Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
SA-JER-XXXXXX-XXXX- 3000235453
PRC CNS
XXXXXX
INSTALLATION
PROCEDURE FOR PIPING
Revision
Remarks Issued Date Return Date
No.
00 ISSUED FOR REVIEW 20-APR-2010 20-MAY-2010
01 ISSUED FOR ACCEPTANCE 13-JUN-2010 21-JUN-2010
02 ISSUED FOR CONSTRUCTION 28-JUN-2010
No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form, or by means of
electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise, without the written permission of Rotary Engineering
Limited.
PORT TANK FARM
PACKAGE 9
Revision History
TABLE OF CONTENT
1 SCOPE………………………………………………………………………………… 4
REFERENCE………………………………………………………………………….
3 4
.
RESPONSIBILITY……………………………………………………………………
4 6
.
PROCEDURE…………………………………………………………………………
5 7
..
PRODUCTS AND
6 7
MATERIALS……………………………………………………..
PRE-
7 9
FABRICATION…………………………………………………………………..
PIPING 1
8
ERECTION…………………………………………………………………… 3
INSTALLATION OF UNDERGROUND 1
9
PIPING…………………………………... 5
DIMESIONAL 1
10
CHECKING…………………………………………………………… 6
WELDING…………………………………………………………………………… 1
11
…. 6
1
12 GALVANIZING PAINTING AND COATING………………………………………..
9
2
14 QUALITY ASSURANCE AND QUALITY CONTROL……………………………
0
PRESSURE 2
15
TESTING………………………………………………………………... 2
FLUSHING……….……………………………………………………….. 2
16
…………... 3
REINSTATEMENT …. 2
17
………………………………………………………………... 3
EQUIPMENT AND 2
18
RESOURCES…………………………………………………... 4
3
23 ATTACHMENT 4 (TYPICAL LIFTING INSTALLATION PLAN)…………………
4
1. SCOPE
Prosedur ini mencakup pengerjaan instalasi sistem perpipaan dan untuk memastikan
pekerjaan yang dilakukan memenuhi persyaratan yang berlaku.
2. DEFINITIONS
2.1 COMPANY –
2.2 CONTRACTOR –
3. REFERENCE
Dokumen berikut merupakan dokumen terkait dengan piping installation.
DOCUMENT No. TITLE
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Project Quality Plan
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX ITP for Above Ground Piping Metallic (Fabrication,
Erection, Installation and Pressure Testing)
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX ITP for Underground Piping Metallic (Fabrication, Erection,
Installation and Pressure Testing)
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Welding Control Procedure for Piping
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX WPS and PQR Welding Book For Piping
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Blasting and Painting Specification for Piping
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Rigging and Lifting Procedure
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Hydrostatic Test Procedure of Piping
Piping Material Specifications
Construction of Plant Piping
Pipeline Crossings under Roads and Railroads
Construction - On-Land & Near-Shore Pipelines
Pressure Testing of Plant Piping and Pipelines
4. PROCEDURE
4.1 Pastikan semua dokumen yang diterima telah diberi stempel “Issued for Construction” dan
merupakan revisi terakhir.
4.2 Keselutuhan dokumen yang disubmit/dirujuk dengan prosedur ini harus dipertimbangkan
sebagai satu kesatuan dengan prosedur ini dan harus dibaca sebagai kesatuan utuh.
4.3 Gambar dari engineer dan dokumen-dokumennya yang diterima harus secara jelas
dipahami untuk mencari tahu jenis kegunaan, spesifikasi material, ketebalan, persyaratan
QA/QC, jumlah pipa yang dibutuhkan dan lain sebagainya. Pertimbangkan jalur dan area
kerja.
4.4 Pastikan bahwa semua kontrol kualitas dan formulir terkait sebelum konstruksi, persetujuan,
dan persiapan dilakukan secara cukup terlebih dahulu sebelum kegiatan konstruksi dimulai
sesuai dengan jadwal yang ada.
4.5 Daftar ceklist dan keseluruhan persyaratannya harus dibuat untuk kepentingan internal
untuk menghindari jika terjadi ada dokumen yang hilang.
5.2.1 Pengawas gudang harus bertanggung jawab terhadap semua pengiriman material dan
harus didokumentasikan di lokasi proyek diterima dalam kondisi baik. Semua material
dan pendokumentasiannya akan diperiksa sesudahnya oleh QC untuk menentukan
semua item termasuk di Bill of materials telah terpenuhi, untuk memastikan bahwa
semua dokumentasian telah diterima dan diperiksa jika seandainya terdapat kerusakan.
5.2.2 Semua material harus diminta atau diterima seperti pada prefabrikasi atau urutan
erection atau persyaratan lapangan seperti penjadwalan yang telah disepakati bersama.
5.2.3 Penerimaan material atau peralatan yang diketemukan rusak atau nampak adanya
ketidaksesuaian sebagai mana mestinya, haruslah ditandai dengan jelas dan harus
dikembalikan keasalanya.
5.2.4 Material haruslah disimpan dilokasi yang telah ditentukan berdasarkan klasifikasi
material seperti Carbon Steels, Alloyed Steels, Stainless Steels, non-ferrous material dan
lain-lain.
5.2.5 Fitting-fitting berukuran besar, semua flange dan valve harus lah diletakkan diatas pallet
yang terbuat dari kayu dan tidak boleh ada material yang diletakkan begitu saja atau
disimpan secara langsung menyentuh permukaan tanah sepanjang waktu.
5.2.6 Semua Fittings berukuran kecil, flange, valve dan semua gasket harus disimpan di
dalam rak.
5.2.7 Semua baut, washer, dan mur harus dikemas dan dikirimkan di dalam wadah yang kuat
dan tahan air.
5.2.8 Bukaan pada flange harus lah ditutup dengan sempurna dengan plywood atau tutup
yang terbuat dari pvc, bukaan ulir haruslah dengan plug atau yang sejenisnya, bukaan
pipa haruslah ditutup dengan end cap atau tutup plastik pada kedua ujungnya untuk
mencegah akumulasi debu atau material asing lainnya.
5.2.9 Pastikan keseluruhan material diamankan secukupnya sehingga tidak akan terjatuh,
menggelinding atau berpindah dari posisi penyimpanannya. Pipa-pipa harus lah
diletakkan diatas balok kayu (kegs/wooden block) setidaknya pada tiga titik dan
dikencangkan dengan baji.
5.2.10Keseluruhan material yang disimpan akan diberi barikade dan diberi tanda tipe material
dan hazard yang mungkin terjadi.
5.2.11 Pipa yang telah diberi lapisan cat harus ditangani setiap waktu dengan baik untuk
mencegah adanya kerusakan apapun di dinding pipa (tidak boleh digelindingkan atau
ditarik diatas permukaan tanah), bagian yang telah dicat sebaiknya ditutupi dengan
polyethylene.
5.2.12Tali sling harus terbuat dari nilon atau yang sejenisnya; kabel baja tidak boleh
digunakan.
5.2.13Tiap-tiap panjang pipa harus diperiksa untuk memastikan terbebas dari gangguan yang
mungkin timbul dan harus dibersihkan dari debu.
5.2.14Sisa material harus disendirikan dengan diberi keterangan.
5.2.15Material harus diterima, disimpan dan dikirimkan dibawah kode penerimaan barang,
penanganan, penyimpanan dan pengiriman.
6.2.4 Weld map (peta pengelasan) haruslah unik dan terpisah untuk tiap jaringan, sistem,
komponen atau nomor rakitannya.
6.2.5 Diagram jaringan harus mencakup letak las-lasan, nomor las, lokasi titik tie, nomor
pengerjaan dan tipe pengelasan, termasuk: pengelasan dilapangan, di bengkel, titik tie,
sambungan butt, sambungan socket, atau las fillet.
6.2.6 Pipa lurus harus memuat sejumlah minimum pengelasan.
6.2.7 Sambungan sebelum dihubungkan ke bagian nozzle yang berputar dan mencapai titik
kegagalan harus diukur secara aktual.
6.2.8 Las butt pada perpipaan harus lah diberi celah setidaknya 50 mm atau empat kali dari
tebal dinding tertipis diukur diantara heat affected zones, nilai mana yang lebih besar.
6.2.9 Kehati-hatian haruslah dilakukan untuk memastikan pengelasan dalam arah longitudinal
tidak terdapat sambungan percabangan.
6.2.10Metodologi penomoran harus memuat hal sebagai berikut: nomor urut, urutan nomor
perbaikan ketika ada.
6.2.11 Panjang, tinggi dan lebar dari pipa spool harus berada dalam batasan jalur
pengangkutannya dan kemungkinan erection di lapangan, kecuali memang secara
khusus diminta.
6.2.12Modifikasi sambungan pipa harus dilakukan di lapangan jika dimungkinkan untuk
menghindari terjadinya gangguan sehubungan dengan klarifikasi dari engineer.
6.3 Cutting and Beveling
6.3.1 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan prefabrikasi
dengan meniupkan udara. Sebagai tambahan untuk pipa dengan diameter besar dapat
dibersihkan dengan kain majun jika dimungkinkan.
6.3.2 Prosedur keamanan yang tepat harus diikuti sebelum melakukan pekerjaan.
6.3.3 Pre-fabrikasi untuk bahan stainless steel dan pipa alloy harus dilakukan di tempat
terpisah.
6.3.4 Marking haris dilakukan sama seperti penomoran pada spool isometric.
6.3.5 Pemotongan pipa,fitting, dan persiapan pinggir-pinggir harus seperti pada gambar dan
wps.
6.3.6 Berdasarkan pembagiaan spool pipa pada isometrik pipa, panjang pipa harus dipotong.
Tambahan panjang pada pipa harus tersedia di spool pipa untuk penyesuaian
dilapangan.
6.3.7 Pipa harus dipotong menggunakan alat potong Oxy-acetylene atau plasma seperti yang
diminta oleh proyek. Api potong untuk stainless steel tidak diijinkan. Pipa stainless steel
harus dipotong dengan menggunakan gerinda potong berbahan stainless steel.
Pembersihan pada ujung dan pem-bevellan harus menggunakan batu gerinda potong.
6.3.8 Ujung-ujung yang akan dilas harus dipersiapkan untuk memenuhi persyaratan desain
sambungan sebagai berikut:
6.3.9 Heat Number harus dapat ditelusuri ke pipa-pipa setelah dilakukan pemotongan;
material sisa potong harus diberi tanda sesuai dengan spesifikasinya.
6.3.10Sumber kelistrikan harus dapat digunakan untuk mesin yang dioperasikan dengan
tangan pada waktu fabrikasi.
6.4 Fit- Up and Track Welding
6.4.1 Fit-up dirakit dan sambungan harus disejajarkan, dengan menggunakan kopel atau
clamp. Semua kebutuhan berupa dudukan pipa selama proses kerja, assembling
brackets, “U” blots dan lain sebagainya, dibuat mengikuti dengan ukuran pipa yang
sesuai.
6.4.2 Pengelasan butt harus mempunyai gap yang sama dan harus jaga sesuai dengan WPS.
6.4.3 Pengelasan sambungan untuk semua jenis sambungan socket maka ujung pipa harus
bebas dari burrs sisa pemotongan, axial gap antara komponen “laki-laki dan perempuan”
harus dibuat maksimum 3 mm dan minimum 1,5 mm.
6.4.4 Semua bagian yang akan dilas harus dibuat bevel dengan sudut 35 derajat, toleransi ±5
derajat, dan dengan root face 1.6 mm.
6.4.5 Plannar pada ujung yang dilas harus pada posisi normal terhadap axis pipa seperti yang
digambarkan dalam gambar perpipaan, dalam rentang toleransi 0,25 derajat.
6.4.6 Ketidaksejajaran pada bagian dalam tidak boleh lebih dari 1,5 mm (1/16”).
6.4.7 Toleransi maksimum untuk dimensi axial, jarak dari face-to-face, center-to-face dan
lokasi dari attachment harus ±3mm.
6.4.8 Transisi lateral pada percabangan dan koneksi-koneksi dari titik tengah pada bagian
yang bergerak tidak boleh lebih dari ±1.6mm
6.4.9 Ketidaksejajaran pada bagian dalam harus dibatasi hingga 1,6 mm untuk pipa hingga 24
inchi; 3,2 inchi untuk pipa 26 inchi keatas.
6.4.10Orientasi pengelasan pada pengelasan pipa lurus dan pipa ke fitting harus berada
sedemikian sehingga, sudut keliling diantara lasan adalah sudut 30°.
6.4.11 Sambungan-sambungan percabangan, menghubungkan header jaringan termasuk ke
pad penguat sebisa mungkin di prefabrikasi di bengkel untuk menghindari kesulitan di
lapangan.
6.4.12Pipa-pipa harus dilas cantum pada posisi dan jarak yang sama untuk menghindari
terjadinya cracking dan bending selama atau sesudah pengelasan. Las cantum harus
dilakukan oleh juru las terkualifikasi seperti yang disyaratkan oleh WPS.
6.4.13Jika seandainya pada pipa terdapat perbedaan ketebalan, pipa dengan tebal yang paling
besar harus dibuat taper (meruncing) dalam rangka memenuhi standard untuk
menyamakan dengan pipa dengan tebal yang terkecil.
6.4.14Nomor jaringan (line number), sheet number, spool number, kode material dan nomor
sambungan secara jelas harus ditandakan keatas pipa spool dengan welder yang
teridentifikasi untuk tiap-tiap sambungannya.
6.5 Branch Connections
6.5.1 Kebutuhan sambungan percabangan harus sesuai dengan spesifikasi proyek.
6.5.2 Offset pada arah lateral pada percabangan dan koneksi-koneksinya dari garis tengah
pada bagian yang bergerak tidak boleh lebih dari ± 1.6mm.
6.5.3 Semua pengelasan pada sambungan percabangan dan semua sambungan harus pada
kekuatan penuh dan diperkuat seperti yang diindikasikan pada gambar. Material penguat
harus mempunyai bahan yang sama dengan materi pipa seperti yang dispesifikasikan
oleh pengelompokan pipa dan terkait dengan kebutuhan spesifikasi yang sama seperti
pipa yang tersambung
6.5.4 Semua potongan haruslah secara hati-hati dibuat bevel, dan secara cermat
berpasangan untuk membentuk persiapan las yang baik dan untuk memungkinkan
terjadinya full penetration pada las-lasan antara persambungan dan pipa pada semua
titik.
6.5.5 Semua pad penguat harus mempunyai outer radius minimum 51 mm, 3 hingga 6 mm
weep hole harus tersedia untuk semua pad penguat.
6.5.6 Sambungan percabangan, vent nozzele, trunnion dan tambahan lainnya termasuk pad
penguat tidak boleh dilas didekat las pada arah longitudinal atau melingkar dalam
perpipaan. Harus diberikan jarak.
6.5.7 Pengelasan longitudinal atau melingkar antara yang satu dengan yang lainnya harus
dibuat setidaknya 50 mm diukur dari HAZ.
6.5.8 Bagi pad penguat, minimum jarak yang terukur antara HAZ pada las-lasan di pipa dan
fillet weld pada pad harus 25 mm.
6.6 Flange Connections
6.6.1 Jika tidak diindikasikan didalam gambar, lubang baut pada semua flange harus dibuat
offset terhadap arah vertical dan horizontal garis tengah. Deviasi maximum angular pada
semua baut harus tidak lebih dari 1,5 mm diukur melintang pada semua lubang lingkaran
baut.
6.6.2 Muka flange harus lah tidak cacat ketika disambungkan ke jalur perpipaan.
6.6.3 Fit-up pada ujung-ujung pipa dan weld neck flange harus dilakukan untuk memperoleh
bukaan root yang seragam. Kriteria terkait ini harus diikuti sesuai dengan WPS.
6.7 Cleaning of Spools
6.7.1 Semua pipa haruslah dibersihkan bagian dalamnya dengan ditiup udara. Sebagai
tambahan, untuk pipa-pipa berdiameter besar pembersihan dengan kain maju dilakukan
jika dimungkinkan.
6.7.2 Semua spool pipa yang sudah di prefabrikasi haruslah diamati secara visual untuk
kebersihannya dan semua material pengotor harus disingkirkan dari dalam.
6.7.3 Ujung-ujung pipa harus ditutuo setelah dilakukan pengelasan untuk mencegah
pembersihan yang tidak berijin diujung pipa dalam rangka untuk melancarkan proses
penyambungan pipa.
6.7.4 Selama proses perakitan dan erection, pihak konstruksi harus memastikan tidak ada
material asing (seperti kawat las, sarung tangan, dan lain sebagainya) tertinggal dalam
sistem perpipaan.
6.7.5 Setelah dilakukan perakitan dan instalasi, pipa harus dibersihkan bagian dalamnya untuk
menghindari material yang tidak kencang. Kebersihan harus diverifikasi secara visual.
7. PIPING ERECTION
7.1 General
7.1.1 Semua peralatan pengangkat, perkakas dan tali yang digunakan untuk erection harus
diinspeksi dan disetujui oleh HSE. Kegiatan-kegiatan harus dilakukan berdasarkan
metode pengakatan dan penanganan yang sesuai.
7.1.2 Spool pipa yang sudah di pre-fabrikasi harus dipindahkan ke lapangan secara hati-hati;
kewaspadaan harus ditingkatkan ketika menangani dan menyusun spool untuk
mencegah kemungkinan bahaya apapu.
7.1.3 Spool yang di prefabrikasi harus diidentifikasi berdasar nomor jaringan dan spoolnya
sebelum dilakukan erection.
7.1.4 Sebelum dilakukan erection, pastikan spool bersih bagian dalamnya.
7.1.5 Dudukan yang di prefabrikasi harus diinstal sesuai dengan gambar, detail dudukan pipa
harus diikuti sesuai dengan gambar layout pipa dan gambar isometric untuk lokasi dan
dudukan detail gambar.
7.1.6 Semua bukaan pipa harus ditutup, sebelum, sesudah dan setelah erection untuk
mencegah masuknya air embun dan material asing lainnya. Ujung yang berulir harus
diberi plug dan ditutup menggunakan greese bertipe tahan air atau menggunakan tutup
terbuat daru plastik. End cap atau tutup harus digunakan juga pada valve yang terbuka.
7.1.7 Erection pada pipa spool harus dilakukan bagian per bagian seperti gambar layout pada
pipa dan gambar isometric.
7.1.8 Perancah yang telah disetujui dan aman dan platform sementara harus diatur untuk
pelaksanaan erection, fit-up dan pengelasan pada sambungan pada posisi ketinggian.
7.1.9 Dirikan spool pipa menggunakan crane atau alat angkut lainnya yang diijinkan.
7.1.10 Pengambilan pipa spool di rak harus dilakukan menggunakan roller jika dimungkinkan.
7.1.11 Instalasi perpipaan sebaiknya dari level rendah ke level lebih tinggi.
7.1.12 Sambungan harus dibuat sejajar dan fit-up lengkap/pengelasan yang sesuai dengan
wps, gambar isometric dan spesifikasi proyek.
7.1.13 NDT dan inspeksi lainnya harus dilengkapi untuk penyambungan di lapangan dan
dicatat dengan baik
7.1.14 Koreksi akhir dan perubahannya dibuat untuk spool supaya mengasilkan instalasi yang
bebas tegangan, yang harus termasuk: penyesuaian terhadap dudukan pipa,
penyesuaian flange dimana jarak bebas tersedia di lubang-lubang baut, bagian yang
dipotong dan dilas ulang atau bagian yang di fit-up.
7.2 Pipe Supports
7.2.1 Fabrikasi dan instalasi terhadap semua dudukan pipa, hangers, guides dan tipe
dudukan yang lain yang terkait harus dilakukan sesuai dengan gambar IFC.
7.2.2 Persiapan pengelasan untuk dudukan pipa ke pipa dan pengelasan besi struktur untuk
dudukan pipa harus sesuai dengan WPS terkait.
7.2.3 Semua dudukan pipa harus secara satu persatu diidentifikasi oleh nomor dan nomor ini
harus lah ditandakan pada perencanaan layout pipa.
7.2.4 Weep hole berukuran 6mm harus dibuat di dudukan dan harus dibuat didekat base
plate untuk semua dudukan arah vertikal, dan dekat dengan pipa jaringan pada posisi
jarum jam angka 6 untuk semua dudukan horizontal.
7.3 Flange Connections
7.3.1 Semua koneksi flange harus dibuat menggunakan baut berulir penuh dan mur. Setelah
dikencangkan harus ada bagian yang menonjol keluar dari mur.
7.3.2 Semua gasket sementara harus diidentifikasi.
7.3.3 Semua kepala baut harus dirakit dengan arah orientasi yang sama. Urutan
pengencangan baut yang masuk akal harus diikuti.
7.3.4 Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa didalam jaringan pipa item
seperti flange, valve, dan lain sebagainya diinstal dan diorientasikan secara benar
seperti yang diindikasikan dalam gambar isometricnya.
7.3.5 Lubang-lubang baut pada flange harus diorientasikan sebagai berikut, kecuali
diindikasikan lain pada gambar konstruksi:
Flange face arah vertikal- Lubang-lubang Bolt searah garis tengah vertical.
Flange face arah horizontal- Lubang-lubang Bolt searah garis tengah horizontal.
Arah Rotasi pada flange- Offset diantara elevasi pada lubang-lubang bolt holes
pada sisi sebaliknya pada garis tengah flange tidak boleh lebih dari ± 2.4 mm.
Posisi tilt (miring) pada flange- Pinggiran disemua diameter tidak boleh lebih dari
1.6 mm dari posisinya.
7.3.6 Untuk pipa dengan NPS diatas 3 inchi dan terhubung dengan peralatan atau bagian
mekanis lainnya, kesejajaran flange harus berada dalam rentang batasan sebagai
berikut atau dalam batasan manufaktur untuk nozzle mekanis atau perlengkapannya.
Offset untuk lubang Vertikal bolt ± 2.4 mm
Offset untuk lubang Horizontal bolt ± 2.4 mm
Offset Rotational ± 2.4 mm
Flange face separation, gasket thickness ± 1.6 mm
Kombinasi vertical, horizontal and rotational offset ± 3.2 mm
8. DIMENSIONAL CHECK
Pipa yang difabrikasi harus diperiksa dan disesuaikan dengan gambar IFC dan spesifikasi
standar untuk beberapa parameter berikut ini:
8.1 Toleransi fit-up untuk panjang, kedalaman, orientasi, dan derajat kelurusan pada bagian
pipa.
8.2 Batasan untuk jarak antara pipa dan dudukan.
8.3 Elevasi pada pelat dasar dudukan dan derajat levelnya.
8.4 Elevasi pipa dan derajat level dan kemiringan.
8.5 Kesejajaran pada pinggiran pipa memenuhi WPS dan spesifikasi.
9. WELDING
9.1 General Requirements
9.1.1 Scope
Prosedur ini mencakup untuk persyaratan pengelasan, perlakuan panas, uji tidak
merusak (NDT), dan uji kekerasan untuk pengelasan pada pipa dan peralatan yang
berhubungan dengannya sesuai dengan ASME 31.4 and ASME 31.8, API STD 1104
and ASME SEC IX
9.2.12 Tiap-tiap lapisan las harus dibersihkan sebelum dilakukan pengelasan pada lapisan
berikutnya. Area yang telah dibersihkan harus bebas dari terak. Setiap cacat las
yang terlihat seperti misalnya cracks, porosity, dan spatter harus dihilangkan
dengan cara digerinda sebelum lapisan berikutnya dilakukan.
9.2.13 Tampilan pada akhir lasan harus dibuat serapih mungkin dan bebas dari spatter,
undercut, cracks, capping yang berlebih dan lain-lain dengan mengacu kepada
ASME B31.3 dan WPS terkait.
9.2.14 Semua bagian yang terkait dengan kegiatan pengelasan seperti aksesoris dan
sambungan insulasi dan sejenisnya, harus cukup terlindungi.
9.2.15 Untuk sambungan flange ke pipa jika terdapat kemungkinan penyusutan yang
dapat mengakibatkan ketidaksejajaran, dua flange yang serupa harus
disambungkan dengan memasukkan gasket sementara dan kemudian dilakukan
pengelasan.
9.2.16 Ketika terdapat ketidaksejajaran melebihi 1,6 mm, pemotongan bagian dalam haurs
dilakukan setelah disetujui sesuai dengan ASME B31.3.
9.2.17 Jika terdapat pipa berulir, maka ulir harus kosentrik dengan axis pipa dengan tidak
adanya blur atau stripping (bagian tajam). Dies pada ulir harus tajam dan secara
tepat material pipa didesain. Tape atau sealant untuk sambungan berulir harus
digunakan sesuai dengan spesifikasi proyek.
9.3 Pre-Heating
9.3.1 Preheat untuk berbagai macam jenis material harus sesuai dengan WPS dan
spesifikasinya.
9.3.2 Sambungan yang terkena air (basah) harus dikeringkan dengan pemanas burner
dengan jarak 100 mm dari sambungan las-lasandan harus didinginkan hingga
temperatur ruang sebelum dilakukan pengelasan (kecuali dibutuhkan temperatur
pre-heat yang lebih tinggi).
9.3.3 Temperature-indicating crayons, thermocouples, atau calibrated contact
pyrometers harus digunakan untuk mengukur preheat dan interpass temperatures.
9.3.4 Temperatur preheat harus dijaga pada jarak yang stabil di 75 mm pada kedua sisi
pengelasan.
9.4 Post Weld Heat Treatment
9.4.1 Jika PWHT diterapkan pada sistem perpipaan apapun, prosedur PWHT harus
diperhatikan dengan cermat.
9.4.2 Tabel PWHT harus mencakup informasi sebagai berikut untuk masing-masing
sambungan atau komponen: lokasi, drawing number, diameter, wall thickness,
material, heating ratem dan cooling rate, soak temperature, dan soak time.
10.4.5 Cat sekunder yang telah dispesifikasikan harus segera diaplikasikan segera setelah cat
primer telah kering dan pengaplikasian yang benar telah terkonfirmasi dan permukaan
telah dibersihkan (jika diperlukan).
10.4.6 Tiap-tiap cat harus dibiarkan mengering seluruhnya sesuai dengan persyaratan teknis
cat.
10.4.7 Cat hanya boeh diaplikasikan ketika cuaca dalam kondisi yang mendukung (tidak boleh
pada temperatur dibawah 100C, kelembapan relatif lebih dari 85%, steel temperature
besi kurang dari 30C diatas titik pengembunan, kondisi kabut/hujan/karat.
10.4.8 Item yang sudah dicat tidak boleh dipegang tangan atau dipindah-pindah sebelum
semua permukaan cat telah kering benar.
10.4.9 Item yang telah dicat harus dimuat, didudukkan, dan diamankan selama proses
pemindahan sedemikian sehingga cat tidak akan rusak.
11. IDENTIFICATION AND MARKING
11.1 Semua pipa dan fabrikasi fitting harus diberi tanda pada bagian luar dengan huruf dan
nomor yang mengidentifikasikan lokasi dan pengaplikasiannya.
11.2 Tanda harus berupa stempel, goresan, label atau cara apapun yang secara jelas menandai
dan merupakan tanda yang permanen.
11.3 Selama proses sand blasting, painting dan galvanizing, tanda yang ada harus dilindungi
dan aman supaya tidak terhapus.
11.4 Identifikasi material harus dijaga selama proses fabrikasi, instalasi dan hingga proses akhir
inspeksi.
12. QUALITY ASSURANCE AND QUALITY CONTROL
12.1General
12.1.1 Kriteria untuk kualitas inspeksi akan sesuai dengan spesifikasi proyek pada umumnya
untuk sistem-sistem perpipaan.
12.1.2 Pencatatan inspeksi harus dengan tepat dicatat dan diatur dengan identifikasi yang
layak untuk tiap sambungan pengelasan.
12.1.3 Inspeksi harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah disetujui dan hasil
inspeksi harus dengan benar dicatat.
12.1.4 Prosedur keamanan harus dengan ketat diikuti untuk tiap prosedur, di dalam
penanganan peralatan inspeksi dan area kerja.
12.2Check list for Spool Release
12.2.1 Kesesuaian dengan spesifikasi konstruksi dan instalasi.
12.2.2 Identifikasi dan kontrol material.
12.2.3 Personil secara memadahi terkualifikasi dengan sertifikasi, pengalaman atau
pelatihan.
13.8 Instrumen-instrumen jaringan, control valve, manual block valve, item khusus dan lain
sebagainya yang mungkin dapat mengganggu uji tekan yang baik atau mungkin dapat
rusak ketika uji berlangsung, maka tidak boleh dipasang sebelum uji tekan untuk fit-up
dilakukan, atau harus dilepas segera dan diganti dengan jaringan pipa sementara.
13.9 Gasket-gasket uji sementara harus dipasang atau diuji dilokasi pemasangan dengan
menggunakan pelat blind sementara atau pipa spool. Bagaimanapun juga gasket-gasket
permanen mungkin dapat digunakan pada sambungan flange yang akan tetap terbuka
pada saat dan setelah uji tekan.
13.10 Non-return valve, jika terpasang, akan membutuhkan jaringan perpipaan yang bertekanan
sebelum sisi upstream.
13.11 Dua alat ukur (minimum) harus digunakan selama pengujian. Alat ukur harus terkalibrasi
dan sertifikasi alat tersebut harus terpasang pada bagian yang diuji sebelum dilakukan uji
tekanan. Maksimum jangkauan alat harus 1.5 hingga 4 kali dari uji tekan.
13.12 Sekali tekanan pada jaringan pipa dalam kondisi stabil, inspekti pada jaringan perpipaan
harus dilakukan. Uji tekan untuk pipa produksi atau pipa pembangkit harus dilakukan
setidaknya selama 30 menit atau sesuai yang disyaratkan untuk menginspeksi jaringan
pipa.
13.13 Jika seandainya terjadi kebocoran, jaringan pipa harus dilakukan uji ulang dan diperbaiki
sesuai dengan prosedur terkait.
13.14 Ketika uji telah berhasil dilakukan, jaringan pipa dilakukan pengurangan tekanan dengan
mengoperasikan vent valve secara berkala. Ketika telah semua udara telah terbuang, dari
sistem melalui drain valve, biarkan valve tetap terbuka. Jaringan pipa harus dibiarkan tak
bertekanan dan tidak ada lagi fluida didalamnya.
13.15 Semua blind plate saat pengujian harus dilepas dan diganti dengan gasket permanen.
14. FLUSHING
14.1 Setelah menyelesaikan dan persetujuan untuk uji hydrostatic pada sistem, semua jaringan
pipa dan perlengkapannya harus dikuras dan dikeringkan.
14.2 Perhatian khusus harus diberikan untuk titik-titik dimana air dan endapannya mungkin
terjadi, seperti misalnya pada badan valve atau pada bagian-bagian rendah atau
cekungan,
14.3 Suatu sistem tertutup dapat mungkin terbangun dan sistem benar-benar bersih ketika air
yang melewatinya telah dibuang.
14.4 Semua jaringan pipa pneumatic tidak boleh dilakukan flushed.
14.5 Perpipaan yang selesai diuji tekan harus dibersihkan bagian dalamnya untuk
menghilangkan semua materi pengotor dengan menggunakan air yang dilewatkan atau
ditiup dengan udara.
14.6 Pembersihan harus dilakukan dengan air dan udara yang bebas dari oli/minyak. Air yang
digunakan untuk membersihkan dan menguras pipa austenitic stainless steel harus
mengandung klorida kurang dari 1 ppm.
14.7 Perpipaan dan kelengkapannya harus dalam kondisi kering dan mudah dilacak serta harus
dipindahkan sesuai dengan spesifikasi proyek.
15. RE-INSTATEMENT
15.1 Setelah menyelesaikan uji tekan, pembersihan dan pengeringan, sistem harus
dikembalikan kedalam kondisi siap commissioning seperti dallam spesifikasi gambar dan
persyaratan proyek.
15.2
15.3 Semua material yang bersifat sementara seperti gasket, blind flange dan dudukan
sementara maka harus disingkirkan dari sistem.
15.4 Semua spectacle blind harus diposisikan pada lokasi yang tepat seperti dalam P and ID.
15.5 Semua bagian jaringan pipa yang dapat diakses harus diperiksa untuk memastikan tidak
ada bagian yang terkelupas dan berkarat.
15.6 Semua item yang dilepaskan dari sistem sebelum dilakukan hydrotest seperti control
valves dan lain sebagainya, harus dipasang ulang setelah hydrotest dan pembersihannya.
15.7 Semua sistem yang sudah terpasang harus diperiksa ulang untuk memastikan arah alir
fluida didalam perpipaan dan instrumentasinya.
16. EQUIPMENT AND RESOURCES
16.1 Equipments
16.1.1 Crane dan alat angkat lainnya yang termasuk.
16.1.2 Truk Transportasi.
16.1.3 Alat pelindung diri.
16.1.4 Alat pemadam kebakaran dan selubung tahan api.
16.1.5 Peralatan potong seperti- Plasma Cutting Machine/ Oxy Acetylene Cutting Machine
/Abrasive or Disc cutting Machine.
16.1.6 Mesin las.
16.1.7 Generator listrik.
16.1.8 Kompresor.
16.1.9 Oven pemanas.
16.2 Tools
16.2.1 Alat pengukur dan Measuring and Leveling Tools
16.2.2 Alat penjepit dan pencengkram.
16.2.3 Perkakas tangan seperti- Spanner, screw driver, kikir, plumb dan lain sebagainya.
16.2.4 Alat pengangkat- Belts, Chain, Chain Block, Hoist, Shackle, Spread bar, hydraulic
jack, Pipe Rollers, Ropes dan lain sebagainya.
16.2.5 Power Tools seperti Grinding machine, Drilling Machine etc, Buffing Machine, dan lain
sebagainya.
16.2.6 Dudukan pipa.
16.3 Material-material perancah
16.4 Tenaga kerja terampil
17. HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT
17.1 In Workshop
17.1.1 Prosedur keamanan bengkel harus dengan ketat diikuti oleh semua personil.
17.2 At Site
17.2.1 HSE harus memastikan area kerja telah mengimplementasikan petunjuk
keselamatan dan pencegahannya yang dispesifikasikan didalam ijin kerja. Dia harus
memastikan barikade, tape peringatan, tanda peringatan, peralatan pemadam
kebakaran dan peralatan pertolongan pertama harus tersedia di sekitar area kerja.
17.2.2 Tool box meeting harus dilakukan dari hari kehari untuk menginformasikan pekerja
isu-isu mengenai kondisi keselamatan terkini dan kejadian-kejadiannya untuk
mendapatkan masukan mengenai tindakan-tindakan yang tidak aman. Masukan
akan diproses dan ditindaklanjuti.
17.3 Accident Prevention Safety Procedures
17.3.1 Area harus diberi baikade dan secukupnya diberi batasan peringatan untuk tiap-tiap
kegiatan pengangkatan.
17.3.2 Semua peralatan harus diperiksa dalam kondisi yang baik sebelum diterapkan
dalam pekerjaan.
17.3.3 Semua orang yang tidak mempunya ijin harus dikeluarkan dari area kerja.
17.3.4 Kapasitas dari peralatan angkat dan pembebanan yang benar pada tali sling akan
diverifikasi.
17.3.5 Ketika sedang ada proses mengangkat, personil tidak boleh berada dalam area
kerja pengangkatan.
17.3.6 Standard yang mencukupi harus diadaptasi untuk proses konstruksi.
17.3.7 Papan peringatan yang memadahi dan tanda peringatan harus tersedia.
17.3.8 Semua peralatan angkat harus mempunyai sertifikat yang masih valid.
17.3.9 Hanya personil yang terlatih dan berijin dapat mengoperasikan alat angkat.
17.3.10 Semua kelengkapan alat angkat dan peyangganya harus merupakan tipe yang
disetujui dan mempunyai sertifikat beban yang masih valid.
17.3.11 Instalasi kelistrikan dan peralatannya harus mengikuti standard.
17.3.12 Pengamat yang terlatih harus ditunjuk sesuai yang dibutuhkan.
17.3.13 Alat-alat pemadam kebakaran yang memadahi harus tersedia dekat dengan proses
pengelasan, pemotongan dan pekerjaan panas lainnya.
17.3.14 Area pengelasan harus ditutupi dengan fire blanket.
17.3.15 Material-material sisa pemakaian dalam jarak 15 meter dari pengoperasian
pengelasan harus dibersihkan.
17.3.16 Pengaplikasian, perawatan, penyimpanan peralatan listrik, dan unit-unit alat potong
serta mesin las harus memenuhi standard yang berlaku.
17.3.17 Jangan berdiri dibawah beban yang sedang diangkat.
17.3.18 Setelah menyelesaikan pekerjaan, area harus bebas dari semua jenis material dan
dibiarkan tetap dalam kondisi bersih dan rapih.
17.3.19 Analisa hazard untuk operasi yang kira-kira berbahaya harus dilakukan sebelum
melakukan pekerjaan apapun.
ATTACHMENT 2
WORK FLOW
PIPING PRE- FABRICATION
WORK FLOW
PIPING ERECTION
ATTACHMENT 4
ATTACHMENT 5