Sunteți pe pagina 1din 7

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM LEMBAGA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Firman Ashadi
Prodi PAUD IKIP PGRI Jember
blueisfirman@gmail.com

Abstrak

The executive education is one of the sub system of management that need attention are
the same as other sub management system, it is the key to educational success. Said, because
given the current era of technology, facilities and infrastructure, the need for sufficient funds,
does not guarantee success in education can be achieved, except with the help of the Human
Resources (HR) is competent. Of that required for the proper management of human
development. And in the development, media closest and very significant impact is through
education. Educators give effect to learners, not just through the knowledge it conveys, but
also by their attitudes, behavior, and speech. So with terpolanya educators, learners can be
expected to be complete humans as aspired. Human resources becomes a dominant factor in
an institution, not least in the field of education. Education requires qualified human resources
to carry out its role in serving the educational needs of society. Therefore, it is important for
the realization of human resource development efforts of the human resources quality
education or quality. At institutions of Early Childhood Education (ECD) which means
education before primary education which is an approach to development that is intended for
children from birth up to the age of six years are accomplished by providing stimulation of
education to help the growth and development of the physical and spiritual for children has the
readiness to enter further education, which was held in formal, non-formal and informal. With
the quality of human resources in early childhood education institutions, is expected to create
an atmosphere of positive educational aims for the utilization, development, research, human
resources to be managed effectively and efficiently.

Kata Kunci: Development, Human Resources, ECD (Early Childhood Education)


masyarakat pembelajar yang diekspresikan
PENDAHULUAN dengan gemar mencari informasi,
menggunakan, dan mengkomunikasikannya.
Sumber Daya Manusia (SDM) Sedangkan sebagai agen perubahan, pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memiliki konsekuensi terhadap aplikasi dari
pembangunan bangsa, sehingga untuk produk inovasi pendidikan, sehingga
meningkatkan kualitas SDM diperlukan pendidikan menjadi katalisator bagi terjadinya
pendidikan. Tenaga pendidik dan tenaga transformasi sosial.
kependidikan merupakan bagian dari salah satu Pengembangan SDM pada intinya
sumber daya manusia Indonesia dan sekaligus diarahkan dalam rangka meningkatkan
merupakan aset bangsa yang akan mencetak kualitasnya, yang pada gilirannya akan dapat
insan yang cerdas dan bermartabat. Dalam meningkatkan produktivitas. Hasil berbagai
upaya mewujudkan bangsa dan masyarakat studi menunjukkan, bahwa kualitas SDM
yang maju, mandiri dan sejahtera, peranan merupakan faktor penentu produktivitas, baik
pendidikan sangat penting. Dengan secara makro maupun mikro. Sumber Daya
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Manusia (SDM) secara makro adalah warga
yang semakin maju, diharapkan peran SDM negara suatu bangsa khususnya yang telah
khususnya pada lingkup lembaga pendidikan memasuki usia angkatan kerja yg memiliki
anak usia dini. potensi untuk berperilaku produktif (dengan
Pendidikan memiliki peran dalm atau tanpa pendidikan formal) yang mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan, memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan
mendesiminasikan, mensosialisasikan, dan keluarganya yang berpengaruh pada tingkat
mengaplikasikannya. Melalui perannya kesejahteraan masyarakat di lingkungan bangsa
tersebut, pendidikan akan menghasilkan atau negaranya.

412
413 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 4, Maret 2017, hal Pengembangan
Firman, 412 - 418 Sumberdaya Manusia...
413413413

PEMBAHASAN tujuan agar pesertanya adaptable terhadap


Pengembangan dan pendidikan berbagai perubahan dan tantangan yang
merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi dihadapi. Selain itu, pendidikan yang
memiliki keterkaitan yang saling diselenggarakan seharusnya juga memberi
mempengaruhi satu sama lain. Dalam konstelasi bekal-bekal kemampuan dan keterampilan
tulisan ini, pengembangan dapat dilakukan untuk melakukan suatu jenis pekerjaan tertentu
melalui pendidikan, sehingga pendidikan yang dibutuhkan agar dapat berpartisipasi
menjadi wahana bagi pengembangan. Untuk dalam pembangunan (Boediono, 1992).
itu, maka pendidikan memerlukan SDM yang Program semacam ini harus dilaksanakan
kompeten sebagai aset bagi proses dengan disesuaikan dengan keperluan dan
pengembangan dan SDM yang kompeten usaha yang mengarah kepada antisipasi
tersebut dicapai melalui proses pengembangan. berbagai perubahan yang terjadi, baik di masa
Dengan demikian, SDM menjadi bagian kini maupun yang akan datang (Han, 1994;
penting dalam pengembangan dan pendidikan. Dertouzas, Lester, dan Solow, 1989).
Pendidikan merupakan suatu sistem yang Sebagaimana dijelaskan di atas, pembangunan
terdiri atas komponen-komponen yang saling pada dasarnya merupakan suatu proses
terkait secara fungsional bagi tercapainya melakukan perubahan, dalam rangka perbaikan,
pendidikan yang berkualitas. Komponen SDM untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
setidaknya menjadi komponen yang paling kualitas sumber daya manusia (SDM).
strategis, karena dengan SDM berkulitas dapat Kesejahteraan terkait dengan
mendayagunakan komponen lainnya, sehingga terpenuhinya kebutuhan dasar hidup rakyat,
tercapai efektifitas dan efisiensi pendidikan. baik material maupun mental dan spiritual.
Dimana SDM berkualitas dapat dicapai dengan Adapun kualitas SDM terkait dengan derajat
pengembangan SDM. kemampuan, termasuk kreatifitas, dan moralitas
Selain itu, Hasibuan (2007:69) pelaku-pelaku pembangunan. Atas dasar ini,
mengemukakan bahwa pengembangan adalah proses perubahan yang diupayakan melalui
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan pembangunan seharusnya menjangkau
teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan perbaikan semua sektor secara menyeluruh dan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan berimbang, pada satu sisi, dan pada sisi lain
melalui pendidikan dan latihan. Selanjutnya, merupakan upaya meningkatkan kualitas SDM.
SDM adalah kemampuan terpadu dari daya Perbaikan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat
pikir dan daya fisik yang dimiliki individu adalah fokus dari pembangunan sektor
(Hasibuan, 2007:243). Kemudian dijelaskan ekonomi, dengan tujuan meningkatkan
bahwa daya pikir adalah kecerdasan yang pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan
dibawa lahir (modal dasar) sedangkan material, baik kebutuhan primer, sekunder,
kecakapan adalah diperoleh dari usaha tertier maupun kuarter.
pendidikan. Daya fisik adalah kekuatan dan Pemenuhan kebutuhan ini seharusnya
ketahanan seseorang untuk melakukan seimbang dengan pemenuhan kebutuhan mental
pekerjaan atau melaksanakan tugas yang dan spiritual. Bebas dari rasa takut, adanya rasa
diembannya. Dengan demikian, SDM bidang aman, dihargai harkat dan martabatnya,
pendidikan adalah kompetensi fungsional yang dilindungi kebebasan dan hak-haknya, serta
dimiliki tenaga kependidikan dalam tersedianya kesempatan yang sama untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. mewujudkan cita-cita dan potensi diri adalah
bentuk-bentuk kebutuhan mental yang
A. Pengembangan SDM melalui seharusnya diperbaiki kondisinya melalui
Pendidikan pembangunan. Adapun pemenuhan kebutuhan
spiritual terkait dengan kebebasan dan
Pengembangan SDM yang membawa ketersediaan prasarana, sarana dan kesempatan
misi sebagaimana disebutkan di atas difokuskan untuk mempelajari, mendalami dan
pada peningkatan ketahanan dan kompetensi menjalankan ajaran agama yang dianut,
setiap individu yang terlibat atau akan terlibat sehingga komunikasi dengan Sang Pencipta
dalam proses pembangunan. Peningkatan dapat terpelihara. Pada sisi peningkatan
ketahanan dan kompetensi ini di antaranya kualitas SDM, pembangunan diarahkan untuk
dilaksanakan melalui pendidikan. Bila dikaitkan menjadikan rakyat negeri ini kreatif, menguasai
dengan pengembangan SDM dalam rangka serta mampu mengembangkan ilmu
meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri, pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), dan
pendidikan juga merupakan upaya memiliki moralitas. Kreatifitas diperlukan
meningkatkan derajat kompetensi dengan untuk bisa bertahan hidup dan tidak rentan
414 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 4, Maret 2017, hal Pengembangan
Firman, 412 - 418 Sumberdaya Manusia...
414414414

dalam menghadapi berbagai kesulitan. Dengan Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-
kreatifitas, seseorang menjadi dinamis dan bisa cara atau langkah-langkah khusus yang
menemukan jalan keluar yang positif ketika dengannya beberapa perubahan ditimbulkan
menghadapi kesulitan atau masalah. hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi
dapat diartikan proses belajar adalah sebagai
Penguasaan dan kemampuan tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan
mengembangkan IPTEKS sangat dibutuhkan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
untuk peningkatan taraf hidup, dan agar bangsa Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti
ini bisa disandingkan dan ditandingkan dengan berorientasi ke arah yang lebih maju daripada
bangsa-bangsa lain. Ini mengingat, globalisasi keadaan sebelumnya. Guru adalah pihak utama
dalam berbagai bidang kehidupan sudah tidak yang langsung berhubungan dengan anak dalam
bisa dihindari dan berdampak pada terjadinya upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak
persaingan yang ketat, baik dalam kehidupan terlepas dari keberadaan kurikulum. Guru
sosial, ekonomi, maupun politik. Untuk bisa merupakan salah satu komponen terpenting
memasuki pergaulan dalam kehidupan global dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan
(persandingan dengan masyarakat global) sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan,
maupun untuk meraih keberhasilan dalam baik buruknya atau berhasil tidaknya
berbagai kesempatan yang tersedia pendidikan hakikatnya ada di tangan guru.
(pertandingan dalam kehidupan global) Sebab, sosok guru memiliki peranan yang
diperlukan pengusaan dan kemampuan strategis dalam ”mengukir” peserta didik
mengembangkan IPTEKS. Adapun moralitas menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan
sangat diperlukan agar dalam menjalani berpengetahuan luas.
kehidupannya prilaku bangsa ini dikendalikan Karena itu, sikap profesionalisme dalam
oleh nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang dunia pendidikan (sekolah), tidak sekadar
bersifat nasional dan universal. Karena nilai- dinilai formalitas tetapi harus fungsional dan
nilai ini berkait dengan batas-batas antara baik menjadi prinsip dasar yang melandasai aksi
dan tidak baik, benar dan tidak benar, serta operasionalnya. Tuntutan demikian ini wajar
antara yang menjadi haknya dan bukan haknya, karena dalam dunia modern, khususnya dalam
maka tingginya moralitas dapat meningkatkan rangka persaingan global, memerlukan sumber
keterpercayaan dan keandalan individu dan daya manusia yang bermutu dan selalu
masyarakat, baik di mata bangsanya sendiri melakukan improvisasi diri secara terus
maupun dalam pergaulan global. menerus. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Jadi, kualitas SDM bukan hanya tenaga pendidik atau guru merupakan cetak biru
ditentukan oleh kemampuan dan kreativitasnya (blueprint) bagi penyelenggaran pendidikan.
saja tetapi juga oleh derajat moralitasnya. Seorang guru yang baik adalah mereka
Selain berkaitan dengan sistem masyarakat yang memenuhi persyaratan kemampuan pro-
secara umum, kualitas SDM mempunyai fesional baik sebagai pendidik maupun sebagai
keterkaitan erat dengan kualitas pendidikan pengajar atau pelatih. Di sinilah letak penting-
sekolah. Karena SDM berkualitas adalah nya standar mutu profesional guru untuk
keluaran sistem pendidikan, proses pendidikan menjamin proses belajar mengajar dan hasil
harusnya menjadikan kreativitas, penguasaan belajar yang bermutu. Pendidikan bagi anak
dan kemampuan mengembangkan IPTEKS, usia dini juga tidak lepas dari peran pendidik
serta moralitas sebagai acuan dasar. Unsur atau guru sebab pada anak usia dini merupakan
penguasaan dan kemampuan mengembangkan masa keemasan (golden age) yang sangat
IPTEKS bisa dicapai melalui proses mendasar. Di Indonesia, dengan hadirnya
pembelajaran sejumlah mata ajaran secara Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang
berjenjang. Unsur kretivitas bisa dirajut dalam Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
sebagian dari mata ajaran tertentu, misalnya maka pendidikan anak usia dini mendapat
matematika, IPA dan IPS, namun dengan
perhatian yang serius. Di dalam aturan tersebut
penerapan model pembelajaran yang kondusif,
juga tercantum standar bagi pendidik dan
seperti keterampilan proses (melalui
penemuan). tenaga kepedidikan bagi AUD.

B. Kenapa harus SDM Pendidikan Anak C. Kompetensi Pendidik PAUD


Usia Dini (PAUD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Peran Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Pasal 40 Ayat 2, dinyatakan bahwa kewajiban
Dini Belajar adalah suatu proses perubahan pendidik adalah : (1) menciptakan suasana
yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. pendidikan yang bermakna,menyenangkan,
415 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 4, Maret 2017, hal Pengembangan
Firman, 412 - 418 Sumberdaya Manusia...
415415415

kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai a) Bersikap terbuka, obejektif, dan
komitmen secara profesional untuk meningkat- tidak diskriminatif,
kan mutu pendidikan; dan (3) member teladan b) Berkomunikasi dan bergaul
dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan secara efektif dan santun
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang dengan peserta didik,
diberikan kepadanya. Agar dapat c) Berkomunikasi dan bergaul
melaksanakan kewajibannya tersebut, maka secara kelogial dan santun
pendidik harus memiliki sejumlah kompetensi. dengan sesama tutor dan tenaga
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada kependidikan,
d) Berkomunikasi secara empatik
Pendidikan Anak Usia Dini meliputi (Peraturan
dan santun dengan orang
Pemerintah No. 19 Tahun 2005: Standar
tua/wali peserta didik serta
Nasional Pendidikan Bab IV) : masyarakat sekitar,
1. Kompetensi Pedagogis, mencangkup e) Beradaptasi dengan kondisi
kemampuan untuk dapat : sosial setempat,
a) Memahami karakteristik, f) Bekerja sama secara efektif
kebutuhan, dan perkembangan dengan peserta didik, sesama
peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan,
b) Menguasai konsep dan prinsip dan masyarakat sekitar.
pendidikan, 4. Kompetensi Profesional, mencangkup
c) Menguasai konsep, prinsip dan kemampuan untuk dapat :
prosedur pengembangan a. Menguasai subtansi aspek-
kurikulum, aspek perkembangan anak,
d) Menguasai teori, prinsip, dan b. Menguasai konsep dan teori
strategi pembelajaran perkembangan anak yang
e) Menciptakan situasi
menaungi bidang-bidang
pembelajaran yang interaktif,
pengembangan,
inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta c. Mengintegrasikan berbagai
bidang pengembangan,
didik untuk berpartisipasi aktif,
d. Mengaitkan bidang
serta memberi ruang yang
pengembangan dengan
cukup bagi prakarsa,
kehidupan sehari-hari; serta
kreativitas, dan kemandirian, e. Memanfaatkan teknologi
f) Menguasai prinsip, konsep, informasi dan komunikasi
prosedur, dan strategi untuk pengembangan diri dan
bimbingan belajar peserta profesi.
didik, serta
g) Menguasai media pembelajaran
5. Manajemen Strategi Pendidikan Anak
termasuk teknologi
Usia Dini
komunikasi,
h) Menguasai prinsip, alat, dan Suatu peningkatan dan pengembangan
prosedur penilaian proses dan kualitas pendidikan anak usia dini tergantung
hasil belajar. pada sumber daya manusia. Pendidikan anak
2. Kempotensi Kepribadian, mencangkup usia dini ini harus menjadi prioritas utama
kemampuan untuk dapat :
dengan cara merancang dan menyusunnya
a) Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, mantap, secara matang supaya pendidikan tersebut dapat
stabil, dewasa, berwibawa serta berjalan dengan maksimal. Kepengurusan akan
arif dan bijaksana, rencana tersebut disebut sebagai kegiatan
b) Berakhlak mulia dan menjadi manajemen. Istilah manajemen pada PAUD
teladan bagi peserta didik dan berarti adanya pengelolaan, pengaturan atau
masyarakat sekitar. penataan pada lembaga PAUD tersebut. Dalam
c) Memiliki jiwa, sikap, dan memanajemen harus dilakukan secra sistematis
perilaku demokratis; serta yangmana didalamnya terdiri dari adanya
d) Memiliki sikap dan komitmen perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
terhadap profesi serta dan tentunya pengawasan. Keempat hal tersebut
menjunjung kode etik pendidik. merupakan kunci bagaimana PAUD nantinya
3. Kompetensi Sosial, mencangkup dijalankan. Adanya manajemen akan membuat
kemampuan untuk dapat : pelaksanaan pendidikan lebih terarah dan juga
416 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 4, Maret 2017, hal Pengembangan
Firman, 412 - 418 Sumberdaya Manusia...
416416416

diharapkan pendidikan anak usia dini dapat b. Pengelolaan peserta didik.


berjalan sesuai dengan tujuan yang Peserta didik adalah objek dari
direncanakan. Dalam manajemen pendidikan suatu pendidikan, sehingga
anak usia dini, terdapat model manajemen yang perlu dipikirkan mau dibawa
digunakan, yaitu: kemana peserta didik, mau
a. Pengelolaan PAUD mengacu diajar yang seperti apa dan
pada terlalu seringnya dalam sebagainya.
bidang seni daripada ilmunya. c. Manajemen sarana prasarana.
b. Penggunaan manajemen Sarana dan prasarana
“gotong royong”, maksudnya merupakan seperangkat
adalah bahwa semua sektor perlengkapan sebagai
(dalam hal ini orang) pendukung dalam
melakukan semua pekerjaan. penyelenggaraan kegiatan
Tidak hanya pembagian tugas pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan. Pengadaan
yang jelas.
c. Manajemen dengan sarana dan prasarana perlu
menggunakan gaya tukang disesuaikan dengan jumlah
cukur, maksudnya adalah anak, kondisi sosial, budaya,
bahwa orang yang melakukan dan jenis layanan PAUD.
semua pekerjaan, mulai dari d. Manajemen keuangan
membuka kios, menyapu, Keuangan berarti ada kegiata
memotong rambut, menutup pembiayaan. Dalam
kios, hingga menajemen pembiayaan meliputi jenis,
keuangan. sumber, dan pemanfaatan, serta
d. Budaya “sungkan” atau segan pengawasan dan pertanggung
pada organisasi, maksudnya jawaban dalam
adalah bahwa segan jika penyelenggaraan dan
menegur kesalahan teman dan pengembangan lembaga PAUD
marah jika ditegur teman yang dikelola secara baik dan
kerjanya. transparan.
Manajemen pendidikan memiliki arti Ada 3 jenis biaya yaitu Biaya investasi,
mengelola pendidikan. Mengelola suatu dipergunakan untuk pengadaan sarana
pendidikan bukanlah mengelola sebuah tempat prasarana, pengembangan SDM, dan modal
usaha barang, melainkan mengelola sumber kerja tetap; Biaya operasional, digunakan untuk
daya manusia yang memiliki keunikan- gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
keunikan masing-masing. Untuk itu,dibutuhkan tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan
cara yang tepat dalam mengatur segala pendidikan habis pakai dan biaya operasional
permasalahan manejemen pendidikan anak usia pendidikan tak langsung; Biaya personal,
dini (PAUD). Oleh karena itu harus mencari meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan
model yang paling tepat agar PAUD bisa oleh peserta didik dalam mengikuti proses
berkembang dengan baik. Dalam memanajemen pembelajaan.
uatu lembaga pendidikan terdapat empat
komponen yang menjadi titik fokus perhatian, 6. PAUD saat ini
yang diantaranya sebagai berikut:
a. Pengelolaan tenaga pendidikan Namun di beberapa PAUD, setelah
dan tenaga kependidikan berjalan dengan tidak adanya penarikan biaya,
Tenaga pendidik dan dikarenakan biaya operasional biasanya
kependidikan merupakan hal merupakan sumbangan dari berbagai pihak di
yang penting dalam pelaksaany masyarakat, ternyata mengalami beberapa
suatu pendidikan. Oleh karena kendala. Misalnya sumbangan yang didapat
itu harus ada ketentuan dalam hanya dapat memenuhi bahan belajar murid,
perekruitan tenaga-tenaga namun hal lain seperti honor para pendidik
tersebut dengan memperhatikan
tidak dapat terpenuhi. Padahal, para pengajar
latar belakang pendidikan dan
kemampuan yang sekiranya PAUD seringkali memerlukan uang transport
sesuai dengan kemampuan untuk menjangkau PAUD yang dibina. Selain
masing-masing orang. itu, para orangtua murid juga meminta adanya
rekreasi bersama atau pemakaian baju seragam.
Dan untuk kebutuhan seperti ini, PAUD
417 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 4, Maret 2017, hal Pengembangan
Firman, 412 - 418 Sumberdaya Manusia...
417417417

seringkali tidak memiliki dana. Kemudian, data, guru TK yang berkualifikasi S1 baru
beberapa PAUD akhirnya menarik iuran sekitar 20 persen. Sedangkan guru PAUD
sekolah. Tentunya iuran ini tidak bisa besar nonformal yang berkualifikasi SMA ke atas
jumlahnya, karena para murid PAUD berasal baru 75 persen. Bahkan masih terdapat guru
dari keluarga miskin hal ini sama sekali tidak PAUD yang masih berkualifikasi SMP
berjalan bahkan muridnya banyak yang berhenti
bahkan SD. Menyikapi hal tersebut Dirjen
Pemerintah melalui Departemen
Pendidikandan Kebudayaan terutama PAUDNI menargetkan pada tahun 2020
Direktorat Jendral Pendidikan PAUD, seluruh guru TK harus S1, dan tahun 2016
sebetulnya sudah menyediakan dana untuk semua guru PAUD sudah mendapatkan
operasional PAUD. Namun dana yang ada diklat dasar, ungkap anggota World
ternyata tidak mencukupi kebutuhan Conference on the Gifted and Talented
operasional seluruh PAUD. Akhirnya dilakukan Children (WCGTC) (@dr1) Fenomena
secara bergilir, pengguliran dana tersebut, rendahnya kualitas guru PAUD mungkin
dengan cara mengajukan proposal. Dari ada benarnya terutama di daerah-daerah
masalah pembiayaan yang terjadi di PAUD terpencil, jika dilihat dari konteks tertentu,
tersebut, apabila berdasarkan DUHAM Pasal 26 yaitu (a) bahwa masih terdapat kesenjangan
tadi, maka akan terjadi kontradiksi. Pemenuhan
antara kualitas dan kwantitas penglola
hak pendidikan seharusnya gratis, namun
kenyataannya belum bisa gratis. Bahwa untuk PAUD sendiri dan (b) bahwa PAUD belum
memenuhi hak pendidikan secara penuh, sepenuhnya memainkan peran pendidikan
ternyata masih diperlukan biaya yang harus karena keterbatasan dalam berbagai bidang
dikeluarkan oleh masyarakat. Sebetulnya, ,ekonomi,dan sosial. Kedua hal di atas
masalah seperti itu tidak harus terjadi jika membawa beberapa kesimpulan bahwa
pemerintah melakukan upaya-upaya PAUD di Indonesia adalah tergolong
pemenuhan hak pendidikan dengan maksimal. “mayoritas perkembangannya sangat pesat
Pertama, pemerintah seharusnya minoritas SDM dari segipinansial”
memasukkan siswa PAUD berusia dibawah 7 (Prop.W.F.Wertthim dari Belanda) atau
tahun sebagai suatu pendidikan dasar, yang
menurut Donald Emmerson “minoritas aktif
harus dipenuhi pada warganegaranya, sehingga
PAUD menjadi salah satu prioritas pemenuhan
dalam mayoritas bilanagn” dan kesimpulan-
pendidikan dasar sesuai UU yang berlaku. kesimpulan senada.
Kedua, anggaran pendidikan tersendiri, tidak Terlepas dari setuju atau tidaknya
disatukan dengan anggaran kesehatan dan terdapat kesimpulan di atas ,namun agaknya
jumlahnya seharusnya terbesar dari pengeluaran kehidupan PAUD di Indonesia secara
negara lainnya didalam Anggaran Pendapatan umum diliputi fenomena jalan ditempat
dan Belanja Negara (APBN). Ketiga, (terutama daerah terpencil dibandingkan
dialokasikannya anggaran pendidikan yang dengan PAUD di kota TK/ RA) seperti
terbesar jumlahnya dari pengeluaran daerah tampak pada kualitas kehidupan sosial,
lainnya dalam Anggaran Pendapatan dan ekonomi, poltik, kualitas media, dan
Belanja Daerah (APBD). Keempat,
kualitas pendidik yang dimiliki PAUD itu
pengumpulan dana pajak atau retribusi dari
perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah
sendiri. Pada tataran teoritis, fenomena
PAUD, yang dilakukan oleh pemerintah ketinggalan tenaga pendidik PAUD di
setempat misalnya tiap kelurahan atau desa, daerah merupakan akibat ketidak mampuan
yang dipergunakan terutama untuk pembiayaan mereka untuk mengaktualisasikan garis
pendidikan dasar, baik PAUD, TK, TPA, SD, besar pembelajaran waktu berhadapan
MI sampai tinkat SMP. Dan yang terakhir, dengan kenyataan di kelas,maka timbul
pengumpulan dana swadaya masyarakat, baik kesenjangan.Hal demikian berpangkal pada
dilakukan oleh LSM atau masyarakat sendiri, lemahnya pemahaman dan penghayatan
terutama di tujukan untuk pemenuhan pembelajaran, karena minimnya pendidikan
pendidikan bagi warganya sendiri sama sekali dan latihan yang diadakan oleh pemerintah
tidak berjalan
untuk guru PAUD.
Pada tataran empiris, fenomena
7. Guru PAUD dewasa ini
ketinggalan tersebut merupakan produk
Terkait dengan kualifikasi pendidikan proses sejarah berdirinya PUD yang baru
guru PAUD tergolong rendah. Berdasarkan beberapa tahun sudah menjamur secara
418 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 4, Maret 2017, hal Pengembangan
Firman, 412 - 418 Sumberdaya Manusia...
418418418

kuantitas tidak dibarengi kualitas


sumberdaya pendidiknya,kesejahtraan
pendidik, dan tempat belajar ada yang di
garasi, emper rumah atu menyatu dengan
rumah dan proses pembelajaran asal-asalan.
Terdapat jalinan dialektika antara ke tiga
faktor di atas,yaitu faktor tenaga pendidik
sebagian besar hanya lulusan SLTA,
kesejahteraan yang mengandalkan minta
iuran ini merupakan dilematik karena orang
tua siswa PAUD tergolong ekonomi
lemah,tempat belajar kurang prsentatif,
secara historis bawa rendahnya sumberdaya
merupakan sebab rendahnya kualitas.
Sebagai akibat, sumberdaya manusia
dikalangan PAUD mengalami tenaga
kurang profesional dalam berbagai
pengatahuan, seharus yang berhubungan
dengan mencerdaskan kehidupan bangsa
sangat diperlukan sumberdaya manusia
yang profesional untuk meningkatkan tarap
hidup masyarakat yang berkualitas. Untuk
menangani permasalahan ini perlu adanya
tindak lanjut dari pemerintah pusat, dan
daerah harus bisa menghilangkan dikotomi
paud formal dan non formal ,pelatihan-
pelatihan untuk pendidik PAUD sampai ke
daerah-daerah harus ditingkatkan,dan dana
oprasional penyelenggaran/kesejahteraan
pendidik PAUD secara rutin semua
kegiatan ini sarana perasaranan PAUD
masih kurang.

DAFTAR RUJUKAN
Hasibuan, Malayu, S. P. (2007) Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005


Tentang Standar Nasional Pendidikan
Indonesia

Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang


Standar Pendidikan Anak Usia Dini

http://www.kompasiana.com/denoklelyanac
ahyani/manajemen-strategi-
pendidikan-anak-usia-
dini_54f71cbba333114b0d8b48fe
http://kofiahalfaqor.blogspot.co.id/2014/05/pen
didikan-anak-usia-dini-dan-malah.html

S-ar putea să vă placă și