Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DISUSUN OLEH
FAIZAL KURNIADI
G3A018017
2
B. Resume Asuhan Keperawatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
2 bulan yang lalu klien di rawat dengan keluhan sakit kepala, mual
muntah. 2 minggu yang lalu pasien dirawat di RS Tugurejo dan
dilakukan MSCT kepala polos curiga Sol Intracranial lalu klien dirawat
di ruang parkit 1 minggu yang lalu di pindahkan di ruang 1.A HCU.
3. Data Fokus
DS: Klien terlihat nyeri pada kepala sinistra dengan skala VAS 4 nyeri
hilang timbul
P : Nyeri saat bergerak
Q: Seperti ditusuk tusuk
R: kepala sinistra
S: 4
T: Hilang timbul
DO:
- Klien tampak kesakitan
- TTV: TD=170/120mmHg, N=88x/menit, RR=20x/menit S=360C
- Terlihat bekas jahitan di kepala kiri
- Biomekanik: hasil lab tgl 20 november 2018 Hb: 12 g/dL,
Hematokrit: 36% ,Eritrosit: 3,98 106/uL
- Clinical: kulit tampak kering, mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Intervensi
3
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
keperawatan selama 3x24 2. Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri secara komprehensif meliputi
hilang/berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan factor
1. Klien melaporkan nyeri presipitasi
berkurang (skala 1) 3. Ajarkan teknik non
2. Klien mampu menggunakan farmakologi(Relaksasi nafas
teknik non farmakologi dalam)
3. Tidak menunjukkan 4. Kolaborasi pemberian obat
ekspresi muka karena nyeri analgesik
5. Implementasi
No Dx Waktu Tindakan Respon Klien
1 19/11/18 1. Memonitor TTV S:-
11.15 O : TD = 170/120 mmHg
N = 88 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 360C
11.20 2. Melakukan S: Klien terlihat nyeri kepala
pengkajian nyeri kiri
secara P: nyeri saat bergerak
komprehensif Q : seperti tertusuk
R : kepala kiri
S:4
T: hilang timbul
O: - Klien tampak kesakitan
- Terlihat bekas jahitan
4
pada kepala kiri
11.25 3. Mengajarkan S: -
teknik O: Klien terlihat melakukan
nonfarmakologi teknik relaksasi nafas dalam
(Relaksasi nafas
dalam)
12.00 4. Memberikan obat S: -
injeksi omeprazole O: klien kooperatif
40 mg/24 jam IV
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
20/11/18 1. Memonitor TTV S:-
10.00 O : TD = 140/90 mmHg
N = 88 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,70C
10.15 2. Melakukan S: Klien terlihat nyeri kepala
pengkajian nyeri kiri
secara komprehensif P: nyeri saat bergerak
Q : seperti tertusuk
R : kepala kiri
S:4
T: hilang timbul
O: - Klien tampak kesakitan
- Terlihat bekas jahitan
pada kepala kiri
18.00 3. Memberikan obat S: -
injeksi omeprazole O: klien kooperatif
40 mg/24 jam IV
5
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
21/11/18 1. Memonitor TTV S:-
10.00 O : TD = 160/100 mmHg
N = 80 x/menit
RR= 19 x/menit
S= 370C
10.15 2. Melakukan S: Klien terlihat nyeri kepala
pengkajian nyeri kiri
secara P: nyeri saat bergerak
komprehensif Q : seperti tertusuk
R : kepala kiri
S:4
T: hilang timbul
O: - Klien tampak kesakitan
- Terlihat bekas jahitan
pada kepala kiri
18.00 3. Memberikan obat S: -
injeksi O: klien kooperatif
omeprazole 40
mg/24 jam IV
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
6. Evaluasi
6
No Hari/ Tanggal Evaluasi TTD
1 Senin S : Klien terlihat nyeri kepala kiri
19 november P: nyeri saat bergerak
2018 Q : seperti tertusuk
14.00 R : kepala kiri
S:4
T: hilang timbul
O:
- Klien tampak kesakitan
- Terlihat bekas jahitan pada kepala
kiri
- TTV: TD=180/120mmHg,
N=88x/menit, RR=20x/menit
S=360C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitor status nyeri pasien
menganjurkan pasien untuk relaksasi
nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali dan kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian obat
2 selasa S : Klien terlihat nyeri kepala kiri
20 november P: nyeri saat bergerak
2018 Q : seperti tertusuk
14.00 R : kepala kiri
S:4
T: hilang timbul
O:
- Klien tampak kesakitan
- Terlihat bekas jahitan pada kepala
7
kiri
- TTV: TD=150/90mmHg,
N=88x/menit, RR=20x/menit
S=36,70C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitor status nyeri pasien dan
kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat
3 Rabu S : Klien terlihat nyeri kepala kiri
21 november P: nyeri saat bergerak
2018 Q : seperti tertusuk
14:00 R : kepala kiri
S:4
T: hilang timbul
O:
- Klien tampak kesakitan
- Terlihat bekas jahitan pada kepala
kiri
- TTV: TD=160/100mmHg,
N=88x/menit, RR=29x/menit
S=370C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitor status nyeri pasien dan
kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat
S: Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki kiri di serta susah tidur.
Ketergantungan ringan= 14
9
Resiko jatuh rendah= 20
R:
11
1 : Kadang inkontinensia (maks
24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (pakai kateter/
terkontrol)
BAK
0 0 0 1 : Kadang inkontinensia (maks
(bowel)
24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Transfer 1 1 1
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 1 1 1 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
0 0 0
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
0 0 0 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 7 7 7 Ketergantungan berat
13
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya.komunikasi efektif d
gunakan untuk mengurai resiko kesalah pahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu.Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
Ketergantungan berat= 7
R:
14
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit,
Ny. Nmendapatkan obat-obatan.Pada Ny. N tidak mendapatkan
obat yang tergolong dalam sound A like, Look A Like dan High
alert.
d. Safety surgery
Ny. N rencana akan dilakukan operasi pada tanggal 2018.
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung
serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup
baik, hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.Selainitu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi
terkait pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6
langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di
ruangan.
15
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien
dengan menggunakan the morse fall scaleuntuk mengukur resiko
jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny. N:
16
6 Status Mental
TOTAL NILAI 95
(Resiko
tinggi)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. S didapatkan hasil skore 95
(resiko tinggi),
17
Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
Total 50 menit
Memposisikan klien
5 menit
semifowler
Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam 5 menit
6 saat nyeri timbul
novem
Melakukan pemeriksaan
ber 5 menit
TTV
2018
Total 50 menit
18
ber Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
2018
Injeksi perhari 5 menit
Total 40 menit
1 Pagi 50 menit
2 Malam 50 menit
3 Siang 40 menit
4. Kebutuhan SDM
19
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal
1. Biaya
administrasi
rawat inap
20
m. Alkali
fosfatase
n. Asam Urat
o. Bilirubin
direk
p. Bilirubin total
q. Gamma GT
r. Globulin
s. HbsAg
t. LDH
u. Protein total
21
4. Ruang a. Tempat Tidur Selama
Perawatan : b. Meja Perawatan
c. Kasur
Kelas 3 d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung Bantal
g. Selimut
h. Tiang Infus
i. Hanscrub
j. Tempat
Sampah
k. Lemari
l. Penerangan+l
ampu
m. Air
n. Kamar
Mandi/WC
o. Gayung
p. Pispot
5. Visit Dokter DPJP : dr. 2 120.000 240.000
Spesialis benny isshak
dr.sp B(K)onk
Arwendi
arwanto,dr.sp
1 120.000 120.000
PD,k
Aris catur
bintoro,dr.,sp s 1 120.000 120.000
Rp
Total Biaya
1,245.16
22
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. S dan keluarga mengenai
pencegahan penyebaran infeksi yaitu dengan cuci tangan 6 langkah
menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di dekat washtafel,
mengedukasi cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam
ketika nyeri timbul.
7. Discharge planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang klien Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga
juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari unit
perawatan agar transisi dari ruang Rajawali 5B ke rumah dapat
efektif Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
1. Data Kesehatan
Diagnosa klien dermatofibroma sarcoma sinistra klien pertama
pengkajian mengeluh nyeri pada bagian kaki kiri. Masalah
keperawatan yang muncul adalah nyeri kronis.
2. Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah bpjs
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada klien saat
ini adalah nyeri kronis
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD,
yaitu:
1. Medication (obat)
23
Paracetamol 500 mg/jam P.O
Omeprazole 40 mg/ 24 jam IV
Metroclopamid 10 mg/ 8 jam IV
MST 10 mg/ 24 jam
Ceftriaxone 2 amp/ 24 jam IV
Albumin 20 % 50 cc
2. Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien
aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika klien
memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke tempat
pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3. Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang
akan diperoleh klien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus
kontrol dengan dokter penanggung jawab klien saat dirumah
sakit.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelumpulang perawat menjelaskan dosis obat, memotivasi
untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri muncul.
5. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6. Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi
klien diet tinggi serat.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral.Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
24
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
8. Kepuasan pasien dan keluarga
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 4B dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga.Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Rajawali 4B. Berikut merupakan
hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan
quisioner tingkat kepuasan:
25
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi
9. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi Ny. E dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga
klien juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi
klien dan perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
26
10. Hambatan dan pendukung proses keperawatan secara manajerial
a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai
dan mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai
waktu dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi.
Untuk penanda tangananan discharge planning pada saat pertama
masuk sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap
tindakan dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien.
b. Pendukung
Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.
11. Hambatan, pendukung, dan solusi penyelesaian dalam pengelolaan
pasien
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit.
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL
pasien dan keluarga pasien yang siap ikut membantu
2) Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang
dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi klien
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku di rumah sakit
4) Pemberian obat-obatab baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip 6 pemberian obat dengan benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
pasien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami dan
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali.
27
28