Sunteți pe pagina 1din 5

GAMBARAN PENGADAAN OBAT BEBAS DAN BEBAS TERBATAS

PADA APOTEK PERINTIS SLAWI

Mohammad Anur Faiz


Email : Anur_faiz@activist.com
DIII Farmasi Politekn ik Harapan Bersama
Jln. Mataram No.09 Tegal
Telp/Fax (0283)352000

ABSTRACT
Procurement in pharmacy service is a business or activity to fulfill the operational
requirement specified in the planning function. The purpose of medical
procurement is to meet the needs of medicals in the health care unit in accordance
with the pattern of disease in the work area. Slawi perintis pharmacy is one of the
pharmacies in Slawi area thatsells patent medical in a day there are 75 - 100
patients who buy drugs, especially free medical and limited free medical and also
has three branches. Procurement of medical has three important requirements
that must be met, including according to plan, according to ability, system or way
of procurement as stipulated. Therefore, this study aims to provide an overview of
the procurement of drugs, especially free medical and limited free medical.
This type of research uses mixed method in the form of quantitative and
qualitative data. Quantitative data is used to calculate ABC analysis obtained
from pharmacies and qualitative data in the form of interviews with respondents.
Procurement of free medical and limited free medical in slawi perintis
pharmacy that focus on non-narcotic analgesic drugs and respiratory tracts are
procurement by using the method of consumption or by looking at sales patterns
undertaken by pharmacist and pharmacist assistants. Procurement at slawi
perintis pharmacy is done from the needs that have been planned through ABC
analysis.

Keywords: Procurement of medical, pharmacy, Free medical, Limited free


medical

1. Pendahul uan Secara umum apotek


Berdasarkan peraturan mempunyai dua fungsi, yaitu
menteri kesehatan RI No.73 tahun memberikan layanan kepada
2016 tentang standar pelayanan masyarakat sekaligus sebagai tempat
kefarmasian di apotek bahwa usaha yang menerapkan prinsip laba.
pekerjaan kefarmasian adalah Dengan kata lain, apotek merupakan
pembuatan termasuk pengendalian perwujudan dari praktek kefarmasian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, yang berfungsi melayani kesehatan
pengadaan, penyimpanan dan masyarakat sambil mengambil
pendistribusian atau penyaluran obat, keuntungan secara finansial dari
pengelolaan obat, pelayanan obat transaksi kesehatan tersebut. Kedua
atas resep dokter, pelayanan fungsi tersebut bisa dijalankan secara
informasi obat serta pengembangan beriringan tanpa meninggalkan satu
obat, bahan obat dan obat tradisional. sama lain. Meskipun sesungguhnya
mencari laba, namun apotek tidak
boleh mengesampingkan peran ketersediaan dalam jenis dan jumlah
utamanya dalam melayani kesehatan yang tepat, serta harga yang ekonomis.
masyarakat (Wijayanti, 2014). Dengan demikian pemilihan waktu
Dari pelayanan kefarmasian pengadaan merupakan bagian dari teknis
yang disebut pengadaan adalah suatu pengadaan yang merupakan penentu
usaha atau kegiatan untuk memenuhi utama dari ketersediaan obat dan total
kebutuhan operasional yang telah biaya kesehatan (Pujawati, 2015)
ditetapkan didalam fungsi perencanaan. Beberapa teknik manajemen
Tujuan pengadaan obat adalah untuk untuk meningkatkan efektivitas dan
memenuhi kebutuhan obat di unit efisiensi penggunaan dana dalam
pelayanan kesehatan sesuai dengan pola perencanaan kebutuhan obat adalah
penyakit di wilayah kerja. Pengadaan dengan cara :
obat memiliki tiga syarat penting yang Analisa ABC.
harus dipenuhi, antara lain sesuai Berdasarkan berbagai
rencana, sesuai kemampuan, sistem atau pengamatan dalam pengelolaan obat,
cara pengadaan sesuai ketentuan yang paling banyak ditemukan adalah
(Rosmania, 2015). tingkat konsumsi pertahun hanya
Salah satu metode yang diwakili oleh relatif sejumlah kecil item.
digunakan untuk menganalisa Sebagai contoh, dari pengamatan
pengadaan obat yaitu dengan analisa terhadap pengadaan obat dijumpai
ABC, akan tetapi tidak semua apoteker bahwa sebagian besar dana obat 70%
menggunakan analisa ABC. Analisa digunakan untuk pengadaan, 10% dari
ABC dapat digunakan untuk jenis/item obat yang paling banyak
mengevaluasi aspek ekonomi dari digunakan sedangkan sisanya sekitar
perencanaan pengadaan obat. Dengan 90% jenis/item obat menggunakan dana
analisa ABC dapat di identifikasi obat – sebesar 30%. Oleh karena itu analisa
obat yang memakan biaya besar karena ABC mengelompokkan item obat
penggunaannya banyak atau harganya berdasarkan kebutuhan dananya
mahal, untuk selanjutnya dievaluasi (kemenkes, 2008) Tujuan penelitian ini
lebih lanjut. (Wijayanti&Priyono, 2014) adalah untuk mengetahui gambaran
Pengadaan adalah suatu proses pengadaan obat bebas dan bebas terbatas
kegiatan yang bertujuan agar sediaan pada Apotek Perintis Slawi.
farmasi tersedia dengan jumlah dan jenis
yang sesuai dengan kebutuhan 2. Metode Penelitian
pelayanan. Proses pengadaan meliputi Penelitian dilaksanakan pada Apotek
aspek perencanaan, teknis pengadaan, Perintis Slawi yang dilaksanakan pada
penerimaan, dan penyimpanan 15 oktober 2017 – 10 februari 2018
(Pujawati, 2015) dengan menggunakan mixed method
Pengadaan yang efektif meliputi berupa data kuantitif dengan hasil
suatu proses yang mengatur berbagai analisis ABC dan data kualitatif dengan
cara, teknik, dan kebijakan yang ada hasil wawancara dengan responden.
untuk membuat suatu keputusan 3. Hasil dan Pembahasan
mengenai obat – obatan yang diadakan, Hasil pengelompokan analisa ABC
baik jumlah maupun sumbernya. Hasil penelitan yang didapat dari
Pengadaan dilakukan untuk apotek perintis slawi dapat diketahui
merealisasikan hasil perencanaan. untuk jumlah obat bebas dan bebas
Teknis pengadaan yang efektif. Teknis terbatas yang golongan analgetik non-
pengadaan yang ekonomis, selain narkotik dan saluran nafas sebanyak 47
menjamin persyaratan mutu, keamanan, item obat. Dalam pengadaannya selama
dan kemanfaatan, harus menjamin juga enam bulan dikeluarkan biaya anggaran
dana senilai 16.884.900 dan untuk berisikan nama obat, jumlah obat, harga
kelompok A 11.682.900 dengan obat, bonus atau potongan harga,
presentase kumulatif <70% dari total tanggal kadaluarsa dan tanggal jatuh
biaya keseluruhan. Hal ini berarti obat- tempo. Faktur ini sebagai tanda bukti
obat kelompok A memakan anggaran yang sah dari pihak kreditur mengenai
paling banyak dalam pengadaannya transaksi penjualan. Sedangkan, SP
bukan karena harganya yang mahal saja untuk mencocokan barang yang dipesan
namun juga karena jumlah dengan barang yang dikirim ke apotek.
pemakaiannya cukup banyak dan dapat Pengecekan jumlah item dengan
disimpulkan bahwa obat-obat kelompok permintaan dan sesuaikan dengan faktur.
A benar-benar dibutuhkan dalam Setelah sesuai dengan pesanan,
pelayanan obat OTC untuk pasien di apoteker pengelola apotek atau asisten
apotek perintis slawi sehingga apoteker yang menerima
persediannya harus tetap ada. menandatangani faktur, memberi cap
Kelompok B memakan anggaran dan nama terang serta nomer SIPA
biaya pengadaan senilai 3.475.000 (Surat Izin Pengelola Apotek) apoteker
dengan presentase kumulatif 71-90% sebagai bukti penerimaan. Barang yang
dari total biaya keseluruhan. Jumlah telah diterima langsung diberi harga
obat bebas dan obat bebas terbatas yang yang kemudian dimasukan dalam
masuk dalam kelompok B nilainya gudang dan dicatat dalam kartu stok.
lebih besar dibandingkan dengan Berikut hasil wawancara dengan para
kelompok A, namun lebih sedikit jika informan ;
dibandingkan dengan kelompok C. “SOP nya yang pertama cek
Kelompok C memakan anggaran stok dulu, pertama kebutuhan
biaya pengadaan senilai 1.727.000 secara fiktif kemudian dilihat
dengan presentase 90 - 100% dari total pola penjualannya kemudian
biaya keseluruhan, paling sedikit jika hubungi supiler terus bikin SP
dibandingkan dengan kelompok A dan udah gitu aja” (I1)
B.
Berdasarkan hasil wawancara dengan “Pengadaan obat bebas dan
para informan, diketahui bahwa yang bebas terbatas iya apayah
pertama dilakukan adalah pengecekan dengan cara eee apayah
stok terlebih dahulu untuk pengumpulan apotekernya langsung confirm
data obat yang akan dipesan berdasarkan ke suplier” (I2)
buku defecta. Selanjutnya melihat dari
pola penjualan, pola penjualan disini ” Kalo prosedurnya eeee di cek
yaitu melihat laku atau tidaknya obat dulu barangNya apakah itu
obat bebas dan bebas terbatas yang kosong apa engga, terus kalo
kemudian memesan secara langsung misalkan apayah barang itu
kepada supplier atau menghubunginya laku apa engga baru nanti di
lewat telepon. order kembali kaya gitu terus
Pemesanan atau pengadaan yang ngorder langsung dari
dilakukan oleh apoteker secara langsung ibunya apotekernya”(I3)
dengan menggunakan SP (Surat Rencana pengadaan obat
Pesanan) untuk setiap supplier. SP bebas dan bebas terbatas
dibuat minimal dua rangkap, rangkap Berdasarkan hasil wawancara
satu untuk supplier dan rangkap dua dari informan bahwa di apotek
untuk arsip di apotek. perintis slawi rencana pengadaan
Barang yang datang dicocokan obat OTC (Over The Counter) yang
dengan faktur dan SP, pada faktur pertama adalah melihat pola
penjualan, pola penjualan dilihat Dari hasil penelitian didapatkan
mingguan/bulanan pada kartu stok bahwa proses perencanaan obat
atau melihat hasil penjualan di mengikuti SOP Apotek dengan
komputer sehingga bisa diketahui menggunakan metode konsumsi dan
berapa kebutuhan obat analgetik berdasarkan kasus penyakit. Di apotek
non-narkotik dan obat saluran nafas perintis slawi setiap tahapan kegiatan
yang dibutuhkan dalam pelayanan dibuat suatu prosedur tetap
seminggu/sebulan. Setelah itu atau SOP sebagai kebijakan yang dibuat
menentukan supplier dan oleh PSA, yang merupakan acuan untuk
disesuaikan dengan nego harga. pelaksanaan kegiatan. Hal ini sebanding
Untuk menghindari kekosongan dengan hasil penelitian (Handayani,
obat, maka harus dibuat perencanaan hamzah, dan Saifudin, 2017) dikutip
yang baik. Di apotek perintis slawi dari jurnal perspektif menyatakan bahwa
setiap harinya dilakukan pengecekan proses perencanaan obat mengikuti SOP
terhadap obat – obatan terutama rumah sakit dengan menggunankan
obat-obatan yang fast moving yaitu metode konsumsi berdasarkan kasus
obat yang cepat habis. Apabila ada penyakit. Setiap tahapan kegiatan
obat yang habis atau menjelang pelayanan dibuat suatu prosedur atau
habis maka ditulis dalam buku SOP sebagai kebijakan yang dibuat oleh
defecta kemudian dari buku defecta direktur rumah sakit, yang merupakan
nama-nama obat yang akan dipesan acuan untuk pelaksanaan kegiatan.
diklarifikasikan sesuai dengan PBF- 4. Kesimpulan
nya masing-masing kemudian ditulis Berdasarkan hasil penelitian, maka
dalam SP selanjutnya diserahkan ke dapat digambarkan tentang pengadaan
supllier yang datang atau bisa obat bebas dan bebas terbatas pada
menghubungi distributor secara apotek perintis slawi yaitu pengadaan
langsung melalui telepon. Jika obat pada apotek perintis slawi
pemesanan melalui telepon SP menggunakan metode konsumsi yang
diberikan menyusul pada saat datang dilakukan oleh apoteker dan asisten
barang ke apotek. apoteker. Pengadaan pada apotek
Menentukan jenis, jumlah, perintis slawi dilakukan dari kebutuhan
dan waktu pemesanan obat bebas yang sudah di rencanakan melalui
dan bebas terbatas analisa ABC.
Berdasarkan hasil wawancara 5. Daftar Pustaka
dengan informan satu menyebutkan (1) Astuti,P.S. 2015. Gambaran Peran
untuk menentukan jenisnya itu Apoteker dalam Pelayanan
dilihat dari komputer atau buku Konseling Di Apotek Wilayah
defecta setelah apoteker melihat Kota Medan.Skripsi.Jakarta : UIN
jenis item apa yang kosong Syarif hidayatullah
kemudian memesannya. Buku (2) Badharudin,M. 2015. Gambaran
defecta digunakan untuk mencatat Pengelolaan Persediaan Obat DI
item obat yang akan dipesan kepada Gudanf Farmasi RSUD. Kota
PBF sehinngga kita mengetahui Serayu kabupaten musi. Skripsi,
nama item dan jumlah yang akan UIN Syarif Hidyatullah; Jakarta
dipesan. untuk waktu pemesanannya (3) Ditjen Bina Kefarmasian Dan
(lead time) di apotek perintis slawi Alat Kesehatan Departemen
kebanyakan dua tiga hari barang Kesehatan Republik Indonesia
tersebut sudah sampe maksimal satu (Depkes RI). 2007. Pedoman
minggu. penggunaan obat bebas dan bebas
Pemilihan Jenis Obat terbatas. Jakarta
(4) Handayani,S. 2015. Analisis (13) Pujawati H, 2015. Analisis
Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengadaan Obat Dengan
Persediaan Obat Di Apotek Star Metode ABC Indeks Kritis(studi
Seven Kragilan Boyolali. kasus pengadaan obat Jaminan
UDINUS;Semarang Kesehatan Nasional di Rumah
(5) Handayani Wahyu,T. Hamzah Sakti Panti Rapih Yogyakarta.
Asiah dan Saifudin. 2017. Tesis.Yogyakarta : Fakultas
Analisis Pengelolaan Obat Di Ekonomi Universitas Sanata
RSU. Anuta Pura Palu. Jurnal Dharma
Perspektif.UNHAS;Makasar (14) Rosmania Ayu,S. dan
(6) Hartono P.J. 2011.Analisis Proses Supriyanto,S.2015. Analisis
Perencanaan Kebutuhan Obat pengelolaan obat sebagai dasar
Publik Untuk Pelayanan pengendalian safety stock pada
kesehatan Dasar (PKD) Di stagnant dan stock out obat.
Puskesmas Se Wilayah Kerja Jurnal adm.kesehatan Indonesia
Dinas Kesehatan Kota Vol.3 No 1. UNAIR;Surabaya
Tasikmalaya.Tesis.Semarang : (15) Sugiyono, 2014. Metode
Universitas Dipenegoro Penelitian Kuantitatif Kualitatif
(7) Hasratna1 , Dupai2 , dan R&D. cetakan ke 20,
3
Nurzalamariah.S . 2016. penerbit alfabeta, Bandung
Gambaran Pengelolaan (16) Supriyanto,S. dan
Persediaan Obat Di Instalasi Rosmania,A,F. 2015. Analisis
Farmasi Rumah Sakit Umum Pengelolaan Obat Sebagai Dasar
Daerah Kabupaten Muna. Jurnal. Pengendalian Safety Stock Pada
Muna Stagnant Dan Stock
(8) Oscar Lydianita dan Jauhar OutObat.Jurnal.Surabaya :
Mohammad.Dasar – Dasar Universitas Airlangga
MANAJAMAN (17) Surjanto Didik S.
FARMASI.2016;Jakarta. Wahyudi Suhud. Dan Seraswati
(9) Menteri Kesehatan. 2008. Ari. 2014.Klasifikasi ABC
Lampiran Keputusan Menteri dengan multi kriteria Ng-Model
Kesehatan Untuk Pengendalian Persediaan.
No.1121/Menkes/SK/XII/2008 Jurnal sains dan pomits
(10) Menteri Kesehatan Republik (18) Wijayanti,A. dan
Indonesia (Menkes Priyono,C.2014. Analisa
RI).2014a.Tentang Standar Pengadaan Obat Dengan
Pelayanan Kefarmasian Di Metode analisa ABC di Apotek
Apotek. Nomor 35.Jakarta : Yudhistira.Jurnal IJMS
Menkes RI
(11) Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Menkes
RI).2016.Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek.Nomor 73. Jakarta :
Menkes RI
(12) Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (Menkes
RI).2017.Tentang Apotek.Nomor
9. Jakarta : Menkes RI

S-ar putea să vă placă și