Sunteți pe pagina 1din 100

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum biologi telah beberapa kali mendapat penyempurnaan untuk
meningkatkan mutu pendidikan biologi secara nasional. Namun perubahan tersebut belum
memberi makna bila tidak ditunjukkan melalui berbagai inovasi proses belajar mengajar di
kelas. Pada pemberlakuan kurikulum biologi terbaru (kurikulum 2006) terdapat dua isu
strategis yang perlu mendapat perhatian, yakni: bagaimana mendesain pembelajaran
biologi yang mampu (1) meningkatkan daya saing bangsa dan (2) mempercepat akselerasi
pertumbuhan ekonomi khususnya ekonomi lokal. Untuk meningkatkan daya saing bangsa
berarti meningkatkan kemampuan siswa di bidang biologi yang setara dengan kemampuan
siswa-siswa lain di tingkat nasional maupun global. Kemudian dengan meningkatkan
keterkaitan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) pada pembelajaran biologi
diharapkan dapat mempercepat pemanfaatan sumberdaya lingkungan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah (lokal).
Merespon perubahan yang sangat cepat yang terjadi pada akhir-akhir ini, khususnya
di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) tim guru biologi Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 1 Medan terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang
ditempuh melalui pelatihan guru, pemberdayaan MGMP, penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan berkolaborasi dengan mahasiswa tingkat akhir dan dosen Universitas Negeri
Medan (Unimed), inisatif inovasi dari guru, dan sebagainya. Namun hasil diagnosis
kesulitan belajar siswa MAN 1 Medan, sebagaimana dilaporkan oleh Apriyanti (2004),
ditemukan beberapa kesulitas belajar yang dihadapi oleh siswa yang berkaitan dengan: (1)
rendahnya kebebasan berpikir dan kematangan dalam pengambilan keputusan; (2) motivasi
berprestasi siswa rendah; dan (3) persepsi negatif siswa terhadap mata pelajaran biologi.
Hasil diagnosis juga ditemukan bahwa umumnya ingatan siswa terhadap materi
pelajaran sangat rendah; siswa kurang mampu menjawab dengan benar pertanyaan-
pertanyaan yang berkenaan dengan materi sebelumnya. Khusus pada pembelajaran topik
kajian Metabolisme dan Sel hal ini sangat sering ditemukan. Akumulasi kesulitan belajar
ini terjadi di kelas III, dimana pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel
membutuhkan ingatan terhadap topik kajian di kelas I dan II siswa umumnya tidak
mengingatnya lagi. Misalnya, ketika materi sel membicarakan perbedaan sel hewan
Prokaryota dengan Eukaryota, dibutuhkan ingatan siswa terhadap perbedaan ciri-ciri

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................1


hewan/tumbuhan Prokaryota dan Eukaryota yang dipelajarinya di kelas I. Akibatnya,
sebagian dari alokasi waktu pembelajaran biologi di kelas III digunakan untuk mengulang
sekilas materi sebelumnya yang menjadi prasyarat materi yang akan diajarkan,
pembelajaran menjadi tidak efisien.
Hasil diskusi tim peneliti (dosen Unimed dan guru MAN 1 Medan), ada 2 alternatif
pemecahan masalah di atas, yakni memperbaiki model dan strategi pembelajaran di kelas I
dan II atau membenahi model dan strategi pembelajaran di kelas III. Tampaknya untuk
waktu yang singkat perbaikan model dan strategi pembelajaran di kelas III adalah solusi
yang paling mungkin dilakukan dalam hal ini. Selanjutnya secara perlahan-lahan dilakukan
perbaikan terhadap pembelajaran di kelas I dan II. Keterlibatan guru kelas I dan II pada
PTK ini memungkinkan untuk melakukan perubahan tersebut sebagai keberlanjutan dari
tindakan yang dilakukan.
Permasalahan pembelajaran lain, khusus berkaitan dengan topik kajian
Metabolisme dan Sel adalah sulitnya siswa memahami materi karena peristiwa yang
dibicarakan dalam kajian ini cenderung abstrak (tidak dapat dilihat dalam proses nyata).
Guru telah berupaya membuatnya menjadi lebih nyata dengan melakukan praktikum,
namun karena keterbatasan peralatan yang dimiliki dan waktu yang tersedia tidak semua
fenomena biologi yang dapat diungkap. Dampaknya adalah terjadi miskonsepsi terhadap
konsep-konsep Metabolisme dan Sel yang diajarkan, misalnya banyak siswa beranggapan
bahwa kontraksi otot, penghantaran impuls pada sistem syaraf semata-mata karena adanya
reaksi yang berkaitan dengan ATP. Padahal pada kenyataannya ATP hanya berperan
sumber energi reaksi sehingga terjadi transport ion Ca+ ke dalam sel dan atau terjadi
transport Na+ dan K+ ke dalam dan atau ke luar sel.
Kemajuan TIK tentunya telah dapat mengatasi hal ini. Penyediaan model
transportasi materi pada sel mulai dari media presentasi Microsoft Power Point hingga
Macromedia’s Flash, QuickTime animations or movies, dan sebagainya. Beberapa situs
animasi memberikan fasilitas ini dan telah diakses antara lain Protein Structure Sites:
Protein Folding and Enzymes dan program visualisasi molecular melalui
http://www.pubmedcentral.nih.gov.; cell and molecular biology diakses pada
http://highered.mcgraw-hill.com. Media yang telah didownload tersebut telah dikemas
sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan siswa dalam bentuk multi media di dalam dan
di luar kelas. Pembelajaran dengan multimedia di dalam kelas di MAN 1 Medan sangat
mungkin dilakukan mengingat saat ini tersedia sarana komputer dan perangkat presentasi
yang cukup memadai untuk kebutuhan ini dan telah dapat digunakan untuk mengakses

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................2


internet. Minat siswa MAN 1 Medan terhadap pemanfaatan fasilitas informasi yang
disediakan di internet juga tinggi.
Inovasi desain dan strategi pembelajaran yang dilakukan menjadi sangat penting,
mengingat salah satu paradigma pembelajaran yang dikelola oleh guru di sekolah adalah
proses komunikasi yang sarat dengan muatan konsep-konsep lama dan konsep-konsep
baru. Konsep-konsep lama dapat diperoleh dari buku-buku teks yang telah dipublikasi,
sedang konsep-konsep baru diperoleh dari berbagai media komunikasi yang setiap saat di
up to date. Dengan perkataan lain, informasi yang dikomunikasikan dalam satu proses
pembelajaran harus selalu di up to date agar sesuai dengan perkembangan informasi yang
sedang berlangsung. Dalam hal ini guru sering terlambat dalam memperoleh informasi
terkini; guru disibukkan dengan tugas-tugas mengajar sebagai divergensi dari
permasalahan content based pada implementasi kurikulum 1994. Sehingga dengan
menciptakan iklim akademik dalam bentuk tukar-tukar menukar informasi diharapkan
dapat meminimasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki guru dalam meng-update informasi
yang dimilikinya.
Penerapan model strategi-strategi belajar pada tahap awal pembelajaran telah
dilakukan untuk memperkenal dan atau membiasakan siswa untuk belajar dan memanfaat-
kan sumber belajar (khususnya) bentuk cetakan/buku dengan baik. Pembelajaran
selanjutnya dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran langsung, model inquiri
(praktikum), dan diskusi. Integrasi model diskusi dengan kooperatif Jigsaw dalam
penerapan model diskusi membiasakan siswa untuk bertanggung jawab menguasai dengan
benar materi yang menjadi tanggung jawab belajarnya dan melakukan sharing informasi
dengan siswa lain. Pemanfaatan berbagai model pembelajaran tersebut disesuaikan dengan
materi ajar sehingga pembelajaran lebih menyenangkan karena memberikan pengalaman
belajar yang berbeda-beda kepada siswa.
Kolaborasi guru mata pelajaran biologi, khususnya yang mengajar pada kelas
paralel menumbuhkan iklim akademik yang kondusif di MAN 1 Medan, khususnya pada
mata pelajaran biologi. Juga melalui kolaborasi tim guru mata pelajaran dengan dosen
Unimed menumbuhkan iklim akademik yang baik dalam pelaksanaan pendidikan khusus-
nya di kota Medan, dan menumbuhkan kepedulian LPTK terhadap kualitas pelaksanaan
pendidikan yang diselenggarakan oleh alumni LPTK di sekolah.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................3


Sebagaimana telah dipaparkan dalam uraian pendahuluan di atas, beberapa
fenomena/gejala permasalahan yang dihadapi guru MAN 1 Medan pada pembelajaran
topik kajian Metabolisme dan Sel adalah:
1. Rendahnya kemampuan siswa mengingat materi prasyarat (konsep terdahulu).
2. Miskonsepsi biologi khususnya pada beberapa konsep yang tidak dapat dilihat dan
dibuktikan dalam kehidupan nyata.
3. Pembelajaran cenderung membosankan.
4. Aktivitas belajar siswa di dalam dan di luar kelas rendah.
Akar permasalahannya adalah: pembelajaran topik kajian Sel dan Metabolisme
belum dikemas dengan memanfaatkan berbagai model pembelajaran dengan memanfaat-
kan berbagai media yang telah tersedia.
Solusi pemecahan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di atas
adalah dengan menerapkan berbagai model pembelajaran untuk memanfaatkan berbagai
media/sumber belajar yang tersedia antara lain:
Media/Sumber Belajar
Model Pembelajaran Kegunaan
yang dimanfaatkan
Model pembelajaran Buku dan berbagai Meningkatkan kemampuan siswa
strategi-strategi belajar sumber belajar tercetak menggunakan memaknai sumber
(learning strategy) bacaan
Model pembelajaran Presentasi dalam bentuk Memberikan informasi kepada siswa.
langsung Power Point dan paket Kemasan presentasi dalam bentuk
animasi. CD dapat dimanfaatkan siswa di luar
kelas (di rumah)
Model pembelajaran Buku, jurnal, presentasi Meningkatkan kemampuan siswa
diskusi-kooperatif tipe Power Point, paket menggali informasi, mengolah
Jigsaw animasi, browsing di informasi, mengkomunikasikan dan
internet, dan lain-lain. melaporkan hasil kerja kelompok
Praktikum Peralatan laboratorium Membuktikan beberapa dampak dari
proses metabolisme pada sel

Berdasarkan fenomena, akar permasalahan, dan solusi yang dipilih yang telah
dikemukakan di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah guru mampu mendesain dan mengelola pembelajaran topik kajian Meta-
bolisme dan Sel dengan menggunakan multimodel dan multimedia?
2. Apakah siswa mampu menggunakan berbagai sumber belajar topik kajian
Metabolisme dan Sel secara mandiri?
3. Apakah implementasi multimodel dan multimedia pada pembelajaran Metabolisme
dan Sel dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
4. Apakah pembelajaran yang diterapkan guru dapat memotivasi siswa untuk belajar?
Indikator keberhasilan tindakan yang diukur meliputi:

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................4


1. Kemampuan guru mendesain dan mengelola pembelajaran: diukur dengan meng-
gunakan instrumen tingkat kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas guru di dalam kelas.
2. Kemampuan siswa menggunakan berbagai sumber belajar: diukur dengan
menggunakan instrumen aktivitas siswa di dalam kelas dan aktivitas siswa di luar
kelas.
3. Peningkatan hasil belajar siswa: diukur menggunakan perangkat tes kognitif, pre-test
dan post-test menurut blok waktu dan atau lingkup kajian tertentu.
4. Motivasi belajar siswa diukur menggunakan angket motivasi di awal pembelajaran dan
setelah pembelajaran dilakukan.

C. Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain dan teknik
pengelolaan pembelajaran menggunakan multimodel dan multimedia untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel di MAN 1 Medan. Secara
khusus tindakan yang dilakukan bertujuan untuk:
1. Melatih kemampuan guru biologi MAN 1 Medan mendesain dan mengelola
pembelajaran dengan menggunakan mutimodel dan multimedia.
2. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan berbagai sumber belajar.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa MAN 1 Medan tahun ajaran 2007/2008.

D. Manfaat
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihak, antara lain:
1. Hasil tindakan dapat dijadikan tim guru biologi MAN 1 Medan sebagai model
pengembangan pembelajaran biologi yang berkualitas di masa mendatang.
2. Laporan kegiatan tindakan kelas dapat dijadikan sekolah sebagai bahan perbandingan-
/contoh (benchmarking) bagi guru-guru lainnya untuk kemudian dijadikan bagian dari
program peningkatan kualitas pembelajaran di MAN 1 Medan.
3. Publikasi hasil tindakan ini pada berbagai jurnal dapat dimanfaatkan oleh guru-guru
biologi lain sebagai bahan perbandingan untuk memecahkan masalah spesifik yang
dihadapinya dalam pembelajaran biologi di SMA/MA.
4. Pemanfaatan berbagai sumber belajar dalam PBM diharapkan dapat mempercepat
perubahan paradigma pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum 2006.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................5


5. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dosen Unimed sebagai bahan pengembangan
program pendidikan biologi.

E. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel menggunakan multimodel dan
multimedia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan
aktivitas belajar siswa di dalam dan di luar kelas.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................6


A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Strategi-Strategi Belajar
Menurut Arends (1997), strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan
proses-proses pikiran yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajarinya,
termasuk ingatan dan proses metakognitif. Beberapa hal penting yang dapat dilakukan
siswa agar dapat belajar mandiri antara lain: (a) mendiagnosis secara tepat situasi belajar
khusus; (b) memilih strategi belajar untuk mengatasi masalah belajar yang dihadapi, (c)
memonitor keefektifan strategi yang digunakan, dan (d) memotivasi diri sendiri.
Penggunaan strategi belajar dalam pembelajaran didukung oleh karya Vygotsky
dalam Arends (1997) yang menekankan tiga ide pokok, yaitu (1) kecerdasan berkembang
jika individu dihadapkan pada ide-ide baru dan dikaitkan pada apa yang telah mereka
ketahui, (2) interaksi dengan orang lain untuk memperkaya perkembangan intelektual, dan
(3) peran pokok guru adalah sebagai penolong dan mediator belajar siswa.
Alasan utamanya adalah: (a) pentingnya pengetahuan awal, (b) memahami apa
pengetahuan itu, dan membedakan variasi jenis pengetahuan, dan (c) membantu
menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh oleh manusia dan diolah dalam sistem
ingatan.
Menurut Arends (1998), ada empat jenis utama strategi belajar, yaitu rehearsal
(menghafal), elaborasi, strategi organisasi dan strategi metakognitif. Strategi rehearsal ada
dua, yaitu rehearsal sederhana dengan cara mengulang (dihafal) dan rehearsal komplek
dengan cara menggarisbawahi (underlining) ide-ide utama dan membuat catatan pinggir
(marginal note). Elaborasi adalah proses menambahkan rincian sehingga informasi baru
lebih bermakna dan membuat belajar lebih mudah. Jenis elaborasi ada tiga, yaitu membuat
catatan (note taking), analogi, dan metode PQ4R.
Selanjutnya, bahan ajar yang diorganisasi dengan baik lebih mudah untuk dipelajari
dari pada yang tidak diorganisasi dengan baik (Degeng, 1997). Strategi organisasi ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu pembuatan kerangka (outlining), pemetaan (mapping), dan
jembatan keledai (mnemonic)(Arends, 1998).
Strategi metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri
sendiri atau berpikir tentang berpikir dan kemampuannya untuk menggunakan strategi
belajar tertentu dengan benar (Arends, 1998). Siswa dapat diajarkan strategi-strategi untuk
menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................7


mempelajari sesuatu, dan memilih rencana yang efektif untuk belajar atau memecahkan
masalah (Slavin, 1994).
Mengajar strategi belajar tidak banyak perbedaannya dengan pengajaran isi
pengetahuan atau keterampilan. Mengajar strategi dengan pembelajaran langsung
mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural yang tersusun baik secara bertahap (Arends, 1998).
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan untuk mengetahui tentang sesuatu. Dalam
waktu singkat keterampilan dasar pengetahuan dapat dikuasai siswa dengan belajar
langsung.
Tabel 1. Fase-fase Pembelajaran Model Strategi Belajar dan Dukungan Teori

TAHAP-TAHAP DUKUNGAN TEORI


Fase 1
1. Menyampaikan tujuan Teori pemrosesan informasi (membimbing
pembelajaran siswa menerima stimulus)
2. Memotivasi siswa Mengarahkan perhatian dan menginforma-
sikan tujuan pembelajaran (Bell Gredler)
Fase 2
3. Secara klasikal menjelaskan Teori Vygotski (menjelaskan bagaimana
strategi beajar khusus yang akan pengetahuan diperoleh.
digunakan Teori Bandura (tahap atensi;
4. Memodelkan strategi belajar mendemonstrasikan suatu keterampilan).
khusus yang digunakan secara lisan
Fase 3
5. Melatih siswa menggunakan Teori pemrosesan informasi (memper-lancar
strategi belajar pengkodean).
Teori Bandura (tahap retensi; pengulangan
secara mental dan latihan yang sebenar-nya.
Fase 4
6. Memeriksa pemahaman siswa Teori pemrosesan informasi (pengulangan
terhadap strategi belajar yang informasi).
diterapkan..
7. Memberikan umpan balik dan hasil
pemahaman siswa terhadap strategi
belajar yang digunakan
Fase 5
8. Melatih siswa untuk menerapkan Teori pemrosesan informasi (penerapan tipe-
strategi belajar yang dilatihkan secara tipe strategi belajar).
mandiri Teori Bandura (tahap produksi); keyakin-an
seorang siswa akan kemampuan me-lakukan
tugas.
Fase 6
9. Mengevaluasi tugas latihan Teori pemrosesan informasi (pengulangan
10. Membimbing siswa merangkum informasi).
pelajaran

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................8


2. Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arends (1997), tahap pembelajaran langsung digambarkan pada Tabel 2.
Ada lima tahap yang harus diketahui guru untuk menggunakan pembelajaran langsung
tersebut, yaitu:
1) Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran khusus serta
informasi latar belakang dan pentingnya materi pembelajaran.
2) Guru menginformasikan pengetahuan secara bertahap atau mendemonstrasikan secara
benar.
3) Guru membimbing pelatihan awal dengan cara meminta siswa untuk melakukan
kegiatan yang sama dengan kegiatan yang telah dilakukan guru dengan panduan LKS.
4) Guru mengamati kegiatan siswa untuk mengetahui kebenaran pekerjaannya sambil
memberi umpan balik.
5) Guru memberi kegiatan pemantapan supaya siswa berlatih sendiri serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan tugas.

Tabel 2. Tahap-tahap Pembelajaran Langsung

TAHAP-TAHAP TINGKAH LAKU GURU


Tahap 1 a.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Menginformasikan tujuan dan khusus (TPK)
menjelaskan latar belakang b. Guru menginformasikan latar belakang
dan pentingnya materi pembelajaran
c. Guru mempersiapkan siswa
Tahap 2 a. Guru memberikan informasi pengetahuan
Menginformasikan pengetahuan atau langkah demi langkah.
mendemonstrasikan keterampilan b. Guru mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar.
Tahap 3 Guru membimbing pelatihan awal dengan cara
Memberikan praktek terbimbing meminta siswa untuk melakukan kegiatan yang
sama dengan yang telah dilakukan guru (Tahap
2) melalui panduan LKS
Tahap 4 a. Guru mengamati atau memeriksa kegiatan
Memeriksa kebenaran dan memberikan siswa untuk mengetahui apakah siswa telah
umpan balik melakukan dengan benar
b. Guru memberikan umpan balik
Tahap 5 Guru memberikan kegiatan pemantapan agar
Memberikan pemantapan atau aplikasi siswa berlatih mandiri serta menerap-kannya
dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk
tugas.

Meskipun tujuan pembelajaran pada pembelajaran langsung direncanakan bersama


oleh guru dan siswa, model ini lebih berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran
menjamin terjadinya proses belajar yang efektif pada siswa terutama melalui pengamatan,

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................9


mendengarkan dan resitasi yang terencana. Beberapa penelitian yang dilakukan sekitar
tahun 1970 oleh Stallings dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa guru yang
mengorganisasikan kelasnya dengan baik, yang memungkinkan berlangsungnya
pembelajaran yang terstruktur, mengahsilkan rasio keterlibatan siswa yang tinggi dan hasil
belajar yagn lebih tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan yang kurang formal
dan kurang terstruktur (Arends, 1997).

3. Model Pembelajaran Diskusi


a. Teori-Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Diskusi
 Teori Belajar Perilaku
Beberapa prinsip teori belajar perilaku yang menjadi landasan teori dalam model
pembelajaran diskusi, adalah peranan konsekuensi, kesegeraan konsekuensi-konsekuensi,
dan pembentukan. Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan “memperkuat”
perilaku, sedang konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan “memper-
lemah” perilaku (Slavin, 1994). Implikasi prinsip ini dalam model pembelajaran diskusi
adalah pada saat siswa menjawab pertanyaan dengan benar, mengungkapkan ide dengan
lancar dan mudah dimengerti, mengutarakan pendapatnya dengan baik, dan melakukan
keterampilan diskusi lainnya dengan baik, dosen dan pemandu diskusi hendaknya langsung
memberikan pujian misalnya dengan memberikan “applaus”. Namun bila jawaban siswa
salah atau kurang sempurna, sebaiknya dosen dan atau pemandu diskusi sebaiknya
langsung memberikan pertanyaan membimbing sehingga jawaban itu menjadi benar.
Kata pembentukan digunakan dalam teori belajar perilaku mengacu pada pem-
berian keterampilan atau perilaku baru dengan cara memberikan penguatan kepada siswa
untuk mencapai perilaku akhir yang diinginkan (Slavin, 1994). Perilaku akhir yang
diharapkan dalam hal ini meliputi: 1) menetapkan tujuan; 2) mengindentifikasi kemampu-
an dan karakteristik siswa, sehingga dapat diketahui kompetensi awalnya sebelum me-
nguasai kompetensi baru, Implikasi prinsip ini dalam model pembelajaran diskusi diterap-
kan oleh dosen pada saat melakukan tugas perencanaan diskusi dan membimbing siswa
dalam melakukan diskusi sesuai dengan tahap-tahap dan aturan diskusi yang telah
ditetapkan.
 Teori Pembelajaran Sosial
Bandura (dalam Woolfolk, 1995) mengemukakan, bahwa seseorang dapat belajar
melalui pengamatan (observational learning) terhadap suatu model, Bandura (dalam
Slavin, 1994) berpendapat, bahwa apa yang kita ketahui dapat lebih banyak daripada apa

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................10


yang diperlihatkan. Misalnya, seorang siswa sebenarnya memahami proses yang terjadi
pada pertumbuhan tumbuhan yang ada disekitarnya dan kaitannya dengan sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas), namun pada saat diberikan tes yang
berkaitan dengan hal itu, siswa tersebut mendapatkan nilai yang jelek. Hal ini mungkin
disebabkan karena dia gugup atau sakit atau salah membaca dan memahami persoalan.
Sementara siswa dapat saja telah memahami suatu materi, namun pemahaman tersebut
dapat tidak terdemonstrasikan sampai situasinya memungkinkan.
Satu faktor yang terabaikan dari teori pelajar perilaku dalah fakta adanya pengaruh
yang kuat yang dimiliki oleh permodelan dan pengitimasian terhadap belajar, Dalam hal ini
terjadi interaksi antara penguatan eksternal dan proses kognitif internal untuk menjelaskan
bagaimana seseorang belajar dari orang lain. Dalam proses ini, yang hadir adalah model
tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi dari tingkah laku yang menjadi model, dan proses
internal pembelajar. Pengaruh kuat dari pemodelan dan pengimitasian terhadap belajar
mengakibatkan seseorang memperhatikan, meniru, dan adanya keinginan untuk
melakukan. Jika diberi penguatan, motivasi, dan insentif, diharapkan konsekuensi-
konsekuensi langsung dari tingkah laku menjadi dilakukan.
Dalam konteks penelitian ini, pembelajaran juga bermakna sebagai upaya
memotivasi siswa untuk dapat mempelajari suatu pengetahuan tersebut sesuai dengan
tujuannya.
 Teori Pembelajaran Kognitif
PBM biologi yang dikehendaki kurikulum Unimed 2005 menekankan pada
pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan. Perwujudan dari penekanan tersebut
melalui penerapan teori-teori pembelajaran kognitif. Dalam teori belajar modern, strategi
kognitif adalah proses penjajagan, suatu proses internal yang melibatkan siswa untuk
menyeleksi dan memodifikasi arah pikir mereka dalam memperhatikan, belajar, mengingat,
dan berpikir (Gagne, 1977).
Inti dari teori pembelajaran kognitif adalah, bahwa siswa secara individual mencari
dan mentransformasi informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-
aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi. Dengan
perkataan lain, ide pokok teori ini adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan
mereka sendiri. Prinsip belajar aktif sesuai dengan pandangan teori pembelajaran kognitif
(Slavin, 1994).
Penekanan teori pembelajaran kognitif adalah siswa haruslah sebagai prosessor
yang aktif, bukan hanya sebagai penerima informasi yang pasif. Informasi yang berupa

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................11


pengetahuan itu merupakan suatu proses pembentukan dan dalam pembentukannya siswa
harus aktif mengatur/mengaitkan skema-skema yang dimilikinya sehingga pengetahuan
dipandang sebagai suatu hasil ciptaan, bukan perolehan atau mengcopy, tetapi belajar
sebagai proses pencarian bermakna.
Beberapa teori belajar yang terkait dalam teori pembelajaran kognitif adalah: 1)
teori pemrosesan informasi dan 2) teori konstruktivis. Teori pemrosesan informasi teori
pembelajaran kognitif yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali informasi dari otak, Atkinson dan Shiffrin (dalam Slavin, 1994) membagi tiga
struktur memori manusia, yaitu register penginderaan, memori jangka pendek, dan memori
jangka panjang. Pengulangan informasi yang diperoleh dari pengumpulan informasi dan
pengolahan informasi dalam pembelajaran diskusi, dan pengulangan kembali dalam model
kooperatif jigsaw diharapkan akan menjadikan informasi yang diperoleh siswa menjadi
memori jangka panjang.
Sejalan dengan paradigma yang terkandung dalam kurikulum Unimed 2005, dosen
bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Dosen membantu dan memberikan
kesempatan kepada siswa agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara
sadar dalam mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

b. Model Pembelajaran Diskusi


Pada pengunaan model pembelajaran apapun di kelas, saat-saat tertentu selama
berlangsungnya pembelajaran, diperlukan dialog antara dosen dan siswa, serta antara siswa
dengan siswa, Diskusi merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan ber-
langsungnya dialog sintaks diskusi berbeda dengan sintaks model pembelajaran yang lain.
Diskusi dapat terjadi pada pembelajaran kooperatif, antara dosen dengan sejumlah siswa
pada pembelajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas pada pembelajaran langsung
(Arends, 1997).
Pengertian pembelajaran diskusi menurut Arifin (1994) adalah pelibatan satu
kelompok belajar yang saling berinteraksi secara verbal di dalam kelas dimana interaksi
yang dimaksud dapat berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan dosen.
Semiawan (1985), menambahkan bahwa yang dapat menjadi pemimpin diskusi tidak
hanya dosen, tetapi lebih baik jika dosen membimbing siswa agar mampu memimpin
diskusi tidak hanya dosen, tetapi lebih baik jika dosen membimbing siswa agar mampu
memimpin diskusi, sehingga karenanya dosen dapat dikatakan berhasil. Hal ini sesuai

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................12


dengan yang dianjurkan dalam kurikulum 2004, di mana dosen hanya berfungsi sebagai
desainer (fasilitator) yang mendesain pengalaman belajar agar siswa dapat mencapai
kompetensi dasar yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.
Tidak semua persoalan patut didiskusikan. Persoalan yang patut didiskusiskan
hendaknya memiliki syarat-syarat: (1) menarik perhatian siswa (2) sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa, (3) memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban,
bukan kebenaran tunggal, dan (4) pada umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar,
melainkan mengutamakan pertimbangan dan perbandingan (Semiawan, 1985).
Penggunaan model pembelajaran diskusi harus disertai petunjuk pelaksanaan yang
ekstensif untuk melaksanakannya. Bagi dosen yang belum berpengalaman, menjadi pe-
ngelola yang berhasil melaksanakan diskusi kelas seringkali memerlukan ketekunan dan
pelatihan yang lebih banyak daripada model-model pembelajaran yang lain.
Model pembelajaran diskusi dapat digunakan untuk mempelajari semua mata pel-
ajaran di sekolah. Langkah-langkah dalam model pembelajaran diskusi ini mencakup lima
tahap (Arends, 1997), yaitu:
Tahap pertama : Menyampaikan TPK dan membangkitkan motivasi
Tahap kedua : Memfokuskan diskusi
Tahap ketiga : Mengendalikan diskusi
Tahap keempat : Mengakhiri diskusi
Tahap kelima : Mengiktisarkan diskusi
Pelaksanaan aktivitas dalam model pembelajaran diskusi ini terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan (Arends, 1997:207), yaitu :
 Tugas Perencanaan
Perencanaan yang tepat pada pembelajaran diskusi meningkatkan kesempatan
untuk terjadinya spontanitas dan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran, 1)
meningkatkan tujuan, 2) Mempertimbangkan siswa, dan 3) memilih pendekatan. Ada tiga
jenis pendekatan diskusi yaitu: 1) pertukaran resitasi, 2) diskusi berdasarkan masalah, dan
3) diskusi berdasarkan tukar pendapat. Ada beberapa teknik diskusi yang digunakan untuk
meningkatkan partisipasi siswa antara lain: 1) berpikir berpasangan berbagi (Think Pair
Share), 2) kelompok bebas (Buzz Group), dan bola pantai (Beach Ball).
 Tugas interaktif
Seorang dosen sebagai pimpinan diskusi, seharusnya memfokuskan diskusi, men-
jaganya pada jalur yang sudah direncanakan, mendorong partisipasi, mencatat hasilnya dan
hal-hal yang penting lainnya (Arends,1997). Menetapkan aturan diskusi dan memfokuskan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................13


diskusi dan melaksanakan diskusi. Penyimpangan-penyimpangan dari tujuan yang terjadi
selama kegiatan pembelajaran, harus dapat diatasi oleh dosen yang efektif dengan cara
menegur siswa yang menyimpang tersebut dan kemudian memfokuskan ulang perhatian
mereka pada topik yang sedang dibicarakan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan diskusi adalah sebagai berikut (Arends: 1997): 1) mencatat hal-hal penting
dalam diskusi, 2) mendengarkan gagasan siswa, 3) mengunakan waktu jeda/waktu tunggu,
dan 4) menanggapi jawaban siswa.
Pedoman yang diarahkan oleh Madeline Hunter (1982) dalam Arends (1997) adalah
sebagai berikut:
1) Hargailah jawaban atau penampilan yang tidak benar dengan memberikan
pertanyaan agar jawaban itu menjadi benar
2) Bantulah siswa itu dengan dorongan
3) Berikan pada siswa itu rasa bertanggung jawab
4) Menanggapi jawaban/gagasan atau pendapat siswa
5) Mengekspresikan pendapat/ide sendiri
 Tugas penilaian
Tugas penilaian dan evaluasi merupakan tindak lanjut dari sebuah pengajaran,
begitu pula pengajaran dengan diskusi. Pertama adalah bagaimana dosen menindaklanjuti
pengajaran dengan diskusi pada pelajaran berikutnya, kedua adalah menetapkan peringkat
diskusi kelas, dan ketiga adalah menggunakan soal uraian dalam ujian Arends (1997):
1) Menindaklanjuti pengajaran dengan diskusi pada pelajaran berikutnya.
2) Meningkatkan peningkatan diskusi kelas
3) Menggunakan tes uraian/esei dalam ujian
Agar kegiatan diskusi dapat dilakukan lebih efektif dengan tujuan agar siswa
memiliki tanggung jawab untuk mempelajari seluruh materi dan tugas-tugas perkuliahan
yang diberikan, kegiatan diskusi selanjutnya didesain menurut kaidah-kaidah pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw. Dengan model ini, siswa bertukar dari kelompok asal (focus group)
ke kelompok ahli (home group) dengan suatu perbedaan penting; setiap siswa siswa
mempelajari sesuatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh siswa
lain dan mengajarkan sesuatu tersebut kepada anggota kelompoknya. Integrasi dua model
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja sharing informasi antar siswa-
siswa, siswa-sumber belajar, dan siswa dengan dosen. Menurut Nur, dkk. (1994), agar
siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................14


payah dengan berbagai ide. Berikut ini diuraikan kajian teori berkaitan dengan pem-
belajaran kooperatif tipe Jigsaw.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja
sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut
(Lungdren, 1994).
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”
2) Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam
kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi
yang dihadapi.
3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota
kelompok.
5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi kelompok.
6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja
sama selama belajar.
7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Menurut Thompson, et al, (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-
unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa
belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain.
Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan
yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan
siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima
perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................15


Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar
dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan (Slavin, 1995).
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah; (a) setiap anggota memiliki
peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru
membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (e) guru
hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan (Carin, 1993).
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif
sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok, pertanggung-
jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
1) Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh
penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di
atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu
sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling
mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
2) Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota
kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok
yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga
menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara
mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai
perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu.
Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah,
sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan
yang terbaik bagi kelompoknya.
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang me-
nerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan
orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................16


mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhioleh keberhasilan kelompoknya
(Slavin, 1994). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al,
(2000), yaitu:
1) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga mem-
perbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli ber-
pendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang ber-
hubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan
tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu
sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting di-
miliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan
sosial.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa
atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut
keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun
tugas anggota kelompok selama kegiatan.
Keterampilan-keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut
(Lungdren, 1994):

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................17


1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
a) Menggunakan kesepakatan
Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat
yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
b) Menghargai kontribusi
Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau
dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat
saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan tidak individu.
c) Mengambil giliran dan berbagi tugas
Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia meng-
gantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok.
d) Berada dalam kelompok
Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan
berlangsung.
e) Berada dalam tugas
Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
f) Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk
memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
g) Mengundang orang lain
Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap
tugas.
h) Menyelesaikan tugas dalam waktunya
i) Menghormati perbedaan individu
Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya,
suku, ras atau pengalaman dari semua siswa atau peserta didik.
2) Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati,
mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif,
bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan mengurangi ketegangan.
3) Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat,
menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................18


Urutan langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang
diuriakan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1: Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan dan
belajar
memotivasi siswa
Fase 2: Guru menyajikan informai kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Menyajikan informasi
Fase 3: Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
Mengorganisasikan siswa ke
kelompok agar melakukan transisi secara efektif.
dalam kelompok-kelompok
belajar
Fase 4: Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas mereka
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Fase 5: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing kelompok
Evaluasi
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Memberikan penghargaan
Sumber: Arends, 1997 dan 1998.
Terdapat enam fase utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997),
Pembelajaran dalam kooperatif dimulai dengan guru menginformasikan tujuan dari
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian
informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Kemudian dilanjutkan langkah-langkah
di mana siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang saling bergantung. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi
penyajian produk akhir kelompok atau mengetes apa yang telah dipelajari oleh siswa dan
pengenalan kelompok dan usaha-usaha individu.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengarjarkan bagian tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................19


heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi
tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembel-
ajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung
satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan” (Lie A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk
diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang di-
tugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri
dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan
mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara
kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1998).

Kelompok Asal

X * X * X * X *
+ = + = + = + =

X X * * + + = =
X X * * + + = =

Kelompok Ahli

Gambar 1. Ilustrasi Kelompok jigsaw

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................20


Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama
dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada
masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik
mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkat-
kan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang
positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pem-
belajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah
dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis
dengan baik.
Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah-angkah
pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan
diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini
diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1995):
a. Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut ntuk
mendapatkan informasi.
b. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu ntuk
mendiskusikan topik tersebut.
c. Diskusi kelompok: ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan opik pada
kelompoknya.
d. Kuis: siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.
e. Penghargaan kelompok: penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan
kelompok.
Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan individu
dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor
kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor
terakhir, Arends (1997) memberikan petunjuk perhitungan skor kelompok sebagaimana
terlihat dalam Tabel berikut.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................21


Tabel 4. Konversi Skor Perkembangan
Skor Kuis Individu Skor Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
2. 10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal 10
3. Skor awal sampai 10 point di atasnya 20
4. Lebih dari 10 di atas skor awal 30
5. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Untuk menentukan tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok,


menurut Arends (1997) dapat dilihat dalam Tabel berikut.
Tabel 5. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Kelompok Penghargaan
15 Good Team (tim yang bagus)
20 Great Team (tim yang hebat)
25 Super Team (tim yang super)

Pembelajaran Jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang spesifik


yang telah mencapai sukses dalam tiga dekade. Pada pembelajaran dengan model Jigsaw,
tiap siswa dikelompokkan dengan mekanisme tukar-menukar kelompok, dan tiap anggota
kelompok berperan penting dalam penguasaan materi secara menyeluruh dan menentukan
produk akhir (Aronson, 2005).
Menurut Siberman (2002), pelaksanaan belajar dengan teknik Jigsaw (Jigsaw
Learning) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian. Sebuah
bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman. Contohnya:
sebuah berita memiliki banyak maksud; bagian-bagian ilmu pengetahuan
eksperimental; sebuah teks yang mempunyai bagian berbeda; daftar defenisi;
sekelompok majalah yang memuat artikel panjang atau jenis bacaan lain yang
materinya pendek; dan lain-lain.
b. Hitunglah jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu
cara yang pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.
Contoh: bayangkan sebuah kelas terdiri atas 12 orang peserta. Anggaplah Anda dapat
membagi materi pelajaran dalam tiga bagian, kemudian Anda dapat membuat kwartet,
berikan tugas setiap kelompok bagian 1, 2, 3, mintalah kwartet atau “kelompok belajar”
membaca, menduskusikan, dan mempelajari materi yang ditugaskan kepada mereka.
c. Setelah selesai, bentuklah kelompok “Jigsaw Learning”, Setiap kelompok
ada seorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas. Seperti dalam contoh,

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................22


setiap anggota masing-masing kwartet menghitung 1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah
kelompok peserta “Jigsaw learning” dengan jumlah sama. Hasilnya akan terdapat 4
kelompok yang terdiri dari 3 orang (trio). Dalam setiap trio kan ada orang peserta yang
mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian 2, dan seorang lagi bagian 3.
d. Mintalah anggota kelompok “jigsaw” untuk mengajarkan materi yang
telah dipelajari kepada yang lain.
e. Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan
dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.
Langkah-langkah di atas dapat dilakukan variasi sebagai berikut:
a. Berikan tugas baru, seperti menjawab pertanyaan kelompok tergantung
akumulasi pengetahuan anggota kelompok Jigsaw.
b. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik yang lain guna mempelajari
kecakapan daripada informasi kognitif. Mintalah peserta didik mengajar peserta lain
kecakapan yang telah mereka pelajari.
Menurut Aronson (2005), ada 10 langkah bila guru ingin menggunakan model
kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran di kelas, yakni:
a. Mahasiswa-siswa dikelompok ke dalam kelompok jigsaw yang beranggota 5–6 orang.
Pembagian kelompok dapat menurut jender, etnik, kemampuan, dan lain-lain.
b. Pilih salah seorang kelompok sebagai pemimpin kelompok, dengan memperhatikan
kedewasaan setiap anggota kelompok.
c. Kelompokkan hari-hari belajar ke dalam 5–6 segmen.
d. Lakukan pengaturan agar setiap siswa mempelajari sati segmen pelajaran. Setiap siswa
hanya dituntut untukmenguasai segmen yang dipelajarinya saja.
e. Berikan tugas agar setiap siswa mempelajari semua segmen, tetapi tidak dituntut untuk
menguasainya.
f. Kelompokkan siswa-siswa yang mempelajari segmen yang sama ke dalam satu
kelompok. Mahasiswa-siswa mendiskusikan materi di dalam kelompok masing-
masing.
g. Kemudian kelompokkan kembali siswa-siswa ke dalam kelompok yang di dalamnya
terdapat siswa-siswa yang menguasai semua segmen pelajaran (kelompok Jigsaw).
h. Setiap siswa ditugaskan untuk mempresentasekan penguasaannya, dan siswa-siswa lain
memberikan pertanyaan untuk mengklarifikasi.
i. Lakukan pengamatan dari satu ke kelompok ke kelompok lainnya. Bila timbul masalah,
lakukan intervensi.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................23


j. Pada sesi terakhir, berikan quiz yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Berdasar pada paparan teori di atas, memberikan indikasi bahwa model pembel-
ajaran diskusi akan lebih efektif dan efisien bila sebelumnya siswa-siswa dikelompokkan
ke dalam kelompok-kelompok Jigsaw, sehingga setiap siswa menguasai setiap segmen pel-
ajaran, yang pada gilirannya saling memberikan informasi sesama siswa dalam kelompok
kecil maupun dalam kelompok besar, sehingga semua siswa akan dapat menguasai semua
segmen pelajaran yang telah ditetapkan, Integrasi kedua model ini akan saling melengkapi
guna pencapaian kompetensi dasar seefektif dan seefisien mungkin.

5. Pembelajaran dengan Multimedia


Pembelajaran dengan multimedia dikembangkan sesuai dengankriteria proses
belajar mengajar inovatif menurut Eggen dan Kauchak (1996) meliputi hal-hal berikut:
a. Pembelajaran didasarkan pada deskripsi pembelajaran kognitif
b. Guru menyediakan informasi yang dianalisisi siswa selama PBM berlangsung.
c. Strategi-strategi belajar didasarkan pada penelitian
d. Guru secara aktif mengarahkan analisis siswa
e. Pelajaran berorientasi pada pemecahan masalah.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh penggunaan media yang sesuai dengan tujuan
tertentu. Media pembelajaran yang dipilih dan disiapkan secara hati-hati dapat memenuhi
satu atau lebih tujuan pembelejaran berikut: memotivasi siswa, melibatkan siswa dalam
pengalaman belajar yang bermakna, melaksanakan pengajaran individual, menjelaskan dan
menggambarkan materi pelajaran dan keterampilan kinerja, menyumbang pembentukan
sikap dan perkembangan perhargaan, serta memberi kesempatan untuk menganalisis
sendiri kinerja individual dan perilaku (Kemp, 1994).
Jerome Bruner dalam Heinich, et al (1999) mengemukakan, bahwa pembelajaran
seharusnya dimulai dengan urutan pengalaman langsung menuju representasi iconic
pengalaman (seperti gambar dan film), baru kemudian representasi simbolik (seperti kata-
kata dan persamaan-persamaan matematis). Bruner lebih jauh menyatakan, bahwa urutan
pembelajaran tersebut berpengaruh langsung terhadap pencapaian ketuntasan tugas, di
mana hal ini ipermudah bila pembelajaran mengikuti urutan dari pengalaman konkrit,
peresentasi iconic, kemudian representasi akbstrak.
Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu pembelajaran, Edgar Dale
dalam Heinich, et al (1999) mengemukakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat kontrit
sampai abstrak yang dikenal sebagai kerucut pengalaman.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................24


Verbal abstract
Simbol visual simbolic
Rekaman, radio, gambar
Gambar hidup iconic
Televisi
Pameran
Karyawisata enactive
Dramatisasi
Pengalaman tiruan yang diatu
Pengalaman langsung bertuju concrete

Gambar 3. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Heinich, et al, 1999)

Pemilihan media yang sesuai dengan pertimbangan ciri-ciri setiap media dalam
strategi pembelajaran yang telah diidentifikasi, ukuran kelompok target, dan keperluan
penyebaran digambarkan oleh Hackbarth (1996) sebagai berikut:
Tabel 6. Jenis Media Pembelajaran
Ukuran
Media Ciri-ciri Distribusi
Kelompok
Buku Bentuk, tanda baca, organisasi, Kecil Lokal
pertanyaan, gaya bahasa, sajak,
metafora, drama, komedi
Gambar Subjek, komposisi, perpektif, kecil Lokal
warna, kontras, fokus, petunjuk
Audiotape Volume, tinggi-rendah nada, sedang Lokal
irama, perubahan suara,
tingkat/kecapatan
Slide Semua ciri di atas sedang Lokal
Film/Videotape Semua ciri di atas sedang Lokal
Radio Sama dengan audio, batas waktu sedang Lokal
Televisi Semua ciri di atas besar Jauh
Komputer Semua ciri di atas, interaktif kecil Lokal
Tutor Hampir semua ciri di atas, kecil Lokal
fleksibel, empati, perhatian
Guru Sama dengan tutor, wewenang, sedang Lokal
kebijaksanaan

Pada penelitian ini pembelajaran multimedia ditekankan pada kemajuan teknologi


informasi dan komunikasi menggunakan komputer. Penggunaan komputer digunakan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................25


untuk presentasi, pemecahan masalah, dan mengakses informasi melalui internet.
Mengingat luasnya penggunaan komputer saat ini, maka pembelajaran dengan multimedia
diharapkan dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. Kriteria siswa mandiri
menurut Arends (1977) adalah siswa yang dapat melakukan empat hal penting berikut:
1. Mendiagnosis suatu situasi pembelajaran khusus secara tepat.
2. Memilih strategi belajar untuk mengatasi masalah pembelajaran
3. Memantau kefektifan strategi
4. Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi pembelajaran sampai selesai

B. Kerangka Pikir
Rendahnya motivasi belajar siswa yang diindikasikan oleh rendahnya aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa umumnya disebabkan oleh rendahnya keterampilan siswa
dalam melakukan proses belajar secara mandiri dan atau berkelompok. Karena itu
pemberian strategi-strategi belajar (learning strategi) pada tahap awal proses pendidikan
siswa merupakan awal pembiasaan siswa melakukan proses belajar sesuai dengan strategi
yang sesuai dengan masing-masing pribadi siswa.
Kebiasaan belajar berkelompok dengan melakukan praktikum dan diskusi secara
umum akan menumbuhkan iklim akademik yang baik dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Namun sering sekali pengelolaan diskusi kelompok justru membuat siswa aktif
menjadi lebih aktif sedang siswa kurang aktif justru tertinggal. Ini disebabkan karena tugas
diskusi sering sekali diserahkan kepada satu atau beberapa orang anggota kelompok saja.
Karena itu, penerapan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran model diskusi
akan membiasakan siswa untuk mengemban tanggung jawab belajar pada kelompok asal
maupun kelompok ahli.
Selanjutnya dukungan fasilitas sarana dan sumber belajar merupakan penentu
utama dalam mendorong motivasi dan aktivitas belajar siswa khususnya pada
pembelajaran biologi yang cenderung bersifat abstrak seperti sel dan metabolisme.
Penggunaan multimedia dapat mengatasi kendala pembelajaran ini. Gambar-gambar,
animasi proses dan atau rekaman langsung terhadap proses-proses biologi di tingkat sel
akan memberikan penjelasan yang lebih lengkap bagi siswa untuk menjawab berbagai
pertanyaan berkaitan dengan topik kajian yang menjadi tugas diskusinya. Namun
penyediaan sarana multimedia ini perlu dikemas sedemikian rupa agar memiliki arah dan
tugas belajar yang menjadi panduan bagi siswa dalam melakukan proses belajar secara
mandiri dan atau berkelompok.

BAB III
PELAKSANAAN

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................26


A. Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di kelas II dan III Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan
tahun ajaran 2007/2008, Jl. Willem Iskandar No. 7B Medan. Waktu pelaksanaan penelitian
8 bulan (April sampai November 2007), terdiri dari tahap perancangan tindakan dan tahap
pelaksanaan tindakan.

B. Subjek
Subjek penelitian ini meliputi subjek kajian yang mendapat tindakan, yakni materi
pokok “Sel”, pada Kurikulum 2006 disajikan pada kelas II semester ganjil, dan materi
pokok “Metabolisme” yang disajikan pada kelas III semester ganjil. Subjek kajian juga
berkenaan dengan guru dan siswa yang dikenai tindakan. Subjek guru adalah guru mata
pelajaran yang mengajar di kelas II dan III. Subjek siswa yang mendapat tindakan adalah
siswa kelas II IPA dan III IPA MAN 1 Medan tahun ajaran 2007/2008.

B. Prosedur
1. Tahap Perancangan
Pada tahap perancangan ini (3 bulan) secara intensif tim peneliti melakukan
pertemuan untuk mendiskusi strategi tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap ini
dilakukan telaah kurikulum, pengemasan materi ajar dan media yang dimanfaatkan,
penyusunan Rencana Pembelajaran, penyusunan dan uji coba instrumen penelitian, serta
simulasi pembelajaran (peer teaching) dan observasi tindakan. Pertemuan intensif
dilakukan setiap minggu dengan melibatkan dosen Unimed (ketua peneliti), guru model
(anggota peneliti), dan observer (anggota peneliti 2, guru Biologi lainnya, dan mahasiswa
Jurusan Biologi FMIPA Unimed yang sedang melakukan tugas akhir). Pelibatan guru
biologi lainnya dalam tindakan ini ditujukan untuk menumbuhkan semangat Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam melakukan inovasi pembelajaran. Sedang pelibatan
mahasiswa yang sedang melakukan tugas akhir dimaksudkan untuk lebih memudahkan
mahasiswa program kependidikan memperoleh permasalahan yang akan ditelitinya
sehingga dapat mempercepat penyelesaian tugas akhirnya. Bersamaan dengan pelaksanaan
penelitian ini telah dibina 8 (depan) orang siswa yang sedang melakukan penelitian untuk
kepentingan penyelesaian tugas akhirnya, 3 (tiga) orang melakukan kajian tindakan kelas
di sekolah yang sama, 5 (lima) orang lainnya melakukan kajian tindakan di sekolah lain.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................27


Pada tahap persiapan tindakan tim peneliti melakukan pengembangan desain
pembelajaran sesuai dengan mekanisme pengembangan silabus dan penilaian yang
dianjurkan oleh Depdiknas (2003). terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
1) Identifikasi, meliputi identitas mata pelajaran, kelas/program dan semester.
2) Pengurutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran Biologi dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan
Biologi dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar kompetensi dan
kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis.
3) Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi pokok. Materi pokok dan uraian
materi pokok adalah butit-butir bahan pelajaran yang dibutuhkan sisiwa untuk
mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan
pendekatan prosedural, hirarkis, konkrit ke abstrak. pendekatan tematik.
Prinsip yang yang digunakan dalam menentukan materi pokok dan uraian materi pokok
adalah; a) prinsip relevansi. yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai; b) prinsip konsistensi. yaitu adanya kecukupan
materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai dasar yang telah ditentukan. Materi
pokok inipun telah ditentukan Depdiknas.
4) Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar
dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran
tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupan kegiatan fisik
maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar.
Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalan belajar. dapat
dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu. pembelajarannya dilakukan
dengan metode yang bervariasi. yang kemudian didesain untuk kepentingan model
pembelajaran terintegrasi diskusi dengan learning strategies.
Pengalaman belajar yang disusun memuat kecakapan hidup (life skills) yang harus
dimiliki oleh siswa. Misalnya mendiskusikan ragam persoalan biologi dari berbagai
tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitarnya (kecakapan hidup:
kesadaran sebagai makhluk Tuhan. kesadaran akan eksistensi diri. kesadaran akan
potensi diri. menggali informasi. mengolah informasi. bekerja sama dan mengambil
keputusan).

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................28


5) Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator yang ditetapkan dalam
kurikulum lebih bersifat sebagai indikator. dalam pengembangannya masih mem-
butuhkan indikator penunjang sesuai dengan tujuan spesifik pembelajaran.
6) Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih
lanjut ke dalam instrumen penilaian yang meliputi jenis tagihan. bentuk instrumen dan
contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian
yang meliputi ranah kognitif. psikomotor dan efektif.
g) Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa
mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu. prinsip yang
perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi. cakupan materi. frekuensi
penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas. Karya-karya ini dipilih dan
kemudian dinilai. sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa.
h) Sumber/Bahan/Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku
rujukan. referensi atau literatur. baik untuk menyusun silabus maupun mengajar.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat
yang diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di
sini dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi.
Sebelum memasuki tahap implementasi, terlebih dilakukan simulasi pembelajaran
dengan melibatkan tim peneliti dan mahasiswa. Simulasi dilakukan sebagai saranan latihan
bagi guru dalam mengelola KBM biologi yang berorientasi model strategi belajar. Juga
menjadi sarana latihan bagi pengamat (observer) ketika melakukan pengamatan KBM di
dalam kelas tindakan. Simulasi juga berguna untuk mengkoreksi perangkat pembelajaran
dan instrumen penelitian sebelum dilakukan KBM di dalam kelas.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Pelaksanaan tindakan dilakukan mengikuti kaidah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan
refleksi (Gambar 1). Setiap tindakan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran spesifik setiap materi ajar.
Pembelajaran menggunakan model-model sebagai berikut:
1. Model strategi-strategi belajar (learning strategy)
2. Model pembelajaran langsung
3. Model diskusi-kooperatif tipe Jigsaw
4. Model pembelajaran prosedural (praktikum)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................29


Desain Awal Pembelajaran
Multimodel & Multimedia

Pengukuran
indikator
keberhasilan

Analisis dan Informasi Umum


Refleksi SIKLUS-1 dan Simulasi

Tindakan-1 dan
Observasi Rencana Tindakan
ke-2

Pengukuran
indikator
keberhasilan

Analisis dan Simulasi


Refleksi SIKLUS-2

Tindakan-2 dan Rencana Tindakan


Observasi ke-n

SIKLUS-n

Analisis Umum tentang:


 Kemampuan guru mendesain dan mengelola pembelajaran
 Kemandirian siswa menggunakan sumber-sumber belajar
 Hasil belajar siswa, dan
 Motivasi siswa terhadap desain pembelajaran yang kembangkan.

REKOMENDASI DESAIN
Pembelajaran Metabolisme dan Sel menggunakan multimetode dan
multimedia

Gambar 1. Mekanisme PTK Pemanfaatan Multimetode dan Multimedia pada Pembelajaran


Topik Kajian Metabolisme dan Sel di MAN 1 Medan.

Model strategi-strategi belajar (learning strategy) dilakukan di awal pertemuan


untuk melatih siswa menggunakan sumber bacaan dengan teknik menandai konsep-konsep
penting, meringkas dan membuat catatan penting. Model pembelajaran langsung dilakukan
untuk memberikan informasi awal kepada siswa dengan menggunakan teknik presentasi
materi menggunakan power point dan paket animasi yang dipadukan dengan tanya jawab.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................30


Pada pembelajaran model diskusi-kooperatif tipe Jigsaw siswa dibagi atas beberapa
kelompok asal (focus group) dan kelompok ahli (home group). Pada kelompok asal siswa
mendiskusi materi yang menjadi tanggung jawabnya untuk disampaikan pada siswa lain
pada kelompok ahli. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan
sebagai berikut (Arends, 1998).
Kelompok Asal
I II III IV V VI

A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B
C C C C C C C C C C C C

A A A C C C
A A A C C C
B B B
A A A C C C
B B B
B B B
Kelompok
Kelompok Ahli III
Ahli I Kelompok
Ahli II

Gambar 2. Ilustrasi Kelompok Diskusi-Kooperatif tipe Jigsaw


Keterangan:
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda. bertemu dengan topik yang sama dalam
kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-
masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka
tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Pola pengelompokan ini didesain selain
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya.
Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik
materi yang telah dibahas.

Untuk mempermudah pengaturan kelas dilakukan teknik pengelompokan tempat


dukuk dan meja sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................31


Kelompok IV Kelompok I

Meja
Guru
Kelompok V Kelompok II

Kelompok VI Kelompok III

Gambar 3. Model tempat duduk Six-Cluster Setting dalam pembelajaran diskusi (di adopsi
dari Arends, 1998)
Model pembelajaran prosedural (praktikum) ditujukan untuk membuktikan
beberapa konsep yang telah dipelajari untuk mendapatkan penguatan dan menjadi memori
jangka panjang pada siswa. Model ini juga dapat dijadikan sebagai sumber permasalahan
untuk dipecahkan pada diskusi kelompok.
Pada tahap persiapan tindakan, dengan melibatkan tenaga ahli pendidikan dosen
dan guru model (anggota peneliti) menyusun Rencana Pembelajaran yang kemudian
didiskusikan dan disimulasikan dengan anggota peneliti dan guru biologi lainnya. Anggota
peneliti 2, dosen, dan beberapa orang mahasiswa bertindak sebagai observer.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru model melakukan pembelajaran dan proses
pembelajaran diamati oleh observer (terdiri dari dosen, anggota peneliti, guru biologi lain,
dan mahasiswa). Hasil observasi dari tiap pertemuan langsung dianalisis oleh tim peneliti
untuk menyusun perbaikan pada siklus berikutnya. Setiap siklus tindakan dapat terdiri dari
2-4 pertemuan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran suatu
lingkup materi ajar. Selanjutnya hasil evaluasi tindakan setiap siklus kemudian dijadikan
bahan penyusunan rencana tindakan tahap berikutnya. Perbaikan yang dilakukan berkaitan
dengan teknis pemanfaatan model pembelajaran dan media/sumber belajar yang
digunakan. Rencana tindakan dilakukan sebanyak tiga kali meliputi lingkup materi: (1)
Pertumbuhan dan Perkembangan; (2) Katabolisme; dan (3) Anabolisme.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................32


3. Tahap Analisis Akhir dan Publikasi
Analisis akhir tindakan dilakukan oleh tim peneliti untuk menghasilkan
rekomendasi desain pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel menggunakan
multimetode dan multimedia, dengan menganalisis kemampuan guru mendesain dan
mengelola pembelajaran, kemandirian mahasiswa menggunakan sumber-sumber belajar,
hasil belajar siswa, dan motivasi siswa terhadap desain pembelajaran yang kembangkan.
Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Rencana Pembelajaran (RP) dianalisis dengan statistik deskriptif evaluatif secara
langsung terhadap RP yang telah disusun oleh guru mitra.
b. Hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. keterampilan siswa
dalam melakukan diskusi selama KBM, dan motivasi siswa terhadap pengelolaan
pembelajaran dianalisis dengan deskriptif presentase secara kuantitatif.
c. Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar yang
ditetapkan dalam kurikulum 2004, yakni siswa dinyatakan tuntas belajar secara
individu bila telah memperoleh skor 75% dari skor total, dan ketuntasan klasikal
tercapai bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa tuntas belajar.
d. Pendeskripsian tiap-tiap aktivitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif disesuaikan
dengan kegiatan siswa, guru, serta respon yang diberikan. yang disajikan dalam bentuk
tabel-tabel dan grafik.
Pemilihan analisis deskriptif ini didasarkan pada pemikiran. bahwa penelitian ini
tidak membebani guru mitra dengan statistik inferensial yang umumnya menjadi momok
bagi banyak guru yang ingin melakukan penelitian tindakan kelas.
Hasil analisis selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan laporan dan artikel
tindakan kelas yang telah dilakukan. Seminar hasil penelitian dilakukan untuk
mensosialisasikan hasil tindakan kepada guru-guru lain yang difasilitasi di Kepala Sekolah
MAN 1 Medan. Melalui seminar ini praktik baik (good practice) yang dilakukan melalui
PTK ini dapat disampaikan kepada guru-guru yang kemudian diharapkan akan mencontoh
dan melakukan tindakan terhadap mata pelajaran yang diampunya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................33


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Pengelolaan Pembelajaran
Tindakan yang dilakukan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP
1 s.d 6). Pada siklus I dan II tindakan yang diberikan adalah siswa mempelajari materi ajar
yang telah disusun guru menggunakan strategi-strategi belajar seperti menggarisbawahi
dan memberi menandai konsep penting, membuat catatan pinggir dan sebagainya. Agar
kegiatan belajar siswa terkendali, pembelajaran dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa
(LKS-1). Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran ditampilkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Biologi dengan Model Strategi Belajar pada
Siklus I dan II.
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Rerata Kategori
I Fase 1
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3,8 4,0 3,9 Baik
2. Memotivasi siswa 3,8 3,5 3,6 Baik
Fase 2
3. Menjelaskan strategi belajar khusus yang akan
Digunakan 4,0 3,5 3,8 Baik
4. Memodelkan strategi strategi belajar khusus
yang digunakan secara lisan 3,5 4,0 3,8 Baik
Fase 3
5. Melatih siswa menggunakan strategi belajar
di bawah bimbingan guru 3,3 3,5 3,4 Cukup Baik
Fase 4
6. Memeriksa pemahaman siswa terhadap
strategi belajar yang diterapkan. 3,8 3,5 3,6 Baik
7. Memberikan umpan balik dari hasil pemaham-
an siswa terhadap strategi belajar yang diguna-
kan. 3,3 4,0 3,6 Baik
Fase 5
8. Melatih siswa untuk menerapkan strategi
belajar yang dilatihkan secara mandiri 3,3 3,8 3,5 Baik
Fase 6
9. Mengevaluasi tugas latihan 3,8 3,5 3,6 Baik
10. Membimbing siswa merangkum pelajaran 4,0 3,8 3,9 Baik
II Suasana Kelas
1. Siswa antusias 4,0 4,0 4,0 Baik
2. Guru antusias 4,0 4,0 4,0 Baik
III Pengelolaan waktu 4,0 4,0 4,0 Baik
Jumlah 44,3 45,0

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................34


Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 menunjukkan, bahwa selama
penelitian tindakan pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan kemampuan guru
mengelola pembelajaran berorientasi model strategi belajar, di antaranya pada aspek
pengamatan: (a) Menyampaikan tujuan pembelajaran; (b) Memodelkan strategi belajar; (c)
melatihkan strategi belajar; dan (d) Memberikan umpan balik. Selanjutnya selama
pembelajaran tampak bahwa guru dan siswa antusias melaksanakan pembelajaran.
Pada siklus III telah pembelajaran telah dikembangkan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Urutan langkah-langkah pembelajaran yang
digunakan pada pembelajaran tindakan mengacu pada tahap-tahap: pendahuluan–kegiatan
inti–penutup, yang didalamnya diintegrasikan fase-fase pembelajaran sesuai dengan syntax
pembelajaran kooperatif. Hasilnya diperoleh, bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran biologi tergolong cukup baik dalam hal penyampaian tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa dan menjelaskan mekanisme belajar model diskusi-
kooperatif Jigsaw (fase I dan III); dan tergolong baik dalam hal menyajikan materi,
mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya, membimbing siswa, mendorong dan
melatihkan keterampilan diskusi, mengevaluasi hasil kerja kelompok, membimbing siswa
dalam presentasi, membimbing siswa membuat kesimpulan, memberi tugas rumah, dan
mengumumkan penghargaan (Gambar 4.1). Hasil ini mengindikasikan, bahwa proses
pembelajaran pada kelas tindakan berlangsung dengan baik. Hal ini didukung oleh adanya
kecenderungan perubahan pengelolaan pembelajaran dari kategori cukup baik ke baik,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1. Rata-Rata Skor Pengelolaan Pembelajaran pada Fase-Fase Menurut Syntax
Pembelajaran Diskusi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................35


Gambar 4.2. Rata-Rata Skor Pengelolaan Pembelajaran Pada Tindakan siklus-3 hingga
Tindakan siklus 6

2. Aktivitas Siswa dan Guru selama Pembelajaran Berlangsung


Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam KBM pada
pembelajaran biologi dengan model strategi belajar, disajikan dalam Tabel 4.2.
Pada Siklus I aktivitas guru cenderung merata pada pemberian keterampilan
strategi belajar kepada siswa (13,9–18,8%), dan aktivitas siswa lebih cenderung men-
dengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,5%) dan berdiskusi antar siswa (12,8%).

Tabel 4.2 Rata-rata Aktivitas Guru Pada Pembelajaran dengan Model Strategi-Strategi
Belajar.

Aktivitas Guru
No. Aktivitas Siklus I Siklus II Jumlah
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3,5 2,5 6,0
2 Memotivasi siswa 6,0 2,5 8,5
3 Secara klasikal menjelaskan strategi belajar khusus
yang akan digunakan 5,0 1,0 6,0
Memodelan dan melatihkan strategi belajar yang
4 Digunakan 5,8 4,3 10,1
Membimbing siswa mempraktekkan strategi
5 Belajar yang dilatihkan 6,8 5,8 12,6
6 Mengevaluasi tugas latihan 5,5 7,3 12,8
7 Membimbing siswa merangkum pelajaran 2,0 6,8 8,8
8 Bukan kategori di atas 1,5 2,5 4,0

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................36


Tabel 4.2 Rata-rata Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran dengan Model Strategi-Strategi
Belajar.

Aktivitas Siswa
No. Aktivitas Siklus I Siklus II Jumlah
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 6,3 3,3 9,6
2 Diskusi antar siswa dan guru 0,9 0,9 1,8
3 Diskusi antar siswa 4,6 4,3 8,9
4 Mempraktekkan strategi yang dilatihkan 1,8 2,3 4,1
5 Merangkum pelajaran 2,9 2,4 5,3
6 Bukan kategori di atas. 2,0 1,7 3,7

Pada siklus II guru lebih cenderung melakukan aktivitas seperti memodelkan


strategi yang digunakan (11,8%), membimbing praktek siswa (16,0%), mengevaluasi
(20,1%) dan membimbing siswa merangkum pelajaran (18,8%). Sedang aktivitas siswa
yang dominan adalah berdiskusi dengan sesama temannya (12,1%).

25,0
20,0
Persentase

15,0
10,0
5,0
0,0
1 2 3 4 5 6 7 8
Kategori Aktivitas

Siklus I Siklus II

Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Aktivitas Guru dalam KBM Biologi Berorientasi
Strategi Belajar Siklus I dan II

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................37


40,0

Persentase
30,0

20,0

10,0

0,0
1 2 3 4 5 6

Kategori Aktivitas
Siklus I Siklus II

Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa dalam KBM Biologi Ber-orientasi
Strategi Belajar Siklus I dan II

Mencermati hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam KBM biologi
berorientasi model strategi belajar pada siklus I dan II menunjukkan terjadi peningkatan
aktivitas guru dalam mengevaluasi tugas latihan dan membimbing siswa merangkum
pelajaran, serta penurunan aktivitas lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cenderung
telah mandiri dalam menerapkan strategi belajar dalam KBM. Hal ini ditunjukkan oleh
peningkatan aktivitas diskusi dengan sesama siswa dan mempraktekkan strategi belajar,
serta penurunan aktivitas mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.
Pada tahap awal pembelajaran (tindakan Siklus III), kegiatan guru cenderung
didominasi oleh aktivitas menjelaskan materi dan mendorong keterlibatan dan
keikutsertaan siswa (memotivasi siswa). Pada tahap tindakan IV dan VI, guru cenderung
lebih banyak mengamati kegiatan siswa, mengajukan pertanyaan, dan menerapkan waktu
tunggu. Di sisi lain, pada tahap awal (tindakan III dan IV), siswa cenderung lebih
memperhatikan penjelasan guru dan membaca dan atau menanggapi guru, selanjutnya pada
tindakan V dan VI sudah lebih cenderung melakukan aktivitas-aktivitas produktif seperti
menanggapi pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan menulis hal-hal yang relevan dengan
KBM. Keadaan ini mengindikasikan bahwa guru mata pelajaran dan siswa telah mampu
menerapkan model pembelajaran yang diperkenalkan melalui PTK ini dengan baik.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................38


Gambar 4.5. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Diskusi
Keterangan:
Akt-1: Menyampaikan pendahuluan Akt-7: Menulis yang relevan dengan KBM
Akt-2: Menjelaskan materi Akt-8: Mengamati kegiatan siswa
Akt-3: Mengajukan pertanyaan Akt-9: Membimbing siswa
Akt-4: Menanggapi pertanyaan/gagasan siswa Akt-10: Menerapkan waktu tunggu
Akt-5: Mengekspresikan ide sendiri Akt-11: Menutup pelajaran
Akt-6: Mendorong keterlibatan dan keikutsertaan Akt-12: Perilaku yang tidak relevan
siswa (memotivasi siswa)

Gambar 4.6. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Diskusi


Keterangan Gambar 10:
Akt-1: Memperhatikan penjelasan siswa Akt-6: Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi
Akt-2: Membaca (buku siswa, LKS) Akt-7: Menulis (yang relevan dengan KBM)
Akt-3: Menanggapi pertanyaan guru Akt-8: Bekerja dengan menggunakan alat
Akt-4: Menanggapi pertanyaan siswa Akt-9: Menyatakan ide dengan jelas
Akt-5: Mengajukan pertanyaan tingkat rendah Akt-10: Perilaku yang tidak relevan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................39


Melalui empat tahapan tindakan yang dilakukan (pada siklus III, IV, V dan VI)
diperoleh adanya kecenderungan peningkatan keterampilan siswa mengajukan pertanyaan
tinggi, diiringi dengan penurunan aktivitas mengajukan pertanyaan tingkat rendah.
Mengajukan pertanyaan pada mulanya mengalami penurunan (pada tindakan siklus IV dan
V), tetapi menunjukkan kecenderungan menaik kembali pada tindakan VI. Gambar 4.7 di
bawah ini menunjukkan kecenderungan penurunan aktivitas siswa dalam menyatakan ide.
Ini diduga karena pada tindakan V kegiatan siswa adalah paktikum, dan pada tindakan VI
cenderung menyimpulkan hasil diskusi dan praktikum yang telah dilakukan pada tahap
tindakan sebelumnya.

Gambar 4.7 Perkembangan Keterampilan Diskusi Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan

3. Hasil Belajar dan Respon Siswa Terhadap Tindakan Pembelajaran yang


Diberikan
Hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan model
pembelajaran strategi-strategi belajar dan diskusi menggunakan model Jigsaw dengan
memanfaatkan multimedia berupa slide dan animasi diperoleh, 88,4% siswa mencapai
ketuntasan belajar dengan penguasaan 70% dan frekuensi terbesar berada pada rentang
skor 70-79. Hanya 11,6% siswa (5 dari 43 siswa) yang tidak mencapai ketuntasan belajar
(Gambar 4.8). Kepada siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar dilakukan pembel-
ajaran remedial dengan memanfaatkan tutor sebaya, di mana siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar dijadikan tutor untuk membantu rekan-rekannya yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan iklim akademik di
lingkungan sekolah MAN 1 Medan.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................40


Gambar 4.8. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Ulangan Harian dan Setelah
Mendapat Tindakan.

Bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum mendapatkan tindakan, hasil
belajar siswa setelah mendapatkan tindakan menunjukkan kecenderungan peningkatan
yang cukup memuaskan, di mana pada ulangan harian sangat sering terjadi hampir
keseluruhan siswa tidak mencapai ketuntasan belajar.
Hasil diskusi mendalam dengan guru diperoleh informasi bahwa saat ini telah
terjadi penurunan minat dan motivasi siswa untuk sungguh-sungguh belajar. Tindakan
yang diberikan melalui penelitian menunjukkan respon siswa terhadap pembelajaran yang
menggembirakan, dimana 75% siswa menyatakan senang dengan desain pembelajaran
yang disusun. Respon senang karena pembelajaran yang diselenggarakan banyak praktek
atau kegiatan, guru menerangkan dengan jelas, gurunya menyenangkan, cara mengajar
bervariasi dan tidak membosankan, banyak memperoleh kesempatan berbicara,
mengeluarkan pendapat, atau bertanya kepada guru atau teman.
Pembelajaran sebelumnya kurang menyenangkan, sebab guru lebih banyak
menerangkan (ceramah), dalam menerangkan sering tidak jelas (karena tidak dilengkapi
dengan LKS, model, dan atau media pembelajaran), membosankan, dan soal-soal tes
sering terasa asing bagi siswa.
Secara keseluruhan, setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
strategi-strategi belajar dan diskusi menggunakan model Jigsaw dengan memanfaatkan
multimedia, respon siswa: 1) cara mengajar seperti ini agar diterapkan untuk pelajaran lain;
2) banyak hal-hal baru yang menyenangkan selama pelajaran; dan 3) penjelasan guru

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................41


mudah dipahami (sebab sebelumnya siswa telah diberi bahan berupa LKS, slide dan
animasi biologi).

B. Pembahasan
Kunci kesuksesan pembelajaran di sekolah yang pertama dan utama adalah terletak
pada kemampuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran. Meskipun tujuan pem-
belajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa, model strategi belajar lebih
berpusat pada guru. Sistem perencanaan dan pengelolaan pembelajaran yang baik akan
menjamin terjadinya proses belajar yang efektif pada siswa, terutama melalui pengamatan,
mendengarkan, dan resitasi yang terencana. Hal ini didukung oleh pendapat Gagne dan
Briggs (1987) dalam Arends (1998) yang menyatakan, bahwa pengajaran yang dirancang
secara sistematis banyak berpengaruh terhadap perkembangan individu manusia.
Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru berupa tindakan
pembelajaran model strategi-strategi belajar memanfaatkan multimedia secara deskriptif
telah menunjukkan peningkatan dari 76,9% kategori baik pada tindakan siklus I menjadi
100% baik pada tindakan siklus II, terutama dalam pengelolaan pembelajaran yang
berorientasi model strategi-strategi belajar. Dengan demikian, untuk pembelajaran
selanjutnya, guru sudah dapat secara mandiri mengembangkan kemampuannya merencana-
kan dan melaksanakan pembelajaran khususnya yang berorientasi model strategi-strategi
belajar. Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa ketika akan menerapkan
model pembelajaran inovatif lainnya (misalnya model diskusi), karena siswa telah
memiliki keterampilan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang dianjurkan dan atau
ditugaskan oleh guru dalam PBM.
Pandangan ini didukung oleh hasil penelitian Stallings dan rekan-rekannya (1970
dalam Arends, 1997) menunjukkan, bahwa guru yang mengorganisasikan kelasnya dengan
baik, yang memungkinkan berlangsungnya pembelajaran yang terstruktur, menghasilkan
rasio keterlibatan siswa yang tinggi (time – task – ratio) dan hasil belajar yang lebih tinggi
daripada guru yang menggunakan pendekatan kurang formal dan kurang terstruktur.
Perencanaan dan pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru tentunya akan
membantu guru untuk lebih mengarahkan aktivitasnya di kelas kepada upaya-upaya
membelajarkan siswa. Dari hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi
yang dilakukan guru di siklus I pada kategori: (2) memotivasi siswa; (3) menjelaskan
strategi belajar khusus yang akan digunakan; (4) memodelkan dan melatihkan strategi
belajar yang digunakan; dan (5) membimbing siswa mempraktekkan strategi belajar yang

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................42


dilatihkan; dapat menurunkan aktivitas: (1) mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru; dan (2) diskusi antara siswa dan guru; serta meningkatkan aktivitas: (3) diskusi antar
siswa; dan (4) mempraktekkan strategi belajar yang dilatihkan pada siklus II.
Slavin (1997) mengemukakan, bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit apabila meraka dapat mendiskusikan dengan temannya.
Konstruktivisme memandang perkembangan kognitif sebagai suatu hasil pertumbuhan dari
perkembangan sosial melalui interaksi dengan orang lain yang terjadi dalam zona
perkembangan terdekat anak-anak, dimana anak-anak dapat melakukan tugas-tugas baru
yang berada dalam kemampuan meraka dengan bantuan guru atau teman sebaya.
Diskusi merupakan komunikasi, dimana siswa berbicara dengan siswa yang lain,
saling membagi gagasan dan pendapat. Menurut Arends (1997) diskusi dapat mencapai
tiga tujuan pembelajaran, yaitu: (a) memperbaiki pemikiran siswa dan membantu mereka
menyusun pemahaman materi akademis; (b) mendorong keterlibatan dan keikutsertaan
siswa, memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengutarakan ide-ide mereka sendiri,
serta memotivasi siswa untuk ikut terlibat dalam pembicaraan di kelas; (c) membantu
siswa belajar keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
Atas dasar pada pemikiran tersebut, tindakan pembelajaran yang dilakukan
berikutnya adalah menerapkan model pembelajaran diskusi dengan pembagian kelompok
tipe Jigsaw. Kualitas pembelajaran diindikasikan dari: a) kemampuan guru mata pelajaran
mengelola pembelajaran; b) kecenderungan aktivitas guru selama proses pembelajaran; c)
kecenderungan aktivitas siswa selama proses pembelajaran; d) keterampilan siswa dalam
berdiskusi; dan e) respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. Selanjutnya
kualitas hasil belajar akan tergambar dari ketuntasan belajar klasikal siswa.
Pengalaman selama melakukan penelitian tindakan, mulai dari perencanaan,
implementasi, dan evaluasi menunjukkan, bahwa guru mata pelajaran telah siap
mengimplementasikan pembelajaran berbasis kompetensi pada tahun pelajaran mendatang.
Hal ini ditunjukkan oleh capaian kategori “baik” dalam pengelolaan pembelajaran pada
kelas tindakan. Walaupun pada awal-awal pelaksanaan tindakan kelihatan guru masih
mendominasi pembelajaran, tidak menyampaikan aturan diskusi kelompok, pertanyaan
awal guru (untuk kepentingan motivasi) cenderung tidak dilakukan, dan guru terlalu cepat
memberikan respon/jawaban yang tidak dapat dijawab oleh siswa.
Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa juga menunjukkan kecenderungan
peningkatan aktivitas mengamati kegiatan siswa dan mengajukan pertanyaan.
Penyampaian materi dalam bentuk ceramah sudah sedikit sekali dilakukan guru. Selama

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................43


proses pembelajaran guru hanya menyajikan cuplikan materi sebagai kerangka awal bagi
siswa untuk berpikir atau belajar lebih lanjut secara kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Carin (1993), bahwa salah satu ciri pembelajaran
kooperatif adalah, selama proses belajar mengajar berlangsung, guru membantu
melatihkan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal siswa dalam
kelompok. Menurut Vygotsky dalam Slavin (1994), di sinilah letaknya konsep scaffolding,
di mana guru memberikan kepada siswa sejumlah bantuan atau pengetahuan selama tahap-
tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan pada anak untuk mengambil alih tanggung jawab. Fungsi mental yang lebih
tinggi bagi siswa, pada umumnya muncul dalam kerjasama antar individu. Rendahnya
persentase aktivitas menjelaskan juga didukung oleh pandangan konstruktivis dalam
pembelajaran IPA (Slavin, 1994), bahwa prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah guru memberikan kepada siswa anak tangga yang membawa siswa akan
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan, siswa sendiri yang harus memanjat tangga
tersebut.
Perubahan perilaku mengajar guru yang diimplementasikan melalui penelitian
tindakan ini telah berdampak bagi perubahan perilaku belajar siswa, sebagaimana
ditemukan melalui penelitian ini; di akhir tindakan proporsi aktivitas pembelajaran terbesar
telah berada aktivitas siswa bertanya (dengan pertanyaan tingkat rendah dan tingkat tinggi)
dan mencatat hal-hal yang relevan dengan kegiatan pembelajaran. Dari gambaran aktivitas
siswa tersebut tampak, bahwa pembelajaran menggunakan multimodel telah menunjukkan
kegiatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,
sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pendorong siswa belajar. Hal ini
sejalan dengan pendapat Abruscato (1999) dan Vol Glaserferl dalam Soeparno (1997)
tentang teori konstruktivisme dalam pembelajaran IPA, bahwa, pembelajaran merupakan
kerja mental aktif, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Dalam kerja mental
siswa, guru memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan
berpikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun siswa tetap merupakan kunci
pembelajaran
Pada akhirnya, perubahan perilaku mengajar guru dan perubahan perilaku belajar
siswa yang difasilitasi melalui penelitian tindakan ini berdampak bagi peningkatan hasil
belajar siswa, di mana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mencapai ketuntasan
belajar, suatu keadaan yang sulit untuk dicapainya sebelumnya. Fenomena ini mengandung
makna, bahwa pembelajaran dengan menerapkan multimodel (model strategi-strategi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................44


belajar dan model diskusi dengan memanfaatkan media slide dan animasi) yang
diimplementasikan peneliti, mempunyai kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang
baik. Hasil tersebut sejalan dengan yang dikemukaan oleh Slavin (1994), bahwa
pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki prestasi akademik siswa dan membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit.
Seluruh hasil penelitian yang telah dipaparkan di muka selanjutnya akan
memberikan dampak yang lebih luas bila guru mata pelajaran lain khususnya di MAN 1
Medan juga melakukan inovasi dalam pembelajarannya melalui penerapan model-model
pembelajaran inovatif dan kreatif. Satu model pembelajaran tidak selalu baik diterapkan
pada semua kajian dan semua mata pelajaran di SMA/MA, karena itu guru harus terus
mencoba dan mengembangkan kreativitasnya untuk mendesain pembelajaran yang mampu
memotivasi siswa untuk belajar. Pemberdayaan MGMP adalah salah satu alternatif yang
dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini yang dinaungi di bawah panji-panji manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................45


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Mengacu pada uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada
bab sebelumnya, dapat disusun simpulan bahwa:
1. Desain pembelajaran biologi kelas SMA/MA dengan multimodel (strategi-strategi
belajar dan diskusi kelompok tipe Jigsaw) dan multimedia (slide presentasi dan
animasi) dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dengan “baik”.
2. Dengan model pembelajaran strategi-strategi belajar siswa mampu menggunakan
berbagai sumber belajar (buku literatur) yang dimanfaatkan dalam bertukar informasi
pada pembelajaran diskusi.
3. Ada kecenderungan perubahan dan peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam
melakukan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
4. Penerapan pembelajaran topik kajian sel dan metabolisme dengan multimodel dan
multimedia memberikan dampak bagi peningkatan hasil belajar siswa.
5. Siswa merespon dengan baik variasi metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
pada pembelajaran topik kajian Sel dan Metabolisme.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman melakukan PTK dan analisis hasil tindakan, disampaikan
beberapa saran yang diharapkan berguna bagi perbaikan desain model pada penerapan
model dan atau pengembangannya serupa di masa mendatang, sebagai berikut:
1. Siswa telah mampu menggunakan sumber belajar yang beragam, namun sebatas buku-
buku pelajaran yang mereka miliki dan tersedia di perpustakaan sekolah. Karena itu ke
depan, perpustakaan sekolah perlu disiapkan dengan berbagai sumber belajar (berupa
buku) terutama buku-buku teks dan CD-ROOM pembelajaran. Siswa kelas-kelas
rendah perlu dibekali terlebih dahulu dengan keterampilan strategi belajar seperti
keterampilan membaca, memberi tanda, pemetaan konsep, dan sebagainya agar dapat
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk menggali informasi terkait dengan
materi kajian pembelajaran.
2. Dengan desain model yang telah disusun ini, diharapkan guru mata pelajaran biologi
dapat mengembangkan dan mendesain sesuai dengan kebutuhan/kondisi siswa dan
sekolah.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................46


3. Pembelajaran dengan hanya menggunakan satu model saja tidak selamanya baik untuk
semua topik kajian mata pelajaran, karena itu kreativitas guru dalam melakukan
tindakan yang berulang-ulang akan memberikan hasil berupa model-model
pembelajaran yang sesuai dengan kekhasan tiap topik kajian mata pelajaran.
4. Pemberdayaan MGMP adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah dan
pemerintah dalam meningkatkan kemampuan profesional guru. Melalui pertemuan
rutin, guru-guru dapat mendiskusikan berbagai persoalan yang ditemukan dalam
pembelajaran, mencari akar masalah, mengindentifikasi alternatif pemecahan masalah,
dan menetapkan prioritas pemecahan sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah
dan siswa.
5. Desain pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian tindakan kelas ini belum
sepenuhnya sempurna. Karena itu, bagi guru yang ingin mengimplementasikannya
dalam pembelajaran Biologi, hendaknya melakukan telaah terlebih dahulu, sehingga
akan dihasilkan strategi yang mungkin berbeda dan lebih bersifat inovatif.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................47


DAFTAR PUSTAKA

Arends. R. I. (1998). Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.


Arends. R.I. (1997). Classroom Instructional and Management. New York: McGraw-Hill
Book Co.
Arends. Richard I. (1998). Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Book Co.
Aronson. Elliot. 2005. Classrom Jigsaw. http://www.jigsaw.org.
Abruscato, J. (1999). Teaching Children Science: A Discovery Approach. New York: Allyn
and Bacon.
Bryce, T.G.K., McCall, J., MacGregor, J., Robertson, I.J., dan Weston, R.A.J. (1990).
Tecniques process skills in practical science: Teacher’s guide. Oxford: Heinemann
Educational Books.
Carin, A. (1993). Teaching Modern Science. New York: McMillan Publishing Company.
Drost, J. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompas Online, http://-
www.kompas.com. 26 Januari 2004.
Eggen, P.D. and Kauchak, D.P. (1996). Strategies for Teachers Teaching Content and
Thingking Skills. Boston: Allyn and Bacon.
Gagne. R.M. (1977). The Condition of Learning. Third Edition. New York: Holt Rinehart
and Winston.
Gronlund, Norman E. (1971). Measurement and Evaluation in Teaching. New York: The
MacMillan Publ. Co.
Hackbarth, S. (1996) The Educational Technology Handbook. New Jersey: Educational
Technology Publications, Inc.
Hall, Gene E. (1986). Competency – Base Education: A Process for the improvement of
education, New Jersey: Englewood Cliffs, Inc.
Harris, Sue and Kington, Alison (2002). The use of ICT in the classroom. Tersedia pada
http://www.nfer.ed.gov. Diakses tanggal 3 Juni 2006.
Harris, Sue and Kington, Alison. (2002). Innovative Classroom Practices Using ICT in
England: the Second Information Technology in Education Study (SITES). Tersedia
pada http://www.nfer.ed.gov. Diakses tanggal 3 Juni 2006.
Heinich, R., et al. (1999) Instructional Media and Technologies for Learning. USA:
Prentice-Hall Inc.
Howe, A.C. and Jones, L. (1993). Engaging Children in Science. New York: MacMillan
Publishing Company.
Ibrahim. M.. Fida R.. Nur. M. dan Ismono. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
Unesa Press.
Kemp, J.E. (1994). Designing Effective Instruction. New York: MacMillan College
Publishing Company.
Lie. A.. (1994). Jigsaw: A Cooperative Learning Method for the Reading Class. Waco.
Texas: Phi Delta Kappa Society.
Lungdren. L. (1994). Cooperative Learning in The Science Classroom. New York:
McGraw Hill Companies.
Mayer, W. V. (Ed.). (1978). BSCS: Biology teachers’ handbook. 3-rd ed. New York: John
willey and Sons.
Natawidjaja. R. (1997). Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta:
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Menengah.Ditjen Dikti.
Departemen Pendikikan dan Kebudayaan.
Nur. Mohamad dan Wikandari, Prima Retno. (1998). Pendekatan-Pendekatan
Konstruktivis dalam Pembelajaran. Surabaya: IKIP Surabaya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................48


Rahadi, Suko. (2004). Kurikulum Berbasis Kapitalis. Kurikulum Online, http://-
www.puskur.or.id. 22 Desember 2004.
Raven, et. a. 2006. Biology. Seventh Edition. http://highered mcgraw-hill com=sites=
dl=free=0072437316=120060=ravenanimation.html
Reed, A.J.S., Bergemann, V.E., and Olson, M.W. (1998). A Guide to Observation and
Participation In the Classroom: An Introduction to Education. Boston: McGraw Hill
Companies, Inc.
Siberman, Mel. (2002). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu
Pendidikan Islam (Yapendis).
Simatupang, Zulkifli. (2003). Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa Melalui
Implementasi Model Strategi-Strategi Belajar. Suara Pendidikan. Vol. 21. No. 3.
November 2003.
Slavin, (1994). Educational Psychology, Theory and Practice. Needham Heights: Allyn &
Bacon.
Slavin, (1995). Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts: Allyn and
Bacon Publisher.
Stith, Bradley J. (2004). Use of Animation in Teaching Cell Biology. Cell Biol Educ. 2004
Fall; 3(3): 181–188. Tersedia pada http://www.pubmedcentral.nih.gov. Diakses
tanggal 1 Juni 2006.
Tim Pelatih Proyek PGSM (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Proyek PGSM Ditjen Dikti. Depdikbud.
Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Thompson. M.. McLaughlin. C.W.. & Smith. R.G. (1995). Merril Physical Science
Teacher. Wraparound Edition. New York: Glencoe McGraw-Hill.
Whitaker, U. (1989). Assessing Learning: Standards, Principles, & Procedures.
Philadelphia: Council for Adult and Experiential Learning.
Woolfolk, A. (1993). Educational Psychology. Fifth Edition. Needham Heights: Allyn and
Bacon Publishers.
-----------, (2003). Layanan Profesional: Kurikulum dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Biologi SMA/MA. Jakarta: Puskur, Balitbang, Depdiknas.
-----------, (2003). Layanan Profesional: Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Puskur,
Balitbang, Depdiknas.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................49


LAMPIRAN 1

Contoh Perangkat Pembelajaran


1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3. LKS
4. Slide-Slide Pembelajaran

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................50


SILABUS

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Alokasi
Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Sumber Belajar
Waktu
Menyatakan ciri-ciri kehidupan Ciri-ciri kehidupan: nutrisi, Melakukan studi pustaka, mengumpulkan Portofolio Buku biologi,
bergerak, bereproduksi, informasi tentang ciri-ciri kehidupan. Performance LKS,
transportasi, regulasi, CD Room
irritabilitas, bernafas, dan
ekskresi.
Mengidentifikasi organel- Organela sel yaitu: (1) nukleus Melakukan studi pustaka, mengumpulkan Portofolio Buku biologi,
organel sel berdasarkan berfungsi mengendalikan dan informasi tentang organel-organel sel, struktur Performance LKS,
fungsinya mengatur pembelahan; (2) dan fungsinya. CD Room
retikulum endoplasma berfungsi
sintesis lemak, transpor materi di
sel; (3) ribosom berfungsi
sintesis protein; (4) badan mikro
berfungsi metabolisme lemak;
(5) kompleks golgi berfungsi
manambah glikosilat pada
protein; (6) lisosom berfungsi
pencernaan intrasel; (7)
mitokondria berfungsi respirasi
sel
Menghubungkan ciri-ciri Mendiskusikan hubungan fungsi organel- Portofolio Buku biologi,
kehidupan dengan fungsi organel sel sebagai unit terkecil kehidupan Performance LKS,
organel-organel sel. dengan ciri-ciri kehidupan Isian singkat. CD Room
Membedakan struktur nukleus Sel prokaryotik yaitu tidak Menggunakan model sel untuk membedakan Objektif test Buku biologi,
sel prokaryotik dengan memiliki membran inti dan struktur nukleus sel prokaryotik dan Tes penugasan LKS,
eukaryotik berkaitan dengan sistem endomembran. eukaryotik terkait dengan fungsinya sebagai CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................51


Alokasi
Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Sumber Belajar
Waktu
fungsinya pada proses Sel eukaryotik yaitu memiliki unit proses reproduksi sel
reproduksi sel. membran inti dan sistem
endomembran

Kompetensi dasar : Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
Mengidentifikasi organela sel Organel sel tumbuhan Melakukan pengamatan terhadap gambar- Performance Buku biologi,
tumbuhan dan sel hewan mempunyai dinding sel, plastida gambar organel sel dan melakukan diskusi Isian singkat LKS,
dan vakuola yang menetap dan kelompok mendiskusikan hasil penampakan Uraian bebas CD Room
berukuran lebih besar. organel dinding sel, plastida, vakuola
Organel sel hewan mempunyai menggunakan multimedia.
dua sentriol di dalam sentrosom
dan lisosom.
Mengidentifikasi struktur Menggunakan model struktur mitokondria Tes penugasan Buku biologi,
kimiawi mitokondria berkaitan untuk mengidentifikasi struktur kimiawi Test uraian LKS,
dengan fungsinya sebagai unit berkaitan dengan fungsinya sebagai unit CD Room
terkecil proses respirasi sel. proses respirasi sel.
Mengidentifikasi struktur Menggunakan model struktur retikulum Tes penugasan Buku biologi,
kimiawi retikulum endoplasma endoplasma dan ribosom untuk LKS,
dan ribosom berkaitan dengan mengidentifikasi struktur kimiawi berkaitan CD Room
fungsinya sebagai unit terkecil dengan fungsinya sebagai unit proses sintesis
proses sintesis protein. protein.
Mengidentifikasi struktur Menggunakan model struktur badan golgi Tes penugasan Buku biologi,
kimiawi badan golgi berkaitan untuk mengidentifikasi struktur kimiawi LKS,
dengan fungsinya sebagai unit berkaitan dengan fungsinya sebagai unit CD Room
terkecil proses ekskresi proses ekskresi.
Mengidentifikasi struktur Menggunakan model struktur kimiawi Aktin Tes penugasan. Buku biologi,
kimiawi dan Miosin untuk mengidenfikasi sturktur LKS,
aktin dan miosin berkaitan kimiawi berkaitan dengan fungsinya sebagai CD Room
dengan fungsinya sebagai unit unit proses gerakan sel.
terkecil gerakan sel

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................52


Kompetensi Dasar : Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis)

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
 Mengidentifikasi cara transpor Cara transpor lewat membran: Melakukan diskusi kelompok mendiskusikan Portofolio Buku biologi,
pada membran (1) transpor pasif, yaitu difusi transpor lewat membran Performance LKS,
dan osmosis; (2) transpor aktif, Isian singkat. CD Room
yaitu endositosis dan eksositosis

 Menjelaskan mekanisme Difusi yaitu penyebaran molekul Melakukan diskusi kelompok mendiskusikan Portofolio Buku biologi,
terjadinya difusi dan osmosis zat dari konsentrasi tinggi mekanisme terjadinya difusi dan osmosis Performance LKS,
melalui membran kekonsentrasi rendah. melalui membran Isian singkat. CD Room
Osmosis yaitu perpindahan
molekul dari konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi dengan
melewati suatu membran
 Menjelaskan mekanisme Endositosis yaitu pemasukan zat Melakukan diskusi kelompok mendiskusikan Portofolio Buku biologi,
transpor aktif pada memran kedalam sel. mekanisme terjadinya transpor aktif pada Performance LKS,
Eksositosis yaitu pengeluaran zat membran Isian singkat. CD Room
dari dalam sel.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................53


SILABUS

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme

Alokasi Sumber
Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian
Waktu Belajar
Menyatakan penggolongan Penggolongan organisme berdasarkan cara Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
organisme berdasarkan cara memperoleh energi dibedakan atas mengumpulkan informasi Performance biologi,
memporoleh energi (makanan) organisme autotrof dan organisme penggolongan organisme LKS,
heterotrof. berdasarkan cara memperoleh energi CD Room
Menjelaskan konsep dasar Metabolisme adalah keseluruhan proses Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
metabolisme kimia enzimatis yang terjadi dalam tubuh mengumpulkan informasi konsep Performance biologi,
organime. proses metabolisme LKS,
CD Room
Mengidentifikasi sifat-sifat enzim Sifat-sifat enzim: (1) sebagai katalisator; Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
(2)suatu protein; (3) bekerja secara khusus; mengumpulkan informasi tentang Performance biologi,
(4) dapat digunakan berulang kali; (5) rusak sifat-sifat enzim LKS,
oleh panas; (6) diperlukan dalam jumlah CD Room
sedikit; (7) dapat bekerja bolak-balik; (8)
bekerjanya dipengaruhi lingkungan yaitu
suhu, pH, hasil akhir, dan zat penghambat
Mengidengidentifikasi cara kerja Enzim bekerja secara spesifik dan enzim Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
enzim dapat bekerja apabila ada ikatan antara mengumpulkan informasi tentang Performance biologi,
substrat dengan enzim cara kerja enzim LKS,
CD Room
Mengidentifikasi faktor-faktor Faktor mempengaruhi kerja enzim: (1) Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
mempengaruhi kerja enzim dan zat temperatur; (2) pH; (3) konsentrasi enzim; mengumpulkan informasi tentang Performance biologi,
yang dapat menghambat cara kerja (4) hasil akhir; (5) zat penggiat; (6) zat faktor-faktor yang mempengaruhi LKS,
enzim penghambat; (7) konsentrasi substrat. kerja enzim dan zat yang dapat CD Room
Zat penghambat (inhibitor): inhibitor menghambat kerja enzim
kompetitif dan inhibitor non kompetitif.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................54


Alokasi Sumber
Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian
Waktu Belajar
Mengidentifikasi enzim-enzim yang Enzim heksokinase, enzim Melakukan studi pustaka, Portofolio, Buku
berperan dalam katabolisme dan fosfoglukoisomerase, enzim mengumpulkan informasi tentang Performance biologi,
anabolisme karbohidrat fosfofruktokinase, enzim aldolase, enzim enzim-enzim yang berperan dalam Tes Uraian LKS,
isomerase, enzim enolase, enzim katabolisme dan anabolisme CD Room
piruvatkinase, enzim fosfogliserokinase karbohidrat

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat

Alokasi Sumber
Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian
Waktu Belajar
Menjelaskan konsep dasar proses Proses katabolisme yaitu: respirasi aerobik Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
katabolisme dan respirasi anaerobik. mengumpulkan informasi tentang Performance biologi,
Proses anabolisme yaitu fotosintesis dan konsep dasar proses katabolisme. Tes Uraian LKS,
kemosintesis CD Room
Menjelaskan proses-proses enzimatis Proses pada katabolisme yaitu glikolisis, Menggunakan model/gambr proses Portofolio Buku
pada katabolisme pati siklus krebs dan transpor elektron katabolisme menjelaskan proses Performance biologi,
glikolisis, siklus krebs dan transfor Tes Uraian LKS,
elektron CD Room
Mengidentifikasi hasil-hasil Hasil katabolisme: (1) glikolisis Menggunakan model/gambr proses Portofolio Buku
katabolisme pati menghasilkan 2ATP + 2 NADH; (2) siklus katabolisme mengidentifikasi hasil- Performance biologi,
krebs menghasilkan 2ATP + 2 FAD +6 hasil katabolisme pati Tes Uraian LKS,
NADH; (3) transpor elektron menghasilkan CD Room
ATP dan air.
Membedakan respirasi aerob dan Respirasi aerob yaitu respirasi yang Menggunakan model/gambr proses Portofolio Buku
respirasi anaerob memerlukan oksigen. respirasi membedakan respirasi aerob Performance biologi,
Respirasi anaerob yaitu respirasi yang tidak dan respirasi anaerob. Tes Uraian LKS,
memerlukan oksigen. CD Room
Menjelaskan proses respirasi anaerob Proses respirasi anaerob ada dua yaitu Disajikan contoh-contoh berbagai Portofolio Buku
(fermentasi asam laktat dan fermentasi asam laktat dan fermentasi fermentasi (fermentasi asam laktat Performance biologi,
fermentasi alkohol) alkohol dan fermentasi akohol) dan Tes Uraian LKS,
reaksinya mengidentifikasi CD Room
katabolisme yang terjadi dengan
melakukan diskusi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................55


Alokasi Sumber
Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian
Waktu Belajar
Mengidentifikasi hasil-hasil Fermentasi asam laktat menghasilkan 2 ATP Dengan model/gambar fermentasi Portofolio Buku
fermentasi dan fermentasi alkohol menghasilkan (fermentasi asam laktat dan alkohol) Performance biologi,
karbondioksida, etanol dan 2 ATP dan reaksinya mengidentifikasi hasil- Tes Uraian LKS,
hasil fermentasi CD Room
Menjelaskan konsep dasar Anabolisme merupakan proses penyusunan Melakukan studi pustaka, Portofolio Buku
anabolisme senyawa kompleks dari senyawa sederhana mengumpulkan informasi tentang Performance biologi,
yang berlangsung di dalam tubuh makhluk konsep dasar proses katabolisme. Tes Uraian LKS,
hidup. CD Room
Menyebutkan proses enzimatis pada Proses anabolisme yaitu fotosintesis dan Menggunakan model/gambr proses Portofolio Buku
anabolisme karbohidrat kemosintesis anabolisme menjelaskan proses Performance biologi,
enzimatis pada anabolisme Tes Uraian LKS,
CD Room
Menjelaskan proses fotosintesis pada Fotosintesis merupakan peristiwa Menggunakan/menyaksikan Portofolio Buku
tumbuhan penyusunan zat organik dan zat anorganik video/gambar-gambar proses Performance biologi,
dengan pertolongan energi cahaya. fotosintesis menjelaskan proses Tes Uraian LKS,
fotosintesis pada tumbuhan CD Room
Menjelaskan proses reaksi terang Tahap reaksi terang pada proses fotosintesis Menggunakan/menyaksikan Portofolio Buku
pada proses fotosintesis yang berlangsung didalam grana video/gambar-gambar proses reaksi Performance biologi,
berlangsung dalam grana terang menjelaskan proses reaksi Tes Uraian LKS,
terang fotosintesis pada tumbuhan CD Room
Menjelaskan proses reaksi gelap pada Tahap reaksi gelap pada proses fotosintesis Menggunakan/menyaksikan Portofolio Buku
proses fotosintesis yang berlangsung berlangsung didalam stroma video/gambar-gambar proses reaksi Performance biologi,
dalam stroma terang menjelaskan proses reaksi Tes Uraian LKS,
terang fotosintesis pada tumbuhan CD Room
Mengidentifikasi hasil-hasil Hasil anabolisme karbohidrat yaitu: (1) Menggunakan model/gambr proses Portofolio Buku
anabolisme karbohidrat fotosintesis menghasilkan glukosa ( katabolisme mengidentifikasi hasil- Performance biologi,
C 6 H 12 O6 ), oksigen ( O2 ), dan air ( hasil katabolisme pati Tes Uraian LKS,
CD Room
H 2 O ); (2) kemosintesis menghasilkan
karbohidrat

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................56


Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan protein

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Sumber
Waktu Belajar
 Membuat diagram keterkaitan Keterkaitan antara metabolisme Berdasarkan gambar anabolisme dan Portofolio Buku
antara metabolisme karbohidrat, karbohidrat, lemak dan protein katabolisme karbohidrat membuat Performance biologi,
lemak dan protein diagram/keterkaitan metabolisme Tes Uraian LKS,
karbohidrat, lemak dan protein. CD Room
 Menjelaskan penyebab lemak 1 gram karbohidrat menghasilkan energi 4,1 Melakukan diskusi kelompok Portofolio Buku
menghasilkan energi lebih besar kalori, dan 1 gram lemak menghasilkan membandingkan satu gram senyawa Performance biologi,
dibanding dengan dari karbohidrat energi 9 kalori. karbohidrat, protein, lemak dari Tes Uraian LKS,
dan protein untuk jumlah berat rusmus molekulnya dan dari kajian CD Room
yang sama pustaka.

 Menjelaskan penyebab protein 1 gram protein menghasilkan energi yang


menghasilkan energi setara dengan sama dengan 1 gram karbohidrat.
karbohidrat untuk jumlah berat
yang sama

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................57


TOPIK KAJIAN: SEL
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu: 3 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan
Indikator : Menyatakan ciri-ciri kehidupan
Mengidentifikasi organel-organel sel berdasarkan fungsinya
Materi Pokok dan : Ciri-ciri kehidupan
Uraian Materi : Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas,
bernafas, dan ekskresi.
Organela Sel;
Nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, badan mikro, kompleks
golgi, lisosom, mitokondria
Kegiatan Belajar Mengajar
Alokasi
No Pengalaman Belajar
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 15’
 Apersepsi (guru menggali pemahaman siswa terhadap defenisi
kehidupan)
 Orientasi (guru memberikan contoh konstektual dengan membawa
ranting tumbuhan bunga raya)
 Memotivasi
 Guru menyampaikan bahwa pembelajaran pertemuan ini bertujuan
mampu memahami struktur dan fungsi sel dari sifat-sifat kehidupan,
serta menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu ciri-ciri
hidup dan organela sel.
2. Kegiatan Inti
 Dengan menggunakan materi ajar guru membimbing siswa mempelajari 105’
materi ciri-ciri kehidupan menggunakan strategi-strategi belajar.
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
materi pembelajaran yang kurang dimengerti.
 Dengan menggunakan materi ajar guru membimbing siswa mempelajari
materi ajar organel-organel sel dengan strategi-strategi belajar.
 Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap pembelajaran yang
telah dijelaskan oleh guru
3. Kegiatan Penutup
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 15’
 Guru mengumumkan rencana pembagian kelompok untuk persiapan
pertemuan ke-3 hingga ke-6
 Guru menugaskan siswa untuk membaca buku pegangan tentang bahan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................58


Alokasi
No Pengalaman Belajar
Waktu
pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan topik hubungan ciri
kehidupan dan organel sel.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan
Indikator : Menghubungkan ciri-ciri kehidupan dengan fungsi organel-organel
sel.
Materi Pokok dan : Ciri-ciri kehidupan
Uraian Materi Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, irritabilitas,
bernafas, dan ekskresi.
Organela Sel
Nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, badan mikro, kompleks
golgi, lisosom, mitokondria

Kegiatan Belajar Mengajar

Alokasi
No Pengalaman Belajar
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Apersepsi (menanyakan kembali tentang ciri kehidupan dan organel sel
yang telah dipelajari sebelumnya)
 Guru menunjukkan kembali gambar sel hewan, sel tumbuhan dan
bakteri
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu hubungan
antara ciri kehidupan dengan organel di dalam sel
.
2. Kegiatan Inti
 Setiap siswa diminta memperhatikan tayangan slide tentang sel hewan, 70’
sel tumbuhan dan sel bakteri yang ditayangkan di depan kelas
 Setiap siswa diminta menyusun intisari dari tayangan slide presentasi.
 Siswa diminta menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
 Siswa diminta untuk aktif bertanya apabila belum memahami materi
yang ditayangkan.
 Siswa diminta menyampaikan simpulan dari pelajaran hari ini.
3. Kegiatan Penutup
 Guru memandu siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan benar 10’
dan tepat.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................59


 Guru mengumumkan pembagian kelompok dengan nama anggota
kelompok yang telah ditentukan.
 Guru memberi tugas belajar di luar kelas agar membaca materi dengan
topik sel prokariotik dan sel eukariotik untuk pertemuan berikutnya.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :3
Alokasi Waktu: 3 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan
Indikator : Membedakan struktur nukleus sel prokaryotik dengan eukaryotik
berkaitan dengan fungsinya pada proses reproduksi sel.
Materi Pokok dan : Sel Prokaryotik dan Sel Eukaryotik
Uraian Materi Sel prokaryotik tidak memiliki membran inti dan sistem
endomembran.
Sel eukaryotik memiliki membran inti dan sistem endomembran

Kegiatan Belajar Mengajar


Alokasi
No Pengalaman Belajar
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 15’
 Guru menggali pemahaman siswa terhadap pembelajaran sebelumnya
 Guru menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini akan dilakukan
dengan cara diskusi.
 Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai
pembagian kelompok yang telah ditentukan oleh guru sebelumnya.
Sementara guru mempersiapkan peralatan tayang.
2. Kegiatan Inti
 Setiap anggota kelompok melihat pemutaran slide model sel. 105’
 Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Di dalam LKS
tersebut tertulis beberapa pertanyaan yang perlu didiskusikan oleh
anggota kelompok.
 Dengan melihat slide model sel dan dengan menggunakan literatur
yang ada setiap anggota kelompok mendiskusikan perbedaan struktur
nukleus sel prokaryotik dan eukaryotik terkait dengan fungsinya
sebagai unit proses reproduksi sel.
 Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi
kelompoknya.
 Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi
kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.
 Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................60


Alokasi
No Pengalaman Belajar
Waktu
diskusi dari kelompok lain.
 Siswa diminta untuk membuat simpulan pelajaran hari ini.

3. Kegiatan Penutup
 Guru memandu siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan benar 15’
dan tepat.
 Guru memberi tugas belajar di luar kelas agar membaca materi untuk
pertemuan berikutnya dengan topik identifikasi organel sel tumbuhan
dan sel hewan.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :4
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.
Indikator : Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan sel hewan
Materi Pokok dan : Organel Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Uraian Materi Organel sel tumbuhan mempunyai dinding sel, plastida dan vakuola
yang menetap dan berukuran lebih besar.
Organel sel hewan mempunyai dua sentriol di dalam sentrosom dan
lisosom.

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi


Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru meminta siswa mengingat kembali nama-nama organel baik 10’
pada sel hewan maupun sel tumbuhan.
 Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari hari ini yaitu
mengidentifikasi organel sel hewan dan sel tumbuhan. Pembahasan
topik ini dilakukan dengan cara diskusi.
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok seperti pada
pertemuan sebelumnya.
 Guru menjelaskan aturan-aturan diskusi yang akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti 70’


 Setiap kelompok diberi LKS yang berisi tugas untuk didiskusikan
dikelompoknya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................61


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
 Setiap anggota kelompok melihat pemutaran animasi model sel
hewan dan sel tumbuhan.
 Dengan melihat animasi model sel hewan, setiap anggota kelompok
mendiskusikan organel sel hewan dan sel tumbuhan.
 Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi
kelompoknya.
 Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi
kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.
 Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil
diskusi dari kelompok lain.
 Setiap kelompok diminta membuat kesimpulan

3. Kegiatan Penutup 10’


 Guru memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada
pertemuan ini.
 Guru memberi tugas belajar di luar kelas agar membaca materi untuk
pertemuan berikutnya tentang identifikasi struktur organel
mitokondria, retikulum endoplasma dan rangka sel .

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-5)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :5
Alokasi Waktu: 3 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.
Indikator : Mengidentifikasi struktur kimiawi mitokondria berkaitan dengan
fungsinya sebagai unit terkecil proses respirasi sel.
Mengidentifikasi struktur kimiawi retikulum endoplasma dan
ribosom berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses
sintesis protein.
Mengidentifikasi struktur kimiawi badan golgi berkaitan dengan
fungsinya sebagai unit terkecil proses ekskresi.
Mengidentifikasi struktur kimiawi aktin dan miosin berkaitan
dengan fungsinya sebagai unit terkecil gerakan sel.
Materi Pokok : Organel Sel dan Ciri-Ciri Kehidupan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................62


Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi


Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengingatkan kembali tentang organel mitokondria, retikulum 20’
endoplasma, badan golgi dan rangka sel.
 Guru menjelaskan topik pembelajaran yang akan dibahas hari ini
yaitu mengidentifikasi struktur organel secara mendetail. Pembahasan
topik ini dilakukan secara diskusi (jigsaw).
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang disebut
kelompok asal. Tiap kelompok akan membahas satu topik saja. Tiap
kelompok diberi nama kelompok mitokondria, kelompok retikulum
endoplasma, kelompok badan golgi dan kelompok aktin dan miosin.

3. Kegiatan Inti 100’


 Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
 Setiap anggota kelompok asal melihat pemutaran slide model
masing-masing organel yang telah ditentukan.
 Dengan melihat slide model organel setiap anggota kelompok
mendiskusikan struktur kimiawi dari organel tersebut yang berkaitan
dengan fungsinya.
 Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi
kelompoknya.
 Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi
kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.
 Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil
diskusi dari kelompok lain.
 Tiap kelompok diminta membuat simpulannya.

3. Kegiatan Penutup 15’


 Guru memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada
pertemuan ini.
 Guru memberi tugas belajar di luar kelas untuk pertemuan berikutnya
dengan topik transportasi pada membran.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-6)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :6
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi,
osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................63


Indikator : Mengidentifikasi cara transpor pada membran
Menjelaskan mekanisme terjadinya difusi dan osmosis melalui
membran
Menjelaskan mekanisme transpor aktif pada memran
Materi Pokok : Cara transpor lewat membran: (1) transpor pasif, yaitu difusi dan
osmosis; (2) transpor aktif, yaitu endositosis dan eksositosis
Uraian Materi : Definisi difusi
Definisi osmosis
Endositosis yaitu pemasukan zat kedalam sel.
Eksositosis yaitu pengeluaran zat dari dalam sel.

Kegiatan Belajar Mengajar


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
sebelumnya
 Guru mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dipelajari hari ini
 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari adalah mekanisme
transpor pada membran.
 Guru menjelaskan agar siswa membentuk kelompok ahli yang telah
ditentukan untuk mendiskusikan mekanisme transpor pada membran.
 Guru menjelaskan aturan permainan diskusinya

2. Kegiatan Inti 70’


 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
 Setiap anggota kelompok ahli membaca tugas bacaannya dan melihat
pemutaran animasi mekanisme transpor pada membran
 Anggota kelompok menyusun intisari bacaannya.
 Setiap anggota kelompok asal diberi masalah yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah dipelajari untuk didiskusikan.
 Anggota kelompok mendiskusikan masalah yang telah diberikan
 Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi
kelompoknya.
 Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi
kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.
 Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil
diskusi dari kelompok lain.
 Setiap kelompok diminta membuat simpulan.

3. Kegiatan Penutup 10’


 Guru memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada
pertemuan ini.
 Guru memberi tugas belajar di luar kelas untuk persiapan Ulangan
harian yang dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................64


TOPIK KAJIAN: METABOLISME
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme


Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme.
Indikator : Menyatakan penggolangan organisme berdasarkan cara memper-
oleh makanan (energi)
Menjelaskan konsep dasar metabolisme
Mengidentifikasi sifat-sifat enzim.
Mengidentifikasi cara kerja enzim
Materi Pokok : Enzim
Uraian Materi : Sifat-sifat enzim: sebagai katalisator, suatu protein, bekerja secara
khusus, dapat digunakan berulang kali, rusak oleh panas,
diperlukan dalam jumlah sedikit, dapat bekerja bolak-balik,
bekerjanya dipengaruhi lingkungan yaitu suhu, pH, hasil akhir,
dan zat penghambat
Enzim bekerja secara spesifik dan enzim dapat bekerja apabila ada
ikatan antara substrat dengan enzim

Kegiatan Belajar Mengajar


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi kelas II
yaitu materi sistem pencernaan makanan dan materi sel)
 Orientasi (Memberikan contoh konstektual dengan langsung
menyuruh siswa untuk berjalan atau lari-lari kecil)
 Guru memotivasi dengan cara menjelaskan bagaimanan kita
memperoleh energi
 Guru menyampaikan bahwa pembelajaran bertujuan agar mampu
mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme dan materi pokok
yang akan dipelajari adalah sifat-sifat enzim.
2. Kegiatan Inti
 Dengan menggunakan slide guru menjelaskan penggolongan 70’
organisme berdasarkan memperoleh energi
 Guru memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa “Apakah
yang menyebabkan kita bergerak?”
 Guru menjelaskan pengertian, fase-fase dan fungsi metabolisme
dengan menggunakan slide
 Guru menjelaskan pengertian, sifat-sifat enzim dan penamaan enzim
dengan menggunakan slide-slide
 Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap pembelajaran yang

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................65


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
telah dijelaskan oleh guru.
3. Kegiatan Penutup
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 10’
 Guru menugaskan siswa untuk membaca buku pegangan mengenai
bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan topik
mengidentifikasi peran enzim dalam metabolisme .

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme


Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme.
Indikator : Mengidentifikasi faktor-faktor mempengaruhi kerja enzim dan
yang dapat menghambat cara kerja enzim.
Mengidentifikasi enzim-enzim yang berperan dalam proses
katabolisme dan anabolisme karbohidrat.
Materi Pokok : Enzim
Uraian Materi : Faktor mempengaruhi kerja enzim: temperatur, pH, konsentrasi
enzim, hasil akhir, zat penggiat, zat penghambat, konsentrasi
substrat.

Kegiatan Belajar Mengajar


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
 Guru menyampaikan bahwa pembelajaran kali ini melanjutkan
pembelajaran sebelumnya dan materi yang akan dipelajari yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim
2. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja 70’
enzim dan zat yang dapat menghambat cara kerja enzim dengan
menggunakan animasi.
 Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap materi yang telah
dijelaskan oleh guru.
 Guru menjelaskan enzim-enzim yang berperan dalam proses
katabolisme dan anabolisme karbohidrat.
 Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap materi yang telah
dijelaskan oleh guru.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................66


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
3. Kegiatan Penutup
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 10’
 Guru membentuk kelompok untuk membuat charta respirasi.
 Guru menugaskan kelompok 1, 2 dan 3 membuat charta tahap
glikolisis, kelompok 4, 5 dan 6 charta siklus krebs dan kelompok 7, 8
charta transpor elektron.
 Guru menjelaskan langkah kerja dalam pembuatan charta dan
memberitahukan bahwa tugas tersebut akan dikumpulkan 2 minggu
setelah pertemuan hari ini.
 Guru juga menginformasikan pada siswa bahwa topik pembelajaran
pada pertemuan berikutnya adalah akan dilakukan dengan cara
diskusi .

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :3
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme


Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat
Indikator : Menjelaskan konsep dasar proses katabolisme
Menyebutkan proses-proses enzimatis pada katabolisme pati.
Mengidentifikasi hasil-hasil katabolisme pati
Materi Pokok : Katabolisme
Uraian Materi : Katabolisme adalah proses pemecahan molekul-molekul kompleks
menjadi senyawa sederhana (respirasi aerob dan respirasi anaerob)
Proses enzimatis pada katabolisme (respirasi aerob) yaitu
glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron.
Hasil katabolisme pati: glikolisis menghasilkan 2ATP + 2 NADH, siklus krebs
menghasilkan 2ATP + 2 FAD +6 NADH, transpor elektron
menghasilkan ATP dan air.

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi


Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dipelajari sebelumnya)
 Orientasi (Guru memberikan contoh konstektual pada siswa dengan
menceritakan pada siswa tentang jogging yang merupakan salah satu
proses katabolisme)
 Guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada hari ini melakukan
diskusi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................67


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
 Guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok belajar
 Guru menjelaskan aturan-aturan diskusi yang akan dilaksanakan.
 Masing-masing anggota kelompok juga diberi tugas melihat slide
 Guru menyampaikan bahwa pembelajaran kali bertujuan
mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat dan
materi yang akan dipelajari adalah proses katabolisme.
2. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan konsep metabolisme dan contohnya yaitu respirasi 70’
dan macamnya (respirasi aerob dan anaerob)
 Guru menjelaskan proses glikolisis, daur krebs, dan proses transpor
elektron dan energi yang dihasilkan dengan menggunakan slide.
 Setiap siswa membaca kembali tugas bacaannya di dalam kelompok,
dan memaparkan intisari bacaannya kepada anggota satu
kelompoknya secara bergiliran.
 Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi
kelompoknya.
 Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi
kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.
 Setiap kelompok diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari kelompok lain.
3. Kegiatan Penutup
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 10’
 Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan
membaca buku pegangan mengenai bahan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
 Guru juga menginformasikan pada siswa bahwa pembelajaran pada
pertemuan berikutnya akan dilakukan diskusi.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :4
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme


Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat
Indikator : Membedakan respirasi aerob dengan respirasi anaerob
Menjelaskan proses respirasi anaerob (fermentasi asam laktat dan
fermentasi alkohol)
Mengidentifikasi hasil-hasil fermentasi
Materi Pokok : Respirasi Anaerob
Uraian Materi : Respirasi anaerob adalah respirasi yang terjadi tanpa adanya
oksigen (fermentasi).

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................68


Fermentasi ada dua macam, yaitu fermentasi asam laktat dan
fermentasi alkohol.
Fermentasi asam laktat terjadi di dalam otot dan fermentasi
alkohol biasanya terjadi pada ragi atau khamir.

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi


Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajari sebelumnya)
 Orientasi (Guru memberikan contoh konstektual pada siswa
dengan menceritakan pada siswa tentang tape yang biasa kita
makan)
 Guru menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini seperti pertemuan
sebelumnya melakukan diskusi.
 Setiap kelompok diberi tugas melihat animasi materi respirasi
anaerob untuk mendiskusikan tentang fermentasi asam laktat dan
fermentasi alkohol.
2. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi 70’
anaerob (fermentasi) berdasarkan penggabungan hidrogen yang
dilakukan.
 Guru menjelaskan fermentasi asam laktat di otot dan fermentasi
alkohol pada ragi (khamir) dengan menggunakan animasi
 Dengan melihat animasi dan menggunakan literatur yang ada
setiap anggota kelompok mendiskusikan tentang fermentasi asam
laktat dan fermentasi alkohol.
 Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi
kelompoknya.
 Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil
diskusi kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.
 Setiap kelompok diberiakn kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari kelompok
lain.
3. Kegiatan Penutup
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 10’
 Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan
membaca buku pegangan mengenai bahan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
 Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan
dilakukan pembelajaran dengan diskusi jigsaw

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................69


RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :5

Alokasi Waktu : 2 x 45’


Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat
Indikator : Menjelaskan konsep dasar proses anabolisme
Menyebutkan proses-proses enzimatis pada anabolisme karbo-
hidrat
Menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan
Menjelaskan reaksi terang yang terjadi di dalam grana.
Menjelaskan proses reaksi terang pada proses fotosintesis yang
berlangsung dalam grana
Menjelaskan proses reaksi gelap pada proses fotosintesis yang
berlangsung dalam stroma
Mengidentifikasi hasil-hasil anabolisme karbohidrat
Materi Pokok : Anabolisme
Uraian Materi : Anabolisme adalah proses penyusunan zat dari senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup. Proses anabolisme yaitu fotosintesis dan
kemosintesis.
Fotosintesis merupakan proses penyusunan dari senyawa
anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan cahaya
matahari. Fotosintesis berlangsung dalam dua tahap yaitu reaksi
terang dan reaksi gelap.
Reaksi terang terjadi di grana, dan reaksi gelap terjadi di stroma

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi


Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 10’
 Apersepsi (Guru menanyakan pemahaman siswa tentang proses
pembentukan zat makanan pada tumbuhan)
 (Guru memberikan contoh kontekstual pada siswa dengan
menceritakan pada siswa tentang tape yang biasa kita makan)
 Guru menyampaikan bahwa pembelajaran kali bertujuan
membedakan respirasi aerob dan respirasi anaerob, dan materi yang
akan dipelajari adalah respirasi anaerob (fermentasi).
2. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi 70’
anaerob (fermentasi) berdasarkan penggabungan hidrogen yang
dilakukan.
 Guru menjelaskan fermentasi asam laktat di otot dan fermentasi
alkohol pada ragi (khamir) dengan menggunakan animasi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................70


No Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
 Melakukan tanya jawab (diskusi) terhadap pembelajaran yang telah
dijelaskan oleh guru.
3. Kegiatan Penutup
 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 10’
 Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan
membaca buku pegangan mengenai bahan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................71


LEMBARAN KERJA SISWA
TOPIK KAJIAN: SEL
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-1)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Tujuan
1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan

Indikator
1. Menyatakan ciri-ciri kehidupan
2. Mengidentifikasi organel-organel sel berdasarkan fungsinya

Gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam pembelajaran untuk menjawab


pertanyaan berikut:
1. Sebutkan ciri-ciri kehidupan yang kamu ketahui!
............................................................................................................................................
........................................................................................................................................ ...
............................................................................................................................................
.........................................................................................................................
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan iritabilitas dan regulasi!
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
........................................................................................................................
3. a. Berikan keterangan tentang konsep membran sel pada gambar dibawah ini!
b. Apakah perbedaan konsep membran sel antara Danieli - Davson dengan Singer
Nicholson?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Menurut Robert Brown, nukleus merupakan bagian yang penting dari sel, sebab......
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Apa hubungan antara kromosom dengan kromatin?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................72


............................................................................................................................................
....................................................................................................................................

6. Apa hubungan antara aparatus golgi dengan retikulum endoplasma dalam sekresi
protein sel?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
....................................................................................................................................
7. Apa yang dimaksud dengan respirasi sel?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
....................................................................................................................................
8.
No Organel Keterangan
a.  Nama Organel : ................................
 Strukturnya : ................................
 Fungsi : ................................
...........................................................
 Organel tersebut ada beberapa
macam.
Tuliskan!..........................................

b.  Nama Organel : ................................


 Strukturnya : ................................
 Fungsi : ................................
...........................................................

c.  Nama Organel : ................................


 Strukturnya : .................................
 Fungsi : .................................
...........................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................73


No Organel Keterangan

d.  Nama Organel : ................................


 Strukturnya : .................................
 Fungsi : .................................
...............................................................

e.  Nama Organel : ................................


 Strukturnya : .................................
 Fungsi : .................................
...............................................................

f.  Nama Organel : ................................


 Strukturnya : .................................
 Fungsi : .................................
...............................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................74


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-2)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Tujuan
1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan

Indikator
1. Menghubungkan ciri-ciri kehidupan dengan fungsi organel-organel sel.

Pengalaman Belajar Siswa


A.
1. Setiap siswa membaca tugas bacaanya, melihat pemutaran animasi materi dan
menyusun intisari bacaannya.
2. Salah satu siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................75


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-3)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :3
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Tujuan
1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan

Indikator
1. Membedakan struktur nukleus sel prokaryotik dengan eukaryotik berkaitan dengan
fungsinya pada proses reproduksi sel.

Pengalaman Belajar Siswa


A.
1. Setiap anggota kelompok melihat pemutaran animasi model sel
2. Dengan melihat animasi model sel dan literatur yang ada setiap anggota kelompok
mendiskusikan perbedaan struktur nukleus sel prokaryotik dan eukaryotik terkait
dengan fungsinya sebagai unit proses reproduksi sel.
3. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.
4. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya
kepada seluruh anggota kelas.
5. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari
kelompok lain.

B. Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab
pertanyaan berikut:
1. Ingatkah kamu apa nama organel penghasil energi pada sel prokariotik? Terberntuk
dari apakah organel tersebut? Coba jelaskan apa perbedaannya dengan mitokondria!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Jelaskan perbedaaan sel prokariotik dengan sel eukariotik, berdasarkan:
- Inti
- Membran inti
- organel sel
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................76


3. Setelah membaca uraian sturktur sel, kalian dapat membedakan sel prokaritik dan sel
eukariotik. Isilah tabel di samping dengan tanda + (ada) atau – (tidak ada) pada
kolom yang sesuai sehingga perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik
menjadi jelas.
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. Setelah anda membaca dan mengamati gambar-gambar dalam buku ini, buatlah
ringkasannya bagaimana inti dan organel sel prokariotik!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
5. Buatlah bagan fungsi membran dan organel sel eukariotik!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
................................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................77


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-4)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :4
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Tujuan
1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan

Indikator
1. Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan sel hewan

Pengalaman Belajar Siswa


A.
1. Setiap anggota kelompok melihat pemutaran animasi model sel hewan dan sel
tumbuhan.
2. Dengan melihat animasi model sel hewan setiap anggota kelompok mendiskusikan
organel sel hewan dan sel tumbuhan.
3. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.
4. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya
kepada seluruh anggota kelas.
5. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari
kelompok lain.
B. Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab
pertanyaan berikut:
1. Sel tumbuhan berbeda dengan hewan, yaitu bentuknya yang lebih tetap, sebab........
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Bentuk sel hewan tidak selalu tetap, sebab...
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
3. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................78


LEMBAR KERJA SISWA (LKS-5)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :5
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Tujuan
1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
2. Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.
Indikator
1. Mengidentifikasi struktur kimiawi mitokondria berkaitan dengan fungsinya sebagai
unit terkecil proses respirasi sel.
2. Mengidentifikasi struktur kimiawi retikulum endoplasma dan ribosom berkaitan
dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses sintesis protein.
3. Mengidentifikasi struktur kimiawi badan golgi berkaitan dengan fungsinya sebagai
unit terkecil proses ekskresi.
4. Mengidentifikasi struktur kimiawi aktin dan miosin berkaitan dengan fungsinya
sebagai unit terkecil gerakan sel.
Pengalaman Belajar Siswa
A.
1. Setiap anggota kelompok asal melihat pemutaran animasi model organel
mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi dan rangka sel.
2. Dengan melihat animasi model organel sel tersebut, setiap anggota kelompok
mendiskusikan satu jenis organel saja secara mendetail.
3. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.
4. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya
kepada seluruh anggota kelas.
5. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari
kelompok lain

B. Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab
pertanyaan berikut ini :
1. Baik sel hewan maupun sel tumbuhan memiliki mitokondria. Tuliskan bagian bagian
mitokondria dan fungsi dari tiap bagiannya.
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2.Tuliskan bagian-bagian dari retikulum endoplasma dan ribosom.
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Tuliskan bagian-bagian badan golgi secara lengkap.
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Tuliskan komponen penyusun rangka sel dan kegunaannya bagi sel .
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................79


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS-6)

Sekolah : MAN 1 Medan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2007/2008
Pertemuan Ke :6
Alokasi Waktu: 2 x 45’

Tujuan
1. Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif,
endositosis, dan eksositosis)

Indikator
1. Mengidentifikasi cara transpor pada membran
2. Menjelaskan mekanisme terjadinya difusi dan osmosis melalui membran
3. Menjelaskan mekanisme transpor aktif pada memran

Pengalaman Belajar Siswa


A.
1. Setiap anggota kelompok asal membaca tugas bacaannya dan melihat pemutaran
animasi mekanisme transpor pada membran
2. Setiap kelompok mendiskusikan mekanisme transpor pasif (difusi, osmosis) dan
transpor aktif (eksositosis dan endositosis)
3. Anggota kelompok menyusun intisari bacaannya.
4. Setiap anggota kelompok asal diberi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang telah dipelajari untuk didiskusikan.
5. Anggota kelompok mendiskusikan masalah yang telah diberikan
6. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.
7. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya
kepada seluruh anggota kelas.
8. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari
kelompok lain.

B.Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab
pertanyaan berikut:

1. Adakah perbedaan antara transpor aktif dengan transpor pasif? Jelaskan jawaban
anda!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
...................................................................................................................................

2. Jika sebuah sel ditempatkan pada larutan hipertonis, ke manakah air akan bergerak?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.................................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................80


3. Buatlah bagan/skema perbandingan sistem transpor pada membran sel secara:
- Difusi
- Osmosis
- Transpor aktif
- Endositosis
- eksositosis
4.

a. Jelaskan perbedaan antara proses osmosis dengan difusi!


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................................................................................................
b. Di dalam tubuh manusia dan tumbuhan dimanakah kedua proses itu berlangsung?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................................................................................................
5.

a. Jelaskan proses yang sedang berlangsung pada gambar tersebut!


.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
b. Apakah perbedaan antara pinositosis dengan fagositosis?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Tanaman yang disiram dengan larutan pupuk yang pekat akan mati, mengapa
demikian?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Coba jelaskan cara masuknya molekul garam ke dalam telur pada proses pembuatan
telur asin dengan cara merendam telur bebek ke dalam larutan garam!
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................81


SLIDE PRESENTASI

LAMPIRAN 2
Instrumen
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DISKUSI

Nama Sekolah : Nama Guru :


Mata Pelajaran : Tanggal :
Sub Konsep : Pukul :
Petunjuk :
1. Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini berdasarkan prinsip pembelajaran diskusi yang dilakukan praktikan di
kelas. Berikan penilaian dengan menuliskan tanda cek () pada kolom penilaian yang
2. Untuk kegiatan melatihkan keterampilan pembelajaran dengan diskusi, berikan tanda tally (IIII ) untuk setiap
tingkah laku praktikan dalam melatihkan keterampilan pembelajaran diskusi tersebut
yang muncul.
Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
I A. Pendahuluan
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Memotivasi/membangkitkan minat siswa
3. Menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran terdahulu

II B. Kegiatan Inti/Pelaksanaan
1. Mengarahkan diskusi
a) Menguraikan aturan-aturan diskusi
b) mengajukan pertanyaan awal/permasalahan
2. Mengendalikan diskusi
a) Mengajukan pertanyaan membimbing
b) Mendengarkan gagasan siswa
c) Menanggapi gagasan siswa
d) Menerapkan waktu tunggu
e) Mengekspresikan ide guru sendiri
f) Mendorong keterlibatan dan keikutsertaan siswa (memotivasi siswa untuk aktif)
III C. Penutup
1. Mengikhtisarkan hasil diskusi
2. Meminta siswa mengikhtisarkan proses diskusi
IV Pengelolaan waktu

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................82


V Pengamatan suasana kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias
3. siswa mendengarkan pertanyaan/pendapat orang lain
4. Siswa membaca
5. Siswa melakukan diskusi kelompok
6. Siswa berada dalam tugas
Keterangan :
1. Kurang baik
2. Cukup baik Pengamat,
3. Baik
4. Baik sekali

...................................................
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
DISKUSI

Sekolah : Tanggal :
Semester : Waktu :
Materi Pokok :

PETUNJUK PENGISISAN
Amatilah aktivitas guru dan siswa dalam kelompok sampel selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :
3. Pengamat dalam melakukan pengamatan berada di tempat strategis yang berdekatan dengan siswa sampel.
4. Setiap 40 detik pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, dan 20 detik berikutnya
pengamat menuliskan kode kategori pengamatan.
5. Pengamatan ditujukan untuk siswa sampel (4-5 orang) yang dilakukan secara bergantian setiap periode waktu 2
menit.
6. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.
7. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan secara bersamaan sejak dimulai kegiatan pembelajaran
KATEGORI PENGAMATAN
Aktivitas Guru : Aktivitas siswa :
1. Menyampaikan pendahuluan 1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Menjelaskan materi 2. Membaca (buku siswa, LKS)
3. Mengajaukan pertanyaan 3. Menanggapi pertanyaan/pendapat guru
4. Menanggapi pertanyaan/gagasan siswa 4. Menanggapi pertanyaan/pendapat siswa
5. Mengekspresikan ide sendiri 5. Mengajukan pertanyaan tingkat rendah (C1-C2)
6. Mendorong keterlibatan dan keikutsertaan siswa (motivasi siswa) 6. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi (C3-C6)
7. Menulis yang relevan dengan (KBM) 7. Menulis (yang relevan dengan KBM)
8. Mengamati kegiatan siswa 8. Bekrja dengan menggunakan alat
9. Membimbing siswa 9. Menyatakan ide dengan jelas
Nama Guru:
10. Menerapkan waktu tunggu 10. Perilaku yang tidak relevan dengan kbm
11. Menutup pelajaran
12. Perilaku yang tidak relevan

Nama Siswa: Nama Siswa: Nama Siswa: Nama Siswa:

Nama Siswa: Nama Siswa: Nama Siswa: Nama Siswa:

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................83


Pengamat,

...................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................84


LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN DISKUSI

Bahan Kajian : Pertemuan Ke :


Nama Guru : Waktu :
Hari/tanggal : Kelas :

Petunjuk ;
1. Pengamat menemptakan diri di tempat yang strategis.
2. Pengamatan ditunjukan pada semua siswa di kelas secara bersama.
3. Pengamatan menuliskan kelompok dan nomor siswa pada baris keterampilan diskusi yang terjadi
4. Penjelasan keterampilan siswa dalam pembelajaran diskusi sebagai berikut ;
a. menyatakan ide dengan jelas
b. menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain
c. mengajukan pertanyaan tingkat rendah (C1-C2)
d. mengajukan pertanyaan tingkat rendah (C3-C6)
Keterampilan Diskusi Kelompok & Nomor Siswa

a. menyatakan ide

c. menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain

e. mengajukan pertanyaan tingkat rendah

g. mengajukan pertanyaan tingkat tinggi

Pengamat,

...................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................85


LAMPIRAN 3
Personalia

1. Ketua Peneliti
 Nama Lengkap : Dra. Maida Nugrahalia, M.Sc.
 Pangkat/Gol./NIP : Penata Muda/ IIIa / 132176582
 Pekerjaan : Dosen Jurusan Biologi – Fakultas MIPA
 Instansi/Lembaga : Universitas Negeri Medan
 Alamat Instansi : Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate. Medan.
Telepon/Fax : 061 - 6641347
 Alamat Rumah : Jl. Darmais II/4, KCVRI, Lau Dendang, Medan
Telepon : (061) 7395346; 081533745686
2. Anggota Peneliti-1
 Nama Lengkap : Dra. Dewi Apriyanti
 Pangkat/Gol./NIP : Pembina / IVa / 150256745
 Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Biologi
 Instansi/Lembaga : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan
 Alamat Instansi : Jl. Willem Iskandar No. 7B. Medan 20221
Telepon : 061 - 4159623
 Alamat Rumah : Jl. Pelajar Timur, Griya Unimed No. 42 Medan 20227
Telepon : HP. 0812 606 3937
Email : tak_iyan@telkom.net
3. Anggota Peneliti-2
 Nama Lengkap : Herawati Dongoran, S.Pd.
 Pangkat/Gol./NIP : Penata / IIIc / 150280569
 Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Biologi
 Instansi/Lembaga : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan
 Alamat Instansi : Jl. Willem Iskandar No. 7B. Medan. 20221
Telepon : 061 - 4159623
 Alamat Rumah : Jl. Durung No. 49A Medan
Telepon : R. 061-6632916; HP. 0813 6204 0787

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................86


LAMIRAN 4

Data

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................87


Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................88
Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................89
Lampiran 2. Curriculum Vitae

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................90


Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................91
Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................92
Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................93
Curriculum Vitae Anggota Peneliti 1
a. Identitas
 Nama Lengkap : Dra. Dewi Apriyanti
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tempat/Tgl. Lahir : Simalungun. 4 April 1967
 Alamat Rumah : Perumahan Sumber Melati Permai Blok L-30. Desa
Muliorejo. Kec. Sunggal. Deli Serdang.
Telp. : HP. 08126063937
 Institusi : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan
Alamat : Jl. Willem Iskandar No. 7B Medan. 20222.
Telepon : 061-4159623
 Email : tak_iyan@telkom.net
b. Pendidikan
Universitas/Institusi dan
Gelar Tahun Selesai Bidang
Lokasi
IKIP Medan Dra. 1991 Pendidikan Biologi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................94


c. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengalaman Profesional
No. Jenis Pengalaman Tahun Keterangan
1. Pelatihan Pengembangan Silabus dan Penilaian 2003 MAN I Medan
pada KBK Peserta
2. Workshop Evaluasi Hasil Belajar 2004 Wisma Haji. Jl.
Jaksa. Jakarta.
Peserta
3. Implementasi Pembelajaran Biologi SMA/MA 2005 Ditjen Dikti
Berbasis Kompetensi dengan Model Integrasi Anggota Peneliti
Diskusi-Kooperatif Jigsaw

d. Daftar Penelitian dan Publikasi 5 Tahun Terakhir


No. Judul Publikasi Tahun Keterangan
1. Diagnosis Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas I 2003 Suara Pendidikan;
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan. Vol. 21 No.3.
November 2003

Curriculum Vitae Anggota Peneliti 2


a. Identitas
 Nama Lengkap : Herawati Dongoran, S.Pd.
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tempat/Tgl. Lahir : Mandalasena, 1 Januari 1972
 Alamat Rumah : Jl. Durung No. 49-A Medan
Telp. : R. 061-663 2916; HP. 0813 6204 0787
 Institusi : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan
Alamat : Jl. Willem Iskandar No. 7B Medan. 20222.
Telepon : 061-4159623
 Email : -
b. Pendidikan
Universitas/Institusi dan Lokasi Gelar Tahun Selesai Bidang
IAIN Medan S.Pd. 1996 F.T Biologi

c. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengalaman Profesional


No. Jenis Pengalaman Tahun Keterangan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................95


1. Penataran IMTAQ Bidang Studi Umum (biologi) 1999 Peserta
2. Penataran Guru Mata Pelajaran Biologi 2001 Peserta
3. Workshop Penyusunan Pembelajaran KBK 2003 Peserta
4. Pelatihan Integrasi KKG dan PUG dalam PBM 2003 Peserta
5. Pelatihan Penelitian Kependidikan 2004 Peserta

Lampiran 3. Surat Keterangan Ketua Lembaga Penelitian

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................96


Lampiran 4. Surat Keterangan Dekan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................97


Contoh Presentasi dalam bentuk Power Point yang telah dikembangkan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................98


Contoh animasi yang telah dikoleksi sebagai sumber belajar

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................99


Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.........................................................100

S-ar putea să vă placă și