Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat_nya
saya bias menyelesaikan makalah penulisan ilmiah yang membahas tentang Monopause.
Pada penulisan makalah ini, saya berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Makalah
penulisan ilmiah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
kesehatan.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah saya, baik secara segi bahasa dan
pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi mencapai suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenagkan.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya.
Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar
seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus mentruasi sampai
melewati umur 50 tahun .
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat monopaause ini sedikit
lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh,
mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapt menjadi lebih terlihat
pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang
teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause`
Siklus mentruasi adalah suatu rangkaian perubahan dalam sistem reproduksi wanita yang
terjadi setiap 28 hari sekali, meskipun lamanya siklus tersebut untuk setiap wanita dapat
bervariasi hingga satu minggu. Siklus tersebut dimulai dengan adanya pendarahan dari rahim
hingga satu minggu lamanya. Proses mentruasi akan dialami oleh seorang wanita hingga usia
40 tahun atau lebih.
Ketika proses mentruasi semakin jarang atau semakin sering, tidak teratur, lebih banyak atau
lebih sedikit. Ketika setahun penuh tanpa mentruasi, maka hal itu menandai akhir dari masa
perimenopause dan awal dimulainya menopause.
Monopause bukanlah suatu penyakit. Hal ini akan terjadi pada setiap wanita yang telah
mencapai usia menopause. Rata-rata usia wanita yang mengalami menopause adalah 51
tahun, meskipun mengalami menstruasi terakhir pada rentang usia 45 dan 55 tahun pun masih
dianggap normal.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
Penulisan ilmiah dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan
keperawatan pada ibu menopause.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui defenisi dari menopause
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari menopause
3. Untuk mengetahui tahap-tahap dari menopause
4. Untuk mngetahui gejala-gejala menopause
5. Untuk mengetahui tanda awal menopause
6. Untuk mengetahui gangguan pada menopause
7. Untuk mengetahui komplikasi dari monopause
8. Untuk mengetahui pengobatan pada menopause
9. Untuk mengetahui pola makan sehat menuju menopause
10. Untuk mengetahui cara berolahraga pada saat menopause
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defenisi Monopause
Monopause berasal dari bahasa yunani yaitu “Mens” yang artinya siklus mentruasi dan
“pausis” yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan menopause merupakan masa
berhentinya siklus mentruasi seorang wanita. Monopause merupakan pengertian dari
berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita ditandai dengan berhentinya masa
menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Diagnosis
menopause dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun atau tidak
mengalami mentruasi selama satu tahun.
Monopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan mentruasi seorang
wanita yang terjadi dipertengahan usia 40 tahun ke atas. Selama masa transisi ini, ovarium
mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari
horman esterogen dan progesteron.
Hormon esterogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat induk telur mulai
melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan menggembangkan payudara wanita serta rahim.
Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik
fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi mentruasi
dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
Monopause rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch terjadi, maka
lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat menarch terjadi, makin cepat menopause
timbul. Pada abad ini umumnya Nampak bahwa menarch makin dini timbul dan menopause
makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang. Walaupun demikian
di negara-negara maju rupaya menarch tidak lagi bergeser ke umur yang lebih mudah,
tampaknya batas maksimal telah tercapai. Monopause yang artificial karena operasi atau
radiasi pada umumnya menimbilkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan menopause
alamiah.
B. Jenis-jenis Monopause
Monopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause
premature (dini).
1. Monopause Alamiah
Monopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Monopause alamiah
terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun.
Meskipun seluruh prose situ kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu
mentruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Mentruasi
dating secara fluktuatif. Lama intensitasnya dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan
atau mungkin tidak membutuhan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara
menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga
tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat
menopause.
2. Monopause Dini
Monopause dini ini terjadi sebelum usia 45 tahun dianggap sebagai menopause yang
cepat, tetapi menopause dini biasanya didefenisikan sebagai menopause yang terjadi sebelum
usia 40 tahun. Kadang-kadang, menopause dini juga disebut sebagai kegagalan ovarium dini
(premature ovarian failure, POF), karena hal tersebut adalah masalah yang telah
menyebabkan menopause dating lebih cepat. Namun demikian, sangat penting untuk
mencatat bahwa POF dan menopause dini tidak selalu merupakan hal yang sama. Tidak
semua kasus POF adalah permanen pada beberapa kasus, fungsi ovarium dapat dipulihkan
dan mentruasi dapat berlangsung kembali. Seperti yang kita ketahui, menopause ditentukan
oleh masa mentruasi yang paling akhir, dan hal ini hanya dapat terjadi jika POF bersifat
permanen.
Monopause ini disebabkan oleh gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman
beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolahraga. Gejala menopause dini
dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam
waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak
lebih parah. Ini terlihat dari keluhan-keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan
penyakit jantung koroner yang dating lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini
perlu diwaspadai.
C. Tahap-Tahap Monopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,
menopause, dan pasca menopause.
1. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala
menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan masa siklus haid benar-
benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik
yang berarti.
2. Monopause
Masa monopause menandakan menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya
bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun.
3. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan hormonalnya.
D. Gejala-Gejala Monopause
Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik dalam awal pertama kali
terjadi dalam siklus,jumlah darah yang keluar, maupun dalam gejala-gejala yang menyertai.
Demikian pula ketika terjadi menopause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada
setiap orang.. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala menopause dapat
berupa antara lain: insomnia, rasa panas (hot flash), banyak berkeringat, depresi,
berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia).
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesterone.
Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit
estrogen/progesterone dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami
sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan
sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap
menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi
pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan
gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan
ovarium.
Adapun gejala-gejala lain dari menopause adalah:
1. Gejala-gejala fisik
a. Hot flushes/rasa panas (pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung selama beberapa
menit, pusing,lemah, atau sakit.
b. Rasa panas
c. Berkeringat dimalam hari
d. Susah tidur
e. Sakit kepala
f. Keinginan buang air kecil menjadi lebih sering
g. Berdebar-depar (detak jantung meningkat atau mengencang)
h. Tidak nyaman ketika buang air kecil
i. Ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
j. Perubahan kulit
k. Kerapuhan tulang
2. Gejala-gejala psikologis
a. Mudah tersinggung
b. Depresi
c. Cemas
d. Suasana hati (mood) yang tidak menentu
e. Sering lupa
f. Susah berkonsentrasi
3. Gejala-gejala seksual
a. Kekurangan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual
b. Menurunnya libid
G. Komplikasi Monopause
Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk
menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,perubahan kadar hormone (khususnya estrogen)
yang member ciri menopause dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi dikemudian hari.
Komplikasi yang menyertai menopause seperti berikut:
1. Osteoporosis
Merupakan pengeroposan tulang yang membuat rasa nyeri dan berpotensi mengalami
patah tulang.
2. Masalah urogenital
Merupakan masalah seksual, ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil
(inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa perimonopause, tetapi tidak
seperti gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan jangka panjang
setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu ditangani dengan baik.
3. Penyakit Kardiovaskular
Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem pembuluh darah yang memasok
darah keseluruh tubuh. Di dalamnya termasuk permasalahan seperti vangina, serangan
jantung, dan stroke. Dan kemungkinan bisa juga mengalami peningkatan kadar kolesterol
setelah menopause, dan penumpukan kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’) yang
dapat mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan resiko terkena
penyakit kardiovaskuler.
4. Obesitas
Memasuki menopause mengubah cara tubuh untuk menyimpan lemak. Sebelum
menopause, wanita biasanya menyimpan kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang
menyebabkan bentuk tubuh wanita seperti “buah pear”. Namun demikian, setelah menopause
kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut, yang menyebabkan bentuk tubuh
seperti “buah apel”. Bentuk tubuh seperti “buah apel” ini diikuti dengan peningkatan resiko
terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya kanker payudara).
5. Demensia
Hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas, tetapi
tampaknya hormon-hormon wanita memainkan beberapa peran dalam fungsi otak yang
normal. Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita sampai mereka
berada pada masa pascamenopause, munculnya menopause bisa jadi memiliki peran dalam
kemunduran memori.
H. Pengobatan Monopause
Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala
menopause dan mengurangi resiko masalah kesehatan dimasa depan adalah terapi sulih
hormon (hormone replacement therapy, HRT). Akan tetapi, seperti yang mungkin pernah
didengar, ada beberapa resiko yang menyertai pengobatan HRT ini, khususnya jika digunakan
untuk jangka waktu yang lama.
Efek-efek yang berpotensi terjadi dalam pengobatan jangka panjang dengan HRT adalah:
1. Peningkatan resiko tersamar
a. Kanker payudara
b. Masalah penyumbatan
c. Pembuluh darah (misalnya stroke)
d. Penyakit jantung koroner
2. Penurunan resiko tersamar
a. Kanker kolorektal (usus besar)
b.Osteoporosis dan patah tulang
4. Terapi komplementer
a. Obat-obatan herbal
b. Homeopati
c. Refleksiologi
d. Hipnosis
e. Akupuntur
f. Aromaterapi
g. Yoga
5. Pengobatan untuk monorrhagia (mentruasi teratur tetapi sangat bnnyak, yang dialami
oleh banyak wanita pada masa menjelang menopause)
a. Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
b. Tranexamic acid (Cyklokapron)
c. Etamsylate (Diccynene, Dicynone)
d. Terapi progestogen-tunggal (Mirena)
e. Pembedahan (Misalnya histerektomi)
7. Pengobatan untuk gejala urogenital (gejala fisik yang mempengaruhi sistem saluran
kemih dan organ genital).
a. Pelicin/pelembab vagina (KY Jelly atau Replens)
b. Obat-obatan untuk mengatasi ketidakmampuan untuk mengendalikan (inkontiinensia)
c. Antibiotika untuk infeksi kandung kemih.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak
begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel dikalori dapat
lebih mudah selama fase kehidupan ini dan factor resiko jenis penyakit tertentu bisa naik.
Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak tidak mengkonsumsi minuman berakohol juga
minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskuler yang sehat dan
membantu untuk mengurangi resiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Mengganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan the hijau
tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap
diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang menggandung
kafein atau apapun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara
lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat
lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan
minyak hewanI, Dan susu kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat
fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang menggugah selera. Dianjurkan pula
mengkomsumsikan bengkuang, dan agar-agar rumput laut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas yaitu bahwa menopause adalah
berhentinya masa manstruasi pada wanita yang rata-rata umurnya mencapai 50 tahun dengan
rentang antara 48 dan 52 tahun. Dan menopause mempunyai 2 jenis yaitu menopause alamiah
dan menopause dini. Dan menopause terdiri dari 3 tahap yaitu, pramenopause, menopause,
dan pascamenopause.
Penyebab dari menopause meliputi adanya degenerasi atau penuaan secara alamiah pada
organ reproduksi wanita. Dan adapun gejala-gejala menopause terdiri dari gejala-gejala fisik,
psikologis, dan seksual. Dan menopause pun bisa terjadi komplikasi pada osteoporosis,
masalah urogenital, penyakit kardiovaskuler, obesitas, dan demensia.
SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini
bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa
wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang
matang dalam berfikir.
Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu:
a. Tidak merokok
b. Tida minum alcohol
c. Sering berolahraga secara teratur
d. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai
sumber fitoestrogen.
e. Cukup terkena cahaya matahari
DAFTAR PUSTAKA
www.thesimpleguides.com
Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan bagi wanita. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Baziad, A. 2003. Monopause dan Andropause. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
Jakarta
Diposting oleh Nur Aini di 06.12
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest