Sunteți pe pagina 1din 9

HUBUNGAN PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN TERAPI SPIRITUAL

TERHADAP PERILAKU PASIEN DALAM


PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL DI
RUANG ICU RSM AHMAD DAHLAN
KOTA KEDIRI

Oleh :

Grace Yopi Yaseda, Siti Farida Noorlayla, Mohammad As’ad Effendi


STIKes Surya Mitra Husada kediri

ABSTRACT

A patient in addition to requiring medical treatment also need spiritual


assistance to deal with the disease and support the recovery. For that nurses
should be able to perform its role in creating comfort through spiritual therapy.
The purpose of this study was to determine the relationship of the nurse's role in
spiritual therapy to the patient's behavior in meeting the spiritual needs at ICU
Room Muhammadiyah Hospital Ahmad Dahlan Kediri.
Study design was cross-sectional correlational approach. The population
was all patients in ICU Room RSM Ahmad Dahlan Kediri with a sample of 20
respondents taken by purposive sampling technique. The independent variable
role of nurses in providing spiritual and dependent behavior therapy in patients
spiritual needs were collected by questionnaire. Data are expressed in an ordinal
scale and were analyzed by Spearman rho correlation test with error level (α) =
0.05.
Of the 20 respondents largely assess the role of nurses in providing
spiritual therapy including both category ie 15 respondents (75%), behavior in
meeting the spiritual needs include both categories, namely 14 (70%) and no
relationship nurse's role in spiritual therapy with the patient 's behavior the
spiritual needs (Spearman's Rho with p = 0.003 < 0.05 then Ho is rejected).
Rate and direction of relationships including moderate positive relationship,
meaning that the better behavior of nurses in the delivery of spiritual therapy, the
better the patient 's behavior in the spiritual fulfillment and vice versa (correlation
coefficient 0.630).
Spiritual therapy by a nurse to the patient can change and improve
behavior in spiritual fulfillment. It is suggested that the role of nurses still run as
good as possible to every patient.

Keywords : the role of nurses, spiritual therapy, spiritual fulfillment


behavior
LATAR BELAKANG sumber dan kekuatan dalam diri
Manusia sebagai klien yang sendiri, mempunyai perasaan
merupakan makhluk bio-psiko-sosio keterikatan dengan diri sendiri dan
dan spiritual merupakan kesatuan dengan Yang Maha Tinggi. Menurut
dari aspek jasmani dan rohani yang Dadang H (2005) pakar dan praktisi
memiliki sifat unik dengan kebutuhan konseling dan psikoterapi Islam,
yang berbeda-beda sesuai dengan menyatakan bahwa doa dapat
tingkat perkembangan masing- memberikan rasa optimis, semangat
masing (Achir Yani H, 2008). Sakit hidup dan menghilangkan perasaan
merupakan suatu keadaan dimana putus asa ketika seorang
fungsi fisik, emosional, intelektual, menghadapi keadaan atau masalah-
sosial, perkembangan atau spiritual masalah yang kurang
seseorang berkurang atau menyenangkan baginya (Bachtiar,
terganggu bila dibandingkan dengan 2012). Namun masih banyak pasien
kondisi sebelumnya (Potter & Perry, yang perilakunya dalam pemenuhan
2005). kebutuhan spiritual tidak menempuh
Seseorang yang sakit cara ini.
berupaya mencari penyembuhan Perawat sebagai tenaga
dan pemulihan kesehatan yang kesehatan profesional mempunyai
berkualitas dan cepat tanggap atas kesempatan paling besar untuk
keluhan klien, serta penyediaan memberikan pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan yang nyaman. khususnya asuhan keperawatan
Bentuk pelayanan di rumah sakit yang komprehensif meliputi bio-
antara lain pelayanan Intensive Care psiko-sosio-spiritual. Perawat harus
Unit (ICU) dan Ruang Intermediate berupaya membantu memenuhi
Care (IMC). Seseorang yang berada kebutuhan spiritual klien sebagai
di dalam ruang ICU dan ruang IMC bagian dari kebutuhan menyeluruh
umumnya merasakan ketakutan klien. Kesejahteraan spiritual dari
terhadap nyeri fisik, ketidaktahuan, individu dapat mempengaruhi tingkat
kematian dan ancaman terhadap kesehatan dan pperilaku perawatan
integritas. Klien mungkin mempunyai diri yaitu sumber dukungan untuk
ketidakpastian tentang makna dapat menerima perubahan yang
kematian sehingga mereka menjadi dialami (Achir Yani H, 2005).
rentan terhadap distress spiritual. Perawatan yang berkualitas harus
Terdapat juga klien yang mempunyai memasukkan aspek spiritual dalam
rasa spiritual tentang ketenangan interaksi antara perawat dan klien
yang membuat mereka mampu dalam bentuk hubungan saling
untuk menghadapi kematian tanpa percaya, memfasilitasi lingkungan
rasa takut (Potter & Perry, 2005). yang mendukung dan memasukkan
Spiritualitas adalah aspek spiritual dalam perencanaan
keyakinan dalam hubungannya jaminan yang berkualitas (Azis,
dengan Yang Maha Kuasa dan 2006).
Maha Pencipta. (Achir Yani H, 2008) Hasil studi pendahuluan di
spiritualitas meliputi aspek Ruang ICU Rumah Sakit
berhubungan dengan sesuatu yang Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota
tidak diketahui atau ketidakpastian Kediri pada bulan Pebruari tanggal 7
dalam kehidupan, menemukan arti dan 8 tahun 2013 dengan cara
dan tujuan hidup, menyadari observasi terhadap 10 pasien yang
kemampuan untuk menggunakan beragama islam didapatkan 3 pasien
(30%) selalu berdo’a atau sering penatalaksanaan penyakit.
membaca bacaan Al-quran atau Pentingnya spiritual care bagi klien
istighfar, sholawat dan sejenisnya. di ruang Intensive Care yaitu
Selebihnya sebanyak 7 pasien sebagai sumber kekuatan dan akan
(70%) belum melaksanakan memberi rasa aman ketika klien
demikian. Berdasarkan hasil menghadapi stress emosional.
wawancara dengan 10 orang pasien Penyakit fisik, bahkan kematian
terhadap pelayanan kebutuhan akibat penyakit yang dideritanya.
spiritual yang diberikan oleh Berdasarkan uraian di atas,
perawat, 6 orang mengatakan maka peneliti terdorong untuk
perawat menjelaskan tentang melakukan penelitian dengan
kondisi pasien dan mengingatkan merumuskan dalam judul penelitian :
untuk bersabar dan mendekatkan “Hubungan Peran Perawat dalam
diri kepada Allah bagi kesembuhan Pemberian Terapi Spiritual terhadap
mereka, membantu pasien untuk Perilaku Pasien dalam Pemenuhan
beribadah dan memberikan Kebutuhan Spiritual di Ruang ICU
kelonggaran untuk berintegrasi Rumah Sakit Muhamadiyah Ahmad
dengan keluarga dan teman agar Dahlan Kota Kediri”.
dapat mengurangi cemas, 4 pasien
lainnya mengatakan kebutuhan DESAIN PENELITIAN
rohaninya didapatkan dari Desain penelitian adalah
beribadah, membaca ayat Al-Qur’an sesuatu yang sangat penting dalam
dan berdo’a sendiri maupun dengan penelitian, yang memungkinkan
bantuan keluarga. pemaksimalan kontrol beberapa
Mengacu pada peran faktor yang bisa mempengaruhi
perawat sebagai pemberi asuhan akurasi suatu hasil (Nursalam,
keperawatan yang komprehensif 2003). Desain penelitian yang
meliputi bio-psiko-sosio-spiritual digunakan dalam penelitian ini
maka pelaksanaan pemberian adalah desain korelasional.
bimbingan spiritual pada pasien Pendekatan penelitian
dengan kondisi sakit teramatlah menggunakan cross sectional,
penting. Mengingat kondisi sakit karena menekankan pada waktu
dapat mengakibatkan pasien pengukuran atau observasi data
mengalami distress spiritual, variabel independent maupun
sementara kegiatan spiritual seperti dependent dinilai secara simultan
berdo’a terbukti mampu pada satu saat, jadi tidak ada follow
menenangkan klien dalam up (Nursalam, 2003). Adapun
menghadapi kenyataan tentang ditinjau dari model pengumpulan dan
penyakitnya. Kondisi distress analisis data serta pembahasan,
spiritual pada penderita penyakit penelitian ini termasuk jenis
baik akut maupun terminal jutsru penelitian kuantitatif. Penelitian ini
akan mempersulit kondisi sakitnya, bertujuan untuk mengetahui
karena kebanyakan penderita hubungan peran perawat dalam
tersebut akan merasa frustasi dan pemberian terapi spiritual terhadap
menyerah pada kondisinya sehingga perilaku pasien dalam pemenuhan
terapi yang diperoleh dari luar kebutuhan spiritual di ruang ICU
seperti obat-obatan tak mampu Rumah Sakit Muhammadiyah
menyembuhkan oleh karena itu Ahmad Dahlan Kota Kediri.
keyakinan dan kepercayaan sangat
memperngaruhi keberhasilan HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan hasil
penelitian yang berjudul “Hubungan
Peran Perawat dalam Pemberian
Terapi Spiritual terhadap Perilaku
Pasien dalam Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual di Ruang ICU
Rumah Sakit Muhamadiyah Ahmad
Dahlan Kota Kediri” yang
dilaksanakan di RSM Ahmad Dahlan
Kota Kediri dan data disajikan dalam
bentuk tabel. Pada bab ini akan
dibahas mengenai: gambaran lokasi Gambar 4.2 Karakteristik
penelitian, karakteristik responden Responden Berdasarkan Usia di
dan data khusus. Ruang ICU Rumah Sakit
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota
Karakteristik Responden Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013
Karakteristik Responden
Berdasarkan Berdasarkan Jenis Berdasarkan gambar 4.2
Kelamin diketahui dari 20 responden hampir
setengahnya berusia 56-65 tahun
yakni sebanyak 8 responden (40%).

Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 4.1 Karakteristik


Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Ruang ICU Rumah Sakit
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota
Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013
Gambar 4.3 Karakteristik
Berdasarkan gambar 4.1
Responden Berdasarkan Pendidikan
dapat diketahui bahwa dari 20
Terakhir di Ruang ICU Rumah Sakit
responden sebagian besar berjenis
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 14
Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013
responden (70%).
Berdasarkan gambar 4.3
Karakteristik Responden
diketahui dari 20 responden hampir
Berdasarkan Usia Responden
setengahnya berpendidikan
Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 9
responden (45%).

Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 4.4 Karakteristik Gambar 4.6 Karakteristik
Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Berdasarkan Penyakit
di Ruang ICU Rumah Sakit yang Diderita di Ruang ICU Rumah
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota Sakit Muhamadiyah Ahmad Dahlan
Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013 Kota Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013

Berdasarkan gambar 4.4 dapat Berdasarkan gambar 4.6


diketahui dari 20 responden hampir diketahui dari 20 responden
setengahnya sebagai PNS dan seluruhnya menderita penyakit
swasta yaitu masing-masing jantung yaitu sebanyak 20
sebanyak 8 responden (40%). responden (100%).

Karakteristik Responden Tabulasi Silang antar Variabel


Berdasarkan Kebiasaan Spiritual Penelitian
Tabel 4.9 Tabulasi Silang
Hubungan Peran Perawat dalam
Pemberian Terapi Spiritual terhadap
Perilaku Pasien dalam Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual di Ruang ICU
Rumah Sakit Muhamadiyah Ahmad
Dahlan Kota Kediri Tanggal 1-30
Juni 2013

Gambar 4.5 Karakteristik


Responden Berdasarkan Kebiasaan
Spiritual di Ruang ICU Rumah Sakit
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota
Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013 Perilaku Pasien
Kur Total
Berdasarkan gambar 4.5 Peran Cu
an Baik
diketahui dari 20 responden Perawat kup
g
sebagian besar memiliki kebiasaan n % n % n % n %
spiritual berdo’a yaitu sebanyak 13 Kuran
responden (65%). 0 0 0 0 0 0 0 0
g
Karakteristik Responden Cukup 0 0 4 20 1 5 5 25
Berdasarkan Penyakit yang Baik 0 0 2 10 13 65 15 75
diderita Total 0 0 6 0 14 70 20 100
Berdasarkan tabel 4.9 Muhammadiyah Ahmad Dahlan
diketahui peran perawat paling Kota Kediri
banyak termasuk kategori baik Berdasarkan tabel 4.10 di
dengan perilaku pasien dalam atas dapat diketahui ada hubungan
pemenuhan kebutuhan spiritual peran perawat dalam pemberian
termasuk kategori baik yaitu terapi spiritual terhadap perilaku
sebanyak 13 responden (65%). pasien dalam pemenuhan
kebutuhan spiritual (Spearman’s
HASIL UJI STATISTIK Rho dengan p = 0,003 < 0,05 maka
Tabel 4.10 Hasil Uji Spearman Ho ditolak). Tingkat hubungan
Rank Correlation Hubungan Peran termasuk kategori sedang dan arah
Perawat dalam Pemberian Terapi hubungan positif, artinya semakin
Spiritual terhadap Perilaku Pasien baik perilaku perawat dalam
dalam Pemenuhan Kebutuhan pemberian terapi spiritual maka
Spiritual di Ruang ICU Rumah Sakit semakin baik pula perilaku pasien
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota dalam pemenuhan kebutuhan
Kediri Tanggal 1-30 Juni 2013 spiritual dan sebaliknya (Koefisien
Korelasi 0,630).
Koefisien Spiritualitas merupakan
Variabel P
Korelasi aspek kepribadian manusia (Young
Peran Perawat 0,630 0,003 & Koopsen, 2005). Spiritualitas
Perilaku Pasien mempengaruhi kesehatan dan
n observasi = kesejahteraan hidup, berperan
20 sebagai sumber dukungan dan
kekuatan bagi individu. Pada saat
Berdasarkan tabel 4.10 stres maka individu akan mencari
diketahui ada hubungan peran dukungan dari keyakinan
perawat dalam pemberian terapi agamanya. Dukungan ini sangat
spiritual terhadap perilaku pasien diperlukan untuk menerima keadaan
dalam pemenuhan kebutuhan sakit yang dialami, khususnya jika
spiritual di Ruang ICU Rumah Sakit penyakit tersebut memerlukan
Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota proses penyembuhan yang lama
Kediri (Spearman’s Rho dengan p = dan hasilnya belum pasti.
0,003 < 0,05 maka Ho ditolak). Melaksanakan ibadah, berdoa,
Tingkat hubungan termasuk kategori membaca kitab suci dan praktek
sedang dan arah hubungan positif, keagamaan lainnya sering
artinya semakin baik perilaku membantu memenuhi kebutuhan
perawat dalam pemberian terapi spiritualitas (Young & Koopsen,
spiritual maka semakin baik pula 2005).
perilaku pasien dalam pemenuhan Berdasarkan penelitian
kebutuhan spiritual dan sebaliknya Haris (dalam Hawari, 2005) pasien
(Koefisien Korelasi 0,630). penyakit jantung yang dirawat dan
diberikan pemenuhan kebutuhan
PEMBAHASAN spiritualitas, hanya butuh 11% untuk
Hubungan Peran Perawat dalam pengobatan lebih lanjut. Menurut
Pemberian Terapi Spiritual American Psychological Association
terhadap Perilaku Pasien dalam dalam (Hawari, 2005) spiritualitas
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual dapat meningkatkan kemampuan
Di ICU Rumah Sakit seseorang mengatasi penderitaan
jika sedang sakit dan mempercepat
penyembuhan selain terapi medis. perawat menciptakan rasa
Hal ini didukung penelitian kekeluargaan dengan klien,
Abernethy (Hawari, 2005) bahwa berusaha mengerti maksud klien,
spiritualitas dapat meningkatkan berusaha untuk selalu peka
imunitas yaitu kadar interleukin-6 terhadap ekspresi non verbal,
(IL-6) terhadap penyakit sehingga berusaha mendorong klien untuk
mempercepat penyembuhan mengekspresikan perasaannya,
bersamaan dengan terapi medis. berusaha mengenal dan
Menurut Benson, efek menghargai klien maka bimbingan
spiritualitas terhadap kesehatan spiritual yang diberikan akan
sekitar 70-90% dari keseluruhan direspon positif oleh pasien. Respon
efek pengobatan (Young & ini sebagai titik awal yang sangat
Koospen, 2005). Perawat sangat baik bagi terciptanya perilaku
berperan dalam membantu pemenuhan kebutuhan spiritual
memenuhi kebutuhan spiritualitas pasien.
pasien seperti mendatangkan Oleh karena itu secara
pemuka yang diyakini pasien, aplikatif ketika perawat memberikan
memberikan privacy untuk berdoa, tuntunan terhadap pelaksanaan
memberi kesempatan pada pasien sholat, thoharoh bagi orang sakit,
untuk berinteraksi denga orang lain dzikir dan do’a sehari-hari, tuntunan
(keluarga atau teman) (Young & bagi keluarga dalam menghadapi
Koopsen, 2005). cobaan, hakikat sakit dan
Perawat dapat memberikan bagaimana cara berikhtiar menurut
pemenuhan kebutuhan spiritualitas Islam, konseling keagamaan,
kepada pasien dengan memberikan pendekatan dengan pasien dan
dukungan emosional, membantu keluarga, mencegah berputus asa
dan mengajarkan doa, memotivasi dan menjaga kemurnian tauhid,
dan mengingatkan waktu ibadah bimbingan sakaratul maut maka
sholat, mengajarkan relaksasi akan sangat direspon secara positif
dengan berzikir ketika sedang oleh pasien. Untuk pasien yang sakit
kesakitan, berdiri di dekat pasien, kritis diberikan terapi spiritual atau
memberikan sentuhan selama nasehat sehingga mendapatkan
perawatan (Potter & Perry, 2005). keikhlasan, kesabaran, dan
Didapatkannya ada ketenangan dalam menghadapi
hubungan peran perawat dalam cobaan sakit.
pemberian terapi spiritual terhadap Terapi spiritual yang
perilaku pasien dalam pemenuhan diberikan ini akan cenderung
kebutuhan spiritual disebabkan menyentuh sisi spiritualitas manusia,
dengan kondisi sakit terkadang mengaktifkan titik godspot (titik
seseorang tidak mampu berpikir Tuhan atau titik spiritual manusia)
secara optimal. Pada saat sakit dan mengembalikan klien ke sebuah
terkadang dibutuhkan dukungan dan kesadaran darimana dia berasal,
bimbingan dari orang lain. alasan mengapa manusia
Pada saat di rumah sakit, diciptakan, tugas yang harus
orang yang diharapkan mampu dilakukan manusia didunia,
memberikan dukungan tersebut beberapa hal yang pantas dilakukan
adalah perawat karena perawat didunia, hal yang tak pantas
merupakan petugas kesehatan yang dilakukan manusia di dunia,
paling lama berinteraksi dengan mengembalikan manusia ke
pasien. Oleh karena itu ketika kesucian. Semua ini akan
memotivasi pasien untuk melakukan Rumah Sakit Muhammadiyah
terapi spiritual dengan lebih baik. Ahmad Dahlan Kota Kediri dalam
bidang Keperawatan khususnya
KESIMPULAN DAN SARAN di ruang ICU, terutama pada
Kesimpulan pemberian pelayanan asuhan
1. Sebagian besar perawat di keperawatan kepada pasien
Ruang ICU Rumah Sakit dalam pemenuhan kebutuhan
Muhamadiyah Ahmad Dahlan spiritual.
Kota Kediri perannya dalam 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
pemberian terapi spiritual Diharapkan bagi peneliti
termasuk kategori baik sebesar selanjutnya untuk dapat
75 %. melanjutkan penelitian ini dengan
2. Perilaku pasien di Ruang ICU meneliti faktor-faktor lain selain
Rumah Sakit Muhamadiyah peran perawat dalam pemberi
Ahmad Dahlan Kota Kediri dalam masukan spiritual terhadap
pemenuhan kebutuhan spiritual perilaku pasien.
termasuk kategori baik sebesar
70 %.
3. Ada hubungan peran
perawat dalam pemberian terapi
spiritual terhadap perilaku pasien
dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual (Spearman’s Rho
dengan p = 0,003 < 0,05 maka KEPUSTAKAAN
Ho ditolak). Tingkat hubungan Arikunto, S. 2006. Prosedur
termasuk kategori sedang dan Penelitian Suatu Pendekatan
arah hubungan positif, artinya Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
semakin baik perilaku perawat Black M. Joyce & Jane H. Hawks.
dalam pemberian terapi spiritual 2005. Medical Surgical
maka semakin baik pula perilaku Nursing: Clinical Management
pasien dalam pemenuhan For Positive Outcome. 7th
kebutuhan spiritual dan edition. St Louis: Elseiver Inc
sebaliknya (Koefisien Korelasi Brunner and Suddart. 2001. Buku
0,630). Ajar Keperawatan Medikal
Saran Bedah 2, Edisi 7. Jakarta:
Berdasarkan kesimpulan hasil EGC.
penelitian ini, maka peneliti Hamid, Yani, Achir . 2005. Aspek
mengajukan beberapa saran yang Spiritual Dalam Keperawatan.
ditujukan kepada: Jakarta: Widya Medika.
1. Bagi Responden Hamid, Yani, Achir. 2008. Bunga
Disarankan untuk memperhatikan Rampai Asuhan Keperawatan
perilaku pasien dalam memenuhi Kesehatan Jiwa. Jakarta :
kebutuhan spiritualnya serta EGC
dapat menjalankan spiritual Hawari. Dadang. 2005. Dimensi
walaupun dalam kondisi sakit Religi Dalam Praktik Psikiatrik
sehingga dapat mendekatkan diri dan Psikologi. Jakarta: FKUI.
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hawari, Dadang. 2003. Managemen
2. Bagi Rumah Sakit stress, cemas, depresi.
Diharapkan mampu Jakarta: BPFKUI
meningkatkan pelayanan di
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Rohman. 2009. Tesis. Faktor-faktor
Pengantar Kebutuhan Dasar yang berhubungan dengan
Manusia. Jakarta: Salemba pemberian asuhan spiritual
Medika. oleh perawat RS. Islam
Hidayat, A. Aziz Alimul 2006. Jakarta. Fakultas Ilmu
Pengantar Kebutuhan Dasar Keperawatan : Universitas
Manusia. Jakarta: Salemba Indonesia. Tidak di
Medika. publikasikan.
Hidayat, A. Aziz Alimul 2008. Standart Pelayanan ICU. 2003.
Metode Penelitian Kebidanan DepKes RI.
Dan Tehnik Analisa Data. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk
Jakarta: Salemba Medika. Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Inggriane, N. 2009. http://rumah Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
optima.com/optima/index.php? Kwantitif, Kwalitatif dan R & D.
view- Bandung: Alfabeta.
article&catid=39;psikologi&idid Tim Dakwah RSM Ahmad Daahlan
=71;spiritualitas-usia- Kediri. 2011. Buku Saku
lanjut&format=pdf, diperoleh Bimbingan Rohani Bagi Orang
tanggal 31 Desember 2013. Sakit. Kediri
Kozier, B. 2004 . Fundamental Of
Nursing: Concepts Process Young & Koopsen. 2005. Spirituality,
And Practice, ethics And Health and Healing; An In
Values. California: Addison tegrative Approach, second
Wesley. edition. California: LLC
Keeling & Ramos. 1995. Nurs Health
Care Perpectives On
Community, The Role Of
Nursing History In Preparing
for the future. N & HC
Perspectives on Community.
16(1): 30-4.
Nursalam. 2003. Konsep dan
Penerapan Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Reneka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat Prinsip
– Prinsip Dasar. Jakarta :
Renika Cipta.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan
Kesehatan dan Perilaku
Manusia. Edisi revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Potter & Perry. 2005. Fundamental
of Nursing Concept, Process
and Practice. Edisi 4. Jakarta:
EGC

S-ar putea să vă placă și