Sunteți pe pagina 1din 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE TRIMESTER 3

A. Pengertian
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi yang dihitung
dari hari pertama haid (HPHT) sampai lahirnya janin (Prawirohardjo
Sarwono, 2016).
Pada trimester 3 umur kehamilan antara 28-42 minggu (Arief
Manjojoer, 2015). Ini merupakan waktu untuk menyiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran
bayi, sehingga disebut sebagai periode penantian ( Kusmiyati, 2015).

B. Perubahan Anatomi dan Fisiologis


1. Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20
gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28
minggu fundus uterus terletak kira0kira 3 jari di atas pusat atau 1/3
jarak antara antara pusat ke prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 32
minggu fundus uterus terletak ½ pusat dengan psrosesus xipoedeus.
Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari
dibawah prosesu xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka
tinggi fundus uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah
27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.
2. Vagina dan Vulva
Akibat hormon estrogen mengalami perubahan adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vilva tampak lebih
merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick), cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.]
3. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat

1
dilepas dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu Estrogen dan
Progesteron.
4. Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang
lain, vena tungkai juga mengalami distensi vena tungkai yang
berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik
vena, akibat tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus,
keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai.
5. Sistem respirasi elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus,
diafragma naik 4 cm. Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek
dan sering terjadi pada 60 % wanita hamil.
6. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal
ini yang menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva),
daerah lambung terasa panas dan mual muntah. Pengaruh estrogen
menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan
sembelit.
7. Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala
janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung
kemih terus terasa penuh. Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan
metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urin pun
bertambah.

C. Tanda Subyektif dan Obyektif


1. Tanda Subyektif :
a. 29-33 Minggu
1) Fatigue
2) Ansietas tentang masa depan
3) Mimpi buruk
4) Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik
b. 34-38 Minggu
1) Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
2) Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
3) Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivilen
c. Sebelum kelahiran
1) Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
2) Sakit perut bagian bawah

2. Tanda Obyektif :
a. 29-33 Minggu
1) Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus
hernia dan muntahan asam perut ke dalam esofagus.
2) Kontraksi braxton-hick
3) Fundus terletak diantara umbilikus dari xipoid
b. 34-38 Minggu
1) Hearburn (pirosis, nyeri dada)
2) Nyeri pada tulang belakang bagian bawah
3) Konstipasi
4) Edema kaki
5) Hemoroid (wasir)
c. Sebelum Kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk ke
dalam rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan
(Dickason, 1997).

D. Patofisiologi
1. Persalinan prematuris
2. Kehamilan ganda (kembar)
3. Perdarahan placenta previa
4. Perdaarahan solusio plasenta
5. Kehamilan dengan ketuban pecah dini
6. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
7. Kehamilan lewat waktu persalinan
8. Kehamilan dengan pre-eklamsia dan eklamsia
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
2. Kardiografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
3. Amniocentesis : Pemeriksaan sitologi air ketuban.
4. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
5. Uji Oksigenasi : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
6. Pemeriksaan kadar estirol dalam urine.
7. Pemeriksaan sitologi vaginam

G. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu, yang terpenting
adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan servik,
apabila sudah matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
4. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan
kemungkinan disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu
diperhatikan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedative
dan narkosa.
5. Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan servik belum matatng,
pembukaan belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin,
primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia,
hipertensi menahun, dan kesalahan letak janin.

H. Komplikasi Kehamilan Trimester III


1. Persalinan prematur
Persalinan prematur dimaksudka dengan peralinan yang terjadi
diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir
kurang dari 2,5 kg. Persalinan prematuritas merupakan masalah besar
karena berat janin kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36 minggu,
maka alat-alat vital belum sempurna.
Sebab persalinan prematuritas :
a. Hamil dengan perdarahan dan kehamilan ganda.
b. Kehamilan disertai dengan komplikasi (preeklamsia dan eklamsia).
c. Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit
ginjal, penyakit jantung).
d. Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan dalam
lahir yang kurang subur karena jarak hamil terlalu pendek.
2. Kehamilan Ganda (Kembar)
a. Pengaruh hamil ganda terhadap ibu : diperlukan gizi yang lebih
banyak , sehingga tumbuh kembang janin mencapai cukup bulan,
pada hamil muda sering terjadi keluhan yang lebih hebat, ibu
sering ceat lelah, sering terjadi penyulit hamil, (hidramnion,
preeklamsia, dan eklamsia), pada saat persalinan dijumpai
kesulitan.
b. Pengaruh kehamilan ganda terhadap janin : dapat terjadi persalinan
prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia atau BBLR, setelah
persalinan anak pertama dapat terjadi pelepasan plasenta sebelum
waktunya dan membahayakan janin yang kedua.
3. Kehamilan dengan perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang membahayakan
ibu dan janin dalam kandungan. Perdarahan yang dapat
membahayakan dan berhubungan dengan trimester ketiga adalah
mengalami perdarahan plasenta previa, perdarahan solusio plasenta,
perdarahan dari pecahnya sinus marginalis dan perdarahan dari
pecahnya vasa previa.
4. Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan memberi
kesempatan infeksi langsung pada janin. Disamping itu, gerak janin
makin terbatas, sehingga pada kehamilan kecil mungkin dapat terjadi
deformitas. Oleh karena itu bila berhadapan dengan kehamilan dengan
mengeluarkan air apalagi belum cukup bulan harus segera datang ke
rumah sakit degan fasilitas yang memadai.
5. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
a. Kehamilan di atas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan diabetes
melitus.
b. Mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan.
c. Gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan.
d. Kehamilan dengan perdarahan.
e. Kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari.
6. Kehamilan Lewat Waktu Persalinan (Senotinus)
a. Janin kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami
pengerusakan diri sendiri, dengan metabolisme jaringan lemak
bawah kulit sehingga tampak tua dan keriput.
b. Air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan, sehingga
dapat menimbulkan gangguan pernafasan saat kelahiranya.
c. Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal dalam
rahim.
d. Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga dapat
memberikan nutrisi cukup dan janin menjadi lebih besar.
e. Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan tindakan
operasi persalinan
f. Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan
persalinan dengan tindakan operasi seperti induksi persalinan
sampai dengan SC
7. Kehamilan dengan preeklamsia dan eklamsia
Gejala klinik preeklamsia ringan :
1. Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan tekanan darah 30
mmHg untuk sistolik 15 mmHg untuk sistolik dengan interval
pengukuran selama 6 jam.
2. Terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gr/ literatur kualitatif
+1, -+2.
3. Edema (bengkak kaki, tangan atau lainnya).
4. Kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu.
Gejala preeklamsia berat (kelanjutan preeklamsia ringan) :
1. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2. Pengeluaran protein dalam urin lebih dari 5 gr/24 jam
3. Terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam.
4. Terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.
5. Terdapat gejala subyektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
dibagian perut atas).
I. Masalah Keperawatan Yang Perlu Dikaji

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds. kurangnya pengetahuan Ansietas
- Klien mengatakan terhadap persiapan
merasa khawatir dan melahirkan
takut dalam
mengahadapi
persalinan nanti
Do.
- Klien tampak
melamun
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 89 x/m
R : 24 x/m
T : 36,8oC
2. Ds. kecemasan dalam Gangguan pola
- Klien mengatakan menghadapi persalinan. tidur
susah tidur
- Klien mengatakan
sering terbangun di
malam hari
Do.
- Mata klien tampak
berkantong
- Klien tampak lemas
- Klien tampak kurang
semangat
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 89 x/m
R: 24 x/m
T : 36,8oC

3. Ds. kenaikan berat badan Intoleransi


- Klien mengatakan dan perubahan pusat aktivitas
merasa cepat lelah jika gravitasi.
terlalu banyak
melakukan aktivitas.
- Klien mengatakan
susah bernapas jika
kelelahan.
Do.
- Klien tampak lemah
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 89 x/m
R: 24 x/m
T : 36,8oC
- Berjalan pelan
- Berjalan tampak hati-
hati

J. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap
persiapan melahirkan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kenaikan berat badan dan
perubahan pusat gravitasi.
K. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang
berhubungan keperawatan selama 1x24 menenangkan.
dengan jam diharapkan masalah 2. Berikan informasi pada
kurangnya dapat teratasi. klien tentang proses
pengetahuan Dengan Indicator : persalinan.
terhadap Indikator IR ER 3. Kaji tingkat ansietas yang
persiapan - Klien tidak 3 5 dialami klien.
melahirkan. cemas lagi 4. Kaji kekhawatiran yang
- TTV dalam 4 5 dialami klien.
batas normal 5. Observasi TTV
- Klien 3 5 6. Ajarkan teknik relaksasi.
tampak 7. Kolaborasi dalam
rileks pemberian obat.
- tidak terjadi 3 5
insomnia
- Klien 3 5
tampak
percaya diri
2. Gangguan pola Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau pola tidur pasien.
tidur keperawatan selama 1x24 2. Jelaskan pentingnya tidur
berhubungan jam diharapakan masalah yang adekuat.
dengan dapat teratasi. 3. Hindari suara keras,
kecemasan Dengan Indicator : berikan lingkungan yang
dalam Indikator IR ER tenang danami dan
menghadapi - TTV dalam 3 5 minimalkan gangguan.
persalinan. rentang 4. Anjurkan klien untuk tidur
normal siang.
- Perasaan 4 5 5. Observasi TTV
segar
setelah tidur
- Terjaga 3 5
pada saat
tidur
- Kualitas 3 5
tidur
3. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi adanya
aktivitas keperawatan selama 1x24 pembatasan klien dalam
berhubungan jam diharapakan masalah melakukan aktivitas.
dengan dapat teratasi. 2. Dorong klien untuk
kenaikan berat Dengan Indicator : mengungkapkan perasaan
badan dan Indikator IR ER terhadap keterbatasan.
perubahan pusat - SPO2 dalam 3 5 3. Kaji adanya faktor yang
gravitasi rentang menyebabkan kelelahan.
normal 4. Monitor nutrisi dan sumber
- TTV dalam 3 5 energi yang adekuat.
rentang 5. Anjurkan pasien untuk
normal tidak melakukan aktivitas
- Kekuatan 3 5 yang berat.
- EKG dalam 3 5 6. Observasi TTV.
batas
normal
- Langkah 3 5
berjalan
DAFTAR PUSTAKA

Ratna Dwi. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Panji Pustaka : Yogyakarta.

Maya. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga.

Kismiati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta :
Fitramaya.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta : EGC.

S-ar putea să vă placă și