Sunteți pe pagina 1din 2

A.

Damhoeri atau AhmadDamhoeri (lahirdiBatuPayung, Payakumbuh, S


umatera Barat, 31 Agustus 1915 – meninggal di Jorong Lurah Bukik, Sumatera
Barat, 6 Oktober 2000 pada umur 85 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia.
Ia mulai mengarang sejak tahun 1931. Setelah lulus Sekolah Normal pada 1943, ia
menjadi guru. Damhoeri pernah ditahan selama empat bulan karena delik pers atas
artikelnya "Timor, Ranah Airku"
Dalam kehidupan sehari-harinya A. Damhoeri akrab dipanggil A. dam,
Bung Adam, Pak Adam, dan A. damhoeri Pengarang. Ia selalu menyingkat
namanya menjadi A. Damhoeri di dalam karyanya.
A. Damhoeri mengawali pendidikannya di Sekolah Gobernemen, kelas
dua di Bangkinang dan selesai tahun 1928. Pada saat itu, Sekolah Gobernemen
terkenal dengan nama Jongen Vervoischool lamanya dua tahun dan merupakan
sekolah lanjutan dari Sekolah Desa yang lamanya tiga tahun
Setelah tamat dari sekolah Gobernemen, Damhoeri melanjutkan Sekolah Normal
di Padang Panjang, pendidikan di sekolah normal ini diselesaikannya pada tahun
1943. Dari sekolah itu, ia memperoleh ijazah dan menjadi dokumen sangat
berharga baginya. Pendidikan formalnya hanya sampai Sekolah Normal,
selanjutnya dia belajar ilmu sastra, agama, dan lainnya secara atodidak. Ijazah
yang diperolehnya adalah modal dasar untuk menjadi guru, sehingga pada tahun
1934 A. Damhoeri mulai bekerja menjadi guru.
Selain terlibat aktif di dunia pendidikan, A. Damhoeri juga menggeluti
bidang kebudayaan. Dia pernah menjabat kepala Inspeksi Kebudayaan di
Sumatera. Di samping itu, juga aktif di dunia penerbitan. Kariernya di bidang tulis
menulis berawal dari Majalah Taman Kanak-Kanak Panji Pustaka. Tahun 1932–
1934 A. Damhoeri mulai membantu majalah Panji Pustaka untuk memajukan
dunia kesusasteraan. Kemudian 1938–1939 menjadi redaktur Majalah Dunia
Pengalaman, tahun 1934–1936 menjadi guru sekolah desa, tahun 1938–1940
mengajar di Sekolah Gemente Medan, 1940–1942 mengajar di HIS Medest
Medan, tahun 1943–1946 mengajar di Sekolah Sambungan Payakumbuh, tahun
1947–1956 Kepala Sekolah di Sitanang Payakumbuh, tahun 1956–1958 menjadi
Kepala Seksi Kesenian Perwakilan Daerah Kebudayaan Sumatera Tengah Bukit
Tinggi. Pada tahun 1960–1963 menjadi Kepala Seksi Kesenian Inspeksi Daerah
Kebudayaan Sumatera Barat, tahun 1964–1971 Kepala Inspesi Kebudayaan
Daerah I Kota Payakumbuh, tahun 1947 sebagai Ketua Komite Nasional
Batupayung dan tahun 1946 menjadi anggota siding pengarang, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan di Bukit Tinggi.
A.Damhoeri pernah dipenjara karena harian Persamaan di Padang
menuliskan nama aslinya pada karangan yang berjudul "Timur Tanah Airku".
Tulisannya dikategorikan pemerintah sebagai kejahatan melalui pers (pers delict).
Sehingga, Damhoeri dan pemimpin harian itu dijatuhi hukuman penjara selama
empat bulan.
Ketertarikan A. Damhoeri dalam dunai tulis menulis sudah terlihat sejak ia
duduk di sekolah dasar. Pada usia 20 tahun, ia menyelesaikan novel pertamanya
Mencari Jodoh yang diterbitkan Balai Pustaka tahun 1935. Mencari Jodoh sangat
digemari banyak orang waktu itu dan berkali-kali dicetak ulang.
Selain menulis menulis novel, ia juga menulis cerita pendek, cerita anak, sajak
serta buku pelajaran sekolah dan pernah juga menulis teka-teki silang sewaktu
mengasuh ruang Kesusasteraan di majalah “Panji Pustaka”
Dalam riwayat hidupnya A. Damhoeri termasuk salah seorang pengarang pada
tiga zaman, yakni zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang dan
zaman kemerdekaan. Pada zaman Belanda menjajah negeri ini ini, A.Damhoeri
menggunakan nama samaran, yaitu Aria Diningrat.

S-ar putea să vă placă și