodema,
- Idiopatik Iodin) adekuat) Antibodi
Amioloidesis)
menyerang
Kongenital sel kel.
Acquiredl tiroid
Terapi Kanker bagian
Abnormalitas dan kepala dan leher
Malfungsi Kelenjar
Disfungsi
folikel tiroid
Malfungsi Malfungsi
Kel.Tiroid Malfungsi Hipotalamus
Hipofisis ↓Penyerapan Iodium
↓T3 T4
HIPOTIROID
↓Fungsi
Pernafasan
↓Supai
Hipoksia
Darah
K. INTERVENSI RASIONAL
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi Rasional
Pantau frekuensi seperti kedalaman, pola Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar
pernapasan, oksimetri denyut nadi dan gas untuk memantau perubahan selanjutnya dan
darah arterial. mengevaluasi efektifitas intervensi.
Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk. Mencegah aktifitas dan meningkatkan
pernapasan yang adekuat.
Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap
hati-hati. gangguan pernapasan akibat gangguan obat
golongan hipnotik-sedatif.
Pelihara saluran napas pasien dengan untuk mengatur pola nafas pasein agar bisa
melakukan pengisapan dan dukungan bernafas dengan baik.
ventilasi jika di perlukan.
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses
kognitif.
Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian
Intervensi Rasional
Atur interval waktu antar aktivitas untuk Mendorong aktivitas sambil memberikan
meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat kesempatan untuk mendapatkan istirahat
ditolerir. yang adekuat.
Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika Memberi kesempatan pada pasien untuk
pasien berada dalam keadaan lelah. berpartisipasi dalam aktivitas perawatan
Berikan stimulasi melalui percakapan dan mandiri.
aktifitas yang tidak menimbulkan stress. Meningkatkan perhatian tanpa terlalu
Pantau respons pasien terhadap peningkatan menimbulkan stress pada pasien.
aktititas. Menjaga pasien agar tidak melakukan
aktivitas yang berlebihan atau kurang.
3. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid
seumur hidup.
Tujuan : Pemahaman dan penerimaan terhadap program
pengobatan yang di resepkan.
Intervensi Rasional
Aini, Nur dan Aridiana. 2016. Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan
Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8, vol 2. Jakarta : EGC.
Stein, Jay H. 2001. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Sutjahjo, Ari. 2006. Hipotiroidisme : Diagnosis dan Pengelolaan, dalam buku Endokrin
Metabolik: Kapita Selekta Tiroidologi. Sub-bagian Endokrin Metabolik Bagian SMF
Ilmu Penyakit Dalam RSU Dr. Soetomo FK UNAIR.