Sunteți pe pagina 1din 9

PENDAHULUAN

Mata adalah organ penglihatan yang merupakan suatu struktur yang sangat
khusus dan kompleks dalam menerima dan mengirimkan data ke korteks serebri
Bola mata dan struktur yang berhubungan dilindungi dan dilengkapi dalam
tulang berongga bulat dinamakan orbita. Orbita merupakan rongga yang berpotensi
untuk terkumpulnya cairan, darah dan udara karena letak anatomisnya yang dekat
dengan sinus dan pembuluh darah. Pendesakan komponen lain kelingkungan orbita
dapat menyebabkan pergeseran, penekanan atau protrusi bola mata dan struktur
sekitarnya. Bagian anterior mata dibatasi oleh permukaan depan iris dan lensa
dibagian posterior dan oleh karena itu dibagian anterior. Ruang anterior berisi cairan
dan sedikit mengembung, sehingga bentuknya konveks. Tekanan intraokuler (TIO)
terjaga oleh Humor Aqueus yang mengisi kamera. Untuk menjaga agar tekanan
dalam bola mata tetap konstan, pengaliran humor aqueus melalui jaring-jaring
trabekula dan kanalis schlemm harus sesuai dengan produksinya oleh badan silier.
Tekanan intra okuler normalnya berkisar antara 12 sampai 21 mmHg.
Badan mengandung serabut otot yang dapat membuat kontraksi dan
relaksasi zonula lensa (struktur yang menggantung lensa). Badan silier berperan
penting dalam menjaga tekanan intraokuler (TIO) dengan mensekresi humor aqueus.
Cairan transparan berkadar air tinggi yang mengisi kamera anterior dengan posterior
dan kemudian disalurkan melalui kanalis dari schelmm.
Glukoma adalah penyebab utama kebutaan dimasyarakat barat. diperkirahkan
di Amerika Serikat ada 2 juta orang yang menderita Glukoma. Diantara mereka
hampir setenganya mengalami gangguan penglihatan, dan hampir 70.000 benar-
benar buta; bertambah sebanyak 5500 orang buta tiap tahun. Glukoma mengenai
semua usia namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia, mengenai sekitar 2 %ang
berusia diatas 35 tahun.

1
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Pengertian
Glaukoma adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan tingginya tekanan
pada bola mata hingga diatas normal (Normal TIO : 12-21 mmHg), penggaungan
dan degenerasi papil saraf optic serta defek lapang pandangan yang khas.
Sehingga menekan saraf mata dan menyebabkan cekung dan rusaknya serabut
saraf. Tekanan ini disebabkan adanya cairan aqueos yang tidak tersalur keluar
karena terhambat, akibatnya pendangan akan terganggu.
2. Klasifikasi
Glaukoma dapat dibagi menjadi :
a. Glaukoma sudut terbuka adalah Humor aqueus mempunyai akses bebas
kejaring-jaring trabekula dan ukuran normal
- Primer→ ditandai atropi saraf optikus dan kavitasi mangkuk fisiologis
dan efek lapang pandang khas
- Tegangan normal→ditandai adanya perubahan meskipun TIO masih
dalam batas parameter normal
- Sekunder→Peningkatan TIO disebabkan peningkatan tahanan aliran
keluar humor aqueus melalui jaring-jaring trabekuler,kanalis shelmm, dan
sistem vena episkletal.
b. Glaukoma penutupan sudut adalah iris menutup jaring-jaring trabekula dan
membatasi humor aqueus keluar kamera anterior
- Primer
- Penutupan pupil→akut, sub akut, kronik
- Tanpa sumbatan pupil
Penyebabnya tidak diketahui
- Sekunder
- Sumbatan pupil
- Tanpa sumbatan pupil
Penyebabnya diketahui

2
3. Etiologi
 Defek anatomis yang menyebabkan pendangkalan kamera anterior sehingga
sudut pengaliran sempit pada ferifer, iris dan trabekulum.
 Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama
 Tumor intraokuler
 Uveitis
 Pembedahan
 Penyumbatan pupil
 Trauma
 Riwayat keluarga
4. Manifestasi Klinis
Rasa akit hebat yang menjalar kekepala disertai mual dan muntah, mata merah
dan bengkak, ketajaman penglihatan sangat menurun dan melihat lingkaran-
lingkaran seperti pelangi.
Pada pemeriksaan dengan lampu senter terlihat injeksi konjungtiva, injeksi siliar,
kornea suram karena lembab, reaksi pupil hilang atau melambat, kadang pupil
midriasis, kedua bilik mata depan tampak dangkal pada bentuk primer sedangkan
pada bentuk sekunder dijumpai penyakit penyebabnya. Pada perabaan bola mata
yang sakit teraba lebih keras disbanding sebelahnya
5. Patofisiologi
Glukoma biasanya ditandai dengan berkurangnmya lapang pandang akibat
kerusakan saraf oftikus. kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO yang
terlalu tinggi untuk berfungsinya saraf optikus secara normal. Semakin tinggi
tekanannya, semakin cepat kerjanya saraf optikus tersebut berlangsung.
Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat peredaran
normal humor aqueus.
Adanya gejala sekresi yang terjadi setelah operasi pengeluaran lensa yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pengeluaran aqueus melalui trabekulum.

3
Dimana ada dua mekanisme penutupan sudut yaitu:
1. Yang dimulai dengan hambatan pupil
2. Penutup langsung sudut bilik mata depan
Hambatan pupil akan menghasilkan penutup sudut bila iredektomi tidak
berfungsi setelah operasi katarak dapat terjadi. Peradangan berupa
uveitis/iridoksiklitis yang menyebabkan terjadinya hambatan pupil yang dapat
menyebabkan terjadinya kolaps bilik mata depan dengan suatu gonio sinekia.
kolaps bilik mata depan bisa juga terjadi akibat kebocoran jahitannya atau
terlambatnya pembentukan bilik mata depan karena terlambat penutupan luka.
Hali ini dapat menyebabkan terjadinya gonio sinekia. penutup dapat bilik mata
depan sebesar 2/3 bagian dapat menyebabkan glukoma
6. Penatalaksanaan medik
3. Farmakoterafi
 Antagonis Beta-Adrenergik : Timolol, levobunolol, optipranolol,
butaksolol
 Bahan Kolinergik : Pilokorpin hidroklorida, asetil kolin klorida, karbokol
 Agonis adenergik : Efinefrin dan penilefrin hidroklorida
 Inhibisi Anhidrose : Asetazolamit,
 Diuretika osmotik : Gliserol oral dan manitol IV
4. Bedah laser untuk Glukoma
5. Bedah konvensional; Iridoktomi perifer, Trabekulo plasti, gonlo plasti, trans
fiksi, siklodialis, operasi Scheeie dan pupiloplasti

4
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Data Dasar Pengkajian


a. Aktivitas/istirahat
Gejala : perubahan aktivitas biasanya hobi berhubungan dengan gangguan
penglihatan
b. Makanan/cairan
Gejala : mual/muntah (glukoma akut)
c. Neuro sensori
Gejala :gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas). Penglihatan berawan,
tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotofobia (glukoma akut)
Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan,
peningkatan air mata.
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair (glukoma kronis), nyeri tiba-
tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala
(glukoma akut)
e. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga glukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler,
riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor (contoh : peningkatan
tekanan vena) ketidakseimbangan endokrin.
f. Pemeriksaan diagnostik
- Pengukuran tonograpi : Mengkaji intraokuler (TIO)
- Pengukuran gineoskopi: Membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup
glukoma
- Kartu mata Snellen/mesin telebirokular : tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan.

5
- Test provokatif : Digunakan dalam menetukan adanya tipe glukoma bila
TIO normal atau
- Tes toleransi glukosa : menentukan adanya /control diabetes.
2. Penyimpangan KDM

Defek anatomis, penggunaan kostikosteroid,


tumor intraokuler, uveitis,
penyumbatan pupil,trauma

Tahanan aliran keluar Humor Aqueus
melalui jaring-jaring terbekuler
Kanalis Schlemm dan vena episkleral

Penyumbatan jaring Trabekular



Peningkatan aliran Humor Aqueus

Peningkatan tekanan introkular (TIO)


glukoma

↓ ↓ ↓
Penekanan saraf mata Gangguan penerimaan sensori Perubahan status kesehatan

salah interpretasi informasi

Nyeri Gangguan penglihatan Kurang pengetahuan tentang
kondisi dan pengobatannya

3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d penekanan saraf mata
2. Gangguan penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan pengobatan b/d salah interpretasi
informasi

6
4. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Nyeri b/d penekanan saraf mata
Intervensi
a. Berikan konpres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul
Rasional : Mengurangi edema akan mengurangi nyeri
b. Kurangi tingkat pencahayaan : cahaya diredupkan, diberi tirai/kain
Rasional : Tingkat pencahayaan yang lebih rendah lebih nyaman setelah
pembedahan
c. Dorong penggunaan kacamata hitam pada cahaya kuat
Rasional : cahaya yang kuat menyebabkan rasa tidak nyaman setelah
penggunaan tetes mata dilator
Kolaborasi
d. Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan Tekanan intra okuler (TIO)
Rasional : untuk mengurangi nyeri dan TIO dan juga meningkatkan rasa
nyaman.
2. Gangguan penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori
Intervensi
a. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
Rasional :Mempengaruhi harapan masa depan klien dan pilihan intervensi
b. Tunjukkan pemberian tetes mata
Rasional : Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut
c. Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani keterbatasan
penglihatan
Rasional : menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan
lapang pandang/kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil
terhadap sinar lingkungan.

7
Kolaborasi
 Pemberian obat timolol maleat, betaksalol
Rasional : menurunkan pembentukan aqueus humor tanpa merubah
ukuran pupil, penglihatan atau akomodasi
 Pemberian obat polikarpin hidroklorida
Rasional :obat miotik topical ini menyebabkan kontriksi pupil,
memudahkan keluarnya humor aqueus
 pemberian obat asetazolamid
Rasional : Menurunkan laju produksi Aqueus humor
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan pengobatan b/d salah interpretasi
informasi
a. Tunjukkan teknik yang benar untuk pemberian tetes mata. Izinkan pasien
mengulang tindakan
Rasional : Meningkatkan keefektifan pengobatan, pemberian kesempatan
untuk klien menunjukkan kompetensi dan menanyakan
pertanyaan
b. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contohnya tetes mata,
diskusikan obat yang harus dihindari
Rasional :Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati dan
mempertahankan konsistensi program obat adalah control
vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil,
peningkatan TIO, dan potensial kehilangan penglihatan
tambahan
c. Dorong pasien untuk membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
Rasional : Pola hidup tenang Menurunkan respon emosi terhadap
stress,mencegah perubahan okuler yang mendorong iris
kedepan, yamg dapat menuturkan serangan akut.

8
bilik anterior menempatkan anggota keluarga beresiko pada kondisi ini.
d. Nasehatkan klien untuk melaporkan dengan cepat nyeri mata hebat
Rasional :upaya tindakan perlu untuk mencegah kehilangan
penglihatanlanjut/komplikasi lain
e. Anjurkan anggota keluarga memeriksakan secara teratur tanda glukoma
Rasional
Rasional :Kecenderungan herediter dangkalnya

Daftar Pustaka

Donges, Marilynn E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan,. EGC. Jakarta 1999


Smelfzer Suzanne, C. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, EGC. Jakarta,
2001,
Masjoer Arif. dkk. Kapita Salekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta. Media Aescula
Plus. 2001
www.google.com
SidartaIlyas ,MuzakkirTanzil Salamun,ZainalAzhar .IlmuPenyakit
Mata.FKUI.Jakarta.1981
Sidarta Ilyas.Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata.FKUI.Jakarta .1981
dr PN Oka.Ilmu Perawatan Mata.Airlangga University Press.Surabaya.1993
.

S-ar putea să vă placă și