Sunteți pe pagina 1din 15

PERILAKU IBU HAMIL DALAM MENJAGA KESEHATAN

KEHAMILAN DI DESA PASAR BARU KECAMATAN PANGEAN


KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Titin Maya Puji Lestari
1001134842

Jurusan: Sosiologi
DOSEN PEMBIMBING: Drs. Yoskar Kadarisman
Kampus Bina Widya Jl.HR Soebrantas Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp. (0761) 63277,35675,e-mail: titinmaya92@yahoo.com, 085265876785

ABSTRACT
By: Titin Maya Puji Lestari

Pregnancy and essentially natural nature should be run by the women and
at the same time who could be a threat to the safety of her soul, in order to make it
does not constitute a serious threat so pregnancy need help with good care.
Prenatal care as a sub-system of health care is strongly associated with female
reproductive functions so the attempt is determined by the behavior of herself.
According to a theory that healthy behaviors can occur because of
changes in the level of knowledge, attitudes and actions of the individual. All
three of these factors will influence the behavior. Based on the explanation above,
it is necessary to conduct a study to get an idea of the behavior of pregnant
women in prenatal care. Pregnancy is a process of a woman's life which the
presence of this process will lead the mother to a changes, which include changes
in physical, mental, and social. In these changes it could not be separated from
the factors that influence it, namely physical factors, psychological,
environmental, social, cultural, and economic.
This study aims to determine of how does the pregnant women keep the
pregnancies Pasar Baru Village, Pangean, Kuantan Singingi Regency. What are
the factors of failure of loan funds. The type of this research is simple random
sampling with quantitative descriptive approach. The data which needs include
primary data were obtained through the results of filling questioner and
secondary data. The total of the population is 87 and the number of samples is 26
by 30%.
Based on the results of this research it can known that the pregnant
women had lack of knowledge in keeping her pregnancy, the confidence of
concerning the prohibition of pregnancy was still high. Nutritional needs of
pregnant women have been met and are still unmet. The willingness of mothers in
caring a pregnancy was high enough.

Keywords: Knowledge of pregnancy, and pregnancy ban factor

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 1


ABSTRAK
Oleh: Titin Maya Puji Lestari

Kehamilan dan pada hakekatnya kodrat alam yang harus dijalankan kaum
wanita yang sekaligus dapat merupakan ancaman yang terhadap keselamatan
jiwanya, agar hal tersebut tidak merupakan ancaman yang serius maka kehamilan
perlu perawatan disertai pertolongan yang baik. Perawatan kehamilan sebagai
suatu sub system pelayanan kesehatan sangat terkait dengan fungsi reproduksi
wanita maka upaya tersebut sangat ditentukan oleh perilaku ibu sendiri.
Menurut teorinya bahwa perilaku sehat dapat terjadi karena adanya
perubahan pada tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan individu tersebut. Ketiga
faktor ini akan mempengaruhi perilaku. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku ibu hamil
dalam perawatan kehamilan. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan
seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini akan menyebabkan perubahan
pada ibu tersebut, yang meliputi perubahan fisik, mental, dan sosialnya. Dalam
perubahan-perubahan tersebut tentunya tak lepas dari adanya faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial, budaya, serta
ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk ibu hamil menjaga
kesehatan kehamilan Desa Pasar Baru Pangean Kab.Kuantan Singingi. Apa saja
faktor-faktor kegagalan pinjaman dana. Jenis penelitian ini adalah simple random
sampling dengan pendekatan kuantitatif deskritif. Kebutuhan data meliputi data
primer yang diperoleh melalui hasil pengisian koesioner dan data sekunder.
Jumlah populasinya 87 orang dan jumlah sampel 26 orang dengan 30%.
Dari hasil penelitian dapat diketahui pengetahuan ibu hamil dalam
menjaga kesehatan kehamilan masih kurang, masih tingginya kepercayaan
mengenai larangan kehamilan. Kebutuhan nutrisi ibu hamil telah terpenuhi dan
juga masih belum terpenuhi. Kemauan ibu dalam merawat kehamilan cukup
tinggi.

Kata Kunci: Pengetahuan kehamilan, dan faktor larangan kehamilan

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 2


kelahiran hidup. Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
I. Pendahuluan 2003 adalah 307 per 100.000. Padahal
Kematian Ibu adalah kematian dalam memenuhi kesepakatan
selama masa kehamilan atau dalam 42 Millenium Development Goals
hari setelah persalinan terlepas dari Indonesia diharapkan dapat
lama dan letak kehamilan dari setiap menurunkan AKI menjadi 102 per
penyebab yang berhubungan dengan 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015
atau diperburuk oleh kehamilan atau nantinya.
penanganannya tetapi bukan karena Penyebab utama kematian ibu di
kecelakaan (WHO-SEARO, 1998). Indonesia adalah perdarahan (46,7%),
Menurut WHO, di dunia setiap eklampsia (14,5%), dan infeksi (8.0%)
tahunnya terdapat 385.000 ibu yang (Djaja et al, 1997). Kebanyakan
mati (FCI1998). Kematian ibu tidak saja disebabkan karena ibu hamil ditolong
merupakan suatu tragedi bagi korban, oleh dukun tidak terlatih atau oleh
tetapi juga berakibat buruk bagi anggota anggota keluarga, aborsi tidak aman,
keluarga yang ditinggalkan, terutama dan tidak tersedianya pelayanan
anak-anaknya (Puslitkes UI, 1996). kebidanan untuk kondisi darurat
Penelitian diBangladesh yang dilakukan Masalah tersebut juga disebabkan antara
oleh Chen dkk (1974, dalam Puslitkes lain oleh kurangnya tenaga kesehatan
UI, 1996) melaporkan bahwa 95% dari yang kompeten dan kecilnya akses
bayi yang lahir dari ibu yang terhadap pelayanan kesehatan yang
meninggal, juga akan meninggal dalam standar dan berkualitas. Sekitar 65% ibu
waktu satu tahun. mempunyai satu atau lebih kondisi "4
Angka kematian ibu (AKI) terlalu" (terlalu muda, tua, sering, dan
merupakan salah satu indikator banyak). Selain itu, gizi ibu juga kurang
kesuksesan pembangunan suatu negara, baik, tercermin dari tingginya angka
tingginya AKI berarti masih rendahnya kejadian anemia pada ibu hamil sekitar
tingkat kesejahteraan penduduk dan 50% dan angka kejadian kurang energi
secara tidak langsung mencerminkan kronis lebih dari 30% (Azwar, 2001).
kegagalan pemerintah dan masyarakat Beberapa faktor yang
untuk mengurangi risiko kematian ibu melatarbelakangi risiko kematian adalah
dan anak. Saat ini, besaran AKI di kurangnya partisipasi ibu yang
Indonesia dibandingkan dengan negara- disebabkan tingkat pendidikan ibu
negara ASEAN lainnya adalah kurang rendah, kemampuan ekonomi keluarga
lebih 66 kali AKI Singapura, sekitar 10 rendah, kedudukan sosial budaya yang
kali AKI Malaysia atau 9 kali AKI tidak mendukung serta kurangnya
Thailand, dan masih 2,3 kali Filipina informasi (Anonymous, 2006 ).
(GOI dan UNICEF, 2000). Penyebab kematian ini
Masalah kematian dan kesakitan ibu di sebenarnya dapat dicegah dengan
Indonesia masih merupakan masalah pemeriksaan kehamilan atau antenatal
besar. Menurut Survey Kesehatan care yang mampu mendeteksi dan
Rumah Tangga (SKRT) 1995 dalam menangani kasus risiko tinggi secara
Watief a. Rachman 2010 adalah 373 per memadai, pertolongan persalinan yang
100.000 kelahiran hidup, mengalami bersih dan aman, serta pelayanan
penurunan yang lambat, yaitu pada rujukan kebidanan/perinatal yang
tahun 2002 adalah 307 per 100.000 terjangkau pada saat diperlukan.

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 3


Perempuan usia 15-49 tahun yang terbaik untuk mencegah terjadinya
melakukan ANC minimal 1 kali telah kematian pada ibu dan bayinya.
mencapai lebih dari 90%, tetapi hanya e. Semua ibu hamil memerlukan
67% yang persalinannya ditolong oleh makanan bergizi dan istirahat yang
tenaga kesehatan (Depkes RI, 2005). cukup.
Menurut Depkes RI (2003) f. Merokok, minum alkohol,
komplikasi-komplikasi yang disebutkan menggunakan narkoba dan bahan
diatas sebagian besar dapat dicegah, bila beracun lainnya berbahaya bagi
kesehatan ibu selama hamil selalu kesehatan ibu hamil dan anak kecil.
terjaga melalui pemeriksaan antenatal g. Kekerasan fisik pada perempuan
yang teratur dan pertolongan yang dan anak merupakan masalah
bersih dan aman. kesehatan masyarakat yang serius.
Seringnya terjadi kematian pada Kekerasan pada ibu hamil dapat
saat persalinan, lebih banyak membahayakan jiwa ibu dan bayi
disebabkan karena tingginya yang dikandungnya.
perdarahan. Selain itu ada juga h. Anak perempuan yang
penyebab lain yang bisa menimbulkan berpendidikan, sehat, dan memiliki
kematian pada ibu hamil yaitu adanya 4 pola makan yang baik pada masa
terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu kanak-kanak dan remaja akan lebih
sering dan terlalu banyak). Kondisi ini sedikit memiliki masalah ketika ia
kemudian didukung oleh adanya 3 hamil dan melahirkan.
terlambat (terlambat mengenali tanda- i. Setiap perempuan memiliki hak
tanda, 5 terlambat mencapai fasilitas untuk memperoleh pelayanan
kesehatan (terlambat mendapat kesehatan yang berkualitas terutama
pertolongan). masa kehamilan, saat melahirkan,
Dari faktor-faktor tersebut (4 dan masa nifas.
terlalu dan 3 terlambat) merupakan Berdasarkan Undang-Undang
masalah sosial yang turut menentukan No. 23 Th. 1992 tentang kesehatan
kesehatan proses persalinan sesorang ditetapkan bahwa pembangunan
ibu hamil. Ada beberapa pesan kesehatan bertujuan untuk
pendukung yang dapat membantu meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kehamilan dan persalinan yang aman, kemampuan hidup sehat bagi setiap
yaitu; orang agar terwujud derajat kesehatan
a. Mengenal tanda-tandabahaya pada masyarakat yang optimal. Untuk
kehamilan dan persalinan serta mewujudkan derajat kesehatan yang
mempunyai rencana pendanaan optimal bagi masyarakat
untuk mendapatkan pertolongan diselenggarakan upaya kesehatan
segera oleh dokter atau bidang dengan pendekatan pemeliharaan,
medis apabila terjadi masalah. peningkatan kesehatan, pencegahan
b. Semua ibu hamil harus penyakit, penyembuhan dan pemulihan
memeriksakan kehamilan sedikitnya kesehatan yang dilaksanakan secara
4 kali dan melahirkan dengan menyeluruh terpadu dan
pertolongan dokter atau bidan. berkesinambungan.
c. Penyakit dan kematian ibu bayi Kehamilan merupakan suatu
dapat dikuarangi jika ibu melahirkan proses dari kehidupan seorang wanita,
dengan pertolongan dokter atau dimana dengan adanya proses ini akan
bidan. menyebabkan perubahan pada ibu
d. Perawatan kesehatan ibu nifas dan tersebut, yang meliputi perubahan fisik,
bayi baru lahir merupakan cara mental, dan sosialnya. Dalam

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 4


perubahan-perubahan tersebut tentunya didesa pasar baru Kec. Pangean
tak lepas dari adanya faktor-faktor yang Kab. Kuantan Singingi
mempengaruhinya, yaitu faktor fisik, 2. Untuk mengetahui faktor apa saja
psikologis, lingkungan, sosial, budaya, yang mempengaruhi perilaku ibu
serta ekonomi. hamil dalam menjaga kesehatan
Adapun masalah kesehatan yang kehamilan.
spesifik dari ibu hamil diantaranya :
a. Kurangnya mendapatkan pelayanan 4. Manfaat Penelitian
antenatal dengan baik dan teratur, Penelitian ini diharapkan
b. Kurangnya memperoleh informasi memberi manfaat sebagai berikut:
tentang makanan bergizi dan cukup 1. Manfaat bagi Institusi
istirahat, Hasil penelitian ini diharapkan dapat
c. Kurangnya mendapatkan menjadi bahan informasi bagi Dinas
ketenangan dan kebahagiaan, Kesehatan Propinsi Riau dan Dinas
d. Kurangnya memperoleh persediaan Kesehatan Kab. Kuantan Singingi
biaya persalinan dan rujukan dalam mengambil kebijakan
kerumah sakit bila terjadi maupun penyusunan program
komplikasi. kegiatan sebagai upaya
Melihat Fenomena di atas mempercepat penurunan angka
dengan berorientasi pada rendahnya ibu kematian ibu akibat kehamilan dan
hamil yang mendapatkan pelayanan K4 persalinan.i dan masukan bagi ibu
dan tingginya kematian ibu di wilayah hamil dalam pentingnya menjaga
Puskesmas Pangean Kabupaten kesehatan kehamilan
Kuantan Singingi mendorong perlunya
dilakukan penelitian tentang “Perilaku 2. Manfaat Keilmuan
Ibu Hamil Dalam Menjaga Kesehatan 1. Hasil penelitian ini diharapkan
Kehamilan Didesa Pasar Baru dapat memperkaya khasanah
Kecamatan Pangean Kabupaten ilmu pengetahuan dan sebagai
Kuantan Singingi.” bahan perbandingan dan bacaan
bagi peneliti selanjutnya.
2. Perumusan Masalah 2. Untuk menambah pengetahuan
Sesuai dengan latar belakang yang penulis tentang bagaimana
telah diuraikan diatas, maka yang menjaga kesehatan kehamilan
menjadi pertanyaan mendasar bagi 3. Sebagai tumpuan bagi peneliti
peneliti ini adalah selanjutnya dalam
1. Bagaimana pengetahuan ibu hamil mengembangkan ilmu
dalam menjaga kesehatan kehamilan pengetahuan.
didesa Pasar Baru Kec. Pangean
Kab. Kuantan Singingi 1. Tinjauan Teori
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Perilaku adalah semua kegiatan
perilaku ibu hamil dalam menjaga atau aktivitas diamati langsung maupun
kesehatan kehamilan. tidak diamati langsung dari luar.
Perilaku manusia adalah sekumpulan
3. Tujuan Penelitian perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
Dalam penelitian ini, di harapkan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,
dari penelitian yang dilakukan adalah: nilai, etika, kekuasaan, persuasi atau
1. Untuk mengetahui tingkat genetika.
pengetahuan ibu hamil dalam Perilaku seseorang
menjaga kesehatan kehamilan dikelompokkan ke dalam perilaku

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 5


wajar, perilaku dapat diterima, perilaku perilaku berangkat dari tingkat
aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam kesehatan. Kesehatan seseorang atau
sosiologi, perilaku dianggap sebagai masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
sesuatu yang tidak ditujukan kepada yaitu: faktor perilaku (behavior causes)
orang lain dan oleh karenanya dan faktor diluar perilaku (non behavior
merupakan suatu tindakan sosial causes). Selanjutnya perilaku dibentuk
manusia yang sangat mendasar. oleh tiga faktor yakni:
Perilaku tidak boleh disalahartikan a. Faktor Predisposisi (Predisposing
sebagai perilaku sosial, yang merupakan factor) mencakup pengetahuan dan
suatu tindakan dengan tingkat lebih sikap masyarakat terhadap
tinggi, karena perilaku sosial adalah kesehatan, tradisi dan kepercayaan
perilaku yang secara khusus ditujukan masyarakat terhadap hal-hal yang
kepada orang lain. Penerimaan terhadap berkaitan dengan kesehatan, system
perilaku seseorang diukur relatif nilai yang dianut oleh masyarakat,
terhadap norma sosial dan menurut tingkat pendidikan, tingkat sosial
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo, ekonomi, misalnya: pemeriksaan
2003 mengemukakan bahwa perilaku kesehatan bagi ibu hamil diperlukan
merupakan respons atau reaksi pengetahuan dan kesadaran ibu
seseorang terhadap stimulus tersebut tentang manfaat periksa
(rangsangan dari luar). Perilaku ini hamil, baik bagi kesehatan ibu
terjadi melalui proses adanya stimulus sendiri dan janinnnya.
terhadap organisme, dan kemudian b. Faktor Pemungkin (Enabling factor)
organisme tersebut merespons, maka mencakup ketersediaan sarana dan
teori Skiner ini disebut teori stimulus- prasarana atau fasilitas-fasilitas
organisme-respons (Notoatmodjo, kesehatan bagi masyarakat
2003) (puskesmas, polindes, poliklinik,
Rogers (1974) dalam posyandu, pos obat desa, dokter atau
Notoatmodjo, 2003 mengungkapkan bidan praktek), misalnya: ibu hamil
bahwa sebelum orang mengadopsi yang mau periksa hamil tidak hanya
perilaku baru, di dalam diri orang karena ia tahu akan manfaat periksa
tersebut terjadi proses yang berurutan hamil saja, melainkan ibu tersebut
(Notoatmojo, 2003) yakni : dengan mudah hams dapat
a. Awarness (kesadaran), dimana memperoleh fasilitas atau tempat
orang tersebut menyadari dalam arti periksa hamil.
mengetahui stimulus (objek) c. Faktor Penguat (Reinforcing factor)
terlebih dahulu. yang terwujud dalam sikap dan
b. Interest, yakni orang mulai tertarik perilaku tokoh masyarakat atau
kepada stimulus. tokoh agama, para petugas termasuk
c. Evaluation (menimbang-nimbang petugas kesehatan Untuk
baik dan tidaknya stimulus tersebut berperilaku sehat, masyarakat
bagi dirinya). kadang-kadang bukan hanya perlu
d. Trial, orang mulai mencoba pengetahuan dan sikap positif, dan
perilaku. dukungan fasilitas saja, melainkan
e. Adoption, dimana subjek telah diperlukan perilaku contoh (acuan)
berperilaku baru sesuai dengan dari para tokoh masyarakat, tokoh
pengetahuan, kesadaran, dan agama, para petugas, lebih-lebih
sikapnya terhadap stimulus. para petugas kesehatan dan undang-
Menurut Lawrence Green 1980 undang juga diperlukan untuk
dalam Notoatmodjo, 2003 menganalisa

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 6


memperkuat perilaku masyarakat Dari penelitian-penelitian yang
tersebut (Notoatmodjo, 2003). ada faktor eksternal merupakan faktor
Benyamin Bloom (1908) yang memiliki peran yang sangat besar
seorang ahli psikologi pendidikan, dalam membentuk perilaku manusia
membagi perilaku ke dalam 3 domain karena dipengaruhi oleh faktor sosial
yaitu cognitive domain, afektife dan budaya dimana seseorang itu berada
domain, psychomotor domain. Ketiga (Notoatmodjo, 2007).
domain itu diukur dari pengetahuan Konsep perilaku sehat ini
(knowledge), sikap (attitude), praktik merupakan pengembangan dari konsep
atau tindakan (practice) (Notoatmodjo, perilaku yang dikembangkan Bloom.
2003). Becker menguraikan perilaku kesehatan
menjadi tiga domain, yakni
2.1.2. Bentuk-Bentuk Perilaku pengetahuan kesehatan (health
Skinner (1938, dalam knowledge), sikap terhadap kesehatan
Notoatmodjo, 2007), seorang ahli (health attitude) dan praktik kesehatan
psikologi merumuskan bahwa perilaku (health practice). Hal ini berguna untuk
merupakan respon atau reaksi seseorang mengukur seberapa besar tingkat
terhadap stimulus (rangsangan dari perilaku kesehatan individu yang
luar). Berdasarkan rumus teori Skinner menjadi unit analisis penelitian. Becker
tersebut maka perilaku manusia dapat mengklasifikasikan perilaku kesehatan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: menjadi tiga dimensi :
a. Perilaku tertutup (covert behavior) 1. Pengetahuan Kesehatan
Perilaku tertutup terjadi bila respon Pengetahuan tentang kesehatan
terhadap stimulus tersebut masih mencakup apa yang diketahui oleh
belum dapat diamati orang lain (dari seseorang terhadap cara-cara
luar) secara jelas. Respon seseorang memelihara kesehatan, seperti
masih terbatas dalam bentuk pengetahuan tentang penyakit
perhatian, perasaan, persepsi, menular, pengetahuan tentang
pengetahuan dan sikap terhadap faktor-faktor yang terkait. dan atau
stimulus yang bersangkutan. memengaruhi kesehatan,
b. Perilaku terbuka (overt behavior) pengetahuan tentang fasilitas
Perilaku terbuka ini terjadi bila pelayanan kesehatan, dan
respon terhadap stimulus sudah pengetahuan untuk menghindari
berupa tindakan, atau praktik ini kecelakaan.
dapat diamati orang lain dari luar 2. Sikap terhadap kesehatan sikap yang
atau observable behavior. sehat dimulai dari diri sendiri,
Dari penjelasan di atas dapat dengan memperhatikan kebutuhan
disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk kesehatan dalam tubuh dibandig
di dalam diri seseorang dan dipengaruhi keinginan.
oleh dua faktor utama yaitu: 3. Praktek kesehatan Praktek
a. Faktor Eksternal kesehatan untuk hidup sehat adalah
Faktor eksternal yaitu stimulus yang semua kegiatan atau aktivitas orang
merupakan faktor dari luar diri dalam rangka memelihara
seseorang. kesehatan, seperti tindakan terhadap
b. Faktor Internal penyakit menular dan tidak menular,
Faktor internal yaitu respon yang tindakan terhadap faktor-faktor yang
merupakan faktor dari dalam diri terkait dan atau memengaruhi
seseorang. kesehatan, tindakan tentang fasilitas

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 7


pelayanan kesehatan, dan tindakan apabila sakit atau terkena masalah
untuk menghindari kecelakaan. kesehatan.
Menurut Solita, perilaku 2. Metode Penelitian
kesehatan merupakan segala bentuk Populasi penelitian yang
pengalaman dan interaksi individu ditetapkan pada penelitian ini adalah ibu
dengan lingkungannya, khususnya yang hamil didesa Pasar Baru Kec. Pangean
menyangkut pengetahuan dan sikap Kab. Kuantan Singingi. Mengingat
tentang kesehatan, serta tindakannya keterbatasan peneliti dari segi biaya,
yang berhubungan dengan kesehatan. waktu dan tenaga maka akan dilakukan
Sedangkan Cals dan Cobb pengambilan sampel dengan tehnik
mengemukakan perilaku kesehatan simple Random Sampling (acak
sebagai: “perilaku untuk mencegah sederhana) sebesar 30% Sehingga
penyakit pada tahap belum jumlah sampel sebesar 26 orang.
menunjukkan gejala (asymptomatic Dalam metode pembahasan yang
stage). digunakan penulis adalah metode
Perilaku kesehatan (healthy analisa kuantitatif deskriptif. Metode
behavior) diartikan sebagai respon deskriptif kuantitatif ini yaitu
seseorang terhadap stimulus atau objek menggambarkan sesuai dengan
yang berkaitan dengan sehat-sakit, kenyataan mengenai perilaku ibu hamil
penyakit, dan faktor-faktor yang didesa Pasar Baru Kecamatan Pangean
memengaruhi kesehatan seperti Kabupaten Kuantan Singingi.
lingkungan, makanan, minuman, dan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
perilaku kesehatan adalah semua a. Pengetahuan Ibu Hamil Dalam
aktivitas atau kegiatan seseorang, baik Menjaga Kesehatan Kehamilan
yang dapat diamati (observable) Kegiatan yang tidak boleh ibu hamil
maupun yang tidak dapat diamati lakukan seperti merokok,
(unobservable), yang berkaitan dengan mengkomsumsi alkohol dan melakukan
pemeliharaan dan peningkatan kegiatan yang lainnya mengakibatkan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini kehamilan mengalami keguguran.
mencakup mencegah atau melindungi Untuk mengetahui kegiatan yang tidak
diri dari penyakit dan masalah boleh dilakukan dapat dilihat pada
kesehatan lain, meningkatkan gambar dibawah ini.
kesehatan, dan mencari penyembuhan

30,77 23,08 30,77


Presenttase (%)

35,00 15,38
25,00
15,00
5,00
-5,00

Responden Berdasarkan dalam Menjaga Kesehatan


Kehamilan

Sumber: Olahan Data Lapangan 2014


Gamabar 5.9 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Kegiatan
yang Tidak Boleh Dilakuakan Ibu Hamil
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 8
Berdasarkan pada gambar diatas responden). Pola makan ibu hamil pada
kegiatan yang tidak boleh dilakukan ibu saat kehamilian bisa meningkat ataupun
hamil pada saat kehamilan pengetahuan menerun untuk perlu dijaga pola makan
ibu hamil baik. Merokok akan untuk kesehatan ibu dan anak pada saat
membunuh bayi saat dalam kandungan, kehamilan presentase pengetahuan ibu
kegiatan tidak boleh merokok dengan hamil mengenai menjaga pola makan
presentase 30,77% (8 responden). yaitu 15,38% (4 responden). Tingkat
Mengkomsusi alkohol juga dapat pengetahuan ibu hamil Pasar Baru
merusak janin sangat kehamilan maka Pangean baik dikarenakan tidak boleh
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan mengkomsusi kegiatan yang akan
dengan presentase 23,08% (6 merusak ibu dan bayi pada saat
responden). Jika ibu hamil mengalami kehamilan maupun sampai melahirkan.
sakit tanpa mengkomsusi obat resep Keluhan selama hamil pasti akan
dokter sangat berbahaya untuk janin dirasakan pada hamil untuk dapat
tanapa adanya takar dosis peresentase melihat keheluhan selama ibu hamil
tidak boleh melakukan kegiatan minum dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
obat tanpa resep dokter yaitu 30,77% (8
Responden Berdasarkan Keluhan saat Kehamilan

Mual/Muntah
19,23
Sakit kepala
7,69 Nafsu Makan Berkurang
7,69 57,69
Badan Terasa Lemas
Lain-Lain
7,69

Sumber : Olahan Data Lapangan 2014

Gambar 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kehamilan

Keluhan yang dialami ibu hamil presentase 7,98% (2 responden) dan


mengahambat aktifitas keseharian ibu maksud lain-lain disini mengalami
hamil berdasarkan pada pie diatas yang maag, sakit pinggang dengan presentase
mengalami mual/muntah 57,69% (15 19,23% (5 responden).
responden). Ibu hamil yang mengalami
sakit kepala yaitu dengan presentase A. Faktor
7,69% (2 responden) dan mengalami Adapun kepercayaan mengenai
nafsu makan berkurang ibu hamil mitos tidak boleh makan kerupak
dengan presentase 7,98% (2 responden). jangek dapat dilihat pada gambar
Sedangkan badan terasa lemas dengan dibawah ini.

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 9


65,38

Presentase (%)
80,00 34,62
60,00
40,00
20,00
0,00
Percaya Tidak Percaya
Responden Berdasarkan Kepercayaan Mengenai Kerupuk
Jangek

Sumber: Olahan Data Lapangan 2014


Gambar 6.2 Distribusi Responden Kepercayaan Mengenai Larangan Makan
Kerupuk Jangek
Kepercayaan mengenai kerupuk dahulu. Mitos kehamilan yang terjadi
jangek dengan presentase 34,62%(9 pada ibu hamil dipengaruhi oleh
responden) mereka percaya akan berbagai faktor yang melingkupi
tidak boleh memakan kerupuk jangek setiap ibu hamil diantaranya adalah
adanya larangan yang disampaikan faktor pengetahuan. Faktor
oleh orang-orang tua dahulu makan pengetahuan memegang peranan
kerupuk jangek akan melahirkan penting bagi ibu hamil dalam
anak lengket. Hal itu membuktikan membentuk pola fikir dalam hal
mitos-mitos yang terdapat di kepercayaan terhadap mitos.
masyarakat masih memiliki peran Alasannya karena tidak ada
yang berarti untuk kelancaran proses yang melarang dan mengingatkan.
kehamilan dan persalinan Sedangkan Selain itu faktor lingkungan hidup
tidak percaya mengenai larangan juga berpengaruh terhadap
tidak boleh makan kerupuk jangek kepercayaan terhadap mitos. Adapun
dengan presentase 65,38% (17 kepercayaan lain mengenai larangan
responden). Ibu hamil tidak mengenai ibu hamil dapat dilihat
mempercayai akan larangan makan pada gambar dibawah ini.
kerupuk jangek karena itu
merupakan sebuah mitos zaman

Keluar pada Senja

23,08 23,08 Makan Sayur Bayam

11,54 23,08 Menggunakan Inggu


19,23
Minum Air Kelapa Muda

Sumber: Olahan Data Lapangan 2014


Gambar 6.3 Distribusi Responden Berdasarkan Larangan yang tidak
Perbolehkan

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 10


Berdasarkan gambar diatas depan. Akibatnya ibu hamil berusaha
adanya kepercayaan mengenai menarik bagian punggung, agar lebih
larangan saat hamil tidak boleh keluar ke belakang. Tulang punggung bagian
senja dengan presentase 23,08% (6 bawah pun lebih melengkung, serta
responden). Presentase percaya akan otot-otot tulang belakang memendek.
tidak boleh makan sayur bayam yaitu  Postur atau posisi tubuh: Postur
23,08% (6 responden) menyebabkan tubuh yang buruk, terus-menerus
pada saat persalinan mengalami berdiri, serta sering-sering
pendarahan. Sedangkan menggunakan membungkuk bisa memicu sakit
inggu pada saat kehamilan yang pinggung
merupakan jimat untuk mengusir hantu  Meningkatnya hormon: Hormon
yaitu dengan presentase 19,23% (5 yang dilepaskan selama kehamilan
responden). Minum air kelapa muda akan membuat persendian tulang-
akan memperlancar pada saat kelahiran tulang panggul meregang
yaitu responden mempercayainya (sebenarnya, ini persiapan yang
dengan presentase 11,54% (3 dilakukan tubuh ibu hamil untuk
responden) serta kepercayan mengenai proses persalinan kelak). Mau tidak
makan dimangkok pada saat lahir nanti mau, pergeseran ini akan
bibir bayi lebar atau anaknya cerewet mempengaruhi cara punggung
dan makan depan pintu akan menyangga tubuh.
mempersulit proses kehamilan dengan Adapun kebiasaan ataupun
presentase 23,08% (6 responden). aktifitas ibu hamil Pasar Baru pangean
Seiring dengan membesarnya dapat dilibat pada gambar dibawah ini.
rahim dan pertumbuhan bayi, titik berat
tubuh cenderung menjadi condong ke

Sakit Punggung/
Pinggang
19,23
23,08 Meraton

Senam Hamil
11,54

Menggunakan
26,92 Inggu/Jimat
19,23
Melakukan Pekerjaan
Berat

Sumber: Olahan Data Lapangan 2014


Gambar 6.5 Distribusi Kebiasaan-kebiasaan Ibu Hamil
Kebiasaan atau aktifitas ibu kehamilan. Aktivitas positif ibu hamil
hamil Pasar Baru Pangean berdasarkan yaitu melakukan kegiatan meraton
gambar diatas mengalami sakit untuk kesehatan bayi dalam kandungan
punggung atau sakit pinggang yaitu dengan presentase 26,92% (7
dengan presentase 19,23% (5 responden). Kegiatan meraton sangat
responden) inilah kebiasaan yang positif bayi agar bayi bisa bergerak
dialami responden pada masa dilam kandungan tentunya bila ibu

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 11


sehat makan bayi akan sehat juga. perkembangan janin sangat pada asupan
Sedangkan senam hamil dengan nutrisi yaitu makanan pada saat
presentase 19,23%(5 responden) juga dikomsusmsi ibu hamil. Pemenuhan
bayi untuk kesehatan ibu hamil dan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
bayi. Kebiasaan menggunakan inggu berkaitan erat dengan tingkat tinggi
atau jimat dengan presentase 11,54% (3 rendahnya pengetahuan ibu tentang
responden). Melakukan pekerjaan berat gizi. Tingkat pengetahuan ibu adalah
pada saat hamil tua agar persalinan kemampuan seorang ibu dalam
mudah untuk melahirkan dengan memahami konsep dan prinsip serta
presentase 19,23%(5 responden). Status informasi yang berhubungan dengan
gizi ibu hamil sebelum hamil dan gizi untuk kesehatan dalam menjaga
selama hamil mempengaruhi status gizi kehamilan baik ibu maupun Janin.
ibu dan bayi. Pertumbuhan
73,08

80,00
70,00
Presentase (%)

60,00
50,00
40,00 19,23
30,00
7,69
20,00
10,00
0,00
Pengetahuan Gisi Pengetahuan Gisi Pengetahuan gisi
Tinggi Menengah rendah
Responden Berdasarkan Pengetahuan Gisi Makanan

Sumber: Olahan Data Lapangan 2014


Gambar 6.9 Distribusi Pengetahuan Responden Gisi Makan pada saat
Kehamilan
Berdasarkan pada gambar diatas responden). Asuapan makanan begisi
pengetahuan ibu hamil mengenai gisi sangat penting untuk kesehatan ibu
makan pada saat kehamilan yaitu dan bayi pada saat kehamilan sampai
pengetahuan gisi tinggi dengan melahirkan. Status gizi ibu hamil
presentase 19,23% (5 responden). dapat dipengaruhi oleh keadaan
Responden telah mengetahui begitu sosial ekonomi dan keadaan
pentingnya pola makan saat kesehatan ibu hamil selama
kehamilan karena akan berdampak kehamilan, berbagai resiko dapat
pada ibu maupun bayi. Sedangkan terjadi jika ibu hamil mengalami
pengetahuan mengenai gisi kurang gizi yaitu abortus, bayi lahir
menengah dengan presentase 73,08% mati, bayi lahir dengan berat badan
(19 responden) tingkat pengetahuan rendah, dan retardasi mental. Pada
mengenai gisi mereka tahu perlu ibu hamil yang kekurangan gizi
adanya gisi pada saat kehamilan maka perlu pemberian kalori
tetapi makanan yang mereka makan tambahan agar tubuh segera
berdasarkan penghasilan yang di mengalami kondisi yang ideal,
dapatkan oleh kepala keluarga. meskipun berbagai literatur
Pengetahuan rendah mengenai gisi menyebutkan bahwa ibu hamil
dengan presentase 7,69% (4 kurang gizi, bisa melahirkan anak
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 12
tanpa ada kelainan apapun. Akan telur setengah matang yang dapat
tetapi risiko kehamilan serta saat merusak kandungan ibu hamil untuk
melahirkan tentunya lebih tinggi dikomsusmsi pada saat kehamilan
dibandingkan ibu hamil dengan dapat dilihat pada gambar dibawah
kondisi gizi yang sempurna. ini.
Pengetahuan ibu hamil larangan
makanan setengah matang mengenai
Responden Berdasarkan Makanan
Mentah/Setengah Matang

34,62 Boleh

65,38 Tidak Boleh

Sumber: Olahan Data Lapangan 2014

Gambar 6.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Makanan


Mentah atau Setengah Matang
Pengetahuan ibu hamil a. Ibu hamil dalam menjaga
mengenai makanan setengah matang kesehatan kehamilan
tidak diperbolehkan untuk makan Telah mengetahui tujuan dari
dengan presentase 65,38% (17 pemeriksaan kehamilan dengan
responden). Sedangkan pengetahuan ibu presentase kegiatan yang tidak
hamil boleh memakan telur setengah boleh dilakukan ibu hamil pada
matang dengan presentase 34,62% (9 saat kehamilan pengetahuan ibu
responden). hamil baik. kegiatan tidak boleh
merokok dengan presentase 30,77%
4. KESIMPULAN DAN SARAN (8 responden). Mengkomsusi
Berdasarkan penelitian yang alkohol juga dapat merusak janin
dilakukan oleh penulis mengenai ibu sangat kehamilan maka kegiatan
hamil dalam menjaga kesehatan tersebut tidak diperbolehkan
kehamilan didesa Pasar Baru Kec. dengan presentase 23,08% (6
Pangean Kab. Kuantan Singingi di responden). kegiatan minum obat
dasarkan pada penelitian yang tanpa resep dokter yaitu 30,77% (8
dilakukan penulis pada Desember 2014 responden). pengetahuan ibu hamil
dengan melakukan observasi di mengenai menjaga pola makan
lapangan, serta penyebaran kusioner yaitu 15,38% (4 responden)
dengan mengambil 26 responden. Dan b. Faktor yang mempengaruhi ibu
dapat disimpulkan bahwa ibu hamil hamil dalam menjaga kesehatan
dalam menjaga kesehatan kehamilan kehamilan yaitu:
didesa Pasar Baru Kec. Pangean Kab.  Faktor kepercayaan
Kuantan Singingi sebagai berikut: mengenai larangan ibu hamil

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 13


dengan presentase 80,77%
mempercayai mitos. Seperti
minum air kelapa, makan
kerupuk jangek, keluar pada
senja hari ddl.
 Faktor kebiasaan ibu hamil
dalam menjaga kesehatan
kehamilan dengan presentase
80,77% kebiasaan
meningkatkan kesehatan
bayi. Seperti meraton, senam
hamil dan menjga pola
makan.
 Kemauan ibu hamil dalam
menjaga kesehatan
kehamilan dengan presentase
84,62% kemauan ibu hamil
dalam menjaga kesehatan
kehamilan.
 Faktor kebutuhan mengenai
nutrisi atau gisi makanan ibu
hamil dengan presentase
69,23 terpenuhi gisi ibu
hamil.

5. SARAN
 Agar ibu hamil lebih
meningkatan kesehatan
kehamilan dengan menjaga
kesehatan bayi sehingga bersalin
ibu dan bayi terselamatkan.
 Ibu hamil lebih menambah
pengetahuan tinggi mengenai
larangan makanan yang
diperbolehkan atau tidak untuk
kesehatan ibu dan bayi.
 Nutrisi atau gisi mengenai
makanan ibu hamil lebih
ditingkatkan untuk kesehatan
bayi mencegah ber bagai
penyakit agar tidak terjadi
seperti pendarahan, anemia dll.

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 14


DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2001. Kebijaksanaan
dalam Kesehatan Reproduksi.
Majalah Kesehatan Perkotaan.
TahunVIII, No.l, Yayasan
Kesehatan Perempuan.
Departemen Kesehatan RI. 1994. Profit
Kesehatan Indonesia 1994. Jakarta
: Pusat Data Kesehatan.
Depkes. 2003, Profit Kesehatan
Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
Depkes. 2005, Profit Kesehatan
Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
GOI dan UNICEF. 2000. Laporan
Nasional Tindak Lanjut Konferensi
Tingkat Tinggi Anak. Desember
2000
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarata :
PT. Rineka Cipta
Sarwono Solita, 1993. Sosiologi
Kesehatan. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta
WHO-SEARO. 1998. Regional Health
Report. Focus Women. New Delhi.

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015 Page 15

S-ar putea să vă placă și